Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

ISTILAH BAHASA INDONESIA

Dosen Pengampu : Fernando Onas,M.Pd. (MPK)

KELOMPOK 3
DISUSUN OLEH :

BINTANG RAKHAA.E.L.S (01011382328206)


M.RAFLI SYAHIDIN (01011382328192)
R.MUHAMMAD NAUFALDY (01011382328169)
SITI NURUL AISYAH (01011382328164)
PUTRI NABILAH FAJRANI (01011282328074)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadiran Allah Swt. atas rahmat dan karunianya
kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Makalah yang berjudul
ISTILAH ini dapat memberikan pembelajaran dan wacana yang baik dalam
menggunakan istilah dalam bahasa indonesia sehari-hari.

Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari
bantuan banyak pihak yang dengan tulus memberikan doa,saran,dan kritik
sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki oleh
karena itu, kami mengharapkan segala bentuk saraan serta masukkan bahkan
kritik yang membangun dari berbagai pihak.akhirnya kami berharap semoga
makalah ini dapat memberikan manfaat bagi perkembangan dunia pendidikan.

Palembang, 25 Agustus 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………. ii
DAFTAR ISI……………………………………………………....iii

BAB I: PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang………………………………………………….1
1.2 Rumusan Masalah……………………………………………....1
1.3 Tujuan Penulisan………………………………………………..1
1.4 Manfaat………………………………………………………….2

BAB II: PEMBAHASAN


2.1 Pengertian Istilah……………………………………...3
2.2 Sumber Istilah………………………………………...3
2.2.1 Jenis-jenis Istilah……………………………………7
2.2.2 Sumber Pembentukan Istilah………………………… ………7

BAB III: PENUTUP


3.1 Kesimpulan……………………………………………………..11
3.2 Saran……………………………………………………………12

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………..

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Seiring dengan berkembangnya zaman, perkembangan bahasa pun juga
ikut berkembang dan mengalami benyak perubahan, seperti peristilahan yang
merupakan hal penting dalam sebuah bahasa. adalah kata atau urutan kata yang
bersifat konvensional dalam bidang tertentu. Oleh karena itu, Setiap bidang
tertentu mempunyai istilah-istilah teknis yang berkaitan dengan bidangnya
masing-masing. beberapa tahun ini di Indonesia muncul berbagai kata yang
memiliki makna baru, meski demikian makna yang melekat terlebih dahulu tidak
serta merta hilang begitu saja. Perubahan makna suatu kata yang terjadi kadang
hampir tidak disadari oleh pengguna kata itu sendiri. Untuk itu kita perlu
mengetahui ilmu kebahasaan secara utuh. Bahasa terdiri atas beberapa tataran
gramatikal antara lain kata, frase, klausa, dan kalimat. Di dalam istilah berisi
kaidah yang mengatur bagaimana menggambarkan lambang-lambang bunyi
ujaran dan bagaimana menggambarkan hubungan antara lambang-lambang itu
baik pemisahan atau penggabungan dalam suatu bahasa.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun perumusan masalah yang akan dibahas adalah sebagai berikut
1. Apa yang dimaksud dengan istilah?
2. Apa sumber istilah?
3. Apa saja jenis-jenis istilah?
4. Macam-macam sumber pembentukan istilah?

1.3 Tujuan
1. Penulisan makalah ini bertujuan untuk mengetahui arti istilah dalam
Bahasa Indonesia. Dan menghasilkan tulisan yang indah dan enak di
baca. Sehingga makna dengan tepat pada setiap pilihan kata yang ingin
disampaikan.
2. Ingin menambah pengetahuan tentang istilah.

1
1.4 Manfaat
Ada dua manfaat berkaitan dengan tulisan ini. Dua manfaat tersebut adalah (1)
manfaat praktis dan (2) manfaat teoritis. Kedua manfaat itu dijabarkan berikut
ini:

1.4.1 Manfaat Praktis

Secara praktis tulisan ini bermanfaat bagi pembaca. Adapun


manfaatnya adalah dapat memperluas wawasan pembaca yang
berhubungan dengan istilah bahasa Indonesia.

1.4.2 Manfaat Teoritis

Secara teoritis tulisan ini mempunyai manfaat bagi ilmu


pengetahuan. Dalam hal ini manfaatnya adalah dapat menambah
khazanah ilmu pengetahuan istilah bahasa Indonesia.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Istilah

Istilah adalah kata atau gabungan kata yang digunakan sebagai nama atau
lambang yang dengan cermat mengungkapkan makna konsep, proses, keadaan,
atau sifat yang khas di bidang ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni (ipteks).
Istilah itu sendiri dapat berupa istilah umum dan istilah khusus. Perangkat dasar
dan ketentuan pembentukan istilah dan kumpulan istilah yang dihasilkan disebut
tata istilah. Dalam kehidupan sehari-hari setiap orang bersentuhan dengan hal
yang terlihat dan yang tidak terlihat mata. Misalnya, benda yang terbuat dari kayu,
besi, dan sebagainya yang digunakan untuk tempat meletakkan barang, untuk
menulis, dan sebagainya disebut meja. Kegiatan manusia yang dilakukan dengan
menggerakkan kaki melangkah dengan cepat disebut lari. Kata meja dan lari itu
dapat disebut sebagai kata. Bertalian dengan kata, ada sekumpulan kata yang
disebut leksikon atau kosakata. Kosakata terdiri atas kosakata umum dan kosakata
khusus. Kosakata khusus sering juga disebut dengan istilah. Istilah pun terdiri atas
istilah umum dan istilah khusus.
Istilah memiliki pengertian kata atau gabungan kata yang dengan cermat
mengungkapkan suatu makna konsep, proses, keadaan atau sifat yang khas dalam
bidang tertentu; nama; sebutan (Depdiknas, 2008:602). Menurut Pusat Bahasa
dalam buku Pedoman Umum Pembentukan Istilah (2009:1), Pengistilahan harus
dilakukan sesuai prosedur atau pedoman pembentukan istilah. Ini terjadi karena
pengistilahan dilakukan untuk mendapatkan ketepatan dan kecermatan makna
utnuk suatu bidang kegiatan atau keilmuan, misalnya pada bidang kedokteran,
ekonomi, perbankan dan sebagainya. Istilah memiliki makna yang tepat dan
cermat serta digunakan hanya untuk satu bidang tertentu.

2.2 Sumber Istilah

Sumber istilah dapat berasal dari kosa kata umum bahasa Indonesia,bahasa
serumpun, dan bahasa asing. ( Dyas Puspandari, h : 31 )

3
● Kosa Kata Bahasa Indonesia

Kosa kata umum bahsa Indonesia dapat dijadikan sumber bahan istilah
apabila salah satu syarat atau lebih dibawa ini dipenuhi :
1. Kata yang dengan tepat mengungkapkan makna konsep, proses,
keadaan atau sifat yang dimaksudkan. Contoh : tunak (steady), telus
(percolate) dan imak(stimulate)
2. Kata yang lebih singkat daripada yang lain yang beracuan sama.
Contohnya gulma lebih singkat daripada tumbuhan penganggu, suaka
politik lebih singkat daripada perlindungan politik.
3. Kata yang tidak bernilai rasa ( konotasi ) buruk dan yang sedap
didengar ( eutonik ). Contohnya pramuria daripada hostes, tunakarya
daripada penganggur.
4. Kata umum yang diberi makna baru atau makna khusus dengan jalan
menyempitkan atau meluaskan makna asal. Contoh : bermuka dua,
suaka politik.

● Kosa Kata Bahasa Serumpun

Apabila di dalam bahasa Indonesia tidak ditemukan istilah yang


dapat mengungkaplan makna konsep, proses, keadaan atau sifat yang
dimaksudkan, maka untuk itu hendaknya dicari istilah dalam bahasa
serumpun. (Risa Agustin, h : 35)
Yang dimaksud dengan bahasa serumpun adalah bahasa-bahasa
daerahyang ada di Indonesia, yaitu bahasa Jawa, Sunda, Betawi, dll.
( Dyas Puspandari, h : 31 )
Contoh :
Gambut (Banjar) Peat (Inggris)
Nyeri (Sunda) Pain (Inggris)
Istilah gambut dan nyeri berasal dari bahasa daerah, maka istilah
ini lebihdisarankan daripada peat dan pain yang berasal dari Inggris.

● Kosa Kata Bahasa Asing

4
Jika dalam bahasa Indonesia atau bahasa serumpun tidak
ditemukan bahasa yang tepat, bahasa asing dapat dijadikan sumber
peristilahan bahasa Indonesia. Istilah bahasa asig dapat dibentuk dengan
jalan menerjemahkan, menyerap, dan menyerap sekaligus menerjemahkan.
( Ernawati, h : 52 )
1. Penerjemahan Istilah Asing
Istilah baru dapat didapatkan dari penerjemahan istilah asing.
Dalam penerjemahan istilah tidak selalu diperoleh, dan tidak
selalu perlu, bentuk yang berimbang asti satu-lawan-satu. Yang
pertama yang perlu diusahakan adalah kesamaan dan
kepadanan konsep, bukan kemiripan bentuk luarnya atau
makna harfiahnya. ( Ernawati, h : 52 )
Istilah dalam bentuk positif sebaiknya tidak diterjemahkan
dalam bentuk negative dan sebaliknya. Misalnya bound
morpheme diterjemahkan dalam morfem tidak bebas yang
seharunya morfem terikat.
2. Penyerapan Instilah Asing
Demi kemudahan penglihatan antarbahasa dan keperluan masa
depan, pemasukan istilah asing, yang berdifat internasional,
melalui proses penyerapan dapat dipertimbangkan jika salah
satu syarat atau lebih yang berikut ini dipenuhi : (Risa Agustin,
h : 35)
Kosa kata dari bahasa asing dipakai dengan syarat: ( Dyas
Puspandari, h : 31 )

✔ berkonotasi baik

✔ lebih singkat dibandingkan dengan terjemahannya

✔ memudahkan pengalihan antarbahasa (mengingat

keperluan masadepan)

✔ memudahkan kesepakatan, jika istilah Indonesia terlalu

banyak sinonimnya.

5
3. Penyerapan dan Penerjemahan Sekaligus
Istilah bahasa Indonesia dapan dibentuk dengan jalan menyerap
dan menerjemahkan istilah asing sekaligus.
Keterangan :
Istilah volume diserap menjadi volume, clearance
diterjemahkan menjadi ruangbakar, demikian juga dengan sub
diserap, sedangkan division diterjemahkanmenjadi bagian.
Istilah clay colloid juga mengalami penyerapan
danpenerjemahan sekaigus, colloid diserap menjadi koloid,
sedangkan clay diterjemahkan menjadi lempung.
Catatan :
Istilah asing yang ejaannya bertahan dalam banyak bahasa
dipakai juga dalambahasa Indonesia dengan syarat diberi garis
bawah atau dicetak miring. ( Dyas Puspandari, h : 33 )

4. Macam dan Sumber Bentuk sarapan


Istilah yang diambil dari bahasa asing dapat berupa bentuk
dasar maupun bentuk turunan. Pada dprinsipnya dipilih bentuk
tunggal (singular) kecuali kalau konteksnya condong berbentuk
jamak (plural). Menurut Risa Agustin dalam emilih bentuk
diatas selalu mempertimbangkan :
- Konteks situasi dan ikatan kalimat
- Kemudahan belajar bahasa
- Kepraktisan
Demi keseragaman, sumber rujukan yang diutamakan adalah
istilah bahasa Inggris yang pemakaiannya sudah internasional.
Yakni istilah yang sudah dilazimkan oleh ahlinya. Menurut
Ernawati Waridah, penulisan istilah itu sedapat – dapatnya
dilakukan dengan mengutamakan ejaannya dalam bahasa
sumber tanpa mengabaikan segi lafal.
Catatan :

6
Istilah asing yang sudah diserap dan sudah lazim digunakan
sebagai istilah Indonesia masih dapat dipakai sungguh pun
bertentangan dengan salah satu kaidah pembentukan istilah.

5. Istilah Asing yang Bersifat Internasional


Istilah asing yang ejaannya bertahan dalam banyak bahasa
dipakai juga dalam bahasa Indonesia dengan syarat diberi garis
bawah atau miring.

2.2.1. Jenis-Jenis Istilah


Istilah terbagi ke dalam beberapa jenis. Setidaknya ada dua jenis istilah
dalam Bahasa Indonesia, yaitu istilah umum dan istilah khusus. Berikut
penjelasan dari masing-masing istilah.

1. Istilah Umum
Istilah umum merupakan jenis istilah yang berasal dari bidang tertentu
yang kemudian digunakan secara luas lalu unsur kosakata umum. Contoh
istilah umum adalah kata meja, kursi, dan lemari. Ketiga jenis kata
tersebut semula merupakan istilah yang terkait dengan perabot rumah
tangga di bidang desain interior. Namun, ketiga kata tersebut sudah
banyak digunakan oleh masyarakat luas dan hingga menjadi istilah umum.

2. Istilah Khusus
Istilah khusus merupakan jenis istilah yang mempunyai makna yang
terbatas dan digunakan di bidang ilmu tertentu atau bahkan asing di
masyarakat umum. Contoh istilah khusus adalah kardiovaskular,
hipertensi, autopsi. Tiga istilah tersebut hanya digunakan dalam bidang
kedokteran, kesehatan, dan beberapa bidang yang terkait. Ketiga istilah
tersebut tersebut memiliki makna yang terbatas. Setiap istilah memiliki
makna yang khusus berlaku di bidang ilmu tertentu.

7
2.2.2. Sumber Pembentukan Istilah
Proses pembentukan istilah bahasa Indonesia ada tiga tahap yakni dengan
melalui tahap penerjemahan, penyerapan dan gabungan penerjemahan dan
penyerapan.

A. Penerjemahan
Penerjemahan di bagi atas dua yakni penerjemahan langsung dan
penerjemahan dengan perekaan.

1. Penerjemahan Langsung
Istilah Indonesia dapat dibentuk lewat penerjemahan berdasarkan
kesesuaian makna tetapi bentuknya tidak sepadan.
Misalnya:
 Supermarket - pasar swalayan
 Merger - gabungan usaha

Penerjemahan dapat pula dilakukan berdasarkan kesesuaian bentuk


dan makna.
Misalnya:
 Bonded zone - kawasan berikat
 Skyscraper - pencakar langit

2. Penerjemahan Dengan Perekaan


Adakalanya upaya pemadanan istilah asing perlu dilakukan dengan
menciptakan istilah baru. Istilah factoring, misalnya, sulit
diterjemahkan atau diserap secara utuh. Dalam khazanah kosakata
bahasa Indonesia/Melayu terdapat bentuk anjak dan piutang yang
menggambarkan pengalihan hak menagih utang. Lalu, direka istilah
anjak piu-tang sebagai padanan istilah factoring. Begitu pula
pemadanan catering menjadi jasa boga dan invention menjadi
rekacipta diperoleh lewat perekaan.

8
B. Penyerapan
Sedangkan penyerapan dibagi menjadi tiga yakni penyerapan istilah,
penyerapan dengan penyesuaian afiks, serta penyerapan dengan
penyesuaian sufiks.

1. Penyerapan Istilah

Penyerapan istilah asing untuk menjadi istilah Indonesia dilakukan


berdasarkan hal-hal berikut.

● Istilah asing yang akan diserap meningkatkan ketersalinan bahasa asing

dan bahasa Indonesia secara timbal balik (intertranslatability) mengingat


keperluan masa depan.

● Istilah asing yang akan diserap mempermudah pemahaman teks asing oleh

pembaca Indonesia karena dikenal lebih dahulu.

● Istilah asing yang akan diserap lebih ringkas jika dibandingkan dengan

terjemahan Indonesianya.

● Istilah asing yang akan diserap mempermudah kesepakatan antarpakar jika

padanan terjemahannya terlalu banyak sinonimnya.

● Istilah asing yang akan diserap lebih cocok dan tepat karena tidak

mengandung konotasi buruk.

2. Penyerapan Dengan Penyesuaian Afiks

Yaitu meliputi Ejaan Prefiks dan Bentuk Terikat. Prefiks asing yang
bersumber pada bahasa Indo-Eropa dapat dipertimbangkan
pemakaiannya di dalam peristilahan Indonesia setelah disesuaikan
ejaannya. Prefiks asing itu, antara lain, ialah sebagai berikut.

● a-, ab-, abs- ('dari', 'menyimpang dari', 'menjauhkan dari') tetap a-, ab-,

abs-

9
amoral abnormal abstract - amoral abnormal abstrak

● a-, an- 'tidak, bukan, tanpa' tetap a-, an

anemia aphasia aneurysm - anemia afasia aneurisme

● ad-, ac- 'ke', 'berdekatan dengan', 'melekat pada', menjadi ad-, ak-

adhesion acculturation - adhesi akulturasi

● am-, amb- 'sekeliling', 'keduanya' tetap am-, amb-

ambivalence amputation - ambivalensi amputasi

● ana-, an- 'ke atas', 'ke belakang', 'terbalik' tetap ana-, an-

anabolism anatropous - anabolisme anatrop

● ante- 'sebelum', 'depan' tetap ante-

antediluvian anterior - antediluvian anterior

3. Penyerapan Dengan Penyesuaian Sufiks

Sufiks asing dalam bahasa Indonesia diserap sebagai bagian kata


berafiks yang utuh. Kata seperti standardisasi, implementasi, dan
objektif diserap secara utuh di samping kata standar, implemen, dan
objek. Berikut daftar kata bersufiks tersebut.

● -aat (Belanda) menjadi -at

Advocaat Plaat Tractaat - advokat pelat traktat

● -able, -ble (Inggris) menjadi -bel

Variable Flexible - variabel fleksibel

● -ac (Inggris) menjadi -ak

Maniac Cardiac Almanac - maniak kardiak almanac

10
● -age (Inggris) menjadi -ase

Sabotage Arbitrage Percentage - sabotase arbitrase persentase

● -air (Belanda), -ary (Inggris) menjadi -er

Complementair, complementary Primair, primary Secundair, secondary -


komplementer primer sekunder
Yang terakhir adalah gabungan penerjemahan dan penyerapan yakni
proses pembentukan dengan menerjemahkan dan menyerap istilah asing
sekaligus.

C. Gabungan Penerjemahan dan Penyerapan

Istilah bahasa Indonesia dapat dibentuk dengan menerjemahkan dan


menyerap istilah asing sekaligus. Misalnya:

● Bound morpheme - morfem terikat

● Clay colloid - koloid lempung

● Subdivision - subbagian

BAB III
PENUTUP

3.1 Berdasarkan penjelasan dalam Bab 2 tentang "Istilah" dan "Sumber Istilah,"
dapat ditarik beberapa kesimpulan:
1. Pengertian Istilah: Istilah adalah kata atau gabungan kata yang
digunakan untuk secara tepat mengungkapkan makna konsep, proses,
keadaan, atau sifat yang khas di berbagai bidang ilmu pengetahuan,
teknologi, dan seni. Istilah dapat dibagi menjadi istilah umum dan istilah
khusus, dan penggunaannya disusun dalam tata istilah.
2. Sumber Istilah: Sumber istilah berasal dari kosa kata umum bahasa
Indonesia, bahasa serumpun, dan bahasa asing. Istilah umum dapat
ditemukan dalam kosa kata umum, sementara istilah khusus sering

11
digunakan dalam bidang ilmu tertentu. Bahasa asing dapat menjadi sumber
istilah jika tidak ada padanan dalam bahasa Indonesia atau serumpun.
3. Proses Pembentukan Istilah: Istilah bahasa Indonesia dapat dibentuk
melalui tiga tahap: penerjemahan, penyerapan, dan gabungan
penerjemahan dan penyerapan. Proses ini melibatkan penggunaan istilah
asing, penyesuaian ejaan dan afiks, serta penyesuaian sufiks untuk
membentuk istilah yang sesuai dalam bahasa Indonesia.
4. Jenis-Jenis Istilah: Istilah terbagi menjadi dua jenis, yaitu istilah umum
dan istilah khusus. Istilah umum digunakan secara luas dalam masyarakat,
sementara istilah khusus memiliki makna yang terbatas dan digunakan
dalam bidang ilmu tertentu.

Dengan demikian, penggunaan istilah dalam bahasa Indonesia memiliki peran


penting dalam mengkomunikasikan gagasan dengan jelas dan efisien, terutama
dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Selain itu, proses
pembentukan istilah melibatkan berbagai sumber bahasa, baik dalam bahasa
Indonesia maupun bahasa asing, untuk memastikan bahwa istilah yang dihasilkan
sesuai dengan konteks dan kebutuhan komunikasi.

3.2 Saran
Pokok bahasan tulisan ini sudah dipaparkan di depan. Besar harapan kami semoga
tulisan ini bermanfaat bagi pembaca. Karena keterbatasan pengetahuan dan
referensi, kami menyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari semrpurna. Oleh
karena itu,saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan agar tulisan ini
dapat disusun menjadi lebih baik dan sempurna

12
DAFTAR PUSTAKA

Adiwimarta, Sri Sukesi dkk. 1978. Tata Istilah Indonesia. Jakarta: Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan.
Johannes,H.,dan Anton M.Moeliono. 2004. Pedoman Umum Pembentukan Istilah.
Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Waridah,E.,Anna Maria Fitrawati.2009.EYD+: Pedoman Pembentukan Istilah
dalam Bahasa Indonesia. Jakarta: Kawan Pustaka.
Pedoman Umum Pembentukan Istilah Edisi Ketiga/Panitia Pengembangan
Bahasa Indonesia, Departemen Pendidikan Nasional, Cetakan ke-6. Jakarta:
Pusat Bahasa, 2009.

13

Anda mungkin juga menyukai