BAB II
Hukumnya
1945) , oleh karena itu maka setiap produk yang dihasilkan oleh legislatif harus
tersebut.1
manusia.3
kaidah hukum yang mengatur dan melindungi konsumen dalam hubungan dan
setiap orang pemakai barang dan/atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik
bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, maupun makhluk hidup lain
dari konsumen ini ternyata memang dibuat sejalan dengan pengertian “pelaku
5
Inosentius Samsul, Perlindungan Konsumen, Kemungkinan Penerapan Tanggung Jawab Mutlak,
(Jakarta:Universitas Indonesia, 2004), hlm.131
6
Janus Sidabalok, Hukum Perlindungan Konsumen, (Bandung:PT Citra Aditya Bakti, 2006),
hlm.46.
4
Setiap perseorangan atau badan usaha, baik yang berbentuk badan hukum
maupun bukan badan hukum yang didirikan dan berkedudukan atau melakukan
kegiatan dalam wilayah hukum Negara Republik Indonesia, baik sendiri maupun
Ini berarti tidak hanya para pelaku usaha pabrikan yang menghasilkan
barang dan/atau jasa yang tunduk pada Undang-undang ini, melainkan juga para
Badan Usaha dan Masyarakat yang memanfaatkan barang, jasa, fasilitas atau
Konsumen juga memberikan definisi dari barang dan jasa sebagai berikut :
Barang adalah setiap benda, baik berwujud maupun tidak berwujud, baik
bergerak maupun tiak bergerak, dapat dihabiskan maupun tidak dapat dihabiskan,
oleh konsumen, jasa adalah setiap layanan yang berbentuk pekerjaan atau
Konsumen merupakan pengguna akhir (end user), dari suatu produk yaitu
setiap pemakai barang dan/atau jasa yang tersedia dalam masyarakat baik bagi
kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, maupun makhluk hidup lain dan
akhir atau produsen, atau penyedia atau penjual produk akhir seperti
8
Abdul Rasyid Saliman, et.Al. 2008, Hukum Bisnis Untuk Perusahaan (Teori dan Contoh Kasus)
Edisi 2 Cetakan 4, Kencana Renada Media Group, Jakarta, h.23.
9
Susanti Adi Nugroho, 2008, Proses Penyelesaian Sengketa Konsumen Ditinjau dari Hukum
Acara Serta Kendala Implementasinya, Kencana Prenada Media Group, Jakarta, h.61.
6
dalam Pasal 2 sebelumnya, karena tujuan perlindungan konsumen yang ada itu
pemerintah. Dengan adanya dasar hukum yang telah ditetapkan oleh pemerintah.
dalam hukum bisnis atau hukum dagang karena dalam rangkaian pemenuhan
10
N.H.T Siahaan, 2005, Hukum Konsumen (Perlindungan Konsumen dan Tanggung Jawab
Produk), Panta Rei, Jakarta, h.34.
7
oleh pemerintah setelah selama 20 tahun diperjuangkan. RUU ini sendiri baru
terbalik jika terjadi sengketa antara konsumen dan pelaku usaha. Konsumen yang
hukum di Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK) yang ada di tanah air.
2.1.2. Hak-hak dan Kewajiban Konsumen dalam Perspektif Undang- undang No.8
Secara umum dikenal ada 4 (empat) hak dasar konsumen, yaitu :12
seperti hak mendapatkan pendidikan, hak mendapatkan ganti kerugian dan hak
11
Happy Susanto, 2008, Hak-Hak Konsumen Jika dirugikan, Visimedia, Jakarta, h.20.
12
Ibid
8
Pada era 1960an Negeri Paman Sam cukup beruntung karena gerakan
terjadi pada 15 Maret 1962 tatkala Mantan Presiden Amerika Serikat, John F
meliputi:15
keamanannya;
13
Shidarta, Hukum Perlindungan Konsumen Indonesia (Edisi Revisi 2006), PT.Gramedia
Widiasarana Indonesia, Jakarta, h.44
14
Gunawan Widjaja & Ahmad Yani, Op cit, h.27.
15
Ibid, h.28.
9
4. Pendidikan konsumen;
hak Konsumen disebutkan disusun secara sistematis (mulai dari yang diasumsikan
Konsumen berhak mendapatkan keamanan dari barang dan jasa yang ditawarkan
kepadanya. Produk barang dan jasa itu tidak boleh membahayakan jika
dikonsumsi sehingga konsumen tidak dirugikan baik secara jasmani dan rohani.
adalah pihak yang wajib berhati-hati bukan pelaku usaha. Falsafah yang
disebut let the buyer beware ini mencapai puncaknya pada abad ke-19 seiring
ditinggalkan.
16
Celina Tri Siwi Kristiyanti, 2008, Hukum Perlindungan Konsumen, Sinar Grafika, Jakarta, h.32
17
Ibid
10
Setiap produk yang diperkenalkan kepada konsumen harus disertai informasi yang
gambaran yang keliru atas produk barang dan jasa. Informasi ini dapat
Jika dikaitkan dengan hak konsumen atas keamanan, maka setiap produk yang
petunjuk pemakaian yang jelas. Sebagai contoh, iklan yang secara ideal diartikan
manipulasi data. Jika iklan memuat informasi yang tidak benar, maka perbuatan
Hak yang erat kaitannya dengan hak untuk mendapatkan informasi adalah hak
untuk didengar. Ini disebabkan oleh informasi yang diberikan pihak yang
Untuk itu konsumen berhak mengajukan permintaan informasi lebih lanjut. Dalam
tata krama dan tata cara periklanan Indonesia disebutkan, bila diminta oleh
18
Ibid, ,h.33.
19
Ibid
11
demikian, sekalipun masih berbentuk kode etik akan mengarah kepada langkah
tidak boleh mendapat tekanan dari pihak luar sehingga ia tidak lagi bebas untuk
menentukan produk mana yang akan dibeli. Hak untuk memilih ini erat kaitannya
dengan situasi pasar. Jika seseorang atau suatu golongan diberikan hak monopoli
untuk memproduksi dan memasarkan barang atau jasa, maka besar kemungkinan
konsumen kehilangan hak untuk memilih produk yang satu dengan produk yang
lain.21
5. Hak untuk mendapatkan produk barang dan/atau jasa sesuai dengan nilai tukar
yang diberikan
Dengan hak ini berarti konsumen harus dilindungi dari permainan harga yang
tidak wajar. Dengan kata lain, kuantitas dan kualitas barang dan/atau jasa yang
dikonsumsi harus sesuai dengan nilai uang yang dibayar sebagai penggantinya.
Namun, pelaku usaha dapat saja mendikte pasar dengan menaikkan harga dan
biasanya konsumen terpaksa mencari produk alternatif (bila masih ada), yang
boleh jadi kualitasnya malahan lebih buruk. Akibat tidak berimbangnya posisi
tawar-menawar antara pelaku usaha dan konsumen, maka pihak pertama dapat
20
Ibid, h.35.
21
Ibid, h.36.
12
konsumen.
Jika konsumen merasakan, kuantitas dan kualitas barang dan/atau jasa yang
Hak untuk mendapatkan ganti kerugian harus ditempatkan lebih tinggi daripada
mendapat tanggapan yang layak dari pihak-pihak terkait dalam hubungan hukum
itu.
Hak konsumen atas lingkungan yang baik dan sehat merupakan hak yang diterima
sebagai salah satu hak dasar konsumen oleh berbagai organisasi konsumen di
22
Ibid, h.38
13
dunia. Lingkungan hidup yang baik dan sehat berarti sangat luas dan setiap
meliputi lingkungan hidup dalam arti fisik dan lingkungan nonfisik. Desakan
pemenuhan hak konsumen atas lingkungan hidup yang baik dan sehat makin
langganan atau klien pengusaha lain untuk memajukan usahanya atau memperluas
Walaupun persaingan terjadi antara pelaku usaha, namun dampak dari persaingan
itu selalu dirasakan oleh konsumen. Jika persaingan sehat, konsumen memperoleh
Kerugian itu boleh jadi tidak dirasakan dalam jangka pendek tetapi cepat atau
karena itu, wajar bila masih banyak konsumen yang belum menyadari hak-
haknya. Kesadaran akan hak tidak dapat dipungkiri sejalan dengan kesadaran
23
Ibid, h.39.
14
konsumen tidak selalu harus melewati jenjang pendidikan formal, tetapi dapat
Dari sepuluh butir hak konsumen yang diberikan di atas, terlihat bahwa
paling pokok dan utama dalam perlindungan konsumen. Barang dan/atau jasa
informasi yang benar, jelas dan jujur. Jika terdapat penyimpangan yang
dan/atau jasa;
24
Ibid, h.40.
15
penting di era perdagangan bebas saat ini apalagi terkait dengan perubahan pola
bertatap muka. Salah satu aspek penting dalam hal dan kewajiban para pihak
adalah penyediaan arus informasi yang harus jelas mengenai jaminan atas barang
dan/atau jasa namun tidak meliputi informasi lain yang patut dilindungi oleh
hukum apabila pelaku usaha tidak secara jelas memberikannya kepada konsumen
pihak yang terkait, masyarakat, pelaku usaha dan pemerintahan berdasakan lima
1. Asas manfaat;
2. Asas keseimbangan;
3. Asas keadilan;
keseluruhan.
25
Ahmadi Miru dan Sutarman Yodo, 2008, Hukum Perlindungan Konsumen, PT.Raja
Grafindo Persada, Jakarta, h.5.
17
kepentingannya yang lebih besar dari pihak lain sebagai komponen bangsa dan
Negara.
Kelima asas yang disebutkan dalam pasal tersebut dalam pasal tersebut, bila
keselamatan konsumen;
18
mendapatkan informasi;
2.1.4. Konsepsi tentang Perjanjian Jual Beli antara Pelaku Usaha dengan
perikatan disamping sumber lain, yaitu Undang-undang. Hal ini dapat dilihat
undang.”
yang berisi hak dan kewajiban masing-masing pihak. Menurut Subekti, perikatan
adalah suatu hubungan hukum antara dua pihak, berdasar mana pihak yang satu
berhak menuntut sesuatu dari pihak yang lain, berkewajiban memenuhi itu.26
Dari sudut sifatnya, struktur kaidah hukum dapat dibedakan atas hukum
Hukum memaksa itu adalah hukum yang dalam keadaan konkret tidak dapat
sendiri. Dengan kata lain, hukum yang dalam keadaan bagaimanapun juga harus
mengatur adalah hukum yang dalam keadaan konkret dapat disisihkan oleh
perjanjian yang dibuat oleh kedua belah pihak. Bilamana kedua belah pihak dapat
peraturan hukum yang tercantum dalam pasal yang bersangkutan, tidak perlu
26
Subekti, 2001, Hukum Perjanian, Intermasa, Jakarta, h.50
20
tidak membuat sendiri suatu peraturan atau membuat sendiri suatu peraturan tapi
tidak lengkap.27
Terdapat tiga sumber norma yang ikut mengisi suatu perjanjian, yaitu
semua pejanjian itu harus dilaksanakan dengan itikad baik (Belanda ; tegoeder
trouw, Inggris; in good faith, Perancis; de bonne fot). Norma yang dituliskan di
atas ini merupakan salah satu sendi yang terpenting dari hukum perjanjian.28
Dalam perjanjian jual beli kewajiban-kewajiban pelaku usaha sebagai penjual ada
hukum diperlukan untuk mengalihkan hak milik atas barang yang diperjualbelikan
jaminan yang diberikan oleh penjual kepada pembeli bahwa barang yang dijual
dan diserahkan atau dilever itu sungguh-sungguh miliknya sendiri yang bebas dari
sesuatu beban atau tuntutan dari sesuatu hak apapun. Kewajiban tersebut dalam
yang membuat barang tersebut tidak dapat dipakai oleh pembeli atau mengurangi
tentang apa yang berupa akibat dari suatu perbuatan yang dilakukan
b. Si penjual, dalam hal adanya janji yang sama, jika terjadi suatu
30
Subekti, Op.cit, h.17-18
22
Jika dijanjikan penanggungan atau jika tentang itu tidak ada suatu
penjual :
penggugat asal;
ketentuan yang perlu diperhatikan oleh pembeli yaitu pasal 1503 KUHPerdata
yang berbunyi:
lain, berhenti jika si pembeli telah membiarkan dirinya dihukum menurut suatu
tersembunyi pada barang yang dijualnya yang membuat produk tersebut tidak
pemakaian itu. Jika si penjual sudah mengetahui cacad barang maka penjual
diderita oleh pembeli akibat produk yang cacad tersebut. Dalam hal penjual tidak
harga pembelian dan mengganti kepada si pembeli biaya yang telah dikeluarkan
Elektronik (UU ITE) maupun dalam Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2012
31
Teguh Arifiyadi, 2013, Sertifikasi Pelaku Usaha Online,diakses dari :URL :
www.hukumonline.com , pada tanggal 9 Oktober 2020
24
pihak lain.
Pelaku Usaha adalah setiap orang perorangan atau badan usaha, baik yang
berbentuk badan hukum maupun bukan badan hukum yang didirikan dan
Penyelenggara Transaksi Elektronik oleh Instansi atau oleh pihak lain yang
elektronik :
c. antar Pribadi
peraturan perundang-undangan.
26
2.2.2 Hak-hak dan Kewajiban Pelaku Usaha dalam Perspektif Hukum Indonesia
dengan hak, kewajiban dan tanggung jawab seluruh pihak yang terkait, serta prosedur
keamanan sistem elektronik, tata cara penggunaan perangkat, syarat kontrak, prosedur
tentang Penyelenggaraan Sistem dan Transaksi Elektronik yang bunyinya sebagai berikut
menyediakan informasi yang lengkap dan benar berkaitan dengan syarat kontrak,
atau iklan;
mengembalikan barang yang dikirim apabila tidak sesuai dengan perjanjian atau
4. Pelaku Usaha wajib menyampaikan informasi mengenai barang yang telah dikirim;
27
b. memberikan informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai kondisi dan
c. Meperlakukan atau melayani konsumen secara benar dan jujur serta tidak
diskriminatif;
yang berlaku;
barang dan/atau jasa tertentu serta memberi jaminan dan/atau garansi atas
diperdagangkan;
dan/atau jasa yang diterima atau dimanfaatkan tidak sesuai dengan perjanjian.
28
yang termasuk konsumen yang dimaksud adalah konsumen akhir dan bukan
pelaku usaha adalah pihak penyedia barang dan/atau jasa di Internet yang
merupakan orang perorangan atau badan usaha berbentuk hukum ataupun tidak,
didirikan dan berkedudukan didalam wilayah hukum Negara RI atau didirikan dan
tersebut penting untuk memahami wilayah kerja dari para pelaku usaha yang
dilaksanakan dalam rangka jual beli. Jual beli sesuai pasal 1457 KUHPerdata
adalah suatu perjanian dengan mana pihak yang satu mengikatkan dirinya untuk
menyerahkan suatu kebendaan dan pihak yang lain untuk membayar harga yang
telah dijanjikan. Unsur-unsur jual beli tersebut berupa perjanjian, penjual dan
dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang lain
atau lebih. Untuk sahnya suatu perjanjian diperlukan empat syarat, sesuai Pasal
membuat suatu perikatan. suatu hal tertentu. suatu sebab yang halal. Tiap-tiap
perikatan adalah untuk memberikan sesuatu, untuk berbuat sesuatu, atau untuk
tidak berbuat sesuatu. Semua perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai
Pembatasan itu antara lain bahwa sutau perjanjian harus dilaksanakan dengan
itikad baik (Pasal 1338 ayat (3) KUHPerdata). Suatu perjanjian tidak boleh
Langsung
(Privity
contract)
Jasa Professional liability
Hubungan Pelaku
Usaha Dengan
Konsumen
Strict liability
Tidak langsung (no
privity contract)
Barang
Produk liability
memadukan jaringan dari sistem informasi yang berbasis komputer dengan sistem
komunikasi yang berdasarkan jaringan dan jasa telekomunikasi. Hubungan hukum tidak
hanya antara pelaku usaha dengan konsumen saja tetapi juga antara pihak-pihak dibawah
ini :
1. Business to Business
31
Transaksi yang terjadi antara perusahaan (pelaku usaha dan konsumennya adalah
perusahaan bukan perorangan). Biasanya antara mereka telah saling mengetahui satu
sama lain dan sudah terjalin hubungan yang sudah cukup lama. Pertukaran informasi
hanya berlangsung di antara mereka dan pertukaran informasi itu didasarkan pada
2. Business to Customer
Contohnya tokobagus.com sebuah situs e-commerce yang besar dan terkenal di Indonesia
dan amazone.com sebuah situs e-commerce yang besar dan terkenal di dunia. Pada jenis
ini transaksi disebarkan secara umum dan konsumen yang berinisiatif melakukan
transaksi. Pelaku usaha harus siap menerima respon dari konsumen tersebut. Biasanya
sistem yang digunakan adalah sistem web karena sistem ini yang sudah umum dipakai
dikalangan masyarakat.
3. Customer to Customer
Transaksi ini terjadi dimana individu saling menjual barang satu sama lain.
4. Customer to Business
5. Customer to Government
2.2.4 Perbuatan yang dilarang bagi Pelaku Usaha dalam Kegiatan Bisnis
a. tidak memenuhi atau tidak sesuai dengan standar yang dipersyaratkan dan
b. tidak sesuai dengan berat bersih, isi bersih atau netto, dan jumlah dalam
hitungan sebagaimana yang dinyatakan dalam label atau etiket barang tersebut;
c. tidak sesuai dengan ukuran, takaran, timbangan dan jumlah dalam hitungan
jasa tersebut;
f. tidak sesuai dengan janji yang dinyatakan dalam label, etiket, keterangan, iklan
i. tidak memasang label atau membuat penjelasan barang yang memuat nama
barang, ukuran, berat/isi bersih atau netto, komposisi, aturan pakai, tanggal
pembuatan, akibat sampingan, nama dan alamat pelaku usaha serta keterangan
Pada setiap bidang usaha memiliki aturan tersendiri, sebagai contoh usaha
1996 tentang Pangan. Bidang usaha yang dilakukan secara online juga tuduk
Elektronik (ITE). Pelaku usaha selain wajib tunduk pada aturan-aturan yang
berlaku juga wajib memiliki itikad baik dalam menjalankan suatu usaha. Segala
terdapat dalam ayat (2) dan (3) yang melarang pelaku usaha memperdagangkan
barang, sediaan farmasi dan pangan yang rusak (sudah tidak sempurna lagi), cacat
(kekurangan yang menyebabkan nilai atau mutunya kurang baik atau kurang
sempurna) atau bekas (sudah pernah dipakai) dan tercemar (rusak) tanpa
Kesehatan. Untuk kedua bidang ini berlaku asas lex specialis derogate lege
generalis yang artinya peraturan yang khusus mengalahkan peraturan yang umum.
34
kewajiban yang dapat dilaksanakan dan ditegakkan oleh pihak dalam hubungan
yang diakui secara hukum. Berbeda dengan istilah lain untuk bahasa hukum yang
pemilik website atau situs sebagai pemberi informasi. Pembaca suatu situs
dianggap secara otomatis menerima syarat dan ketentuan yang berlaku pada situs
Pembaca suatu situs dianggap secara otomatis menerima syarat dan ketentuan
or used on the site. For instance, you might include a disclaimer that states that
all information was current at the time it was published, but may no longer be
and it is the duty of the reader to make sure to check for any updates. Disclaimers
32
Diana kusuma sari, Op.cit.
35
are often included in the terms of use or terms and conditions of a site. Common
detail certain elements of your disclaimer separately so they really stand out for
readers..”.33
dalam sebuah situs. Misalnya, pembaca mungkin masuk dalam sebuah disclaimer
merupakan informasi terbaru , tetapi mungkin juga sudah lama dan hal tersebut
atau terms and conditions sebuah situs. Disclaimer pada umumnya meliputi
syarat-syarat yang merupakan metode yang diterima oleh pembaca dalam hal
berurusan dengan pemilik situs tersebut, merupakan hal yang baik untuk merinci
pembaca .
Lebih lanjut Richard A. Chapo dalam artikel elektronik tersebut juga menyatakan
bahwa :
“...Can‟t use the disclaimers for anything, If you offer a weight loss product on
your site and then include a disclaimer that says it hasn‟t been proven to help
33
Richard A. Chapo, 2012, Disclaimer For Website, diakses dari : URL :
www.socalinternetlawyer.com, pada tanggal 19 Mei 2021.
36
people lose weight, the disclaimer is not going to keep you from being sued or
potentially found liable. That being said, a court may give it credence, so it is
worth a shot. Any belief that you can use disclaimers to prevent lawsuits,
however, is simply not true. Disclaimers tend to carry more weight if the users of
the site actually affirmatively agree to them. This means they must click a box
that says “I have read the terms of use and expressly agree to them.” The
reason for this is such affirmative acceptance makes it easier to argue the terms
Dapat diketahui bahwa pelaku usaha pemilik situs tidak bisa menggunakan
disclaimer tersebut untuk hal apapun , sebagai contoh jika pemilik situs
orang menurunkan berat badan , disclaimer tidak akan melindungi pemilik situs
untuk tidak digugat atau berpotensi untuk diminta bertanggung jawab. Pengadilan
bagi pemilik situs bahwa disclaimer digunakan untuk mencegah tuntutan hukum,
merupakan hal yang keliru. Disclaimer cenderung mengikat lebih berat jika
persetujuan yang membuat lebih mudah untuk berpendapat bahwa syarat tersebut
34
Ibid
37
Dalam artikel yang dibuat SEQ Legal LLP sebuah website generator jasa
antara lain:
a licence of the copyright in the website (and restrictions on what may be done
with the material on the website); a disclaimer of liability (which gives the
specifying the applicable law and the jurisdiction in which disputes will be
Dapat dijelaskan bahwa suatu dokumen disclaimer yang dibuat oleh SEQ
Legal LLP sebuah website generator dibagi menjadi beberapa bagian seperti
lisensi hak cipta di website (pembatasan pada apa yang dapat dilakukan dengan
klausul yang menentukan hukum yang berlaku dan yurisdiksi di mana perselisihan
disclaimer yang ada di dalam situs internet (website) yang tidak dapat
yang dikenal dalam bahasa Belanda yaitu “standaard contract” atau “standaard
sebagai :
“The terms of many contracts are set out in printed standard forms which are
used for all contracts of the same kind and are only varied so far as the
yang menyebutkan bahwa klausula baku tersebut disiapkan terlebih dahulu oleh
pelaku usaha dan dituangkan dalam suatu dokumen dan/atau perjanjian yang
mengikat dan wajib dipenuhi konsumen. Dalam situs internet (website) bentuk
klausula baku ditampilkan secara digital, berbeda dengan klausula baku yang
36
G.H Treitel, 1995, The law of contract, 9 th Edition , Sweet & Maxwell Ltd, London, h.196
39
dalam bentuk disclaimer dalam website, dalam kontrak standar di dunia nyata
juga dikenal Wiver Clause dan Indemnity Clause yang sama-sama berkaitan
dengan tanggung jawab. Klausula Wiver (Wiver Clause) yaitu merupakan surat
pernyataan yang dibuat secara resmi untuk melepaskan tuntutan. Wiver clause
juga terdiri dari pasal dalam kontrak yang memuat kehendak salah satu atau para
pihak untuk melepaskan hak untuk melakukan sesuatu atau untuk menuntut atas
suatu klaim tertentu yang dapat terbit dari kontrak. Wiver Clause disebut juga
karena itu untuk mencegah agar tidak terjadi penafsiran yang demikian dibuatlah
Waiver merupakan :
sukarela atas hak, melakukan mendukung kesimpulan bahwa hak tertentu telah
dilepaskan. Selain waiver clause juga dikenal indemnity Clause, di Indonesia juga
37
Farlex, 2013, Waiver, diakses dari URL : http:// www. Legal-dictionary.com, pada tanggal 29
November 2020
40
merupakan sebuah dokumen yang dikeluarkan oleh penerbitnya kepada pihak lain
generally to prevent loss or compensate for a loss which may occur as a result of
a specified event.38
antara dua pihak kontrak umumnya untuk mencegah kerugian atau kompensasi
untuk kerugian yang mungkin terjadi sebagai akibat dari peristiwa tertentu. Dalam
prakteknya, karakteristik indemnity berupa ganti kerugian oleh pihak ketiga yang
38
Simone Selkirk dan Garrett Williams, 2011, Indemnity clauses in commercial contracts,
diakses dari URL : http://www.lexology.com, pada tanggal 29 November 2020.
41
berdasarkan nilai/harga pada saat sesaat sebelum terjadi peristiwa klaim, kecuali
dalam asuransi jiwa dan kecelakaan diri jumlah klaim yang akan dibayarkan telah
membebaskan diri sendiri dari tanggung jawab banyak ditemukan dalam website
merupakan penyerahan secara sukarela atas hak dalam kontrak yang diketahui
oleh para pihak dan Indemnity clause menyatakan pengalihan tanggung jawab
dimana tanggung jawab tersebut dialihkan kepada pihak ketiga seperti contohnya
yang berisikan suatu informasi tertentu. Website juga dapat diartikan kumpulan
dari web pages mengenai hal atau organisasi ternetu. Web page adalah tampilan
sebuah halaman di internet yang memiliki alamat tertentu dimana alamat itu tidak
ada yang sama satu dengan yang lain. 39 Jenis-jenis website berdasarkan sifatnya
39
Edmon Makarim, 2004, Kompilasi Hukum Telematika, PT.Raja Grafindo Persada, Jakarta,
h.268
42
dibagi menjadi dua, yaitu website Dinamis dan website statis.40 Website dinamis
merupakan website yang contentnya dapat berubah setiap saat. website dinamis
adalah Content Management System. Dengan adanya CMS ini, siapapun yang
sangat mudah.website statis merupakan website yang jarang sekali dirubah karena
website company profile dan website profil organisasi. Website statis seringkali
juga berfungsi hanya sebagai brosur atau kartu nama digital perusahaan.41
Internet dan website merupakan dua hal yang berbeda. Sebuah website
musik, video, database dan software) yang merupakan obyek perlindungan hak
cipta, elemen lainnya yang dapat ditemukan didalam website yaitu logo, nama
usaha, brand/nama produk/nama jasa, symbol, slogan, nama domain dan fitur-fitur
dengan teknologi web misalnya search engines, sistem online shopping dan
sistem navigasi.
diupload ke dalam internet, website dirancang dalam suatu HTML Editor. Editor
40
Matt Junior, 2013, Mengenal Jenis-jenis website, diakses dari : URL :
http://www.mattjunior.com, pada tanggal 19 Juni 2021
41
Ibid
43
Rancangan website yang dibuat dalam bentuk HTML Editor itu adalah program
komputer. Dengan demikian secara keseluruhan website itu dilindungi oleh Hak
Cipta. Didalam sebuah website terdapat beberapa Hak Cipta selain Hak Cipta atas
tulisan artikel dan program komputer di website tersebut, juga terdapat Hak Cipta
atas desain dalam website dan juga Hak Cipta atas typographical arrangement
modern yang memerlukan segala sesuatu aktivitas yang serba cepat, efisien.
terutama masalah Hak Cipta. Sebuah website terdiri dari informasi, berita, karya-
sebagaimana yang diatur dalam Undang-undang No. 19 Tahun 2002 tentang Hak
Kekayaan Intelektual (Ditjen HKI) baik desain website maupun isi (konten)
website, dari publikasi dan perbanyakan oleh pihak lain tanpa izin pemegang hak
cipta. Perlindungan hak cipta diperoleh pencipta atau penerima hak, sepanjang
desain dan konten website tersebut merupakan hasil karya yang original. Suatu
disclaimer dalam website merupakan bagian dari hak cipta dari website tersebut
44
karena program komputer, karya tulis yang diterbitkan dan ciptaan-ciptaan lain
ruang lingkup cyberspace dalam sistem Hukum Indonesia dilihat dari pengertian
atas hak cipta yang termuat dalam Pasal 1 angka 1 dan 3 Undang-undang Hak
“Hak Cipta adalah Hak eksklusif bagi Pencipta atau penerima hak untuk
terdapat di media internet. Pengalihan atas hak cipta dapat dilakukan agar
pihak lain selain pencipta dapat menikmati manfaat dari suatu karya cipta.
(economic rights) saja, sedangkan hak moralnya (moral right) tidak dapat
dialihkan, karen ahak moral tidak pernah lepas dari pencipta, sekalipun
Berikut ini beberapa contoh pelanggaran Hak Cipta dalam suatu situs
42
Anne Fitzgerald, 1999, Intelectual Property, LBC Information Services, NSW, Sydney, h.62
43
Am Badar, 2009, Perlindungan HKI di Jaringan Internet, diakses dari : URL :
http://www.kompasiana.com pada tanggal 8 Agustus 2021.
45
terkenal yang berisikan lagu-lagu dan liriknya, foto dan cover album
Akan tetapi, saat ini kenyataannya share (membagi) suatu berita oleh
website berita sudah merupakan sebuah nilai yang akan menaikan jumlah
kunjungan ke website berita itu sendiri, yang secara tidak langsung share berita
ini akan menaikan page rank website dan mendatangkan pemasang iklan bagi
website berita itu sendiri. Maka dalam kasus ini, Hak Cipta sebuah berita telah
diizinkan oleh pemilik website berita untuk di share melalui media-media lain
asalkan sumber resmi berita tersebut dicantumkan. Hal ini sesuai dengan Pasal 14
(berita yang diumumkan dalam waktu 1 x 24 jam sejak pertama kali diumumkan)
baik seluruhnya maupun sebagian dari kantor berita, Lembaga Penyiaran, dan
Surat Kabar atau sumber sejenis lain, dengan ketentuan sumbernya harus
ketentuan ini sudah mengakomodasi secara kontrol teknologi. Ini berarti untuk
teknik deskripsi dan enkripsi yang digunakan untuk melindungi hak cipta.
teknologi baru yang dapat mencegah upaya pembajakan oleh mereka yang tidak
membutuhkan perpaduan dari semua faktor itu, sehingga ini diharapkan dapat
membentuk sistem hukum proteksi hak cipta di Internet yang semakin terpercaya
dan dapat diandalkan. Dengan adanya proteksi yang tegas mengenai hak cipta
tersebut tentu saja tindakan semena-mena para pelaku usaha pemilik website
dalam meng-copy suatu ciptaan atau isi dari website lain dan menyebarkan dalam
2.3.4 Perbedaan antara situs Internet (website) dan blog (web log)
peran penting di dunia maya. Blog adalah kependekan dari Weblog, istilah yang
pertama kali digunakan oleh Jorn Barger pada bulan Desember 1997. Para
mudah dikenali berdasarkan topik apa yang disukai, apa tanggapan terhadap link-
link yang di pilih dan isu-isu didalamnya. Oleh karena itu Blog bersifat sangat
47
personal. Blogger adalah objek pelaku dari sebuah blog, dengan kata lain Blogger
(terlepas dari aksi google yang membeli domain blogger.com untuk layanan
dalam world wide web (www) di Internet. Sebuah halaman website adalah
dokumen yang ditulis dalam format HTML (Hyper Text Markup Language), yang
hampir selalu bisa diakses melalui HTTP, yaitu protokol yang menyampaikan
informasi dari server website untuk ditampilkan kepada para pemakai melalui
Perbedaan antara website dengan blog lebih terperinci dapat dilihat dari
website biasanya
Homepage statis. isi dasar Dipenuhi
menjelaskan yang terbaru dengan
sampai terlama
berbagai
produk dipengaruhi
Tidak yang ditawarkan oleh Sebagian besar dianggap aktif
oleh hal-hal
menawarkan pengunjung
memblok komentar
berupa opsi untuk
berkomentar, menyukai,
kepentingan bisnis, sangat menjaga sekali profesional dari website yang akan
49
digunakan untuk memasarkan usahanya tersebut. Bila URL dari web bisnis kita
hal seperti : disangka tidak serius dalam mengelola bisnis, usahanya hanya fiktif
dan hanya menipu saja karena web-nya gratisan, menimbulkan keraguan bagi
calon konsumen yang akan membeli produk yang ditampilkan di website. Jika
menggunakan domain dan hosting berbayar seperti .com .net .biz, kita akan
dianggap serius dalam mengelola bisnis yang kita lakukan sehingga konsumen
tidak ragu-ragu dalam mentransfer uang untuk membeli produk yang ditawarkan.
konsumen lebih percaya pada website yang dikelola dengan serius (bukan
gratisan). Bahkan untuk kebutuhan sebagai contoh pada online shop, walaupun
memiliki blog untuk memperlihatkan foto produk yang dijual, tetapi pihak online
BAB III
disingkat (www) adalah suatu ruang teknologi informasi yang digunakan oleh
dan informasi dapat digunakan secara bersama diseluruh dunia berkat adanya
yang tersimpan di server web dan tersebar di lima benua termasuk Indonesia yang
ini disimpan dan dibuat dalam format HTML (Hypertext Markup Language).
umum (seperti surat, telegraf dan telepon) dan penyiaran menjadi satu media telah
dalam bahasa Indonesia dengan istilah “dunia maya” Dunia maya telah mengubah
lamaran kerja berkirim foto, mencari informasi secara praktis tanpa haru membeli
Koran dan berjalan-jalan ke luar rumah , melakukan pembicaraan jarak jauh tidak
ubahnya seperti sedang bertelepon, mengambil uang dari bank, membuat desain
dilengkapi dengan kamera) dan masih banyak lagi. Praktis pada saat ini hamper
semua kegiatan yang dapat dilakukan di dunia nyata (real world) dapat dilakukan
di dunia maya. Bahkan di dunia maya orang telah melakukan berbagai tindakan
kejahatan yang justru tidak dapat dilakukan di dunia nyata. Budaya internet
internasional.
baik itu website yang menyediakan layanan informasi maupun layanan jual beli
jawab tersebut yang diciptakan oleh pemilik situs sebagai pelaku usaha dengan
tujuan agar supaya jelas bagi para pihak akan batas-batas dari tanggung jawab
masing-masing pihak. Namun hal tersebut sangat penting untuk diperhatikan yaitu
kepatuhan yang berlaku pada hukum yang dipilih oleh para pihak untuk
kerugian yang harus dibayarkan oleh pihak yang satu kepada pihak yang lainnya,
apabila timbul sengketa.Dengan demikian para pihak sudah sejak dini mengetahui
itu website penyedia layanan informasi elektronik maupun transaksi jual beli
pihak pelaku usaha pemilik situs mencantumkan suatu klausula eksemsi yang
disebut disclaimer tersebut yang mana letaknya di dalam website tidak langsung
website. Biasanya disclaimer dari suatu situs terdapat dibagian bawah tampilan
situs yang penulisannya menggunakan ukuran font lebih kecil daripada tulisan
utama dari situs tersebut dan ada juga situs yang langsung menggabungkan
disclaimer didalam suatu term and condition suatu situs internet. Dari segi isinya,
45
Ibid
53
Indonesia, namun juga ditemukan di beberapa website yang berasal dari luar
negeri. Namun isinya berbeda-beda disetiap website. Menurut kutipan artikel yang
“Adding a disclaimer to your website is essential. It won‟t cover you for every
eventuality but helps protecting your organisation and restrict liability. It‟s your
way of stating the terms under which people access and use your information,
explaining your obligations and theirs. Disclaimers are sometimes called „Terms
of Use‟ and may incorporate a privacy policy.It‟s important that disclaimers are
obvious and visible, ideally on every page of your site, typically at the bottom of a
page. If people can‟t find it, they won‟t read it and it may not offer you the
expressly agree to these terms (e.g. by clicking an “I agree” button) but this is
rarely done in practice. Be explicit about the purpose and implications of the
disclaimer”.46
pada website adalah penting. Disclaimer tidak akan melindungi pemilik situs
bagi pihak yang mengakses dan menggunakan informasi dari pemilik situs ,
46
Simon Davey, 2011, Website disclaimers , diakses dari :
URL:http://www.ictknowledgebase.org.uk, pada tanggal 17 Juni 2021
54
dalam ' Terms of Use ' dan privasi policy. Hal ini penting bahwa disclaimer yang
jelas dan terlihat, idealnya pada setiap halaman website , biasanya di bagian
bawah halaman. Jika orang tidak dapat menemukannya, mereka tidak akan
Idealnya , dari perspektif hukum , pengguna harus diminta untuk tegas menyetujui
persyaratan ( misalnya dengan mengklik tombol " Saya setuju ") , tetapi hal ini
jarang dilakukan dalam praktek. Menjadi jelas mengenai tujuan dan implikasi dari
disclaimer tersebut”).
dibagian bawah homepage website dan konsumen harus meng- klik terlebih untuk
Simon Davey dalam artikel tersebut juga menjelaskan bahwa suatu disclaimer di
“This disclaimer governs your use of our website; by using our website, you
accept this disclaimer in full. If you disagree with any part of this disclaimer, do
not use our website. We reserve the right to modify these terms at any time. You
should therefore check periodically for changes. By using this site after we
post any changes, you agree to accept those changes, whether or not you have
reviewed them.”47
. Jika pengguna tidak setuju dengan setiap bagian dari disclaimer ini , jangan
gunakan website ini . Pemilik situs berhak untuk mengubah ketentuan ini setiap
saat . Oleh karena itu Anda harus memeriksa secara berkala untuk perubahan .
Dengan menggunakan situs ini setelah kita posting perubahan apapun , Anda
setuju untuk menerima perubahan tersebut , walaupun anda telah atau belum
tanggung jawab disebut juga exemption clauses adalah dilarang hal ini tercantum
dalam salah satu Undang-undang di Inggris The Unfair Contract terms Act (1977)
perjanjian standar dalam kontrak bisnis dan kontrak elektronik dan termasuk
47
Ibid
58
jawab (disclaimer) didalam suatu situs internet. UCTA juga bertujuan untuk
melindungi konsumen dari perilaku pelaku usaha yang ingin melepaskan diri dari
tanggung jawabnya. The Unfair Contract terms Act (1977) menjelaskan bahwa :
involving land, those for insurance, and those affecting the formation or
form contract if they are reasonable. It is not possible to use exemption clauses to
escape liability in the case of bodily harm or death due to negligence. Exemption
clauses are automatically void if they contain a clause exempting from liability in
Klausul pembebasan hanya dapat dimasukkan dalam kontrak tertulis jika mereka
wajar. Hal ini tidak mungkin untuk menggunakan klausul pengecualian untuk
melarikan diri tanggung jawab dalam kasus cedera tubuh atau kematian akibat
klausul pembebasan dari kewajiban dalam kasus cedera atau kematian karena
kelalaian;
Dalam Bab 3 mengenai Exemption Clauses and Unfair Terms dalam Pasal
Section 13 (1), which states: To the extent that this part of this Act prevents the
onerous conditions;
Jadi, bagian dari The Unfair Contract terms Act (1977) mencegah
atau subjek penegakan hukum untuk kondisi membatasi atau berat, tidak termasuk
atau membatasi hak atau upaya hukum sehubungan dengan tanggung jawab, atau
mengejar semua hak dan perbaikan tersebut dan tidak termasuk atau membatasi
tahun 1999 ini ada beberapa kriteria yang dapat dipakai untuk mengukur unfair
terms, akibat hukum bagi konsumen dari penggunaan unfair terms oleh pelaku
parties‟ rights and obligations under the contract, to the detriment of the
adil jika bertentangan dengan kebutuhan itikad baik, hal itu menyebabkan
ketidakseimbangan yang signifikan dalam hak dan kewajiban para pihak dalam
terlebih dahulu.
Akibat hukum bagi bisnis online yang mencantumkan unfair terms juga
menyebutkan :
a consumer is not bound by a term which is unfair. The rest of the contract is
term has been drawn up for general use, the United Kingdom Office of Fair
Trading (UK OFT) can seek an undertaking or apply for aninjunction to stop
Dijelaskan bahwa konsumen tidak terikat oleh sebuah klausula yang tidak adil.
Klausula dalam kontrak yang mengikat jika tidak ada klausula yang tidak adil
didalamnya, dimana jika istilah tersebut telah dibuat untuk pernyataan umum,
61
United Kingdom Office of Fair Trading (UK OFT) dapat mengambil suatu usaha
hukum disebutkan secara tegas dalam Penjelasan UUD 1945 (setelah amandemen)
yaitu pasal 1 ayat (3); “Indonesia ialah negara yang berdasar atas hukum
sebagaimana yang termuat dalam alinea keempat Pembukaan UUD 1945, yaitu;
baik secara aktif maupun pasif, secara aktif sebagai upaya menciptakan suatu
48
Abdul Manan, 2005, Apek-aspek Pengubah Hukum, Kencana , Jakarta, h. 23
62
“Hukum yang berlaku atau hukum positif. Jadi, kita berpikir antara lain tentang
hukum kodrat atau sistem-sistem hukum ideal yang mungkin saja dapat dipikirkan
sebagai berlaku. Hukum yang dibicarakan disini adalah hukum dengannya kita
“Keseluruhan dari aturan-aturan hukum, baik yang dibuat oleh Negara maupun
yang hidup dan berkembang dalam masyarakat dengan tujuan untuk melindungi
kepentingan masyarakat”50
oleh masyarakat agar tercapai kehidupan yang tertib, aman, damai dan tentram.
Hukum juga sebagai sarana penegak keadilan dan sarana pendidikan masyarakat.
undangan lain yang lebih tinggi tingkatannya Dalam pasal 7 ayat (1) Undang-
49
Arief Sidharta, 2009, Meuwissen Tentang Pengembangan Hukum, Ilmu Hukum, Teori Hukum
dan Filsafat Hukum, Refika Aditama, Bandung, h.35.
50
Ibid h.26
63
dijadikan asas-asas, sesuai dengan yang dkemukakan Montesquie antara lain :51
c. Hukum hendaknya membatasi diri pada hal-hal yang riil dan actual,
rata-rata;
benar-benar diperlukan;
51
Yuliandri. Op.cit, h.128
64
perlu dan tdak adil hanya akan membawa seluruh sistem perundang-
Negara.
bahwa
“Law secures social cohesion and orderly social change by balancing conflicting
the common conditions of social life) and public (specifically the interest of the
state)”.52
(kepentingan pribadi warga negara), sosial (yang timbul dari kondisi umum
52
Roger Catterrell, 1984, The Sociology of Law : An Introduction, Butterworths, London, h.76.
65
terpenuhi. Hukum adalah suatu aturan yang sengaja diciptakan oleh masyarakat
agar tercapai kehidupan yang tertib, aman, damai dan tenteram. Hukum bisnis
adalah bagian dari hukum privat, hal ini dikemukakan oleh Peter Mahmud
Marzuki :53
“Business law is the body of law that governs business transactions. The word
business denotes an activity that generates profit. Non profit activity is not
activities that generate profit. Business law, therefore, belongs to private law
keuntungan. Kegiatan non profit bukan bisnis, melainkan adalah amal. Akibatnya,
Hukum bisnis, oleh karena itu, milik hukum privat bukan hukum publik).
“The criteria which Fuller argues must be in order for something which can truly
and finally, congruence between official action and the declared rule”.
53
Peter Mahmud Marzuki, 2011, An Introducation To Indonesian Law, Setara Pers, Malang,
p.219.
54
Ian Mcleod, 2003, Legal Theory, Queen Mary Centre for Commercial Law Studies, University
of London, h. 105.
66
agar dapat disebut sistem hukum yang ada adalah umum, perundangan, non-
keteguhan melalui waktu dan akhirnya, kesesuaian resmi tindakan dan aturan
yang terdapat dalam situs internet, harus ada aturan untuk kriteria pencantuman
suatu disclaimer didalam suatu situs internet agar tidak menguntungkan pihak
pelaku usaha pemilik situs saja namun juga harus melindungi hak-hak dari pada
generali) mengenai dunia internet diatur dalam undang nomor 11 tahun 2008
terbatas, karena Undang-undang ini hanya berlaku terhadap subyek hukum yang
bahwa pelaku usaha yang berdomisili di luar yurisdiksi hukum Indonesia tidak
Negara asing.
klausula baku diatur dalam Pasal 1 angka 10 dijelaskan bahwa yang dimaksud
67
dengan klausula baku adalah setiap aturan atau ketentuan dan syarat-syarat yang
telah dipersiapkan dan ditetapkan terlebih dahulu secara sepihak pleh pelaku
usaha yang dituangkan dalam suatu dokumen dan/atau perjanjian yang mengikat
dan wajib dipenuhi oleh konsumen. Dalam penjelasan pasal 18 ayat (1) UU No.8
(1). Pelaku usaha dalam menawarkan barang dan/atau jasa yang ditujukan untuk
uang yang dibayarkan atas barang dan/atau jasa yang dibeli oleh
konsumen;
f. memberi hak kepada pelaku usaha untuk mengurangi manfaat jasa atau
mengurangi harta kekayaan konsumen yang menjadi objek jual beli jasa;
sepihak oleh pelaku usaha dalam masa konsumen memanfaatkan jasa yang
dibelinya;
(2) Pelaku usaha dilarang mencantumkan klausula baku yang letak atau
bentuknya sulit terlihat atau tidak dapat dibaca secara jelas, atau yang
(3) Setiap klausula baku yang telah ditetapkan pelaku usaha pada dokumen atau
(4) Pelaku usaha wajib menyesuaikan klausula baku yang bertentangan dengan
undang-undang ini.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka setiap perjanjian dalam hal hubungan antara
(ketentuan yang terpisah) maka yang batal demi hukum hanyalah klausula yang
“ a provision in a contract that attempts to relieve one party‟s liability for the
sendiri.
maka untuk mengatasi persoalan tersebut langkah pertama yang penting adalah
bahwa UU ITE berlaku untuk setiap perbuatan subyek hukum yang menimbulkan
55
N.H.T. Siahaan, 2005, Hukum Konsumen, Perlindungan Konsumen dan Tanggung jawab
produk, Panta Rei, Jakarta, h.17
70
Tujuan dari pembentukan UU ITE tercermin dari Pasal 4 UU ITE, yaitu untuk:
dunia;
e. Memberikan rasa aman, keadilan, dan kepastian hukum bagi pengguna dan
menyediakan informasi yang lengkap dan benar berkaitan dengan syarat kontrak,
yang sangat merugikan konsumen. Salah satu contoh adalah kasus situs palsu
yang dungkap oleh Petrus Reinhard Goles, Kepala Unit Cyber Crime Mabes Polri.
Dalam kasus tersebut terungkap bahwa Chumpon Korp Phaibun, seorang Warga
71
dengan sarana situs tersebut Chumpon membeli sebuat jet ski seharga $19.520
(Sembilan belas ribu lima ratus dua puluh) dollar Amerika. Namun setelah
mengirim uang ke dua rekening Bank Mandiri, jet ski tidak dating, setelah
menangkap pelaku.56
Pada pasal 3 UU ITE diatur mengenai asas dan tujuan sebagai alat untuk
antara lain :
pengakuan hukum;
berinformasi;
4. Asas Itikad Baik, mengandung pengertian bahwa para pihak baik iut pelaku
dilakukan dengan tujuan merugikan pihak lain baik secara sengaja dan tanpa
suatu perjanjian maka nantinya email yang dimaksud dapat dikategorikan sebagai
kontrak elektronik. Ketika telah terjadi kesepakatan mengenai barang dan harga
maka telah ada perjanjian antara pelaku usaha dan konsumen, oleh karena itu
wanprestasi. E-mail tersebut dapat djadikan alat bukti sesuai dengan yang
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan perluasan dari alat bukti yang
Undang-Undang ini.
73
i. surat yang menurut Undang-Undang harus dibuat dalam bentuk tertulis; dan
ii. surat beserta dokumennya yang menurut Undang- Undang harus dibuat
dalam bentuk akta notaril atau akta yang dibuat oleh pejabat pembuat akta.
para pihak untuk memilih hukum yang berlaku bagi transaksi elektronik
internasional yang dibuatnya, hal ini sesuai dengan bunyi Pasal 18 ayat 2 (UU
ITE). Akan tetapi jika para pihak tidak melakukan pilihan hukum dalam transaksi
ayat 3 UU ITE).
hubungan hukum yang dituangkan melalui suatu bentuk perjanjian atau kontrak
yang juga dilakukan secara elektronik dan sesuai ketentuan Pasal 1 angka 17 (UU
ITE) disebut sebagai kontrak elektronik yakni perjanjian yang dimuat dalam
para pihaknya tidak bertemu secara langsung satu sama lain tetapi berhubungan
melalui internet. Dalam transaksi elektronik pihak-pihak yang terkait antara lain :
2. Pembeli atau konsumen yaitu setiap orang yang tidak dilarang oleh undang-
undang, yang menerima penawaran dari pelaku usaha dan berkeinginan untuk
melakukan transaksi atas jual beli produk yang ditawarkan oleh pelaku usaha;
74
3. Bank sebagai pihak penyalur dana dari konsumen kepada pelaku usaha
karena pada transaksi jual beli secara elektronik, pelaku usaha dan konsumen
tidak berhadapan langsung karena mereka berada pada lokasi yang berbeda
bank;
Pelaku usaha merupakan pihak yang menawarkan produk melalui internet, oleh
karena itu pelaku usaha wajib memberikan informasi secara benar dan jujur atas
usaha selain memiliki kewajiban juga memiliki hak yaitu hak untuk mendapat
kewajiban untuk membayar harga barang yang telah dibelinya dari pelaku usaha
sesuai dengan harga yang telah mereka sepakati. Selain hal tersebut, konsumen
atas barang yang akan dibelinya dari pelaku usaha. Konsumen juga berhak
tidak baik.
75
pembayaran yang dilakukan oleh konsumen atas suatu barang yang dibeli. Karena
jika berbelanja secara online melalui internet jarak antara pelaku usaha dengan
sistem transfer dari rekening konsumen kepada rekening pelaku usaha (account to
layanan akses 24 jam kepada calon konsumen untuk dapat melakukan transaksi
pelaku usaha dengan provider dalam menjalankan usaha online melalui internet.
perbuatan seseorang beralasan bahwa perbuatan itu sendiri sebagai ajakan untuk
masuk ke dalam suatu ikatan perjanjian dapat dianggap sebagai tawaran. Dalam
memanfaatkan website untuk menjajakan barang dan jasa pelayanan. Para pelaku
pelayanan yang diberikan dan para konsumen seperti berjalan-jalan di depan toko-
57
Mariam Daruz Badrulzaman, 2001, E-commerce Tinjuan dari Hukum Kontrak Indonesia,
Hukum Bisnis XII, h.33
76
belanja di toko online adalah kita dapat melihat dan berbelanja kapan saja dan
dimana saja tanpa dibatasi oleh jam buka toko dan kita juga tidak akan rishi
dengan pandangan penjaga toko yang mengawasi kegiatan kita. Dalam website
rating atau poll otomatis tentang barang itu yang diisi oleh pembeli sebelumnya,
spesifikasi tentang barang tersebut dan menu produk lain yang berhubungan.
Penawaran ini terbuka bagi semua orang. Semua orang yang tertarik dapat
melakukan window shopping di toko-toko online ini dan jika ada barang yang
atau juga melalui Electronic Data Interchange. Pelaku usaha biasanya bebas
website atau news group maka dapat dianggap penawaran tersebut ditujukan
kepada khalayak ramai, dengan demikian maka setiap orang yang berminat dapat
beli melalui website, biasanya calon konsumen akan memilih barang tertentu yang
ditawarkan oleh pelaku usaha. Jika memang konsumen tertarik maka shopping
cart akan menyimpan terlebih dahulu barang yang calon konsumen inginkan
sampai calon konsumen yakin akan pilihannya. Setelah yakin dengan pilihannya
sistem keuangan nasional, tetapi ada juga beberapa yang bertumpu pada keuangan
1. Transaksi model ATM. Transaksi ini hanya melibatkan institusi finansial dan
masing-masing;
yang menyangkut debit, kredit maupun cek masuk dalam kategori ini. Metode
yang digunakan adalah sistem pembayaran kartu kredit online dan sistem
dari rekening konsumen kepada rekening pelaku usaha sebagai penjual. Untuk
dilakukan.
58
Onno W. Purbo & Aang Arif Wahyudi, 2001, Mengenal E-Commerce, PT. Elex Media
Komputindo, h. 92
78
terms) adalah “… provisions which are prepared in advance for general and
repeated use by one party and which are actually used without negotiation with
the other party”59, dijelaskan mengenai klausula baku merupakan aturan yang
berulang-ulang oleh salah satu pihak dan yang secara nyata digunakan tanpa
formatnya, juga bukan berdasarkan pihak mana yang membuatnya, bahkan bukan
juga dari isinya, melainkan pada fakta atau kenyataan bahwa klausula tersebut
dibuat secara nyata tanpa dinegosiasikan dengan pihak lain. 60 Dalam pasal
2.20 UNIDROIT‟94 dijelaskan bahwa klausula baku haruslah wajar dalam artian
harus memperhatikan isi, bahasa dan cara penyajiannya. Suatu klausula baku
dianggap tidak wajar atau janggal apabila si dari klausula tersebut sedemikian
rupa sehingga orang yang sewajarnya tidak akan mungkin mengharapkan adanya
syarat tersebut. Sebagai contoh klausula baku tersebut adalah adanya suatu syarat
59
UNIDROIT 1994, 1994, Principles of International Commercial Contract 1994, International
Institute for the Unification of Private Law Article 2.19, diakses dari :URL :
http://www.lexmercatoria.org. pada tanggal 4 Juli 2021.
60
Taryana Soenandar, 2001, Kompilasi Hukum Perikatan : Tinjauan Atas Beberapa Aspek Hukum
dari Prinsip-Prinsip UNIDROIT dan CISG, Commentaries on the Article 2.19 of the
UNIDROIT‟94, PT.Citra Aditya Bakti, h.189
79
Ketidakwajaran suatu klausula baku dilihat dari segi bahasa, terutama dalam
bahasa asing adalah apabila bahasa yang dituliskan atau dituangkan dalam kontrak
tidak jelas, tidak sesuai definisi umum atau diterjemahkan secara salah atau tidak
tepat, misalnya dalam perjanjian terdapat klausula ganti rugi tetapi diterjemahkan
sebagai klausula wanprestasi sebagai contoh yang salah : Ganti rugi (events of
dari segi penyajian adalah apabila penyajian suatu klausula baku dalam bentuk
cetakan huruf yang kecil-kecil dan nyaris tidak terbaca, tersembunyi pada suatu
bagian sehingga tidak dapat disadari bahwa persyaratan tersebut sebenarnya ada
one party‟s liability for non-performance or which permits one party to tender
pihak yang satu terhadap tidak terlaksananya suatu kewajiban atau yang
yang secara substansi berbeda secara akal sehat dari apa yang diharapkan pihak
yang satunya).
61
Ibid
80
yaitu mengalihkan kewajiban atau tanggung jawab pelaku usaha.62 Terlepas dari
istilah yang dipergunakan oleh pakar hukum, klausula eksonerasi adalah klausula
yang digunakan dengan tujuan yang pada dasarnya untuk membebaskan atau
membatasi tanggung jawab salah satu pihak terhadap gugatan pihak lainnya,
dalam hal yang bersangkutan tidak atau tidak dengan semestinya melaksanakan
menyatakan :
liability for certain breaches of the expressed or implied terms of the contracts or
for the commission of a tort, operate extremely harshly against and to the
detriment of consumers. Such clauses are found at the back of tickets of public
pelanggaran tertentu dari tersurat maupun tersirat ketentuan dalam kontrak atau
62
N.H.T Siahaan, Op.cit. h.114
63
Taqyuddin Kadir, 2006, Klausula Baku diakses dari : URL : http://taqlawyer.com pada tanggal
20 Agustus 2021
81
komisi dari perbuatan melawan hukum, beroperasi sangat keras menentang dan
standar.
Ada tiga bentuk yuridis dari perjanjian dengan klausula eksonerasi yang
darurat);
tentang masalah ganti rugi dalam hal perbuatan ingkar janji. Ganti rugi tidak
64
Az.Nasution, 1999, Hukum Perlindungan Konsumen Suatu Pengantar, Daya Widya, Jakarta,
h.100
82
tanggung jawab pelaku usaha, tersirat bahwa pelaku usaha berusaha supaya bebas
syarat yang secara khusus membebaskan pengusaha dari tanggung jawab terhadap
eksonerasi dapat berasal dari rumusan pelaku usaha secara sepihak dapat juga
apakah eksonerasi yang ditetapkan oleh pelaku usaha tersebut adalah layak, tidak
Pebuatan para pihak tersebut dapat mengenai kepentingan pihak kedua dan pihak
syarat-syarat perjanjian:67
65
Abdulkadir Muhammad, 1992, Perjanjian Baku Dalam Praktek Perusahaan Perdagangan, Citra
Aditya Bakti, Bandung, h.20
66
Ibid
67
Ibid, h.21-22
83
Kerugian yang timbul karena keadaan memaksa bukan tanggung jawab para
sehingga dibebaskan dari beban tanggung jawab. Misalnya dalam perjanjian jual-
beli, barang objek perjanjiannya musnah karena terbakar. Sebab kebakaran bukan
kesalahan para pihak, tetapi dalam hal ini pembeli diwajibkan melunasi harga
b. Eksonerasi karena kesalahan pelaku usaha yang merugikan pihak kedua dalam
perjanjian ;
tanggung jawab pelaku usaha. Hal ini dapat terjadi karena tidak baik atau lalai
barang bawaan yang rusak atau hilang bukan merupakan tanggung jawab
pengangkut.
yang timbul dibebankan kepada pihak kedua, yang ternyata menjadi beban pihak
ketiga. Dalam hal ini pengusaha dibebaskan dari tanggung jawab, termasuk juga
(UUPK), apabila ditinjau dari pengertian klausula baku yang telah dijelaskan
syarat-syarat yang telah dipersiapkan terlebih dahulu secara sepihak oleh pelaku
usaha yang dituangkan dalam suatu dokumen elektronik yang didalamnya terdapat
unsur pengalihan tanggung jawab (klausula eksonerasi) dari pelaku usaha kepada
konsumen, bersifat mengikat dan wajib dipenuhi oleh konsumen. UUPK tidak
Indonesia adalah Undang-undang No. 11 Tahun 2008. Oleh karena itu masih
(website).
harus dapat merespon setiap perubahan yang terjadi kehidupan masyarakat. Jadi
oleh hukum melalui pengaturan secara tegas agar dapat melindungi seluruh
masyarakat dalam hal ini sebagai konsumen. Apa yang dikemukakan Fuller juga
subtansi hukum dan budaya hukum, ketiga hal tersebut harus sinkron karena
saling berhubungan. Jika tidak ada substansi hukum yang merupakan peraturan
perundang-unangan maka tidak ada pedoman yang akan digunakan bagi lembaga
yang menegaskan bahwa perjanjian merupakan suatu perbuatan dengan mana satu
orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang lain atau lebih.
dapat dikesampingkan dan hanya berfungsi mengatur saja. Keterbukaan sifat dari
KUHPerdata ini tercermin dalam Pasal 1338 ayat (1) KUHPerdata yang
menentukan bentuk, macam dan isi perjanjian asalkan tidak bertentangan dengan
dalam Pasal 1320 KUHPerdata yang menyatakan bahwa syarat sahnya perjanjian
dengan adanya kesepakatan para pihak dalam perjanjian, yang berarti adanya
86
persesuaian kehendak dari para pihak yang membuat perjanjian, sehingga dalam
kecakapan para pihak dalam perjanjian, suatu hal tertentu dan suatu sebab yang
halal.
bahwa setiap orang pada dasarnya boleh membuat kontrak atau perjanjian yang
Pasal 1337 KUHPerdata bahwa suatu sebab adalah terlarang apabila dilarang oleh
undang-undang. Hal ini juga yang menjadi dasar pemikiran mengapa pemilik situs
kesepakatan kedua belah pihak karena isi dari disclaimer tidak dinegosiasikan
berbelanja dan memanfaatkan isi suatu website itu juga berarti konsumen telah
setuju dengan seluruh syarat yang telah pemilik situs cantumkan dalam
disclaimer, sedangkan letak dari disclaimer pun terkadang tidak terbaca dan tidak
menyebutkan bahwa:
Suatu Perjanjian baku yang dibuat pelaku usaha online dibuat secara
sepihak dan bersifat menguntungkan pelaku usaha terutama dalam hal : efisiensi
biaya dan waktu, praktis, penyelesaiannya cepat karena konsumen hanya tinggal
maka perjanjian baku tersebut termasuk Perjanjian Baku Sepihak. Jika dikaitkan
dengan teori dalam KUHPerdata ,perjanjian seperti ini termasuk dalam jenis
perjanjian atau perikatan secara umum. Apabila hendak meninjau perjanjian baku
berkontrak atau tidak maka dapat dilihat melalui 2 paham yaitu : pertama, secara
pembentuk undang- undang swasta. Syarat yang diberikan oleh pelaku usaha di
setuju pada isi perjanjian tersebut. Konsumen telah sepakat secara diam-diam/
takluk terhadap pelaku usaha dengan catatan takluknya ia dikarenakan itikad baik
dari pelaku ushaa demi terciptanya efisiensi dalam hubungan pelaku usaha dan
konsumen.
bahwa perjanjian ini belum dapat dianggap sebagai suatu kesepakatan yang
kedua belah pihak. Oleh karena sifat perjanjian ini telah melumpuhkan unsur
terhadap dua hal : Pertama, sifat perjanjian baku tersebut menempatkan pelaku
usaha dala posisi yang monopolis, sehingga konsumen tidak memiliki alternative
lain kecuali harus menerima dan tunduk pada substansi perjanjian. Kedua, pelaku
usaha mengambil keuntungan dari kondisi ini dengan cara mengalihkan seluruh
70
Imam Sjahputra, 2010, Perlindungan Konsumen dalam Transaksi Elektronik, PT.Alumni,
Bandung, h.127
89
oleh karena itu memerlukan penafsiran. Setiap peraturan hukum itu bersifat
abstrak dan pasif. Abstrak karena sangat umum sifatnya dan pasif karena tidak
akan menimbulkan akibat hukum apabila tidak terjadi peristiwa konkrit. Peristiwa
hukum yang abstrak memerlukan rangsangan agar dapat aktif, agar dapat
peristiwanya. Dalam hal bunyi atau kata-kata dalam suatu perjanjian cukup jelas
kiranya tidak perlu dijelaskan. Bahwa penjelasan itu tidak boleh ditafsirkan
menyimpang dari bunyi (isi) perjanjian, azas ini disebut “Sens Clair” tercantum
dalam pasal 1342 KUHPerdata : “Apabila kata-kata dalam perjanjian itu tegas
maka tidak dibenarkan untuk menyimpang dari padanya dengan jalan penafsiran”.
90
BAB IV
teknologi sering kali disalahgunakan oleh beberapa pihak yang tidak bertanggung
jawab. Adanya interaksi atau hubungan satu sama lain diantara pihak-pihak yang
merugikan kepentingan pihak lain sedangkan dalam posisi tersebut para pihak
kompleksnya.71
berkaitan dengan pelanggaran hak konsumen oleh karena kesadaran pihak pelaku
usaha untuk bertanggung jawab atas barang atau jasa yang diberikan kepada
konsumen masih kurang dan konsumen masih segan untuk memperjuangkan hak-
71
Sri Rejeki Hartono, 2000, Hukum Perlindungan Konsumen, Mandar Maju, Bandung, h. 33
91
yang dibakukan. Dalam suatu perjanjian selalu ada kebebasan berkontrak bagi
para pihak yang terlibat, dengan adanya perjanjian baku nampaknya asas
menolak (take it or leave it) atas perjanjian yang ditawarkan pelaku usaha. Secara
khususnya dalam hal pembayaran secara elektronik baik dengan credit card
5. pembebanan resiko yang tidak berimbang karena umumnya terhadap jual beli
sedangkan barang belum tentu diterima atau akan menyusul kemudan karena
barang;
92
7. Kerugian yang diakibatkan oleh perilaku pelaku usaha yang memang secara
dirugikan.
Pelaku Usaha merasa secara social, ekonomis, psikologis dan politis berada diatas
konsumen, walaupun konsumen mencari pelaku usaha lain tetap saja akan
dari format klausula baku yang dicantumkan pelaku usaha. Salah satu karakter
aturan atau ketentuan dan syarat yang diajukan oleh pemilik situs internet yang
bersangkutan kepada pengguna akhir atau konsumen. Didalam isi disclaimer itu
sendiri kebanyakan terdapat aturan, ketentuan dan syarat yang harus diperhatikan
oleh pengguna, seperti suatu Term and Conditons (ketentuan dan syarat).
93
usaha.
Ciri bahwa disclaimer telah dipersiapkan dan ditetapkan terlebih dahulu secara
sepihak oleh pelaku usaha dapat dilihat dalam bentuk atau format dan isinya serta
tampilan dalam layar yang tidak dapat diubah, dinegosiasikan dan sudah tercetak.
sekumpulan data elektronik, termasuk tetapi tidak terbatas pada tulisan, suara,
gambar, peta, rancangan, foto, electronic data interchange (EDI), surat elektronik
(electronic mail), telegram, teleks, telecopy atau sejenisnya, huruf, tanda, angka,
Kode Akses, symbol, atau perforasi yang telah diolah yang memiliki arti atau
dapat dipahami oleh orang yang mampu memahaminta (Pasal 1 angka 1 Undang-
undang No.11 Tahun 2008). Dalam hubungannya dengan dokumen digital ini,
dan/atau didengar melalui Komputer atau Sistem Elektronik, termasuk tetapi tidak
terbatas pada tulisan, suara, gambar, peta, rancangan, foto atau sejenisnya, huruf,
tanda, angka, Kode Akses, symbol atau perforasi yang memiliki makna atau arti
Banyak ditemukan pelaku usaha yang menjual produknya melalui situs internet
yang masih awam yang membeli suatu produk dari pelaku usaha yang benar-benar
eksonerasi dalam transaksi elektronik antara lain (a) karena barang atau jasa yang
sudah dibeli tidak sampai ke tangan konsumen, (b) barang atau jasa yang sudah
dibeli ternyata tidak sesuai dengan promosi yang diberikan kepada konsumen, (c)
keterlambatan waktu pengiriman barang atau jasa yang sudah dibeli oleh
konsumen.
dalam disclaimer suatu website, dapat dilihat dalam pernyataan berikut ini :
95
DENGAN UANG.
3. Disclaimer pada online shop software house : Software yang sudah dibeli
4. Disclaimer pada online shop ponsel : Dengan memesan barang dari kami,
yang disajikan.
6. Disclaimer pada Korean Online Shop yang dibuat oleh orang Indonesia,
KONSUMEN/BLACKLIST.
96
bahwa pihak pelaku usaha yang memasarkan produknya melalui website tidak
ayat (1) dan (2) Undang-undang No.11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan
Transaksi Elektronik.
dibeli oleh konsumen. Pada dasarnya dalam hal membeli produk seperti
Begitupula dengan produk yang dijual secara online lainnya seperti misalnya
online shop selaku pelaku usaha, seperti contoh disclaimer korean online shop ,
konsumen ingin memesan barang lagi suatu hari nanti maka konsumen tersebut
tidak akan dilayani dan ditanggapi, hal tersebut tentu saja bertentangan juga
dengan Pasal 4 UUPK butir (c) yaitu hak atas informasi yang benar, jelas dan
jujur mengenai kondisi dan jaminan barang dan/atau jasa dan butir (g) yaitu hak
diperlakukan secara benar dan jujur serta tidak diskriminatif dan butir (h) yaitu
barang dan/atau jasa yang diterima tidak sesuai dengan perjanjian atau tidak
sebagaimana mestinya.
mencantumkan klausula baku yang letak atau bentuknya sulit terlihat atau tidak
dapat dibaca secara jelas atau yang pengungkapannya sulit dimengerti”. Dalam
disclaimer di situs internet terdapat beberapa masalah mengenai hal ini. Pertama,
98
mengenai letak daripada suatu disclaimer biasanya terletak pada bagian yang sulit
terlihat yaitu dibagian bawah situs yang dituliskan dengan ukuran font hurufnya
sedemikian kecil, jauh dibawah besar huruf yang normal digunakan surat kabar
homepage
99
Oleh karena letak disclaimer sesuai yang terlihat dalam contoh gambar website
Indonesia seperti pada gambar diatas tentu saja akan sangat mudah untuk
terlebih dahulu sebelum konsumen membaca isi website dan juga sebelum
konsumen melakukan transaksi pembelian produk jika website itu adalah sebuat
sedemikian tebal dan terang tercetak (seperti dalam contoh gambar disclaimer
(pengguna akhir) tidak dalam posisi seimbang antara hak-hak dan kewajibannya
dengan pelaku usaha. Kondisi take it or leave it adalah karakteristik nyata sejak
Selain letak atau bentuknya yang sulit terlihat, masalah yang kedua yang
inggris), tentunya jika konsumen internet yang tidak mengerti maksud dari isi
dan tidak boleh dilakukan dalam memanfaatkan produk yang mereka beli dari
juga ada menggunakan bahasa Indonesia, tetapi hal tersebut pun tidak menjamin
bahwa konsumen akan mengerti isi dari pada disclaimer tersebut karena
bagian dari konsep kewajiban hukum yang sangat penting. Dari beberapa sumber
mengenai tanggung jawab pelaku usaha diatur dalam Pasal 19 yang bunyinya :
2. Ganti rugi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berupa pengembalian
uang atau penggantian barang dan/atau jasa yang sejenis atau setara
4. Pemberian ganti rugi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) tidak
5. Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) tidak berlaku
kesalahan konsumen.
based on fault)
Prinsip ini diterapkan dalam beberapa ketentuan dalam Kitab Undang- Undang
Hukum Perdata (KUH Perdata) yaitu pada pasal 1365, 1366, 1367 KUH Perdata.
72
Inosentius Samsul, 2004, Perlindungan Konsumen : Kemungkinan Penerapan Tanggung Jawab
Mutlak, Universitas Indonesia, Jakarta, h. 71-80.
102
yang berada dibawah pengawasannya. Asas tanggung jawab ini dapat diterima
karena adalah adil bagi orang yang berbuat salah untuk mengganti kerugian bagi
principle)
pembuktian terbalik (omkering van bewijslast) yang jika diterapkan dalam kasus
konsumen akan tampak bahwa asas ini sangan membantu konsumen pada saat
berhadapan dengan pelaku usaha dalam sengketa hukum.73 Prinsip ini merupakan
asas pembuktian terbalik yang sangat membantu dalam kasus konsumen dimana
pembuktian ada pada pelaku usaha. Dalam ketentuan pasal 19, 22, 23 Undang-
liability)
Prinsip ini adalah kebalikan daripada prinsip kedua. Prinsip praduga untuk tidak
selalu bertanggung jawab hanya dikenal dalam lingkup transaksi konsumen yang
sangat terbatas dan pembatasan demikian biasanya secara common sense dapat
73
Edmon Makarim, Op.cit. h.370-371
103
dibenarkan.74 Misalnya pada kejadian pelaku usaha yang memiliki usaha pabrik
wilayah sungai tersenut mengalami sakit karena mengkonsumsi air sungai untuk
kebutuhan sehari-harinya. Hal ini belum tentu menjadi kesalahan pelaku usaha
pemilik pabrik bisa saja pihak warga tidak menerapkan hidup sehat dengan
Strict liability dapat diberikan dari pelaku usaha atas kerugian yang dialami
jawab produk lebih kepada tanggung jawab produsen (pabrik atau manufactures)
kerugian yang ditimbulkan oleh barang yang cacat (defective products) atas
kerugian yang diderita konsumen. Prinsip ini menyatakan bahwa pelaku usaha
harus secara mutlak bertanggung jawab atas produknya. Prinsip tanggung jawab
ini menetapkan bahwa suatu tindakan dapat dihukum atas dasar prilaku berbahaya
prinsip strict liability. Pada pasal 28, pembuktian ada atau tidaknya unsur
74
Ibid
75
Chatamarrasjid Ais, 2004, Penerobosan Cadar Perusahaan dan Soal-soal Aktual Hukum
Perusahaan, PT.Citra Aditya Bakti Bandung, h.179
104
kesalahan merupakan tanggung jawab dari pelaku usaha. Jadi dapat dikatakan
unsur hubungan sebab akibat (causal link), sehingga perlu dibuktikan kerugian
yang ditanggung konsumen karena diakibatkan oleh barang atau jasa yang
Prinsip yang sangat menguntungkan pelaku usaha karena para pelaku usaha dapat
pengalihan tanggung jawab pelaku usaha maupun agar konsumen tunduk pada
peraturan baru, tambahan atau pengubahan lanjutan yang dibuat sepihak oleh
pelaku usaha.
Prinsip ini menerapkan bahwa tanggung jawab dari pelaku usaha adalah mutlak
(strict obligation), kewajiban didasarkan pada upaya yang telah dilakukan pelaku
pelaku usaha dengan konsumen mengenai barang dan/atau jasa, tanggung jawab
105
kontraktual).
berikut:76
a) Pelaku usaha langsung dianggap bersalah jika terjadi kasus product liability
bertanggung jawab untuk memberi ganti rugi secara langsung kepada pihak
korban tidak perlu lagi membuktikan unsur kesalahan pelaku usaha. Berbeda
penekanannya ada pada yang terakhir (tortious liability). Jadi, pihak konsumen
masih harus membuktikan ketiga unsur lainnya, yaitu adanya perbuatan melawan
hukum, telah timbul kerugian dan hubungan kausal antara perbuatan melawan
elektronik dalam lingkup publik atau pun privat yang melakukan transaksi
(Pasal 17 UU ITE). Pihak yang bertanggung jawab atas segala akibat hukum
dikuasakan olehnya atau melalui agen elektronik diatur dalam Pasal 21 ayat 2
atau
agen elektronik.
Dalam penerapan prinsip tanggung jawab pelaku usaha harus sangat selektif
sehingga tidak merugikan stakeholders terkait, karena dalam hal tanggung jawab
pelaku usaha ini berkaitan erat dengan stakeholder theory . Perusahaan tidak
pihak lain).
tersebut. Makin banyak dan kuat stakeholder, makin besar usaha perusahaan
yang semakin sejahtera, adil dan merata. Di dalam pelaksanaan kegiatan bisnis di
internet secara online tentu saja konsumen sebagai stakeholder harus diperhatikan
oleh pelaku usaha yang memasarkan produknya melalui situs internet (website).
Hal ini diperlukan agar kegiatan bisnis elektronik dapat dibangun berdasarkan
Suatu stabilitas sosial yang akan menunjang kegiatan bisnis akan tercipta
jika suatu keadilan terwujud. Dalam hal ini berkaitan dengan teori keadilan,
dunia dan menjadi salah satu topik penting dalam etika bisnis. Keadilan
yang tidak baik dan tidak jujur sangat berseberangan dengan keadilan.
108
orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum yang
adil, serta perlakuan yang sama di hadapan hukum”. Tidak lengkap jika suatu
keadilan tidak diikuti dengan adanya hukum. Menurut teori keadilan yang
merupakan prinsip tidak merugikan orang lain, khususnya tidak merugikan hak
dan kepentingan orang lain. Dalam bisnis, tidak boleh ada pihak yang dirugikan
Hal tersebut berarti bahwa semua orang harus dilindungi dan tunduk pada
hukum yang ada. Seluruh masyarakat dijamin untuk memperoleh perlakukan yang
sama, sesuai dengan hukum yang berlaku. Hukum sebagai kaedah yang berfungsi
Untuk melindungi hak-hak masyarakat tentu saja dibutuhkan suatu upaya melalui
perlindungan hukum.
Apabila dilihat dari aspek ekonomi perusahaan, selama ini sebagian besar
global dan pasar bebas , doktrin tersebut sudah usang, sehingga dibutuhkan
jawab sosial) dalam aktivitas dunia usaha sebagai bagian dari penerapan prinsip
disingkat GCG).
internet (website) dapat disesuaikan dengan keempat prinsip GCG tersebut, yang
77
Busyra Azheri, Op.cit, h.12
110
dipenuhi. Oleh karena itu pencantuman syarat-syarat baku yang sepihak dalam
stakeholder dari pelaku usaha yang menjalankan usahanya dengan media situs
pelaku usaha). Perlindungan tidak hanya berdasarkan pada hukum tertulis tetapi
juga hukum tidak tertulis dengan harapan ada jaminan terhadap benda yang
yang dilakukan oleh pelaku usaha dan dapat memberikan aturan-aturan sebagai
internet dari tanggung jawab yang termasuk dalam klausula eksonerasi tentu saja
78
Jimly Asshiddiqie, 2000, Pergeseran-pergeseran Kekuatan Legislatif Eksekutif,
Universitas Indonesia, Jakarta, h.97
79
Philipus M. Hadjon, 2007, Perlindungan Hukum Bagi Rakyat Indonesia, Percetakan M2 Print,
Edisi Khusus, Surabaya, h.2
111
berfungsi untuk mencegah agar konsumen berada dipihak yang lemah dan tidak
kriteria-kriteria isi dari disclaimer yang berbentuk perjanjian baku dalam suatu
situs internet agar konsumen sebagai pengguna internet dapat terlindungi dan
Transaksi elektronik diatur dalam BAB III mengenai Informasi, dokumen dan
tanda terima elektronik yaitu dalam mengatur mengenai kewajiban pelaku usaha
dalam menawarkan produknya melalui sistem elektronik (dalam hal ini internet)
harus menyediakan secara lengkap dan benar berkaitan dengan syarat kontrak,
independen yang dibentuk oleh profesional yang diakui, disahkan, dan diawasi
Indonesia secara formal belum ada satupun LSK yang diakui dan disahkan oleh
pemerintah. Beberapa contoh LSK asing yang telah ada secara resmi adalah
GeoTrust, Hacker Safe, Trust Guard, VerySign, McAfee Secure dan Trustweb.
Tentu saja jika LSK ini terwujud dan sistem transaksi elektronik di dunia maya
(cyberspace) tetap diawasi dengan jujur, maka konsumen akan merasa lebih
informasi. Selanjutnya dalam Bab VII UU ITE juga diatur mengenai perbuatan
yang dilarang berkaitan dengan larangan daripada muatan yang ada didalam suatu
situs internet yaitu berkaitan dengan aktivitas informasi dan transaksi elektronik di
media internet antara lain setiap orang dilarang dengan sengaja menyebarkan
Negara maju di Asia Tenggara memiliki visi untuk menjadi Pusat E-commerce
memadai. Sementara itu, dengan bekal 237 juta penduduknya, Indonesia menjadi
dengan tatap muka dan konsumen dalam transaksi melalui website. Selain alat-
hak kepada pelaku usaha untuk menggunakan cap yang di singapura dikenal
80
Assafa Endeshaw, 2007 ,Hukum E-Commerce dan Internet dengan focus di Asia Pasifik,
Pustaka Pelajar, Yogyakarta, h.50
114
pelaku usaha yang memasarkan produknya secara elektronik. Pelaku usaha online
tersebut harus pula mancantumkan informasi yang terperinci tentang produk yang
dipasarkan. Cara ini ditempuh agar konsumen dapat melakukan transaksi secara
menerbitkan satu jenis akreditasi yang disebut Case Trust Basic. Agar dapat
memperoleh akreditasi tersebut pelaku usaha pemohon harus lolos uji penilaian
berhasil lolos dari tahap uji penilaian tersebut , maka berhak memperoleh stempel
atau logo TrustSg sebagai tanda keandalan sehingga konsumen dapat yakin bahwa
untuk menghindari adanya pelaku usaha online yang palsu, fiktif dan juga agar
lebih menjamin agar barang yang dikirim ke konsumen sesuai dengan spesifikasi
secara elektronik (Pasal 10 ayat 1). Sertifikasi keandalan tersebut dapat sebagai
81
CaseTrust Be Sure, 2008, CaseTrust Accreditation Scheme, Information & Application Kit-
Webfront, CaseTrust Departement, diakses dari URL : http://www.case.org.sg, pada tanggal 29
November 2013, h.9-10
115
bukti bahwa pelaku usaha yang melakukan perdagangan secara elektronik layak
melakukan usahanya setelah melalui penilaian dan audit dari suatu badan yang
ditunjukkan dengan adanya logo sertifikasi berupa trust mark pada home page
baik pemilik situs sebagai pelaku usaha maupun konsumen. Pola penyelesaian
sengketa dapat dibagi menjadi dua, yaitu melalui jalur Pengadilan (Litigasi) dan
merugikan pihak lainnya harus bertanggung jawab degan membayar ganti rugi /
116
orang, badan usaha, dan/atau masyarakat) pada bab VIII Pasal 38 dan 39 UU ITE
kerugian”.
sistem elektronik yaitu pelaku usaha yang memiliki situs internet sesuai dengan
paling lama 6 (enam) tahun dan denda paling banyak Rp.1.000.000.000,- (satu
miliar rupiah) terhadap setiap orang yang melanggar ketentuan Pasal 28 ayat (1)
opini, berita, diskusi dan lain sebagaunya harus menyesuaikan dengan aturan
yang ada dalam UU ITE, pemilik situs internet yang dianggap menghina orang
atau institusi dapat dijerat dengan Pasal 27 UU ITE tentang Pencemaran nama
82
Huala Adolf, 2002, Apek-aspek Negara dalam Hukum Internasional cetakan III, Rajawali Pers,
Jakarta, h.87
117
baik melalui media elektronik. Pelaku dapat terkena hukuman penjara selama
enam tahun dan denda maksimal satu miliar rupiah. Dengan adanya Pasal 27 UU
ITE ini tentu saja harus kebih diperhatikan oleh pemilik situs yang tidak bisa
transaksi elektronik juga diatur dalam pada pasal 43 UU ITE, Penyidaikan dapat
Pegawai Negeri Sipil tertentu di lingkungan Pemerintah yang lingkup tugas dan
Dalam Pasal 43 ayat (5) diatur mengenai wewenang penyidik yang diantaranya
adalah :
83
Merry Magdalena, 2009, UU ITE : don‟t be the next victim, PT.Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta, h.29
118
Undang-Undang ini;
g. melakukan penyegelan dan penyitaan terhadap alat dan atau sarana kegiatan
Undang ini sesuai' dengan ketentuan hukum acara pidana yang berlaku.
penuntut umum.
119
Elektronik, penyidik dapat bekerja sama dengan penyidik negara lain untuk
unfair terms telah digunakan sebagai kebiasaan pelaku usaha dalam menjalankan
penutupan kegitan usaha apabila ada pelaku usaha yang menggunakan klausula
b. Secara Perdata
Ditinjau dari sumber hukumnya, wanprestasi menurut Pasal 1243 Kitab Undang-
undang Hukum Perdata timbul dari perjanjian (agreement). Oleh karena itu,
wanprestasi tidak mungkin timbul tanpa adanya perjanjian yang dibuat terlebih
dahulu diantara para pihak. Hak menuntut ganti kerugian karena wanprestasi
mengatur tentang jangka waktu perhitungan ganti kerugian yang dapat dituntut,
serta jenis dan jumlah ganti kerugian yang dapat dituntut dalam wanprestasi.
seseorang yang mengakibatkan kerugian pada orang lain. Hak menuntut ganti
kerugian karena PMH tidak perlu somasi. Apabila terjadi PMH, pihak yang
dirugikan langsung mendapat hak untuk menuntut ganti rugi tersebut. KUH
Perdata tidak mengatur bagaimana bentuk dan rincian ganti rugi. Dengan
demikian, bisa digugat ganti kerugian yang nyata-nyata diderita dan dapat
diperhitungkan (material) dan kerugian yang tidak dapat dinilai dengan uang
(immaterial).
dalam kaitannya dengan pencantuman klausula baku yang dilarang oleh undang-
undang. Hukum Indonesia yang menjadi dasar hukum tata cara pengajuan
gugatan ganti rugi karena adanya suatu Perbuatan Melawan Hukum (PMH) yang
mengakibatkan kerugian pada orang lain. Untuk dapat menuntut ganti rugi
2.
5. Adanya kesalahan;
c. Secara Pidana
pelaku usaha/ pemilik website juga dapat dikenakan sanksi pidana jika terbukti
Pidana (KUHP). Penipuan secara online pada prinsipnya sama dengan penipuan
Dengan sanksi pidana diharapkan pelaku jera dan terjadi keseimbangan hukum
karena pelaku diberikan sanksi. Sanksi pidana sangat diperlukan, tetapi harus
122
“Barangsiapa dengan maksud untuk menguntungkan diri sendiri atau orang lain
Cyber Crime. Standar yang digunakan telah mengacu kepada standar internasional
yang telah banyak digunakan di seluruh dunia, termasuk oleh Federal Bureau of
antara cyber crime dengan kejahatan konvensional, maka Penyidik Polri dalam
digital forensik baik dari Polri sendiri maupun pakar digital forensik di luar Polri.
Setelah penyidik menerima barang bukti digital, maka harus dilakukan proses
dan presisi 1:1. Dari hasil kopi tersebutlah maka seorang ahli digital forensik
84
Supanto, 2010, Kejahatan Ekonomi Global & Kebijakan Hukum Pidana, PT.Alumni, Bandung,
h. 162.
123
dapat melakukan analisis karena analisis tidak boleh dilakukan dari barang bukti
2. Melakukan Analisis
Setelah melakukan proses Acquiring dan Imaging, maka dapat dilanjutkan untuk
menganalisis isi data terutama yang sudah dihapus, disembunyikan, di- enkripsi,
dan jejak log file yang ditinggalkan. Hasil dari analisis barang bukti digital
menentukan locus delicti atau tempat kejadian perkara suatu tindakan cyber crime
yaitu :85
a. Theory of The Uploader and the Downloader, teori ini menekankan bahwa
dalam dunia cyber terdapat 2 (dua) hal utama yaitu uploader (pihak yang
mengakses informasi)
server di mana halaman web secara fisik berlokasi tempat mereka dicatat atau
85
Radian Adi , 2012, Cara pembuktian Cyber Crime menurut Hukum Indonesia, diakses dari URL
: http://www.hukumonline.com pada tanggal 29 November 2013.
124
Dalam menentukan tempus delicti atau waktu kejadian perkara suatu tindakan
cyber crime, maka penyidik dapat mengacu pada log file, yaitu sebuah file yang
berisi daftar tindakan dan kejadian (aktivitas) yang telah terjadi di dalam suatu
sistem komputer. Aparat Penegak Hukum di Indonesia saat ini memiliki kendala
Saat ini, kasus penipuan (fraud) secara online merupakan salah satu kasus
Indonesia, maka penyidik melalui Interpol akan meminta bantuan kepada aparat
information) yang diperoleh dari laporan maupun klarifikasi pelapor. Jika laporan
tersebut akan ditangani sesuai prosedur SFO. Jika laporan mengarah pada
kriminal, SFO akan menunjuk reviewer independen yang berasal dari luar SFO
(the Attorney General's Office /AGO). Lamanya waktu respon atas pengaduan
tergantung jenis pengaduan, jika yang berkaitan dengan dugaan kriminal dan
125
ditangani oleh reviewer independen, maka waktu respon yang dibutuhkan adalah
40 (empat puluh) hari setelah surat pengaduan diterima. Meski demikian, dalam
praktiknya mungkin saja terdapat kendala teknis maupun non teknis untuk
Pengertian ganti rugi dari sudut pandang hukum pidana dan hukum perdata.
Dalam hukum pidana, makna ganti rugi dapat dilihat dalam Pasal 1 angka 22
“Ganti kerugian adalah hak seorang untuk mendapat pemenuhan atas tuntutannya
yang berupa imbalan sejumlah uang karena ditangkap, ditahan, dituntut ataupun
mengenai orangnya atau hukum yang diterapkan menurut cara yang diatur dalam
undang-undang ini.”
“Penggantian biaya, rugi, dan bunga karena tidak dipenuhinya suatu perikatan,
perikatannya, tetap melalaikannya, atau jika sesuatu yang harus diberikan atau
dibuatnya, hanya dapat diberikan atau dibuat dalam tenggang waktu yang telah
dilampaukannya”
126
kepentingan pihak yang dirugikan atas terjadinya tindakan melawan hukum atau
ingkar janji. Berkaitan dengan konsumen yang hendak mengajukan ganti kerugian
pidana; dan
pidana; dan
Pertama, jika ingin mengajukan gugatan ganti kerugian yang terpisah dengan
terhadap perkara pidana tersebut. Oleh karena apabila terdakwa terbukti bersalah,
maka putusan tersebut adalah dasar yang kuat bagi konsumen untuk mengajukan
gugatan ganti kerugian. Namun konsumen juga dapat mengajukan gugatan ganti
memiliki alasan-alasan yang kuat dan nyata bahwa konsumen telah mengalami
KUHAP memberikan dasar hukum melalui ketentuan Pasal 98, yang isinya
sebagai berikut:
127
(1) Jika suatu perbuatan yang menjadi dasar dakwaan di dalam suatu pemeriksaan
perkara pidana oleh pengadilan negeri menimbulkan kerugian bagi orang lain,
maka hakim ketua sidang atas permintaan orang itu dapat menetapkan untuk
(2) Permintaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) hanya dapat diajukan
wajib dimintakan Kepada Majelis Hakim yang mengadili perkara a quo paling
mengajukan gugatan tersebut. Sekalipun melalui proses yang berbeda, kedua cara
tersebut didasarkan pada satu dasar hukum yang sama, yaitu Pasal 1365
KUHPerdata. Asas tanggung jawab ini dapat diterima karena adalah adil bagi
orang yang berbuat salah untuk mengganti kerugian bagi pihak konsumen yang
Keberadaan lembaga litigasi yang juga disebut first and the last resort
dalam penyelesaian sengketa, dimana sebagai first and the last resort diharapkan
sengketa yang ada. Peran hakim di pengadilan, maupun lembaga yang bergerak di
pedoman putusan hakim ini juga dipandang dapat memberikan pembaruan atas
hukum yang ada, termasuk manakala belum ada peraturan hukum yang secara
spesifik mengatur tentang hal yang ada. Namun demikian dalam model
tanggung jawab hukum terhadap hak subjek hukum, dimana dalam hal ini ialah
Oleh karenanya, karena terdapat keprihatinan atas persoalan yang dihadapi oleh
yaitu :
129
1. Prinsip kesepakatan para pihak, tercantum dalam Pasal 4 ayat (1) UU No. 30
dalam hal para pihak telah menyetujui bahwa sengketa di antara mereka akan
kewajiban para pihak jika hal ini tidak diatur dalam perjanjian mereka. Pasal
56 ayat (2) UU No. 30 Tahun 1999 menyatakan bahwa para pihak berhak
Pasal 18 ayat (4) UU No. 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi
sifat dasar dari transaksi elekronik yang secara mayoritas menggunakan jenis
kontrak baku.
3. Prinsip kebebasan memilih hukum, yang terdapat dalam Pasal 18 ayat (2) UU
penyelesaian sengketa secara damai ini merupakan hal yang ideal mengingat
harga, kualitas barang dan jangka waktu pengiriman. Produk yang menjadi obyek
130
sengketa apabila jumlahnya relative kecil, maka para pihak cenderung tidak
dikeluarkan untuk membayar jasa pihak ketiga akan lebih besar daripada obyek
yang disengketakan. Dalam hal ini proses negosiasi tepat digunakan dan
dilakukan secara langsung antara penjual dan pembeli, baik melalui pertemuan
secara fisik apabila domisili keduanya saling berdekatan maupun melalui surat
menyurat (e-mail) jika kedua belah pihak berjauhan. Penyelesaian sengketa secara
damai harus disertau kesukarelaan dari para pihak, tanpa kesukarelaan tidak
suatu lembaga. Arbitrase pada dasarnya berbentuk lembaga non Negara atau
pembuktian sampai dijatuhkan putusan oleh arbiter dan tahap ketiga pelaksanaan
86
Bambang Sutiyoso, 2006, Peneylesaian Sengketa Bisnis, Citra Media, Yogyakarta, h.120
131
sengketa yang disampaikan kepada seseorang atau orang lain dari pengadilan
sukarela kepada pihak ketiga yang netral. Pihak ketiga ini bisa individu, arbitrase
terlembaga atau arbitrase sementara (adhoc). Badan arbitrase dewasa ini semakin
diantaranya adalah mahal. Hal ini disebabkan pihak yang bersengketa harus
membayar honor dari arbiter yang menyelesaikan sengketa. Proses dan prosedur
arbitrase tidaklah mudah, oleh karena itu hanya masyarakat pada stratifikasi sosial
arbitrase hanya bisa dilakukan pada sengketa yang bersifat dagang (commercial
dispute) hal ini ditegaskan dalam Pasal 5 ayat (1) UU No.30 Tahun 1999.
senjata sah konsumen yang paling kuat selain UU ITE. BPSK dibentuk oleh
87
Corley Holmes & Robert, 1982, Fundamentals of Business Law, Third Edition, Prentice- Hall,
Inc, USA,p-16.
132
Didalam transaksi elektronik selalu berkaitan dengan pelaku usaha dan konsumen.
konsumen dibentuk Majelis minimal 3 (tiga) dengan dibantu seorang panitera dan
putusan BPSK bersifat final dan mengikat. BPSK wajib menjatuhkan putusan
BPSK wajib dilaksanakan pelaku usaha dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari setelah
negeri dalam jangka waktu 14 (empat belas hari). Pengadilan Negeri yang
menerima keberatan pelaku usaha memutus perkara tersebut dalam jangka waktu
pengadilan negeri ini diberi jangka waktu 14 hari untuk mengajukan kasasi
merupakan suatu hak khusus yang diberikan UUPK kepada BPSK atas tugas
ayat (1) UUPK, sanksi administratif yang dapat dijatuhkan oleh BPSK adalah
ratus juta rupiah). Pelaku usaha yang melakukan pelanggaran terhadap/ dalam
rangka salah satunya adalah tidak dilaksanakannya pemberian ganti rugi oleh
88
Gunawan Widjaja, 2002, Alternatif Penyelesaian Sengketa,, Jakarta, PT.Raja Grafindo
Persada, h.79
133
sebuah perjanjian internasional yaitu Konvensi New York 1959. Konvensi ini
BAB V
134
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
gugatan perdata, sanksi pidana dan melalui jalur Non Litigasi yang
135
Sengketa.
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
I Buku-Buku
Adolf, Huala, 2002, Apek-aspek Negara dalam Hukum Internasional cetakan III,
Ardianto, Elvinard dan Dindin M.Machfudz, 2011, Efek Kedermawanan Pebisnis dan
Universitas Indonesia
Endeshaw, Assafa , 2007 ,Hukum E-Commerce dan Internet dengan focus di Asia
Friedman , Lawrence M.,2009, Sistem Hukum Perspektif Ilmu Sosial (The Legal System :
Gunawan, Johanes 1994, Product Liability Dalam Hukum Bisnis Indonesia, Pro Justitia
Handoyo , B.Hestu Cipto , 2008, Prinsip-prinsip Legal Drafting dan Desain Naskah
Hartono, Sri Rejeki, 2000, Hukum Perlindungan Konsumen, Bandung : Mandar Maju
Kristiyanti, Celina Tri Siwi , 2008, Hukum Perlindungan Konsumen, Jakarta : Sinar
Grafika
Persada
Persada
Pustaka Utama
Marzuki , Peter Mahmud, 2011, Penelitian Hukum, Kencana Prenada Media Group,
Jakarta
Yogyakarta
Miru, Ahmadi dan Sutarman Yodo, 2008, Hukum Perlindungan Konsumen, Jakarta :
PT.RajaGrafindo Persada
Aditya Bakti
Nasution , Bahder Johan, 2008, Metode Penelitian Ilmu Hukum, Bandung : CV. Mandar
Maju
Nasution, Az, 1999, Hukum Perlindungan Konsumen Suatu Pengantar, Jakarta : Daya
Widya
Nugroho , Susanti Adi, 2008, Proses Penyelesaian Sengketa Konsumen Ditinjau dari
Hukum Acara Serta Kendala Implementasinya, Jakarta : Kencana Prenada Media Group.
Purbo, Onno W. & Aang Arif Wahyudi, 2001, Mengenal E-Commerce, Jakarta : PT.
Rahardjo, Satjipto, 2010, Teori Hukum Strategi Tertib Manusia Lintas Ruang dan
Saliman, Abdul Rasyid et.Al. 2008, Hukum Bisnis Untuk Perusahaan (Teori dan Contoh
Salman, Otje, 2008, Teori Hukum – Mengingat, Mengumpulkan dan Membuka Kembali,
Soekanto, Soerjono, 2001, Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta : PT. Raja Grafindo
Persada
Aspek Hukum dari Prinsip-Prinsip UNIDROIT dan CISG, Commentaries on the Article
Bakti.
Sidharta, Arief, 2009, Meuwissen Tentang Pengembangan Hukum, Ilmu Hukum, Teori
Sejahtera.
PT.Alumni
140
Supanto, 2010, Kejahatan Ekonomi Global & Kebijakan Hukum Pidana, Bandung
: PT.Alumni
Susanto, Happy, 2008, Hak-Hak Konsumen Jika dirugikan, Jakarta : Visimedia Sutiyoso,
Media
Yogyakarta : FH.UGM
Syahrani, Ridwan , 1985, Seluk beluk dan Asas-asas Hukum Perdata, Bandung : Alumni
Widjaja, Gunawan & Ahmad Yani, 2000, Hukum tentang Perlindungan Konsumen,
Zulham, 2013, Hukum Perlindungan Konsumen, Jakarta :Kencana Prenada Media Group.
141
Anne Fitzgerald, 1999, Inteleectual Property, NSW, Sydney : LBC Information Services,
Corley Holmes & Robert, 1982, Fundamentals of Business Law, Third Edition,
G.H Treitel, 1995, The law of contract, 9 th Edition , Sweet & Maxwell Ltd, London
Ian Mcleod, 2003, Legal Theory, Queen Mary Centre for Commercial Law Studies,
University of London
John D.Ashcroft & Janet E. Ashcroft, 1981, College Law for Business, United States of
Made Maharta Yasa, 2010, Validasi Digital Signature Pada Dokumen Elektronik Dalam
Agung Setiawan, 2012, Digital dan Social Media Indonesia 2012, diakses dari URL :
Am Badar, 2009, Perlindungan HKI di Jaringan Internet, diakses dari : URL : http
Anggia Dyarini M,2011, Tanggung Jawab Hukum Pelaku Usaha Perangkat Lunak
dan Customized Software, diakses dari : URL : www. lontar. ui. ac. id, pada tanggal 11
Maret 2021.
Budi Rahardjo, 2003, Pernak pernik Peraturan dan Pengaturan Cyberspace di Indonesia
Januari 2021.
Diana Kusumasari, 2011, status hukum pencantuman disclaimer, diakses dari URL :
Lia Catur Mastuti, 2010, Perlindungan Hukum Bagi Para Pihak Dalam Perjanjian Jual
Radian Adi , 2012, Cara pembuktian Cyber Crime menurut Hukum Indonesia, diakses
Reza Wahyudi, Tri Wahono, 2011, Pengguna Internet Indonesia, diakses dari URL : http
Sweet & Maxwell Ltd, London, h.1969 pada tanggal 1 Mei 2021.
SEQ Legal LLP, 2013, More information about website disclaimers, diakses dari : URL :
Taqyuddin Kadir, 2006, Klausula Baku , diakses dari : URL : http://taqlawyer.com pada
Kompas, 2008, Kejahatan Cyber Tinggi, Polisi Menerima Laporan dari 17 Negara ,
International Institute for the Unification of Private Law Article 2.19, diakses dari :
V. Perundang-undangan
Perdata
Transaksi Elektronik.