KELOMPOK 3
DISUSUN OLEH :
Puji syukur kami panjatkan kehadiran Allah Swt. atas rahmat dan karunianya
kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Makalah yang berjudul
ISTILAH ini dapat memberikan pembelajaran dan wacana yang baik dalam
menggunakan istilah dalam bahasa indonesia sehari-hari.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari
bantuan banyak pihak yang dengan tulus memberikan doa,saran,dan kritik
sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki oleh
karena itu, kami mengharapkan segala bentuk saraan serta masukkan bahkan
kritik yang membangun dari berbagai pihak.akhirnya kami berharap semoga
makalah ini dapat memberikan manfaat bagi perkembangan dunia pendidikan.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………. ii
DAFTAR ISI……………………………………………………....iii
BAB I: PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang………………………………………………….1
1.2 Rumusan Masalah……………………………………………....1
1.3 Tujuan Penulisan………………………………………………..1
1.4 Manfaat………………………………………………………….2
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………..
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Penulisan makalah ini bertujuan untuk mengetahui arti istilah dalam
Bahasa Indonesia. Dan menghasilkan tulisan yang indah dan enak di
baca. Sehingga makna dengan tepat pada setiap pilihan kata yang ingin
disampaikan.
2. Ingin menambah pengetahuan tentang istilah.
1
1.4 Manfaat
Ada dua manfaat berkaitan dengan tulisan ini. Dua manfaat tersebut adalah (1)
manfaat praktis dan (2) manfaat teoritis. Kedua manfaat itu dijabarkan berikut
ini:
2
BAB II
PEMBAHASAN
Istilah adalah kata atau gabungan kata yang digunakan sebagai nama atau
lambang yang dengan cermat mengungkapkan makna konsep, proses, keadaan,
atau sifat yang khas di bidang ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni (ipteks).
Istilah itu sendiri dapat berupa istilah umum dan istilah khusus. Perangkat dasar
dan ketentuan pembentukan istilah dan kumpulan istilah yang dihasilkan disebut
tata istilah. Dalam kehidupan sehari-hari setiap orang bersentuhan dengan hal
yang terlihat dan yang tidak terlihat mata. Misalnya, benda yang terbuat dari kayu,
besi, dan sebagainya yang digunakan untuk tempat meletakkan barang, untuk
menulis, dan sebagainya disebut meja. Kegiatan manusia yang dilakukan dengan
menggerakkan kaki melangkah dengan cepat disebut lari. Kata meja dan lari itu
dapat disebut sebagai kata. Bertalian dengan kata, ada sekumpulan kata yang
disebut leksikon atau kosakata. Kosakata terdiri atas kosakata umum dan kosakata
khusus. Kosakata khusus sering juga disebut dengan istilah. Istilah pun terdiri atas
istilah umum dan istilah khusus.
Istilah memiliki pengertian kata atau gabungan kata yang dengan cermat
mengungkapkan suatu makna konsep, proses, keadaan atau sifat yang khas dalam
bidang tertentu; nama; sebutan (Depdiknas, 2008:602). Menurut Pusat Bahasa
dalam buku Pedoman Umum Pembentukan Istilah (2009:1), Pengistilahan harus
dilakukan sesuai prosedur atau pedoman pembentukan istilah. Ini terjadi karena
pengistilahan dilakukan untuk mendapatkan ketepatan dan kecermatan makna
utnuk suatu bidang kegiatan atau keilmuan, misalnya pada bidang kedokteran,
ekonomi, perbankan dan sebagainya. Istilah memiliki makna yang tepat dan
cermat serta digunakan hanya untuk satu bidang tertentu.
Sumber istilah dapat berasal dari kosa kata umum bahasa Indonesia,bahasa
serumpun, dan bahasa asing. ( Dyas Puspandari, h : 31 )
3
● Kosa Kata Bahasa Indonesia
Kosa kata umum bahsa Indonesia dapat dijadikan sumber bahan istilah
apabila salah satu syarat atau lebih dibawa ini dipenuhi :
1. Kata yang dengan tepat mengungkapkan makna konsep, proses,
keadaan atau sifat yang dimaksudkan. Contoh : tunak (steady), telus
(percolate) dan imak(stimulate)
2. Kata yang lebih singkat daripada yang lain yang beracuan sama.
Contohnya gulma lebih singkat daripada tumbuhan penganggu, suaka
politik lebih singkat daripada perlindungan politik.
3. Kata yang tidak bernilai rasa ( konotasi ) buruk dan yang sedap
didengar ( eutonik ). Contohnya pramuria daripada hostes, tunakarya
daripada penganggur.
4. Kata umum yang diberi makna baru atau makna khusus dengan jalan
menyempitkan atau meluaskan makna asal. Contoh : bermuka dua,
suaka politik.
4
Jika dalam bahasa Indonesia atau bahasa serumpun tidak
ditemukan bahasa yang tepat, bahasa asing dapat dijadikan sumber
peristilahan bahasa Indonesia. Istilah bahasa asig dapat dibentuk dengan
jalan menerjemahkan, menyerap, dan menyerap sekaligus menerjemahkan.
( Ernawati, h : 52 )
1. Penerjemahan Istilah Asing
Istilah baru dapat didapatkan dari penerjemahan istilah asing.
Dalam penerjemahan istilah tidak selalu diperoleh, dan tidak
selalu perlu, bentuk yang berimbang asti satu-lawan-satu. Yang
pertama yang perlu diusahakan adalah kesamaan dan
kepadanan konsep, bukan kemiripan bentuk luarnya atau
makna harfiahnya. ( Ernawati, h : 52 )
Istilah dalam bentuk positif sebaiknya tidak diterjemahkan
dalam bentuk negative dan sebaliknya. Misalnya bound
morpheme diterjemahkan dalam morfem tidak bebas yang
seharunya morfem terikat.
2. Penyerapan Instilah Asing
Demi kemudahan penglihatan antarbahasa dan keperluan masa
depan, pemasukan istilah asing, yang berdifat internasional,
melalui proses penyerapan dapat dipertimbangkan jika salah
satu syarat atau lebih yang berikut ini dipenuhi : (Risa Agustin,
h : 35)
Kosa kata dari bahasa asing dipakai dengan syarat: ( Dyas
Puspandari, h : 31 )
✔ berkonotasi baik
keperluan masadepan)
banyak sinonimnya.
5
3. Penyerapan dan Penerjemahan Sekaligus
Istilah bahasa Indonesia dapan dibentuk dengan jalan menyerap
dan menerjemahkan istilah asing sekaligus.
Keterangan :
Istilah volume diserap menjadi volume, clearance
diterjemahkan menjadi ruangbakar, demikian juga dengan sub
diserap, sedangkan division diterjemahkanmenjadi bagian.
Istilah clay colloid juga mengalami penyerapan
danpenerjemahan sekaigus, colloid diserap menjadi koloid,
sedangkan clay diterjemahkan menjadi lempung.
Catatan :
Istilah asing yang ejaannya bertahan dalam banyak bahasa
dipakai juga dalambahasa Indonesia dengan syarat diberi garis
bawah atau dicetak miring. ( Dyas Puspandari, h : 33 )
6
Istilah asing yang sudah diserap dan sudah lazim digunakan
sebagai istilah Indonesia masih dapat dipakai sungguh pun
bertentangan dengan salah satu kaidah pembentukan istilah.
1. Istilah Umum
Istilah umum merupakan jenis istilah yang berasal dari bidang tertentu
yang kemudian digunakan secara luas lalu unsur kosakata umum. Contoh
istilah umum adalah kata meja, kursi, dan lemari. Ketiga jenis kata
tersebut semula merupakan istilah yang terkait dengan perabot rumah
tangga di bidang desain interior. Namun, ketiga kata tersebut sudah
banyak digunakan oleh masyarakat luas dan hingga menjadi istilah umum.
2. Istilah Khusus
Istilah khusus merupakan jenis istilah yang mempunyai makna yang
terbatas dan digunakan di bidang ilmu tertentu atau bahkan asing di
masyarakat umum. Contoh istilah khusus adalah kardiovaskular,
hipertensi, autopsi. Tiga istilah tersebut hanya digunakan dalam bidang
kedokteran, kesehatan, dan beberapa bidang yang terkait. Ketiga istilah
tersebut tersebut memiliki makna yang terbatas. Setiap istilah memiliki
makna yang khusus berlaku di bidang ilmu tertentu.
7
2.2.2. Sumber Pembentukan Istilah
Proses pembentukan istilah bahasa Indonesia ada tiga tahap yakni dengan
melalui tahap penerjemahan, penyerapan dan gabungan penerjemahan dan
penyerapan.
A. Penerjemahan
Penerjemahan di bagi atas dua yakni penerjemahan langsung dan
penerjemahan dengan perekaan.
1. Penerjemahan Langsung
Istilah Indonesia dapat dibentuk lewat penerjemahan berdasarkan
kesesuaian makna tetapi bentuknya tidak sepadan.
Misalnya:
Supermarket - pasar swalayan
Merger - gabungan usaha
8
B. Penyerapan
Sedangkan penyerapan dibagi menjadi tiga yakni penyerapan istilah,
penyerapan dengan penyesuaian afiks, serta penyerapan dengan
penyesuaian sufiks.
1. Penyerapan Istilah
● Istilah asing yang akan diserap mempermudah pemahaman teks asing oleh
● Istilah asing yang akan diserap lebih ringkas jika dibandingkan dengan
terjemahan Indonesianya.
● Istilah asing yang akan diserap lebih cocok dan tepat karena tidak
Yaitu meliputi Ejaan Prefiks dan Bentuk Terikat. Prefiks asing yang
bersumber pada bahasa Indo-Eropa dapat dipertimbangkan
pemakaiannya di dalam peristilahan Indonesia setelah disesuaikan
ejaannya. Prefiks asing itu, antara lain, ialah sebagai berikut.
● a-, ab-, abs- ('dari', 'menyimpang dari', 'menjauhkan dari') tetap a-, ab-,
abs-
9
amoral abnormal abstract - amoral abnormal abstrak
● ad-, ac- 'ke', 'berdekatan dengan', 'melekat pada', menjadi ad-, ak-
● ana-, an- 'ke atas', 'ke belakang', 'terbalik' tetap ana-, an-
10
● -age (Inggris) menjadi -ase
● Subdivision - subbagian
BAB III
PENUTUP
3.1 Berdasarkan penjelasan dalam Bab 2 tentang "Istilah" dan "Sumber Istilah,"
dapat ditarik beberapa kesimpulan:
1. Pengertian Istilah: Istilah adalah kata atau gabungan kata yang
digunakan untuk secara tepat mengungkapkan makna konsep, proses,
keadaan, atau sifat yang khas di berbagai bidang ilmu pengetahuan,
teknologi, dan seni. Istilah dapat dibagi menjadi istilah umum dan istilah
khusus, dan penggunaannya disusun dalam tata istilah.
2. Sumber Istilah: Sumber istilah berasal dari kosa kata umum bahasa
Indonesia, bahasa serumpun, dan bahasa asing. Istilah umum dapat
ditemukan dalam kosa kata umum, sementara istilah khusus sering
11
digunakan dalam bidang ilmu tertentu. Bahasa asing dapat menjadi sumber
istilah jika tidak ada padanan dalam bahasa Indonesia atau serumpun.
3. Proses Pembentukan Istilah: Istilah bahasa Indonesia dapat dibentuk
melalui tiga tahap: penerjemahan, penyerapan, dan gabungan
penerjemahan dan penyerapan. Proses ini melibatkan penggunaan istilah
asing, penyesuaian ejaan dan afiks, serta penyesuaian sufiks untuk
membentuk istilah yang sesuai dalam bahasa Indonesia.
4. Jenis-Jenis Istilah: Istilah terbagi menjadi dua jenis, yaitu istilah umum
dan istilah khusus. Istilah umum digunakan secara luas dalam masyarakat,
sementara istilah khusus memiliki makna yang terbatas dan digunakan
dalam bidang ilmu tertentu.
3.2 Saran
Pokok bahasan tulisan ini sudah dipaparkan di depan. Besar harapan kami semoga
tulisan ini bermanfaat bagi pembaca. Karena keterbatasan pengetahuan dan
referensi, kami menyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari semrpurna. Oleh
karena itu,saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan agar tulisan ini
dapat disusun menjadi lebih baik dan sempurna
12
DAFTAR PUSTAKA
Adiwimarta, Sri Sukesi dkk. 1978. Tata Istilah Indonesia. Jakarta: Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan.
Johannes,H.,dan Anton M.Moeliono. 2004. Pedoman Umum Pembentukan Istilah.
Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Waridah,E.,Anna Maria Fitrawati.2009.EYD+: Pedoman Pembentukan Istilah
dalam Bahasa Indonesia. Jakarta: Kawan Pustaka.
Pedoman Umum Pembentukan Istilah Edisi Ketiga/Panitia Pengembangan
Bahasa Indonesia, Departemen Pendidikan Nasional, Cetakan ke-6. Jakarta:
Pusat Bahasa, 2009.
13