Anda di halaman 1dari 14

TUGAS MAKALAH

BAHASA INDONESIA “ KOSAKATA DAN DIKSI”

DOSEN PEMBIMBING :
Drs. HERWANDI,M.Pd
DISUSUN OLEH:
• EMMANUEL CHRISTIAN 221010165
• REFLY DURIYANTO 221010162
• ABIDIN FAHMI 221010184
• RAIHAN DIANDRI 221010195
• WAHYU FIRMANSYAH 221010174
• ADIVA FAJRI COMTA 221010187

PRODI ILMU HUKUM FAKULTAS HUKUM


UNIVERSITAS ISLAM RIAU
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Pilihan kata atau diksi pada dasarnya adalah hasil dari upaya memilih kata tertentu
untuk dipakai dalam kalimat, alinea, atau wacana. Pemilihan kata akan dapat dilakukan bila
tersedia sejumlah kata yang artinya hampir sama atau bermiripan. Ketersediaan kata ada
apabila seseorang mempunyai bendaharaan kata yang memadai, seakan-akan memiliki
daftar kata. Dari daftar kata itu dipilih satu kata yang paling tepat untuk mengungkapkan
suatu pengertian. Tanpa mengusai sediaan kata yang cukup banyak, tidak mungkin
seseorang dapat melakukan pemilihan atau seleksi kata. Pemilihan kata bukanlah sekadar
kegiatan memilih kata yang tepat, melainkan juga memilih kata yang cocok. Cocok dalam
hal ini berarti sesuai dengan konteks dimana kata itu berada, dan maknanya tidak
bertentangan dengan nilai rasa masyarakat pemakainya. Untuk itu, dalam memilih kata
diperlukan analisis dan pertimbangan tertentu. Kemampuan memilih kata hanya
dimungkinkan bila seseorang menguasai kosakata yang cukup luas, diksi atau pilihan kata
mengandung pengertian upaya atau kemampuan membedakan secara tepat kata-kata yang
memiliki nuansa makna serumpun, pilihan kata menyangkut kemampuan untuk memilih
kata-kata yang tepat dan cocok untuk situasi atau konteks tertentu (Keraf, 1984:22).
Pengertian pilihan kata atau diksi jauh lebih luas dari apa yang dipantulkan oleh jalinan
kata-kata itu. Istilah ini bukan saja dipergunakan untuk menyatakan kata-kata mana yang
dipakai untuk mengungkapkan suatu ide atau gagasan, tetapi juga meliputi persoalan
fraseologi, gaya bahasa, dan ungkapan. Fraseologi mencakup persoalan kata-kata dalam
pengelompokan atau susunannya, atau yang menyangkut cara-cara yang khusus berbentuk
ungkapan-ungkapan. Gaya bahasa sebagai bagian dari diksi bertalian dengan
ungkapanungkapan yang individual atau karakteristik, atau yang memiliki nilai artistik yang
tinggi. Dengan uraian yang singkat ini, dapat diturunkan tiga kesimpulan utama mengenai
diksi. Pertama, pilihan kata atau diksi mencakup pengertian kata-kata mana yang dipakai
untuk menyampaikan suatu gagasan, bagaimana membentuk pengelompokan kata-kata
yang tepat atau menggunakan ungkapan-ungkapan yang tepat, dan gaya mana yang paling
baik digunakan dalam suatu situasi. Kedua, pilihan kata atau diksi adalah kemampuan
membedakan secara tepat nuansanuansa makna dari gagasan yang ingin disampaikan, dan
kemampuan untuk menemukan bentuk yang sesuai (cocok) dengan situasi dan nilai rasa
yang dimiliki kelompok masyarakat pendengar. Ketiga, pilihan kata yang tepat dan sesuai
hanya dimungkinkan oleh penguasaan sejumlah besar kosa kata atau perbendaharaan kata
bahasa itu. Sedangkan yang dimaksud perbendaharaan kata atau kosa kata suatu bahasa
adalah keseluruhan kata yang dimiliki oleh sebuah bahasa (Keraf, 1984:23-24).
Bahasa terdiri atas beberapa tataran gramatikal antara lain kata, frase, klausa, dan
kalimat. Kata merupakan tataran terendah dan kalimat merupakan tataran tertinggi. Ketika
Anda menulis, kata merupakan kunci utama dalam upaya membentuk tulisan. Oleh karena
itu, sejumlah kata dalam Bahasa Indonesia harus dipahami dengan baik, agar ide dan pesan
seseorang dapat mudah dimengerti. Dengan demikian, kata-kata yang digunakan untuk
berkomunikasi harus dipahami dalam konteks alinea dan wacana. Kata sebagai unsur
bahasa, tidak dapat dipergunakan dengan sewenang-wenang. Akan tetapi, kata-kata
tersebut harus digunakan dengan mengikuti kaidah-kaidah yang benar
(http://Riski21208074's .Blog). Bahasa merupakan saran untuk menyampaikan suatu
informasi. Penyampaian infomasi tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan media
massa. Setiap anggota masyarakat dapat menggunakan media massa untuk berbagai
keperluan, misalnya memasang iklan untuk menginformasikan sesuatu. Media massa dapat
berupa media elektonik dan media cetak. Iklan diharapkan dapat memberi informasi dan
petunjuk yang bermanfaat bagi calon konsumen yang hendak mengadakan pembelian
suatu barang. Konsumen sebagai calon pembeli dapat mengetahui karakteristik barang
setelah membaca dan menikmati iklan. Bahasa yang digunakan dalam iklan dibuat dengan
mengandung daya yang persuasif dan komunikatif. Oleh karena itu, bahasa iklan harus
menggunakan diki dan gaya bahasa yang sesuai dengan maksud dan tujuan iklan.
Tujuan utama dalam wacana iklan media cetak adalah untuk menarik perhatian.
Diperlukan pesan-pesan iklan yang menarik dan penting sehingga dapat menarik perhatian
konsumen. Iklan adalah pesan menawarkan suatu produk yang ditujukan kepada
masyarakat (konsumen) lewat suatu media. Iklan merupakan kegiatan yang betujuan
mempengaruhi konsumen agar membeli atau memakai produknya, baik berupa barang
maupun jasa, atau mengikuti visi maupun misi pemasang iklan. Oleh karena itu, bahasa
yang dipergunakan harus menarik konsumen. Iklan merupakan salah satu bentuk informasi
dari produsen kepada konsumen. Produsen sebagai penghasil barang menawarkan hasil
produksinya kepada konsumen sebagai pembeli. Bahasa iklan harus menarik minat
konsumen untuk membeli barang yang ditawarkan oleh produsen (Rahayu, 2006:11).
Sebagai alat komunikasi, bahasa merupakan saluran perumusan, maksud kita, melahirkan
perasaan kita dan memungkinkan kita menciptakan kerja sama dengan sesama warga.
Bahasa sebagai alat komunikasi, lebih jauh memungkinkan tiap orang untuk merasa dirinya
terikat dengan kelompok sosial yang dimasukinya, serta dapat melakukan semua kegiatan
kemasyarakatan. Melalui bahasa seorang anggota masyarakat perlahan-lahan belajar
mengenal segala adat-istiadat, tingkah laku, dan tata krama masyarakatnya mencoba
menyesuaikan dirinya (adaptasi) dengan semuanya melalui bahasa (Keraf, 1971:4).
Mengingat pentignya bahasa sebagai alat komunikasi dan memperhatikan wujud bahasa itu
sendiri, dapat membatasi pengetian bahasa sebagai: bahasa adalah alat komunikasi antara
anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia.
Bahasa merupakan alat komunikasi dalam kehidupan sehari-hari, tanpa bahasa aktivitas
manusia tidak dapat berjalan. Sebagai sarana komunikasi, setiap bahasa terlibat dalam
proses penyampaian dan penerimaan. Adapun berkaitan dengan proses penerimaan dan
penyampaian tersebut hakikatnya bahasa dibedakan berdasarkan pemakai dan pemakainya
(Keraf, 1971:4). Bahasa iklan kebanyakan tidak menggunakan pola-pola verbal yang
berkaitan dengan kaidah-kaidah sintaksis. Tetapi apabila kita perhatikan secara cermat dan
teliti, maka akan kita temukan bentuk-bentuk teks iklan yang sering tampak mirip baik
dilihat dari diksi (pilihan katanya). Penelitian yang berkaitan dengan bahasa iklan sebagai
objek kajiannya. Penelitian ini lebih difokuskan pada iklan produk kosmetik dalam upaya
menemukan kemungkinan adanya gambaran mengenai kaidah-kaidah atau aturanaturan
yang dapat dimanfaatkan sebagai acuan intuk menyusun bahasa iklan (Moeliono,
1989:102). Dalam perdagangan bahasa bersifat referensial, bahasa berfungsi sebagai alat
untuk membicarakan objek atau peristiwa yang ada di sekeliling penutur atau yang ada
dalam budaya pada umumnya. Fungsi inilah yang melahirkan faham bahwa bahasa adalah
alat untuk menyatakan pikiran, untuk menyatakan bagaimana pendapat penutur di
sekelilingnya. Bahasa perdagangan tidak terbatas pada komunikasi verbal namun juga
melalui komunikasi Non-verbal seperti iklan di media cetak, media elektronik, brosur,
katalog, dan media iklan tulis lainnya. Istilah analisis diksi bahasa Iklan pada iklan produk
kosmetik dalam media cetak seringkali juga dikenal dengan istilah ragam bahasa. Dalam
perwujudannya ragam tersebut berupa ragam bahasa iklan. Salah satu wujud 6 ragam
bahasa yang tidak terlepas dari kehidupan sehari-hari yakni berupa ragam bahasa iklan.
Berbagai wujud ragam tersebut mencirikan adanya ragam tertentu. Perbedaan ragam itu
berkisar pada pemilihan sejumlah kata atau ungkapan yang khusus. Pada pemilihan kata
atau ungkapan yang khusus digunakan dalam bidang atau pembahasan pokok persoalan
yang bersangkutan, misalnya dapat dilihat pada penulisan atau penyusunan bahasa iklan
kosmetik yang tidak sekedar menarik perhatian pembaca dan pendengarnya. Melainkan
juga dimaksudkan untuk menumbuhkan keingintahuan dan respon pembaca atau
pendengarnya untuk memiliki atau memanfaatkan sesuatu yang di iklankan (Raharjdo,
2002:45). Penelitian ini difokuskan terhadap ragam bahasa iklan kosmetik dalam upaya
menemukan kemungkinan adanya gambaran mengenai kaidah atau aturan yang dapat
dimanfaatkan sebagai acuan untuk menyusun bahasa iklan. Diksi yang terdapat dalam iklan
kosmetik pada media cetak sangat menarik bila diangkat dalam sebuah penelitian, karena
peneliti ingin memperluas diksi dan mengembangkan iklan kosmetik yang sekarang banyak
beredar pemalsuan kosmetik di Indonesia.
1.2 Rumusan Masalah

1. Apa sajakah idiom dan klassifikasinya yang masih hidup dan dipakai
oleh masyarakat pengguna bahasa Indonesia?
2. Apa sajakah peribahasa dan klassifikasinya yang masih hidup dan
dipakai oleh masyarakat pengguna bahasa Indonesia?
3. Apa sajakah gaya bahasa (majas) dan klassifikasinya yang masih
hidup dan dipakai oleh masyarakat pengguna bahasa Indonesia?

BAB II
PEMBAHASAN

A. Kosakata
1. Pengertian Kosakata
Kosakata merupakan salah satu aspek kebahasaan yang harus diperhatikan dan
dikuasai guna menunjang kelancaran berkomunikasi dengan menggunakan bahasa
Jepang baik dalam lisan maupun tulisan (Sudjianto dan Dahidi, 2004: 97)
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005: 597) definisi kosakata adalah
pembendaharaan kata.
Adapun menurut Soedjito dalam Labib (2016: 13) kosakata adalah : a.
Semua kata yang terdapat dalam suatu bahasa.
b. Kekayaan kata yang dimiliki seorang pembicara atau penulis.
c. Kata yang dipakai dalam suatu bidang ilmu pengetahuan.
d. Daftar kata yang disusun seperti kamus yang disertai penjelasan secara singkat
dan praktis.

Dari beberapa pengertian tentang kosakata di atas, dapat disimpulkan


bahwa kosakata adalah kata-kata yang dipahami baik maknanya maupun
cara pengguanaannya oleh seseorang

Pendapat lainnya mengenai arti kosakata dijelaskan dalam Langenscheidt


(2009: 986), “Wortschatz ist alle Wörter einer Sprache oder Fachsprache”.
Pernyataan tersebut bermakna „Kosakata ialah seluruh kata suatu bahasa atau
bahasa bidang tertentu‟.

2. Jenis kosakata

Dalam Langenscheidt (2009: 986) kosakata menurut penggunanya digolongkan ke


dalam dua bagian, yakni:

a. aktiver Wortschatz ist alle Wörter, die jemand zum Sprechen benutz;

b. passive Wortschatz ist alle Wörter, die jemand in ihrer Bedeutung kennt (aber
nicht selbst benutzt). Pendapat tersebut diartikan:

a. Kosakata aktif adalah seuruh kata yang digunakan seseorang untuk berbicara;
b. Kosakata pasif adalah semua kata yang semua orang mengetahui artinya (tetapi
tidak menggunakannya sendiri).
B. DIKSI
1. pengertian diksi atau pilihan kata
P ilih an k at a at au diksipada dasarnya adalah hasil dari upayamemilih kata
tertentu untuk dipakai dalam kalimat, alenia, atau wacana.Pemilihan kata dapat
dilakukan bila tersedia sejumlah kata yang artinyahampir sama atau bermiripan.
Pemilihan kata bukanlah sekedar memilihkata yang tepat, melainkan juga memilih
kata yang cocok. Cocok dalamarti sesuai dengan konteks di mana kata itu berada,
dan maknanya tidakbertentangan dengan yang nilai rasa masyarakat
pemakainya.Diksi adalah ketepatan pilihan kata. Penggunaan ketepatan pilihankata
dipengaruhi oleh kemampuan pengguna bahasa yang terkait dengankemampuan
mengetahui, memahami, menguasai, dan menggunakansejumlah kosa kata secara
aktif yang dapat mengungkapkan gagasansecara tepat sehingga mampu
mengomunikasikannya secara efektifkepada pembaca atau pendengarnya.Dalam
karangan ilmiah, diksi dipakai untuk menyatakan sebuahkonsep, pembuktian, hasil
pemikiran, atau solusi dari suatu masalah.Adapun fungsi diksi antara lain :
a) Melambangkan gagasan yang diekspresikan secara verbal.
b) Membentuk gaya ekspresi gagasan yang tepat.
c) Menciptakan komunikasi yang baik dan benar.
d) Mencegah perbedaan penafsiran.
e) Mencagah salah pemahaman.
f) Mengefektifkan pencapaian target komunikasi

2. hakikat diksi
Diksi adalah pilihan kata yang dapat menentukan sebuah kalimat menjadi yang
baik dan benar dalam menyampaikan maksud dan tujuan tertentu. Suheni (2009)
mengatakan bahwa, diksi merupakan pilihan kata yang tepat dan selaras (dalam
penggunaannya) untuk mengungkapkan gagasan sehingga diperoleh efek tertentu
(seperti yang diharapkan). Berbeda dengan Putrayasa (2007: 7) mengatakan bahwa,
pilihan kata berasal dari kata dictionari (bahasa Inggris berupa kata dasarnya dictio)
merupakan perihal pemilihan kata atau diksi untuk digunakan dalam sebuah
kalimat. Cukup banyak pengguna media sosial terdapat banyak pilihan kata tidak
memahami kata untuk disampaikan, sehingga kalimat tidak dapat dipahami oleh
penerima.
Dapat disimpulkan bahwa, diksi sebagai pengguna dalam karangan mengarang
dengan kalimat dapat dipahami oleh pembaca maupun penerima dengan baik.
Pemilihan kata yang benar dapat memudahkan pembaca atau pendengar dalam
mengungkapkan gagasan atau ide yang hendak diucap atau disampaikan. Pemilihan
kata dapat membantu seseorang membuat tulisan yang baik dan benar, karena
ketepatan kata yang dipilih akan mudah dipahami. Keraf (1999: 87) mengatakan
bahwa, persoalan ketepatan kata akan menyangkut pula masalah makna dan kosa
kata. Kekayaan kosa kata yang dimiliki dapat memungkinkan penulis atau pembicara
lebih bebas memilih kata yang lebih tepat mewakili pemikiran. Pemilihan kata atau
diksi tidak hanya mempersoalkan ketepatan kata namun juga dilihat dari kondisi
baku tidaknya kata yang dipakai berkomunikasi. Setiap pilihan kata memiliki makna
yang berbeda dalam setiap bahasa. Pemilihan kata sering bertepatan dengan
katakata yang mengandung makna. Dapat disimpulkan, bahwa setiap pemilihan kata
yang digunakan memiliki makna yang berbeda dalam berbahasa sehingga
melakukan komunikasi dengan manusia dapat mengetahui maksud dari tujuan
bahasa tersebut.

3. fungsi diksi
Chaer (2009: 33) menjelaskan bahwa, bahasa berfungsi sebagai alat interaksi
sosial, dalam arti alat untuk menyampaikan pikiran, gagasan, konsep atau juga
perasaan karena bahasa digunakan manusia dalam segala tindak kehidupan,
sedangkan perilaku dalam kehidupan sangat luas dan beragam, maka fungsi bahasa
bisa menjadi sangat banyak sesuai dengan banyaknya tindak dan perilaku serta
keperluan manusia dalam kehidupan. Dapat disimpulkan bahwa, fungsi bahasa
digunakan untuk menjalin komunikasi antar sesama dengan melihat tingkah laku
manusia dalam berkomunikasi atau berekspresi dapat menjadi seseorang super aktif
dalam berbicara.

C. pendayagunaan pilihan kata diksi dalam penggunaan bahasa indonesia


a. Ketepatan Pilihan Kata
Persoalan pendayagunaan kata pada dasarnya berkisar pada dua persoalan
pokok, ketepatan pemilihan kata untuk mengungkapkan sebuah gagasan, hal atau
barang yang akan diamanatkan, dan kesesuaian atau kecocokan dalam
mempergunakan kata tadi. Ketepatan pilihan kata mempersoalkan kesanggupan
sebuah kata untuk menimbulkan gagasan-gagasan yang tepat pada imajinasi
pembaca atau pendengar seperti apa yang dipikirkan oleh penulis.
b. Persyaratan Ketepatan Diksi
1. Sarat untuk mendapatkan ketepan diksi:
2. Membedakan secara cermat denotasi dan konotasi
3. Membedakan kata-kata yang hampir bersinonim
4. Membedakan kata-kata yang mirip dalam ejaannya
5. Menghindari kata-kata ciptaan sendiri
6. Waspada terhadap penggunaan akhiran asing
7. Kata kerja yang menggunakan kata depan harus digunakan secara idiomatis
8. Membedakan kata umum dan kata khusus
9. Memperhatikan perubahan makna
10. Memperhatikan kelangsungan pilihan kata

c. Kata Umum dan Kata Khusus

Kata umum dan kata khusus dibedakan berdasarkan luas tidaknya cakupan
makna yang dikandungny. Bila sebuah kata mengacu kepada suatu kepada suatu
hal atau kelompok yang luas bidang lingkupnya maka kata itu disebut kata
umum. Bila ia mengacu kepada perngarahan-pengarahan yang khusus dan
kongkret maka kata-kata itu disebut kata khusus. Dengan demikian semakin
khusus sebuah kata atau istilah, semakin dekat titik persamaan atau pertemuan
yang dapat dicapai antara penulis dan pembaca; sebaliknya semakin umum
sebuah istilah, semakin jauh pula titik pertemuan antara penulis dan pembaca.
Dalam ilmu semantik, kata umum yang mencakup sejumlah istilah khusus ini
disebut superordinal sedangkan istilah-istilah khusus yang dicakupnya disebut
hiponim.

1) Kata Khusus
(i) Nama Diri
Pada umumnya, kita sepakat bahwa semua nama diri adalah istilah yang paling
khusus, sehingga menggunakan kata-kata tersebut tidak akan menimbulkan
salah paham. Bahwa nama diri ini merupakan kata khusus, tidak boleh
disamakan dengan kata yang denotatif. Kata khusus memang pada dasarnya
memiliki denotasi yang tinggi tingkatnya.
(ii) Daya Sugesti Kata Khusus
Kata-kata yang kongkret dan khusus dengan demikian menyajikan lebih banyak
informasi kepada para pembaca. Memberi informasi yang jauh lebih banyak
sehingga tidak mungkin timbul salah paham. Tetapi di samping memberi
informasi yang jauh lebih banyak itu, kata khusus juga memberi sugesti yang
jauh lebih mendalam.
2) Kata Umum
(i) Gradasi Kata Umum
(ii) Kata-kata Abstrak
3).Penggunaan Kata Umum dan Khusus
Kata Indria
Tetapi seringkali terjadi bahwa hubungan antara satu indria dengan indria yang
lain dirasakan begitu rapat, sehingga kata yang sebenarnya hanya dikenakan
kepada suatu indria dikenakan pula pada indria lainnya. Gejala semacam ini
disebut sinestesia.
Peraba : dingin, panas, lembab, basah, kering, dan sebagainya
Perasa : pedas, pahit, asam, dan sebagainya
Penciuman : asam, tajam, pedis, kohong, dan sebagainya
Pendengaran : dengung, deru, ringkik, kicau, dan sebagainya
Penglihatan : pijar, teja, sabur, kabur, dan sebagainya

d. Perubahan Makna
1) Terjadinya Perubahan Makna

Perubahan makna terjadi karena kata tidak bersifat statis. Dari waktu ke
waktu makna kata dapat mengalami perubahan. Untuk menjaga agar pilihan
kata selalu tepat maka setiap penutur bahasa harus selalu memperhatikan
perubahan-perubahan makna yang terjadi.

2) Macam-Macam Perubahan Makna

Adalah suatu perubahan makna yang dialami sebuah kata yang tadinya
mengandung suatu makna yang khusus, tetapi kemudian meluas sehingga
melingkupi sebuah kelas makna khusus, tetapi kemudian meluas sehingga
melingkupinsebuah kelas makna yang lebih umum, misal: kata berlayar dulu
dipakai dengan pengertian bergerak di laut dengan menggunakan layar,
sekarang berarti semua tindakan mengarungi lautan atau perairan dengan
mempergunakan alat apa saja disebut berlayar

Penyempitan ArtiSebuah proses yang dialami sebuah kata dimana makna


yang lama lebiah luas cakupannya daripada makna yang baru. Misalnya
kata pala yang tadinya berarti buah pada umumnya, sekarang hanya
dipakai untuk menyebutkan jenis buah tertentu.
Ameliorasi
Suatu proses perubahan makna dimana arti yang baru dirasakan lebih tinggi
atau lebih baik nilainya dari arti yang lama. Kata wanita dirasakan nilainya
lebih tinggi dari kata perempuan.
Peyorasi
Adalah proses perubahan makna sebagai kebalikan dari ameliorasi. Arti yang
baru dirasakan lebih rendah nilainya dari arti yang lama. Kata bini dianggap
tinggi pada zaman lampau, sekarang dirasakan sebagai kata yang kasar.

Metafora
Perubahan makna karena persamaan sifat antara dua objek. Merupakan
pengalihan semantik berdasarkan kemiripan persepsi makna. Kata matahari,
putri malam (untuk bulan), pualu (empu laut) semuanya dibentuk
berdasarkan metafora.

Metonimi
Poses perubahan makna terjadi karena hubungan yang erat antara kata-kata
yang terlibat dalam suatu lingkungan makna yang sama, dan dapat
diklasifikasikan menurut tempat atau waktu, menurut hubungan isi dan kulit,
hubungan antara sebab dan akibat. Gereja berarti tempat ibadah umat
kristen, tetap dipakai juga untuk mengacu persekutuan umat kristen.
Penemuan-penemuan yang sering disebut penemunya juga merupakan
contoh metonimi, misalnya ohm, ampere, watt.

e. Kelangsungan Pilihan Kata


Suatu cara untuk menjaga ketepatan pilihan kata adalah kelangsungan.
Kelangsungan pilihan kata adalah teknik memilih kata yang sedemikian rupa,
sehingga maksud atau pikiran seseorang dapat disampaikan secara tepat dan
ekonomis. Kelangsungan dapat terganggu bila seorang pembicara atau
pengarang mempergunakan terlalu banyak kata untuk suatu maksud yang
dapat diungkapkan secara singkat, atau mempergunakan kata-kata yang
kabur yang bisa menimbulkna ambiguitas (makna ganda)

D. PERBEDAAN BENTUK IDIOM, PERIBAHASA, DAN MAJAS BAHASA INDONESIA

1. idiom adalah kelompok kata yang tersusun dalam rangkaian tertentu dan
mempunyai arti tersendiri, apabila kata-kata penyusunnya terpisah maka tidak
dapat
diartikan atau akan memiliki makna yang sangat berbeda. Idiom tidak dapat
diartikan secara langsung atau per kata, kecuali anda tahu sebabnya atau paham
kalimat yang mendahului, atau juga memang dijelaskan maknanya oleh
pembicara.
2. peribahasa/pepatah adalah ungkapan kiasan singkat berupa kalimat atau
kelompok kata yang sudah sering didengar, dan biasanya mengandung nasihat,
kebenaran atau kata-kata bijak. Peribahasa dan artinya dapat berisi tentang
norma, prinsip, perbandingan, perumpamaan ataupun aturan tingkah laku.
Setiap negara memiliki ungkapan atau kata-kata bijak tersendiri yang berisi
nasihat dalam menjalani hidup termasuk peribahasa Indonesia. Mengetahui
peribahasa dan artinya adalah hal yang penting agar maksud yang kita
sampaikan sesuai dengan makna peribahasa tersebut. Biasanya setiap orang
menunggunakan peribahasa dalam percakapan sehari-hari. Semakin seseorang
sering menggunakan peribahasa, kita akan dapat menilai bahwa orang tersebut
sangat mencintai dan mengerti sastra Indonesia. Apa peribahasa favorit anda
yang biasanya anda gunakan dalam kehidupan sehari-hari?
3. majas
Majas adalah salah satu bentuk gaya bahasa untuk mendapatkan suasana dalam
sebuah kalimat agar semakin hidup. Mudahnya bisa kita pahami bahwa majas itu
bisa menjadi ungkapan yang bisa menghidupkan suatu kalimat. Majas
melakukan penyimpangan dari makna dari suatu kata yang biasa digunakan.
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan

Diksi adalah ketepatan pemilihan kata di pengaruhi oleh kemampuan pangguna


bahasa yang terkait dengan kemampuan yang memahami, mengetahui, menguasai
dan penggunaan kata aktif dan efektif kepada pembaca dan pendengarnya.

kesimpulan utama mengenai diksi, antara lain sebagai berikut.

a. Pilihan kata atau diksi mencakup pengertian kata-kata mana yang dipakai
untuk menyampaikan gagasan, bagaimana membentuk pengelompokkan kata-kata
yang tepat.

b. Pilihan kata atau diksi adalah kemampuan membedakan secara tepat


nuansanuansa makna dari gagasan yang ingin disampaikan dan kemampuan
menemukan bentuk yang sesuai atau cocok dengan situasi dan nilai rasa yang
dimiliki kelompok masyarakat pendengar.

c. Pilihan kata yang tepat dan sesuai hanya dimungkinkan penguasaan


sejumlah besar kosa kata atau perbendaharaan kata bahasa.

B. Kritik Dan Saran

a. Kritik

Pada dasarnya masyarakat kita telah memahami penggunaan tata kaidah


bahasa Indonesia yang baik dan benar, akan tetapi dalam pelaksanaannya sering
kali masyarakat dihadapkan pada situasi dan kokondisi berbahasa yang tidak
mendukung.Maksudnya ialah masyarakat masih enggan untuk mengikuti
kaidah tata bahasa Indnesia yang baik danbenar dalam komunikasinya sehari
hari,masyarakat sering terdikte oleh aturan-aturan tata bahasa yang salah.
b. Saran

Dengan berpedoman pada EYD, khususnya cara pelafalan huruf hendaknya


mengikuti aturan yang sudah dibakukan. Untuk membaca singkatan kata (termasuk
kata asing termasuk akronim), begitu juga dengan pemilihan kata (diksi) yang
dibaca huruf demi huruf, jika penutur sedang berbahasa Indonesia, pelafalannya
harus sesuai dengan lafal huruf bahasa Indonesia

Anda mungkin juga menyukai