Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH KELOMPOK 5

DIKSI/PEMILIHAN KATA
Makalah Iui Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia
Dosen Pengajar : Syihaabul Hudaa, M.Pd

Disusun Oleh
Ahmad Zufar Manthovani (11171030000051)
Marsya Almira Damayanti (11171030000052)
Amaliya Mata’ul Hayah (11171030000053)
Fathiya Shafiaturrahma (11171030000054)
Yusran Tamsyi Sophian (11171030000055)
Vanya Salsabila Aneira (11171030000056)
Sarah Asyfa Sudirman (11171030000057)
Fathia Azzahara (11171030000058)

JURUSAN PROGRAM STUDI KEDOKTERAN DAN PROFESI DOKTER


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2018
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Dalam kehidupan sehari-hari, penggunaan bahasa Indonesia tidak dapat dihindari. Bahasa
Indonesia terlibat dalam setiap komunikasi, baik verbal maupun non-verbal dan dalam konteks
formal ataupun non-formal.
Pemilihan kata merupakan komponen yang mendukung komunikasi. Berhasil atau tidaknya
komunikasi ditentukan oleh tersampaikannya gagasan pengirim kepada penerima sesuai dengan
maksud pengirim.
Proses komunikasi terkadang dapat disebut gagal atau tidak berhasil, karena penerima pesan
salah memahami isi pesan yang disampaikan. Banyak hal yang mempengaruhi keberhasilan
komunikasi, salah satunya adalah pemilihan kata. Pemilihan kata yang tepat dan selaras sesuai
dengan maksud gagasan dan persepsi pengirim akan membuat pesan yang berupa ucapan atau
tulisan, dapat dipahami. Pemilihan kata yang kurang tepat, selain melanggar kaidah Bahasa
Indonesia, dapat juga membuat kesalahan pemahaman dan persepsi. Pemilihan kata yang tepat
tentu akan membawa dampak baik pada kehidupan dalam segi apapun, seperti bisnis, hubungan
sosial, pendidikan dan sebagainya.

B. Rumusan masalah
Bagaimana cara menentukan pilihan kata atau diksi yang tepat dan sesuai dengan konteks
kalimat?

C. Tujuan Penulisan

1. Mengetahui cara menentukan pilihan kata atau diksi yang tepat dan sesuai dengan
konteks kalimat.dan sesuai dengan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI).
2. Mahasiswa dapat menerapkan dalam pembuatan laporan-laporan, makalah, karya tulis
dan skripsi yang sesuai dengan PUEBI.

D. Manfaat
Mahasiswa dapat memahami cara menentukan pilihan kata atau diksi dan juga menerapkannnya
dalam kehidupan sehari-hari sesuai dengan PUEBI.
BAB II
LANDASAN TEORI
Diksi ,menurut KBBI, artinya pilihan kata yang tepat dan selaras (dalam penggunaannya) untuk
mengungkapkan gagasan sehingga diperoleh efek tertentu (seperti yang diharapkan).
Penggunaan kata yang tepat dalam suatu kalimat membuat konteks kalimat lebih mudah
dipahami oleh pembaca. Diksi merupakan komponen penting yang mempengaruhi persamaan
dan persepsi pembaca ketika membaca sebuah tulisan atau pendengar ketika mendengar sebuah
ucapan. Selain itu, diksi sangatlah penting dalam komunikasi antar individu dalam memperlancar
pemahaman kata serta kalimat satu sama lain.
Menurut KBBI, Pilihan berarti yang terpilih atau yang dipilih. Sedangakan kata berarti unsur
bahasa yang diucapkan atau dituliskan yang merupkan perwujudan kesatuan, perasaan, dan
pikiran yang dapat digunakan dalam berbahasa atau bisa didefinisikan sebagai ujar/ bicara. Maka
dari itu, pilihan kata dapat diartikan sebagai unsur bahasa yang diucapkan atau dituliskan yang
merupakan perwujudan kesatuan, perasaan, dan pikiran yang dapat digunakan dalam berbahasa
yang dipilih agar terbentuk susunan kata yang baik.
Pemilihan kata yang tepat didasarkan oleh pengetahuan, pemahaman , dan kemampuan penulis
dalam mengungkapkan isi pikiran atau gagasan dalam penyampaiannya, baik dalam tulisan
maupun ucapan. Dengan pemilihan kata yang baik maka informasi yang ingin disampaikan dapat
dipahami oleh pembaca atau pendengar.
BAB III
PEMBAHASAN
A. Pemilihan Kata/Diksi
Diksi merupakan salah satu istilah yang digunkaan dalam dunia sastra. Istilah diksi
merujuk pada berbagai macam makna kata ataupun kalimat yang ada di dalam karya
sastra. Diksi dalam pembuatan karya sastra memiliki beberapa fungsi, yaitu membuat
pembaca menjadi lebih mudah memahami apa yang ngin disampaikan oleh si penulis,
membuat komunikasi menjadi lebih efektif, dan lain-lain. Penggunaan kata sebaiknya
diperhatikan dan diperhitungkan ketepatan serta kesesuaiannya.
1. Ketepatan ialah hal yang menyangkut makna, logika, kesamaan maksud.
2. Kesesuaian yaitu kecocokan dengan konteks sosial; apakah kata-kata yangdipilih atau
dipakai dapat diterima olehmasyarakat, pendengar atau pembaca.Terutama yang lebih
penting adalah apakahpilihan kata yang kita pakai sudahmerupakan pilihan kata yang
baku.

Gorys Keraf (2002) mengemukakan beberapa point penting tentang diksi, yaitu:
1. Plilihan kata atau diksi mencakup pengertian kata–kata mana yang harus dipakai
untuk mencapai suatu gagasan, bagaimanamembentuk pengelompokan kata–kata
yang tepat ataumenggunakan ungkapan–ungkapan, dan gaya mana yang palingbaik
digunakan dalam suatu situasi.
2. Pilihan kata atau diksi adalah kemampuan membedakan secara tepat nuansa–nuansa
makna dari gagasan yang ingindisampaikan dan kemampuan untuk menemukan
bentuk yangsesuai (cocok) dengan situasi dan nilai rasa yang dimilikikelompok
masyarakat pendengar.
3. Pilihan kata yang tepat dan sesuai hanya dimungkinkan oleh penguasa sejumlah besar
kosa kata atau perbendaharaan katabahasa itu. Sedangkan yang dimaksud
pembendaharaan kataatau kosa kata suatu bahasa adalah keseluruhan kata
yangdimiliki suatu bahasa.

B. Fungsi Diksi
Fungsi diksi atau pemilihan kata adalah sebagai berikut.
1. Melambangkan gagasan yang diekspresikan secara verbal.
2. Membentuk gaya ekspresi gagasan yang tepat (sangat resmi, resmi, tidak resmi)
sehingga menyenangkanpendengar atau pembaca.
3. Menciptakan komunikasi yang baik dan benar
4. Menciptakan suasana yang tepat.
5. Mencegah perbedaan penafsiran.
6. Mencegah salah pemahaman.
7. Mengefektifkan pencapaian target komunikasi.

C. Makna Diksi
1. Deotatif dan Konotatif
a. Makna Denotatif adalah makna yang lugas, umum, apa adanya, atau makna
sebenarnya, netral tidak tercampur rasa dan tidak berupa kiasan.
Contoh:
1) Bunga – bunga berguguran
2) Bulan bersinar terang
3) Dia adalah wanita cantik
b. Makna Konotatif adalah berupa makna kiasan atau yang disertai nilai rasa (selain
makna sebenarnya mengandung makna tambahan)
Contoh:
1) Dialah permata hatiku
2) Pemuda itu gugur dalam pertempuran
3) Dia adalah wanita manis
2. Kata Umum (Meluas/Generalisasi) dan Kata Khusus (Menyempit/Spesialisasi)
a. Kata Umum (superordinate) merupakan perubahan makna meluas yaitu gelaja ang
terjadi pada sebuah kata yang mulanya hanya memliki sebuah makna, tetapi
karena berbagai faktor memiliki makna lain.
Contoh:
1) Bunga
2) Ikan
3) Tumbuhan
b. Kata Khusus (Hiponim) merupakan perubahan gejala yang terjadi pada sebuah
kata yang pada mulanya mempunyai makna yang cukup luas, kemudian berubah
menjadi terbatas hanya pada sebuah makna.
Contoh:
1) Bunga Anggrek
2) Ikan Lele
3) Pohon Kelapa
3. Kata Kongreet dan Abstrak
a. Kata Kongret adalah kata yang semakin mudah diserap panca indra.
Contoh:
1) Meja
2) Rumah
3) Mobil
b. Kata abstrak adalah kata yang digunakan untuk mengungkapkan gagasan rumit.
Contoh:
1) Kesibukan
2) Angan-angan
3) Keinginan
4. Sinonim
Sinonim adalah dua kata atau lebih yang pada asasnya mempunyai makna yang sama,
tetapi bentuknya berlainan. Sinonim dipergunakan untuk mengalih-alihkan
pemakaian kata pada tempat tertentu sehingga kalimat itu tidak membosankan. Dalam
hal ini pemakaian bahasa dapat memilih bentuk kata mana yang tepat untuk
dipergunakan.
Contoh:
1) Cerdas, Cerdik
2) Agung, Besar, Raya
3) Penelitian, Penyelidikan
5. Pembentukan Kata
Ada dua cara pembentukan kata, yaitu dari dalam dan dari luar bahasa Indonesia.
a. Dari dalam bahasa Indonesia terbentuk kata baru, misalnya:
1) Tata
2) Tata buku
3) Tata Bahasa
4) Tata Rias
5) Tata Cara
b. Dari luar bahasa Indonesia terbentuk kata-kata melalui pungutan kata, misalnya:
1) Bank
2) Kredit
3) Valuta
4) Televisi
Kata-kata dari luar bahasa Idonesia ada yang diubah, ada yang tidak diubah. Kata-kata dari luar
bahasa Indonesia yang sudah disesuaikan dengan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
disebut bentuk serapan.
6. Kesalahan Pembentukan dan Pemilihan Kata
a. Penanggalan Awalan meng-
Penggalan awalan meng- pada judul berita dalam surat kabar diperbolehkan.
Berikut ini diperlihatkan contoh dalam bentuk salah dan benar.
1) Jaksa Agung, Hendarman Supandji, periksa mantan presiden, Suharto. (Salah)
2) Jaksa Agung, Hendarman Supandji, memeriksa mantan presiden, Suharto.
(Benar)
b. Penggalan Awalan ber-
1) Sampai jumpa lagi. (salah)
2) Sampai berjumpa lagi. (Benar)
c. Peluluhan bunyi /c/
Bunyi /c/ tidak luluh apabila mendapat awalan meng-
Contoh:
1) Agus sedang menyuci mobil. (Salah)
2) Agus sedang mencuci mobil. (Benar)
d. Penyengauan Kata Dasar
Penyengauan kata dasar ini sebenarnya adalah ragam lisan yang dipakai dalam
ragam tulis. Akhirnya, pencampuradukan ragam lisan dan tulis ini menimbulkan
suatu bentuk kata yang salah dalam pemakaian. Kita sering menemukan
penggunakan kata ngantuk, ngail, nabrak, nulis. Padahal dalam bahasa Indonesia
baku tulis, kita menggunakan kata mengantuk, mengail, menabrak, menulis.
e. Bunyi /s/, /k/, /p/, dan /t/ yang berimbuhan meng-/peng-
Kata dasar yang bunyi awalnya /s/, /k/, /p/, dan /t/ menurut kaidah baku bunyi,
bunyi-buni tersebut harus lebur menjadi bunyi sengau.
Contoh:
1) Semua warga negara harus mentaati peraturan yang berlaku. (Salah)
2) Semua warga negara harus menaati peraturan yang berlaku. (Benar)
f. Awalan ke- yang keliru.
Contoh:
1) Mengawa kamu ketawa terus? (Salah)
2) Mengapa kamu tertawa terus? (Benar)
Perlu diketahui bahwa awalan ke- hanya dapat menyatu dengan kata
selanjutnya pada kata bilangan. Seperti kata kedua, ketiga, keempat, kelima,
dan seterusnya. Pengecualian terdapat pada kata kekasih, kehendak, dan
ketua.
g. Penggalan akhiran –ir
Pemakaian akhiran –ir sangat produktif dalam bahasa Indonesia sehari-hari.
Padahal, dalam bahasa Indonesia baku, untuk padanan akhiran –ir adalah –asi,
atau –isiasi.
Contoh:
1) Akomodir, Akomodasi
2) Realisir, Realisasi
3) Intimidir, Intimidasi
h. Padanan yang tidak serasi.
Padanan yang tidak serasi terjadi karena dua kaidah bahasa bersilang, atau
bergabung dalam sebuah kalimat.
Contoh:
1) Apabila pada hari itu saya berhalangan hadir, maka rapat akan dipimpi oleh
Sdr. Daud. (Salah)
2) Apabila spade hari itu saya berhalangan hadir, rapat akan di dipimpin oleh
Sdr. Daud. (Benar)
3) Pada hari itu saya berhalangan hadir, maka rapat akan dipimpin oleh Sdr.
Daud. (Benar)
i. Pemakaian Akronim
Akronim atau singkatan adalah hasil menyingkat atau memendekkan huruf atau
gabungan DPR. Yang dimaksud singkat adalah kontraksi bentuk kata
sebagaimana dipakai dalam ucapan epat, seperti lab (laboratorium),
.
BAB IV
KESIMPULAN
Diksi merupakan suatu hal yang penting dalam Bahasa Indonesia dikarenakan dengan
digunakannya diksi yang benar dan tepat sesuai dengan PUEBI, infromasi yang ingin
disampaikan oleh penulis atau pemberi informasi akan tersampaikan dengan baik, sehingga dapat
mengurangi risiko terjadinya suatu kesalahpahaman dalam menginterpretasikan suatu informasi.

Anda mungkin juga menyukai