Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH DIKSI DAN GAYA BAHASA

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah bahasa indonesia


Dosen pengampu : Dr. LINA PUTRIYANTI, S.Pd., M.Pd

OLEH :
1. Riski Wulan Guritno (011201013)
2. Indah Dwi Rianti (011201043)
3. Retno Aprilia (011201010)
4. Ainanisa Fitria Nur Fatin (011201064)
5. Evita Mariana (011201047)
6. Yunus Ainamo (011191116)

S1 KEPERAWATAN REGULER
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS NGUDIWALUYO
2020
BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Bahasa terdiri atas beberapa tataran gramatikal antara lain kata, frase, klausa, dan
kalimat. Kata merupakan tataran terendah & kalimat merupakan tataran tertinggi.
Ketika Anda menulis, kata merupakan kunci utama dalam upaya membentuk
tulisan. Oleh karena itu, sejumlah kata dalam Bahasa Indonesia harus dipahami
dengan baik, agar ide dan pesan seseorang dapat mudah dimengerti. Dengan
demikian, kata-kata yang digunakan untuk berkomunikasi harus dipahami dalam
konteks alinea dan wacana. Kata sebagai unsur bahasa, tidak dapat dipergunakan
dengan sewenangwenang. Akan tetapi, kata-kata tersebut harus digunakan dengan
mengikuti kaidahkaidah yang benar.
Menulis merupakan kegiatan yang mampu menghasilkan ide-ide dalam bentuk
tulisan secara terus-menerus & teratur (produktif) serta mampu mengungkapkan
gambaran, maksud, gagasan, perasaan (ekspresif). Oleh karena itu, ketrampilan
menulis / mengarang membutuhkan grafologi, struktur bahasa, & kosa kata. Salah
satu unsur penting dalam mengarang adalah penguasaan kosa kata. Kosa kata
merupakan bagian dari diksi. Ketepatan diksi dalam suatu karangan merupakan
hal yang tidak dapat diabaikan karena ketidaktepatan penggunaan diksi pasti akan
menimbulkan ketidakjelasan makna.
Fungsi Pilihan kata atau Diksi adalah Untuk memperoleh keindahan guna
menambah daya ekspresivitas. Maka sebuah kata akan lebih jelas, jika pilihan
kata tersebut tepat dan sesuai. Ketepatan pilihan kata bertujuan agar tidak
menimbulkan interpretasi yang berlainan antara penulis atau pembicara dengan
pembaca atau pendengar, sedangkan kesesuaian kata bertujuan agar tidak merusak
suasana. Selain itu berfungsi untuk menghaluskan kata dan kalimat agar terasa
lebih indah. Dan juga dengan adanya diksi oleh pengarang berfungsi untuk
mendukung jalan cerita agar lebih runtut mendeskripsikan tokoh, lebih jelas
mendeskripsikan latar waktu, latar tempat, dan latar sosial dalam cerita tersebut.

Rumusan Masalah
Adapun perumusan masalah yang akan dibahas adalah sebagai berikut:
1. Apakah pengertian diksi?
2. Bagaimana diksi yang tepat dan tidak tepat dalam kalimat?
3. Apa yang dinamakan gaya bahasa?
1.3 Tujuan
Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah yang telah diuraikan di atas,
penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan :
1. Untuk mengetahui pengertian diksi..
2. Untuk memahami bagaimana diksi yang tepat & tidak tepat dalam kalimat.
3. Untuk mengetahui pengertian gaya bahasa.
BAB II
PEMBAHASAN

Pengertian Diksi
Pengertian pilihan kata atau diksi jauh lebih luas dari apa yang dipantulkan oleh
jalinan kata-kata itu. Istilah ini bukan saja dipergunakan untuk menyatakan
kata-kata mana yang dipakai untuk mengungkapkan suatu ide atau gagasan, tapi
juga meliputi persoalan fraseologi, gaya bahasa, dan ungkapan. Fraseologi
mencakup persoalan kata-kata dalam pengelompokan atau susunannya, atau yang
menyangkut cara-cara yang khusus berbrntuk ungkapan-ungkapan. Gaya bahasa
sebagai bagian dari diksi berkaitan dengan ungkapan-ungkapan yang individual
atau karakteristik, atau yang memiliki nilai artistik yang tinggi.
Terdapat beberapa pengertian mengenai diksi atau pilihan kata : (1) Diksi atau
pilihan kata adalah hasil dari upaya memilih kata yang tepat untuk dipakai dalam
suatu tuturan bahasa. (2) diksi berarti "pilihan kata yang tepat dan selaras (dalam
penggunaannya) untuk mengungkapkan gagasan sehingga diperoleh efek tertentu
(seperti yang diharapkan)”.. (3) Pilihan kata atau diksi pada dasarnya adalah hasil
dari upaya memilih kata tertentu untuk dipakai dalam kalimat, alenia, atau
wacana. Pemilihan kata dapat dilakukan bila tersedia sejumlah kata yang artinya
hampir sama atau bermiripan. (4) Diksi atau pilihan kata adalah upaya pemilihan
kata yang benar untuk mencapai suatu makna yang tepat.
Persyaratan dan Ketepatan Diksi
Ketepatan adalah kamampuan sebuah kata untuk menimbulkan gagasan yang
sama pada imajinasi pembaca atau pendengar, seperti yang dipikirkan atau
dirasakan oleh penulis atau pembicara, maka setiap penulis atau pembicara harus
berusaha secermat mungkin memilih kata-kata untuk mencapai magsud tertentu.
Ketepatan tidak akan menimbulkan salah paham.
Ada beberapa yang perlu diperhatikan dalam pemilihan kata untuk mencapai
ketepatan pilihan katanya itu.
1. Membedakan secara cermat denotasi dan konotasi. Dari kedua kata yang
mempunyai makna yang mirip satu sama lain ia harus menetapkan mana yang
akan dipergunakannya untuk mencapai magsudnya. Kalau hanya pengertian dasar
yang diinginkannnya, ia harus memilih kata yang denotatif, kalau ia menghendaki
reaksi emosional tertentu, ia harus memilih kata konotatif sesuai dengan sasaran
yang akan dicapainya itu.
2. Membedakan dengan cermat kata-kata yang hampir bersinonim. Kata-kata
bersinonim tidak selalu memiliki distribusi yang saling melengkapi. Sebab itu,
penulis atau pembicara harus hati-hati memilih kata dari sekian sinonim yang ada,
untuk menyampaikan apa yang diinginkannya, sehingga tidak timbul interpretasi
yang berlainan.
3.Membedakan kata-kata yang mirip dalam ejaannya. Bila penulis sendiri tidak
mampu membedakan kata-kata yang mirip ejaannya itu, maka akan membawa
akibat yang tidak diinginkan, yaitu salah paham. Kata-kata yang mirip dalam
tulisannya itu misalnya : bahwa-bawah-bawa, proposisi-preposisi,
korparasi-koperasi, dan sebagainya.
4.Hindarilah kata-kata ciptaan sendiri. Bahasa selalu tumbuh dan berkembang
sesuai dengan perkembangan masyarakat. Pemkembahan bahasa pertama-tama
tampak dari pertambahan jumlah kata baru. Namun hal itu tidak berarti bahwa
setiap orang boleh menciptakan kata baru seenaknya. Kata baru biasanya muncul
untuk pertama kali karna dipakai oleh orang-orang terkenal atau pengarang
terkenal. Bila anggota masyarakat lainnya menerima kata itu, maka
lama-kelamaan kata itu akan menjadi milik masyarakat. Neologisme atau kata
baru atau penggunaan sebuah kata lama dengan makna dan fungsi yang baru
termasuk dalam kelompok ini.
5. Waspadalah terhadap penggunaan akhiran asing, terutama kata-kata asing yang
mengandung akhiran asing tersebut. Perhatikan penggunaan : idiom-idiomatic,
progres-progresif, kultur-kultural, dan sebagainya.
6. Membedakan pemakaian kata penghubung yang berpasangan secara tepat.

Pengertian Gaya Bahasa


Gaya atau khususnya gaya bahasa dikenal dalam retorika dengan istilah style.
Kata style diturunkan dari kata Latin stilus, yaitu semacam alat untuk menulis
pada lempengan lilin. Keahlian dalam menggunakan alat ini akan mempengaruhi
jelas tidaknya tulisan pada lempengan tadi. Kelak pada waktu penekanan
dititikberatkan pada keahlian untuk menulis indah, maka style berubah menjadi
kemampuan dan keahlian untuk menulis atau mempergunakan kata-kata secara
indah.Karena perkembangan itu, gaya bahasa atau style menjadi masalah atau
bagian dari diksi atau pilihan kata yang mempersoalkan cocok tidaknya
pemakaian fakta, frasa atau klausa tertentu. Sebab itu, persoalan gaya bahasa
meliputi semua hirarki kebahasaan : pilihan kata secara individual, frasa, klausa,
dan kalimat, bahkan mencakup pula sebuah wacana secara keseluruhan.Walaupun
kata style berasal dari bahasa Latin, orang Yunani sudah mengembangkan sendiri
teori-teori mengenai style itu. Ada dua aliran yang terkenal, yaitu :
1. Aliran Platonik: menganggap style sebagai kualitas suatu ungkapan, menurut
mereka ada ungkapan yang memiliki style, ada juga yang tidak style.
2. Aliran Aristoteles: menganggap bahwa gaya adalah suatu kualitas yang inheren,
yang ada dalam ungkapan.Dengan demikian, aliran Plato mengatakan bahwa ada
karya yang memiliki gaya dan ada karya karya yang sama sekali tidak memiliki
gaya. Sebaliknya, aliran Aristoteles mengatakan bahwa semua karya memiliki
gaya, tetapi ada karya yang memiliki gaya yang tinggi ada yang rendah, ada karya
yang memiliki gaya yang kuat ada yang lemah, ada yng memiliki gaya yang baik
ada yang memiliki gaya yang jelek.Bila kita melihat gaya secara umum, kita dapat
mengatakan bahwa gaya adalah cara mengungkapkan diri sendiri, entah melalui
bahasa, tingkah laku, berpakaian, dan sebagainya. Dengan menerima pengertian
ini maka kita dapat mengatakan “cara berpakaiannya menarik perhatian banyak
orang”, “Cara menulisnya lain dari pada kebanyakan orang”, “Cara jalannya lain
dari pada yang lain”, yang memang sama artinya dengan “gaya berpakaian”,
“gaya menulis” dan “gaya berjalan”. Dilihat dari segi bahasa, gaya bahasa adalah
cara menggunakan bahasa. Gaya bahasa memungkinkan kita dapat menilai
pribadi, watak dan kemampuan seseorang yang menggunakan bahasa itu.
Semakin baik gaya bahasanya, semakin baik pula penilaian orang terhadapnya,
semakin buruk gaya bahasa seseorang, semakin buruk pula penilaian diberikan
kepadanya.Akhirnya style atau gaya bahasa dapat dibatasi sebagai cara
mengungkapkan pikiran melalui bahasa secara khas yang diperlihatkan jiwa dan
kepribadian penulis (pemakai bahasa).

Anda mungkin juga menyukai