Anda di halaman 1dari 18

Oleh : Ubaidillah Kamal

Pengartian Konsumen

 UUPK No. 8/99 …konsumen adalah setiap orang pemakai barang


dan/atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, balk bagi
kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain maupun makhluk
hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan.
 UU No. 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan
Persaingan Usaha Tidak Sehat. UU ini memuat definisi tentang
konsumen, yaitu setiap pemakai dan atau pengguna barang dan atau
jasa, baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk kepentingan
orang lain.
 Di Republik Rakyat Cina (pasal 2 Beijing Municipal Regulation on
Protection of Consumers' Legal Rights and Interests), konsumen
diartikan sebagai …individuals who obtain, by paying the value
consumer goods (hereafter as commodities) and commercial services
(hereafter as services) for the needs of living.
Lanjutan
 Di Spanyol, pengertian konsumen didefinisikan secara lebih
leas, yaitu: "Any individual or company who is the ultimate
buyer or user of personal or real property, products, services or
activities, regardless oh whether the seller, supplier or producer
is a public or private entity, acting alone or collectively. '°
Konsumen diartikan tidak hanya individu (orang), tetapi juga
suatu perusahaan yang menjadi pembeli atau pemakai terakhir.
konsumen tidak identik dengan pembeli.
 Di Australia, konsurnen diartikan sebagai, "Seseorang yang
memperoleh barang atau jasa tertentu dengan persyaratan
harganya tidak melewati 40.000 dollar Australia." Dalam
rumusan peraturan tersebut dinyatakan, "Where that price
exceeded the prescribed amount, (1) the goods were of a kind
ordinarily acquired for personal, domestic or household use or
consumption or the goods consisted of a commercial road
vehicle, (2) the services were of a kind ordinarily acquired for
personal, domestic or household use or consumption (Trade
PracticesAct 1974).
Simpulan Menurut Ekspert

Hondius menyimpulkan, para ahli hukum pada


umumnya sepakat mengartikan konsumen sebagai,
pemakai produksi terakhir dari benda dan jasa;
(uiteindelijke gebruiker van goederen en diensten);

Konsumen “harus” memenuhi Unsur:


 Setiap orang
 Pemakai;
 Barang dan/atau jasa;
 Yang tersedia dalam masyarakat;
 Bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain;
 Barang dan atau jasa tersebut tidak untuk
diperdagangkan.
Hukum Perlindungan
Konsumen
 Hukum konsumen dan atau hukum
perlindungan konsumen, menurut
Lowe, …rules of law which recognize TUJUAN
the bargaining weakness of the
individual con­sumer and which
ensure that that weakness is not
unfairly ex­ploited. Karena posisi konsumen yang
lemah maka is harus dilindungi
 Az. Nasution, …hukum oleh hukum. Salah satu sifat,
perlindungan konsumen merupakan sekaligus tujuan hukum adalah
bagian dari hukum konsumen yang memberikan perlindungan
me­muat asas-asa atau kaidah kaidah
bersifat mengatur, dan juga (pengayoman) kepada
mengandung sifat yang melindungi masyarakat. Jadi, sebenarnya
kepentingan konsumen. hukum konsumen dan hukum
Sedangkan hukum konsumen perlindungan konsumen adalah
diartikan sebagai keseluruhan asas- dua bidang hukum yang sulit
asas dan kaidah kaidah hukum yang
mengatur hubungan dan masalah dipisahkan dan ditarik batasnya.
antara berbagai pihak satu sama lain
berkaitan dengan barang dan atau
jasa konsumen, di dalam pergaulan
hidup.
Hukum Perlindungan Konsumen dan
Bidang Hukum Lainnya

Dengan demikian, dilihat dari sudut


pandang (objek for­mal), "hukum
konsumen" dapat dibedakan menjadi:
 hukum konsumen keperdataan,
 hukum konsumen pidana,
 hukum konsumen tata negara, dan
 hukum konsumen transnasional.

Hal yang sama juga dapat dibedakan


terhadap "hukum perlindungan
konsumen" menjadi:
 hukum perlindungan konsumen
keperdataan;
 hukum perlindungan konsumen
pidana;
 hukum perlindungan konsumen tata
negara;
 hukum perlindungan konsumen
transnasional.
Hak-Hak Konsumen

Secaraa umum dikenal ada empat hak dasar konsumen,


yaitu:‘
1. hak untuk mendapatkan keamanan (the right to safety);
2. hak untuk mendapatkan informasi (the right to be
informed);
3. hak untuk memilih (the right to choose);
4. hak untuk didengar (the right to he heard).

Empat hak dasar ini diakui secara internasional, yakni


dalam The International Organization of Consumers Union
(IOCU) menambahkan lagi beberapa hak, seperti hak
mendapatkan pendidikan konsumen, hak mendapatkan
ganti kerugian, dan hak mendapatkan lingkungan hidup
yang balk dan sehat
Lanjutan
Lanjutan

1. Hak atas kenyamanan, keamanan, dan

EKSPLISIT
EKSPLISIT
keselamatan;
2. Hak untuk memilih, mendapatkan barang/jasa;
3. Hak atas informasi yang benar, jelas, dan jujur;
4. Hak untuk didengar pendapat dan keluhannya;
5. Hak mendapatkan advokasi, perlindungan
PASAL 4
HUKUM
UUPK
6. Hak mendapat pembina,an & pendidikan
konsumen;
7. Hak untuk diperlakukan tidak diskriminatif;
8. Hak untuk mendapatkan dispensasi/ganti rugi;
IMPLISIT
IMPLISIT

Hak-hak yang diatur dalam ketentuan peraturan


perundang undangan yang lain.
Di samping ITU dalam Pasal 7 JUGA diatur tentang
kewajiban pelaku usaha. Kewajiban dan hak
merupakan antinomi dalam hukum, sehingga
Sejarah Perlindungan
Konsumen

TAHAP PERTAMA (ERA SEBELUM 1920)


Era ini ditandai oleh munculnya kesadaran masyarakat untuk
melakukan gerakan perlindungan konsumen. Pemicunya, histeria
massal akibat cara kerja pabrik pengolahan daging di Amerika Serikat
yang sangat tidak memenuhi syarat syarat kesehatan.

TAHAP KEDUA (1920-1940)


Pada kurun waktu ini DINTANDAI muncul slogan: fair deal, best buy.
4 TAHAP TAHAP KETIGA (1950-1960)
Pada dekade 1950-an BERDIRINYA International Organization
of Consumer Union, diprakarsai oleh wakil gerakan konsumen dari
Amerika Serikat, Inggris, Belanda, Australia, dan Belgia, pada 1 April
1960. Dua tahun kemudian IOCU mengubah namanya menjadi
Consumers International (CI).
TAHAP KEEMPAT (PASCA 1965)
Pasca-1965 sebagai masa pemantapan gerakan perlindungan konsumen,
baik di tingkat regional maupun internasional.
Perlindungan Konsumen di
Indonesia
 Perkembangan baru di bidang
perlindungan konsumen terjadi
setelah pergantian tampuk
YLKI kekuasaan di Indonesia, yaitu
tatkala Undang-Undang Nomor 8
Tahun 1999 tentang Perlindungan
Konsumen (UUPK) disahkan dan
DIDIRIKAN TAHUN 1973 diundangkan pads 20 April 1999
MERUPAKAN
NONGOVERMENTAL  YLKI, punya andil terbesar yang
ORGANIZATION; "memaksa" kehadiran UUPK. Di
samping kuatnya tekanan dari
dunia internasional. Setelah
Motto: melindungi konsumen, Pemerintah RI mengesahkan
Menjaga martabat produsen & Undang-Undang Nomor 7 Tahun
membantu pepemrintah 1994 tentang Agreement
Establishing the World Trade
Organization.
Prinsip-Prinsip Hukum
Perlindungan Konsumen

Kedudukan Konsumen Proses Beracara


 prinsip let the buyer
beware (caveat Small claim
emptor),
 the due care theory,
 the privity of contract,
Class action
 prinsip kontrak bukan
merupakan syarat.
Legal standing
Lanjutan
Lanjutan
 kepentingan dari pihak peng gugat (konsumen) tidak dapat diukur
semata-mata dari nilai uang kerugiannya,
 keyakinan bahwa pintu keadaan seharusnya terbuka bagi siapa
saja, termasuk para konsumen kecil dan miskin,
Small Claim  untuk menjaga integritas badan-badan peradilan.

 Numerosity---jumlah penggugat harus cukup banyak;


 Commonality---class representative;kesamaan hukum dan fakta
 Typicality---class members dan class representative.kesamaan
tuntutan hukum
 Adequacy of representation---class representative (Pasal 23 US
Federal Rule of Civil Procedure )
SYARAT Class Action
 berbentuk badan hukum atau yayasan;
 dalam anggaran dasar---tujuan didirikannya organisasi adalah
untuk kepentingan pelestarian fungsi lingkungan hidup;
 melaksanakan kegiatan sesuai dengan anggaran dasarnya.
(Pasal 38 Undang Undang Nomor 23 Tahun 1997)

Legal Standing
Prinsip Tanggungjawab

UMUM UUPK
 Dua prinsip penting dalam UUPK yang
diakomodasi, adalah tanggung jawab produk dan
tanggung jawab profesional.
 Fault liability atau
liability based on Tanggung jawab produk (product liability)
fault sebenarnya mengacu sebagai tanggung jawab
produsen. Tanggung jawab iini dapat bersifat
 Presumption of kontraktual, atau berdasarkan undan-gundang
yang penekanannya tortious liability.
liability principle; (BW:Pasal 1504. Pasal ini berkaitan dengan Pasal-
 Presumption of pasal 1322, 1473, 1474, 1491, 1504 sampai dengan
1511)
nonliability Dalam UUPK, ketentuan yang mengisyaratkan
principle; adanya tanggung jawab produk tersebut dimuat
dalam Pasal 7 sampai pasal 11.
 Strict liability;
 Limitation of  Tanggung jawab profesional adalah tanggung
jawab hukum (legal liability) dalam hubungan
liability. dengan jasa profesional.
(BW:1601, dan seterusnya, dikenal ada perjanjian
untuk melakukan pekerjaan, perjanjian pemberian
jasa, dan perjanjian perburuhan).
Tempat mengajukan gugatan
 Untuk menentukan tempat
pengajuan gugatan ini ada 3
jenis.
1. Apabila barang tersebut
diketahui pembuatnya maka
kita menggugat produsen
atau pembuat tersebut.
2. Apabila tidak diketahui
pembuatnya maka
pedaganglah yang digugat.
3. Apabila barang impor maka
importirlah yang digugat.
Tempat mengajukan gugatan
lanjutan
 Mengingat pentingnya diketahui
produsennya, apalagi dengan adanya
globalisasi ini,dimana negara tanpa
batas,dan aturannyapun mengikuti
perkembangan ekonomi.
 Untuk country of origin making ini diatur
dalam WTO sejalan dengan ketentuan-
ketentuan GATT
lanjutan
 Dalam artikel IX;2 ditentukan bahwa
necessity of protecting consumers
against fraudulent or misleading
indication

 Dapat dipahami bahwa negara asal


barng perlu diketahui adalah
1. Untuk melindungi konsumen
lanjutan
 Adanya hak konsumen untuk
mengetahui darimana barang
yang dikonsumsi atau digunakan
tersebut berasal.
 Alasan politik

Anda mungkin juga menyukai