Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH ILMU NEGARA

TEORI SENDI-SENDI PEMERINTAHAN

DOSEN PENGAMPU:

Dr.Ir.H. Suparto, S.H, S.IP, M.M, M.Si, M.H

DISUSUN OLEH :
RAIHAN DIANDRI (221010195)

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM


FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
2022
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Sebuah Negara baru bisa dikatakan sebagai negara apabila memenuhi 3 unsur
dalam sebuah Negara yaitu wilayah, rakyat, dan pemerintahan yang berdaulat.
Adapun pemerintahan itu mempunyai peran penting dalam sebuah Negara. Tanpa
pemerintah dan adanya pemerintahan maka roda kehidupan, dasar aturan, dan apa pun
yang ada dalam sebuah Negara yang dibutuhkan dalam terselenggaranya proses
kenegaraan. Negara memiliki alat alat perlengkapan pemerintahan negara untuk
menjalankan tugas dan fungsinya untuk mencapai tujuan negara. Alat perlengkapan
pemerintahan negara tersebut adalah organ atau lembaga negara. Di dalam peraturan
perundang-undangan kelembagaan negara belum jelas. Masing-masing undang-
undang memberikan istilah atau sebutan yang berbeda sesuai dengan kebutuhan
undang-undang.
Pengertian sendi-sendi pemerintahan adalah bagaimana menyelenggarakan
pemerintahan dalam suatu negara dengan cara lebih baik dan lebih efisien. Dalam
teori kenegaraan lazim disebut dengan istilah Ratio Gubernandi. Masalah ini timbul
karena dalam perkembangannya tugas dari organisasi negara menjadi bertambah
berat. Selain itu wilayah negara menjadi bertambah luas sehingga harus dibagi dalam
beberapa wilayah dan memerlukan pengaturan yang jelas mengenai tugas dari
pemerintahan pusat serta tugas dari pemerintahan di daerah-daerah. Negara sebagai
suatu organisasi hakikatnya memiliki kekuasaan dalam menentukan

Segala sesuatu bagi warganya, termasuk kekuasaan dalam menentukan tujuan


negara dan cara-cara mencapai tujuan tersebut. Selanjutnya dalam melaksanakan
tugas pemerintahan, kekuasaannya ada yang bersifat:

a. Terhimpun, dalam arti terkumpul dalam bentuk ditumpuk (concentrated)


yaitu kekuasaan berada di tangan seorang/beberapa orang yang terbatas
jumlahnya. Bentuk yang ke dua adalah dipusatkan, artinya kekuasaan
berada pada sejumlah orang yang secara bersama-sama merupakan pusat
kekuasaan;

b. Tersebar, artinya kekuasaan pemerintahan dibagi berdasar dua cara


pembagian yaitu secara horizontal dan vertikal. Secara horizontal tugas
pemerintahan dibagi atas sifat tugas yang berbeda jenisnya dan
menimbulkan lembaga-lembaga negara. Sedangkan secara vertikal akan
membentuk garis hubung antara pemerintahan pusat dan daerah.
Dalam proses penyelenggaraan pemerintahan negara maka diperlukan cara
atau metode dalam pembagian kekuasaan. Maka penulis akan memaparkan kajian
penulis mengenai tentang pemerintahan dan teori sendi-sendi pemerintahan.

B. Rumusan masalah
1. Bagaimana metode pembagian kekuasaan?
2. Bagaimana mana sendi sendi pemerintahan negara Indonesia?

C. Tujuan
1. Untuk memahami metode pembagian kekuasaan
2. Untuk mengetahui sendi-sendi pemerintahan negara Indonesia
3. Untuk menambah ilmu pengetahuan tentang sendi-sendi pemerintahan
4. Untuk menambah wawasan mengenai sendi-sendi pemerintahan negara
Indonesia
BAB II

PEMBAHASAN

SENDI-SENDI PEMERINTAHAN NEGARA

Teori Sendi – sendi Pemerintahan Negara

Disini dibahas mengenai cara apa yang dipakai penguasa dalam menyelenggarakan
pemerintahan. Menurut teorinya ada dua cara penyelenggaraan pemerintahan :

A. Sendi wilayah

B. Sendi keahlian

A. Sendi wilayah (teritorial)

Penguasa dalam menyelenggarakan pemerintahan sangat memperhatikan faktor


wilayah dari suatu Negara. Faktor wilayah dari suatu Negara dibagi dalam dua bagiaan :

1. Wilayah jabatan (dekonsentrasi)

Dekonsentrasi adalah pelimpahan wewenang dari pemerintah atau Kepala Wilayah


atau Kepala Instansi Vertikal tingkat atasnya kepada pejabat-pejabatnya di Daerah. Dengan
berkembangnya kepentingan dari pemerintah pusat, maka demi kebaikan dan kelancaran
serta efektivitas dari Pemerintah diadakan pelimpahan kewenangan-kewenangan pada
instansi di daerah yang berada jauh dari Pemerintahan Pusat, yang dapat berupa asas
dekonsentrasi, asas desentralisasi dan asas medebewind atau tugas pembantuan.Adapun
penjelasan dari masing- masing asas-asas tersebut diatas adalah sebagai berikut :

A). Asas Dekonsentrasi.

Asas dekonsentrasi adalah pelimpahan wewenang dari pemerintah pusat kepada


pemerintah atau kepala wilayah atau kepala instansi vertikal tingkat atasnya kepada pejabat-
pejabat didaerah. Hal ini tercantum di dalam pasal satu huruf f Undang-undang No. 5 Tahun
1974. Ciri –ciri dari asas ini adalah sebagai berikut:

1) Bentuk pemencaran adalah pelimpahan

2) Pemencaran terjadi kepada pejabat sendiri (perseorangan)

3) Yang dipencar ( bukan urusan pemerintah) tetapi wewenang untuk


melaksanakan sesuatu.

4) Yang dilimpahkan tidak menjadi urusan rumah tangga sendiri.

Oleh karena itu tidak semua urusan pemerintahan dapat diserahkan kepada kepala
daerah otonom menurut asas desentralisasi ini merupakan salah satu yang membedakan
antara asas desentralisasi dengan asas dekonsentrasi. Menurut asas dekonsentrasi maka segala
urusan yang dilimpahkan oleh pemerintah pusat kepada pejabatnya didaerah tetap menjadi
tanggung jawab dari pemerintah pusat yang meliputi :

a). Kebijaksanaan

b). Perencanaan

c). Pelaksanaan

d). Pembiayaan

e). Perangkat pelaksanaan.

Adapun unsur pelaksanaannya adalah segala instansi vertikal yang ada di daerah
yang di koordinir oleh kepala wilayah sebagai alat/ aparat dekonsentrasi. Dalam hal
koordinasi ini, kepala wilayah tidak boleh membuat kebijakan (policy) sendiri, karena
kebijaksanaan terhadap pelaksanaan urusan dekonsentrasi tersebut sepenuhnya ditentukan
oleh pemerintah pusat. Pelaksanaan asas dekonsentrasi ini melahirkan pemerintahan lokal
administratif. Daerah administratif meliputi tingkat provinsi, kabupaten, dan kecamatan.
Pemerintahan administratif diberi tugas atau wewenang menyelenggarakan urusan-urusan
pemerintahan pusat yang ada di daerah. Ditinjau dari wilayah pembagian Negara, asas
dekonsentrasi adalah asas yang akan membagi wilayah Negara menjadi daerah-daerah
pemerintahan lokal administratif.

2. Wilayah Tugas (desentralisasi)


Memahami arti desentralisasi adalah penyerahan urusan pemerintahan dari
pemerintah atau Daerah tingkat atasnya kepada Daerah menjadi urusan rumah
tangganya. Pengertian otonomi Daerah adalah hak, wewenang dan kewajiban Daerah
untuk mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku. Desentralisasi dirinci 5 macam
a). Desentralisasi politik, hal ini terkait urusan pemerintah dan peraturan
tingkat daerah.
b). Desentralisasi fungsional, yang terkait kepada golongan-golongan yang
mempunyai fungsi dalam Negara.
c). Desentralisasi Cultural yang menyangkut bidang kebudayaan.
d). Desentralisasi Tekhnis yang menyangkut ketenagaan ahlian tertentu.
e). Desentralisasi Collaboratif adalah kepada swasta diberi wewenang
Menjalankan tugas Negara.
B). Asas Desentralisasi

Asas desentralisasi adalah penyerahan urusan pemerintahan dari pemerintah atau


daerah tingkat atasnya kepada daerah yang menjadi urusan rumah tangganya. Ditinjau dari
segi pemberian wewenangnya asas desentralisasi adalah asas yang akan memberikan
wewenang kepada pemerintah daerah untuk mengatur dan menagani urusan- urusan tertentu
sebagai urusan rumah tangganya sendiri.

Didalam ilmu administrasi Negara, menurut Robert D. Miewald, tema desentralisasi


dan sentralisasi terutama mengenai fenomena tentang “ Delegation of Authority and
responsibility” yang dapat diukur dari sejauh mana unit-unit organisasi bawahan memiliki
wewenang dan tanggung jawab didalam proses pengambilan keputusan.[1]

Sentralisasi dan desentralisasi mempunyai kelebihan dan kelebihan masing-masing.


Ini berarti bahwa kekurangan sentralisasi adalah kelebihan dari desentralisasi. Menurut G.R.
Terry dalam bukunya Prinsiple of Management mengemukakan tentang kelebihan dari
sentralisasi dan desentralisasi adalah sebagai berikut :

a). kelebihan sentralisasi

1) kekuasaan dan prestige memperlengkap kekuasaan eksekutif kepala;

2) keseragaman kebijaksanaan, praktek dan keputusan terpelihara;

3) penggunaan secara penuh ahli-ahli pada kantor pusat ditingkatkan, sebagian besar karena
mereka dekat kepada tahap menejemen teratas;
4) ahli-ahli berkualiatas tinggi dapat dipergunakan, karena ruang lingkup dan banyaknya
pekerjaan mereka adalah cukup untuk membantu meneger;

5) fungsi rangkap dapat ditekan sampai minimum;

6) bahaya ayang timbul dari tingkat laku dapat dikurangi;

7) prosedur dan tingkat kontrol yang teliti dan besar biaya tidak diperlukan.

8) Dapat dikembangkan kelompok menejemen yang terkooordinasi tepat.

b). Kelebihan desentralisasi

1). Struktur organisasi yang didesentralisasib bebobot pendelegasian wewenang yang


memperingan beban menejemen teratas;

2). Lebih berkembang generalis daripada spesialis dan dengan demikian membuka
kedudukan untuk menejer umum;

3). Hubungan dan kaitan yang akrab dapat ditingkatkan yang mengakibatkan gairah kerja
dan koordinasi yang baik;

4). Kebiasaan dengan aspek kerja yang khusus dan penting siap untuk dipergunakan;

5). Efisiensi dapat ditingkatkan sepanjag struktur dapat diandang sebagai suatu kebulatan
demikian rupa sehingga kesuliatan dapat dilokalisasi dan dapat dipecahkan dengan mudah;

6). Bagi perusahaan yang besar dan tersebar diberbagi tempat, dapat diperoleh manfaat
sebesar-besarnya dari keadaaa tempat masing-masing;

7). Rencana dapat dicoba dalam tahp eperimen pada suatu perusahaan, dapat diubah dan
dibuktikan sebelum diterapkan pada bagian lain yang sejenis dari bagian usahanya yang sama

8). Resiko yang mencakup kerugian, kepegawaiaan, fasilitas dan perusahaan dapat terbagi.

B. Sendi Keahliaan

Sendi keahlian berarti menyerahkan penyelenggaraan mandat-tugas pemerintahan


Negara kepada ahli-ahli. Untuk ini dapat dilaksanakan secara horizontal yaitu; tugas-tugas
pemerintahan dibagi dalam beberapa bidang yang kemudian diserahkan pengurusannya
kepada para (menteri) dan hal ini menimbulkan beberapa lembaga keahlian tugas-tugas
pemerintahan (departemen). Pelaksanaan kirim keahlian selanjutnya adalah “membaginya
secara vertikal ke daerah-daerah Negara. Sehingga timbullah perwakilan-perwakilan di
daerah mengenai penanganan tugas-tugas pemerintahan Negara dengan berpedoman pada
prinsip keahlian.

Ada dua macam sendi keahlian yaitu:

Government by official yaitu pemerintahan dalam sistem pegawai negeri Horizontal.

Government by Comitte yaitu pemerintahan yang dijalankan dengan sistem kepanitiaan


vertikal.

C.Sendi-sendi pemerintahan negara Indonesia

Sendi-sendi pemerintahan negara Indonesia berdasarkan sendi wilayah


diselenggarakan atas tiga asas, yaitu asas desentralisasi, dekonsentrasi, dan tugas
pembantuan. Namun dalam perubahan UUD 1945 pasal 18 ayat 2 ditegaskan bahwa
pemerintahan daerah provinsi, daerah kabupaten dan kota mengatur dan mengurus sendiri
urusan pemerintahan menurut otonomi dan tugas pembantuan.

Di dalam pemerintahan daerah hanya ada pemerintahan otonomi. Prinsip baru dalam
pasal 18 lebih sesuai dengan gagasan daerah membentuk pemerintahan daerah sebagai satuan
pelimpahan mandiri di daerah yang demokratis. Mengenai hubungan pemerintahan pusat dan
daerah, pasal 18a ayat 1 misalnya, menegaskan “hubungan kewenangan antara pemerintah
pusat dan pemerintah provinsi, kabupaten dan kota di alam dengan undang-undang dengan
memperhatikan kekhususan dan keragaman daerah”

Pasal 18B ayat 1 mengatakan : “Negara mengakui dan menghormati kesatuan-


kesatuan masyarakat hukum adat beserta hak-hak tradisionalnya sepanjang masih hidup dan
sesuai dengan perkembangan masyarakat dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia
yang diatur dalam Undang-Undang.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Sendi-sendi dapat berarti metode, cara yang teratur (untuk melakukan
sesuatu). Untuk mencapai keteraturan, sistem mensyaratkan adanya bagian-bagian
yang ditata bulat sekaligus menyeluruh guna menjalankan sebuah fungsi. Dengan
begitu, sendi-sendi pemerintahan di artikan dengan dibahas mengenai cara apa yang
dipakai penguasa dalam menyelenggarakan pemerintahan. Hingga akhirnya sendi-
sendi pemerintahan tersebut di bagi dalam dua bentuk yaitu sendi keahlian dan sendi
wilayah. Sendi-sendi pemerintahan negara Indonesia berdasarkan sendi wilayah
diselenggarakan atas tiga asas, yaitu asas desentralisasi, dekonsentrasi, dan tugas
pembantuan.
B. Kritik dan saran
Dalam penulisan makalah ini penulis masih belum bisa memberikan penulisan
makalah yang baik dan benar maka diperlukan kritik dan saran yang dapat agar
penulis bisa menjadi lebih baik dalam penulisan makalah berikutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Buku ASAS PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH( H. Rahyuni Rauf, M.Si.)
https://perpus.unigo.ac.id/index.php?p=show_detail&id=1915
https://prezi.com/2l24pzgfans7/teori-sendi-sendi-pemerintahan/
https://ansyorimuhammad.wordpress.com/2013/06/30/sendi-sendi-pemerintahan/
https://id.scribd.com/document/364063131/Alat-Perlengkapan-Negara-Dan-Sendi-sendi-
pemerintahan

Anda mungkin juga menyukai