Anda di halaman 1dari 15

Hukum Perlindungan

Konsumen
Kelas: ak - 4403
Anggota kelompok 5:

•1. Andre Alva Miracle Taroreh - 1402204049

•2. Mohammad Alif Alfianto - 1402204195

•3. Muhammad Zahran Ramadhan - 1402200134

•4. Rafi Alhirsa - 1402202321

•5. Yudha Prabaswara Pratista - 1402204114


Pengertian
Hukum perlindungan konsumen adalah keseluruhan asas –asas
dan kaidah yang mengatur dan melindungi konsumen dalam
hubungan dan masalah penyediaan dan penggunaan produk
konsumen antara penyedia
dan penggunaanya daam bermasyarakat.

Jadi pada umumnya, hukum umum yang berlaku dapat pula


merupakan hukum konsumen, sedang bagian – bagian
tertentunya yang
mengandung sifat –sifat membatasai, mengatur syarat – syarat
tertentu prilaku kegiatan usaha dan atau melindungi
kepentingan konsumen,
merupakan hukum perlindungan konsumen.
Asas dan Tujuan Perlindungan
Konsumen
Adapun asas – asas perlindungan konsumen sebagaimana Pasal 2
Undang undang 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen :

01 02 03 04 05

Asas Asas Asas Asas Asas


manfaat manfaat keseimbang keamanan kepastian
a konsumen dan hukum,
keselamatan
konsumen
Tujua
n
Pasal 3 Undang – undang Nomor 8 Tahun 1999
tentang Perlindungan konsumen juga menjelaskan tentang tujuan dari

Perlindungan Konsumen, yaitu :

•1) Meningkatkan kesadaran

•2) Mengangkat harkat dan martabat konsumen

•3) Meningkatkan pemberdayaan konsumen dalam memilih, menentukan, dan menuntut hak-haknya sebagai konsumen;

•4) Menciptakan sistem perlindungan konsumen yang mengandung unsur kepastian hukum dan keterbukaan informasi serta akses untuk mendapatkan informasi;

•5) Menumbuhkan kesadaran pelaku usaha mengenai pentingnya bperlindungan konsumen sehingga tumbuh sikap yang jujur dan bertanggung jawab dalam berusaha;

•6) Meningkatkan kualitas barang dan/atau jasa yang menjamin kelangsungan usaha produksi barang dan/atau jasa, kesehatan, kenyamanan, keamanan, dan keselamatan konsumen.

06
Hubungan Konsumen dan Pelaku Usaha
Prinsip – prinsip tentang kedudukan konsumen dalam hubungan hukum dengan pelaku uahsa
berangkat dari doktrin atau teori yang muncul dalam perjalanan sejarah hukum perlindungan
konsumen, antara lain :

Let The Buyer The Due Care The Privity of Kontrak bukan
Beware (caveat Theory Contract syarat
emptor)

03
Peran pemerintah dalam Pasal 29-30 UU nomor 8 tahun 1999
upaya perwujudtan pengawasan maupun pembinaan dalam
penyelenggaraan penyelenggaraan perlindungan konsumen khususnya di
perlindungan konsumen bidang pangan

Peraturan pemerintah nomor 58 tahun 2001

Pengawasan perlindungan konsumen dilakukan secara


bersama
Pengertian Konsumen

ØBlack’s law The Due Care The Privity of Kontrak bukan


dictionary: Theory Contract syarat
“Consumer is “konsumen “Konsumen “Konsumen
individuals who adalah setiap adalah semua adalah setiap
purchase, use, pemakai dan individu yang orang yang
maintain, and atau pengguna mempergunak mendapatkan
dispose of barang atau an barang barang atau
products and jasa, baik untuk dan/atau jasa jasa untuk
service” kepentingan secara tujuan
pribadi maupun kongkrit dan tertentu.”
kepentingan nyata”
orang lain.”
01 06

Hak atas keamanan dan Hak untuk memperoleh


keselamatan; ganti kerugian

02
07
Hak untuk memperoleh
informasi Hak untuk memperoleh
pendidikan konsumen

Hak-hak yang 03 08

dimiliki Hak untuk memilih Hak untuk mendapat upaya


penyelesaian sengketa yang
konsumen patut;
04
09
Hak untuk didengar
Hak untuk mendapatkan
05
barang sesuai dengan nilai
Hak untuk diperlakukan atau tukar yang diberikannya
dilayani secara benar dan
jujur serta tidak diskriminasi
Pada uupk pasal 5 terdapat aturan mengenai kewajiban
konsumen, yaitu:

1.Membaca atau mengikuti petunjuk informasi dan prosedur pemakaian atau pemanfaatan barang dan/atau jasa demi keamanan dan keselamatan;

2. Beritikad baik dalam melakukan transaksi pembelian barang dan/atau jasa;

Kewajiban Konsumen
3.Membayar sesuai dengan nilai tukar yang disepakati;

4.mengikuti upaya penyelesaian sengketa perlindungan konsumen secara patut;


Pengertian
Pelaku Usaha
Undang – Undang nomor 7 tahun 2014 tentang
perdagangan:
“Pelaku usaha adalah setiap orang perseorangan warga negara Indonesia
atau badan usaha yang berbentuk badan hukum atau bukan badan hukum
yang didirikan dan berkedudukan dalam wilayah hukum negara kesatuan
republik Indonesia yang melakukan kegiatan usaha di bidang
perdagangan”.

Yang dapat dikasifikasikan sebagai pelaku usaha


adalah:
• a. pembuat produk jadi,
• b. pembuat bahan baku,

• c. pembuat suku cadang,

• d. pemasok (supplier), dll


Hak Pelaku Usaha Hak Pelaku Usaha
Pasal 6 uupk mengatur beberapa hak pelau Kewajiban pelaku usaha yang harus ditaati
usaha yaitu: sebagaimana telah diatur dalam pasal 5
uupk, yaitu:
- Hak untuk menerima pembayaran
sesuai kesepakatan, - Beritikad baik dalam kegiatan usahanya,
- Hak untuk mendapat perlindungan hukum dari Tindakan konsumen yang tidak baik, - Memberikan informasi yang jujur atau fakta
- Hak melakukan pembelaan diri di dalam penyelesaian sengketa dengan konsumen, tentang barang atau jasa,
- Hak untuk rehabilitasi nama baik apabila bersalah dalam sengketa dengan konsumen. - Melayani konsumen dengan benar,
Menjamin mutu barang atau jasa yang
diperdagangkan
02
Larangan Pelaku 01

Usaha Pelaku usaha dilarang memproduksi dan


memperdagangkan barang dan/atau jasa
Adapun larangan bagi pelaku usaha yang tidak sesuai standar yang sudah
yang berkaitan dengan cacat ditentukan dalam perundang – undangan
serta tidak memberikan informasi secara
produkbaik itu barang atau jasa lengkap
sebagaimana pasal 8 uupk, yaitu:

03 02

Pelaku usaha yang melakukan Pelaku usaha dilarang


pelanggaran pada ayat (1) dan (2) memperdagangkan sediaan farmasi dan
dilarang memperdagangkan pangan yang rusak atau cacat, dengan
barang dan/atau jasa tersebut atau tanpa memberikan informasi
serta menariknya dari peredaran secara benar,
Tanggung Jawab
Pelaku Usaha
Secara umum prinsip tanggung jawab dalam hukum dapat dibedakan menjadi :

- Prinsip Tanggung jawab berdasarkan unsur kesalahan


- Prinsip praduga untuk selalu bertanggung jawab

- Prinsip praduga untuk selalu tidak bertanggung jawab

- Prinsip tanggung jawab mutlak

- Prinsip tanggung jawab dengan pembatasan


1.Penyelesaian
sengketa dengan damai.

Penyelesian
Sengketa
2. Penyelesaian melalui Konsumen
Lembaga yang
berwenang (BPSK)
dengan mekanisme
konsiliasi, mediasi, dan
arbitrase
11
Terimakasih

10

Anda mungkin juga menyukai