Anda di halaman 1dari 17

HUKUM

PERLINDUNGAN
KONSUMEN
DALAM ISLAM

1
Kelompok 7
01 Nada Aulia Rahman
(12020219130140)
Winda Aulia Ulla R. J.
02
(12020219130142)
Mellina Sekararum
03
(12020219140056)
Erika Eksa Novianti
04
(12020219140062)

05 Rifka Irsalina
(12020219140072)
Ekonomi Islam B
1. Pengertian Konsumen & Perlindungan Konsumen
2. Hak Spiritual Konsumen
3. Hak Konsumen
Pokok 4. Kewajiban Konsumen
Bahasan 5. Perbuatan yang Dilarang Bagi Pelaku Usaha
6. Kebijakan Hukum Pemerintah dalam Melindungi
Konsumen

3
Pengertian Konsumen & Perlindungan Konsumen

Menurut UU No. 8 Tahun 1999


(Tentang Perlindungan Konsumen)
• Konsumen adalah setiap orang pemakai barang
dan/atau jasa yang tersedia dalam masyarakat,
baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga,
orang lain, maupun makhluk hidup lain dan tidak
untuk diperdagangkan.
• Perlindungan konsumen adalah segala upaya yang
menjamin adanya kepastian hukum untuk memberi
perlindungan kepada konsumen.
4
Hak Spiritual Konsumen
Secara etimologi, spiritual berarti sesuatu yang mendasar, penting, dan mampu
menggerakkan serta memimpin cara berpikir dan bertingkah laku seseorang.
Menurut KBBI, spiritual adalah berhubungan dengan atau bersifat kejiwaan (rohani, batin).
Hak spiritual konsumen adalah hak yang dilandaskan pada ajaran agama
konsumen yang bersangkutan. Hak spiritual yang bersumber pada agama
adalah penting sebab setiap agama mempunyai ketentuan baik berbentuk
perintah maupun larangan.
Spiritualitas mencakup aspek-aspek sebagai berikut :
1. Aspek ideologis
2. Aspek ritualistik
3. Aspek eksperiensial
4. Aspek intelektual
5. Aspek konsekuensial

Sumber: Jurnal Perlindungan Hak Spiritual 3(2), 124-154.


Karangan Dr. Ro’fah Setyowati, S.H., M.H
Hak Konsumen

Hak Konsumen dalam Islam


Hak konsumen tidak diatur secara eksplisit dalam hukum Islam, tetapi jika
melihat dari maqashid syari’ah, maka semua hak konsumen yang diatur di
dalam UUPK sesuai dengan hukum Islam, karena semua hak-hak itu prinsipnya
untuk kebaikan konsumen.
1. Hak untuk mendapatkan informasi yang benar, jujur, dan adil (terhindar dari
gharar)
2. Hak untuk mendapatkan ganti rugi akibat negatif dari suatu produk
(dhaman).
3. Hak untuk memilih meneruskan/membatalkan transaksi jual beli (khiyar).
4. Hak untuk mendapatkan keamanan produk dan lingkungan sehat.
5. Hak untuk mendapatkan perlindungan dari penyalahgunaan keadaan.

6
Hak konsumen dalam UUPK No.8 Tahun 1999 (Pasal 4) :
1. Hak atas kenyamanan, keamanan, dan keselamatan dalam mengkonsumsi
barang dan/atau jasa.
2. Hak untuk memilih barang dan/atau jasa serta mendapatkan barang dan/atau jasa
tersebut sesuai dengan nilai tukar dan kondisi serta jaminan yang dijanjikan.
3. Hak atas informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai kondisi dan jaminan
barang dan/atau jasa.
4. Hak untuk didengar pendapat dan keluhannya atas barang dan/atau jasa yang
digunakan.
5. Hak untuk mendapatkan advokasi, perlindungan, dan upaya penyelesaian
sengketa perlindungan konsumen secara patut.
6. Hak untuk mendapat pembinaan dan pendidikan konsumen.
7. Hak unduk diperlakukan atau dilayani secara benar dan jujur serta tidak
diskriminatif.
8. Hak untuk mendapatkan kompensasi, ganti rugi dan/atau penggantian, apabila
barang dan/atau jasa yang diterima tidak sesuai dengan perjanjian atau tidak
sebagaimana mestinya.
7
Kewajiban Konsumen
Kewajiban Konsumen dalam Islam
Kewajiban konsumen tidak dijelaskan secara spesifik dalam hukum Islam, tetapi jika
melihat maqashid syari’ah, maka semua kewajiban konsumen di dalam UUPK sesuai
dengan hukum islam, yaitu untuk mewujudkan kebaikan (mashlahah).

1 2 3 4

Beritikad baik Mencari Membayar sesuai dengan Mengikuti prosedur


dalam melakukan informasi dalam harga atau nilai yang telah penyelesaian
transaksi barang berbagai aspek disepakati dan dilandasi sengketa yang terkait
dan/atau jasa; dari suatu barang rasa saling rela merelakan dengan perlindungan
dan/atau jasa (taradhin), yang terealisasi konsumen.
yang akan dibeli dengan adanya ijab dan
atau digunakan; qabul (sighah) .
Kewajiban konsumen dalam UUPK No. 8 Tahun 1999 (Pasal 5) :

Membaca
Membaca dandan Beritikad
Beritikad baik
baik Membayar
Membayar Mengikuti
Mengikuti upaya
upaya
mengikuti
mengikuti informasi
informasi dan
dan dalam
dalam melakukan
melakukan sesuai
sesuai dengan
dengan penyelesaian
penyelesaian hukum
hukum
prosedur
prosedur pemakaian
pemakaian transaksi
transaksi nilai
nilai tukar
tukar yang
yang sengketa
sengketa perlindungan
perlindungan
atau
atau pemeliharaan
pemeliharaan pembelian
pembelian disepakati
disepakati konsumen
konsumen secara
secara
barang
barang dan/atau
dan/atau jasa,
jasa, barang
barang dan/atau
dan/atau patut
patut
demi
demi keamanan
keamanan dan
dan jasa
jasa
keselamatan
keselamatan

1 2 3 4
Perbuatan yang dilarang bagi Pelaku Usaha

Jual beli Monopoli &


barang haram persaingan usaha
Talaqqi rukban Bai’al najasy tidak sehat

Perbuatan yang 2 4 6
dilarang bagi
Pelaku Usaha
dalam Hukum 1 3 5 7
Islam
Bai’al gharar Riba Ikhtikaar

10
UUPK mengatur berbagai larangan bagi pelaku usaha pada bab IV
dimulai dari Pasal 8 -17

1. Pasal 8 ayat (1) huruf a – f, pasal 9 – 14, dan pasal 16 : Tentang


Perbuatan Pemberian informasi yang tidak benar terkait barang yang
yang dilarang diperjualbelikan (gharar).
bagi Pelaku 2. Pasal 8 ayat (2) : “Pelaku usaha dilarang memperdagangkan barang
Usaha dalam yang rusak, cacat atau bekas, dan tercemar tanpa memberikan informasi
secara lengkap dan benar atas barang dimaksud”.
UUPK 3. Pasal 8 ayat (3) : “Pelaku usaha dilarang memperdagangkan sediaan
farmasi dan pangan yang rusak, cacat atau bekas dan tercemar, dengan
atau tanpa memberikan informasi secara lengkap dan benar”.

11
4. Pasal 15 : “Pelaku usaha dalam menawarkan barang
dan/atau jasa dilarang melakukan dengan cara pemaksaan
atau cara lain yang dapat menimbulkan gangguan baik fisik
maupun psikis terhadap konsumen.”
5. Pasal 17 : Tentang periklanan yang mengelabui
konsumen.

12
Kebijakan Hukum Pemerintah dalam Melindungi Konsumen

Pasal 29 : Tentang Pembinaan


(1)Pemerintah bertanggung jawab atas pembinaan penyelenggaraan perlindungan
konsumen yang menjamin diperolehnya hak konsumen dan pelaku usaha serta
dilaksanakannya kewajiban konsumen dan pelaku usaha.
(2) Pembinaan oleh pemerintah atas penyelenggaraan perlindungan konsumen
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan oleh Menteri dan/atau menteri
teknis terkait.
(3) Menteri sebagaimana dimaksud pada ayat (2) melakukan koordinasi atas
penyelenggaraan perlindungan konsumen
(4) Pembinaan penyelenggaraan perlindungan konsumen sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) meliputi upaya untuk :

13
Ketentuan lebih
Berkembangnya lanjut mengenai
lembaga pembinaan
perlindungan penyelenggaraan
konsumen perlindungan
swadaya konsumen diatur
masyarakat dengan Peraturan
Pemerintah

Terciptanya iklim Meningkatnya


usaha dan timbulnya kualitas sumber
hubungan yang daya manusia
sehat antara pelaku Serta meningkatnya
usaha dan kegiatan penelitian
konsumen; dan pengembangan
di bidang
perlindungan
konsumen 14
Pasal 30 : Tentang Pengawasan
(1) Pengawasan terhadap penyelenggaraan perlindungan konsumen serta
penerapan ketentuan peraturan perundang-undangannya diselenggarakan
oleh pemerintah, masyarakat, dan lembaga perlindungan konsumen
swadaya masyarakat.
(2) Pengawasan oleh pemerintah sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan oleh Menteri dan/atau Menteri teknis terkait.
(3) Pengawasan oleh masyarakat dan lembaga perlindungan konsumen
swadaya masyarakat dilakukan terhadap barang dan/atau jasa yang beredar
di pasar.
15
(4) Apabila hasil pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
ternyata menyimpang dari peraturan perundang-undangan yang berlaku
dan membahayakan konsumen, Menteri dan/atau Menteri teknis
mengambil tindakan sesuai dengan peraturan perundang- undangan
yang berlaku.
(5) Hasil pengawasan yang diselenggarakan masyarakat dan lembaga
perlindungan konsumen swadaya masyarakat dapat disebarluaskan
kepada masyarakat dan dapat disampaikan kepada Menteri dan Menteri
teknis.
(6) Ketentuan pelaksanaan tugas pengawasan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) ditetapkan dengan Peraturan
Pemerintah.
Terima Kasih!

17

Anda mungkin juga menyukai