Anda di halaman 1dari 3

Nama : Muhammad Hariadi

NIM : 01011382126225

Kelas : PKN A

1. Tanggapan Saya mengenai kasus pelanggaran hukum yang dilakukan oleh Rachel
Vennya adalah kasus pelanggaran hukum yang tidak biasa saja karena kasus tersebut
sangat membahayakan keselamatan seluruh masyarakat Indonesia. Seharusnya dia
melakukan karantina selama 8 hari sepulangnya dia dari Amerika Serikat tetapi pada hari
ke 3 dia pulang dari wisma atlet dan melanjutkan liburannya ke Bali dengan teman
temannya dan keluarganya. Yang telah dilakukannya itu dapat menyebabkan timbulnya
jenis varian baru di Indonesia karena kita tidak tahu virus apa yang dibawanya dari
Amerika Serikat yang mungkin jenis virus varian baru yang belum ada di Indonesia.
2. Penyebab terjadinya kasus Rachel Vennya tersebut adalah melarikan diri dari wisma atlet
seharusnya dia dikarantina selama 8 hari tetapi dia tidak memenuhi tersebut hanya 3 hari
seharusnya dia mematuhi peraturan tersebut karena dia pulang dari Amerika Serikat dia
juga harus memikirkan orang orang sekitarnya karena sekarang lagi menyebarnya virus
Covid-19.
3. Penyelesaian kasus pelanggaran hukum ini adalah pihak kepolisian masih menjadikan
Rachel vennya sebagai saksi dan akan dilanjutkan ke tahap penyidikan. Apabila terbukti
bersalah dan menjadi tersangkan maka berdasarkan pasal 93 UU Nomor 6 Tahun 2018,
kasus Rachel Vennya kabur dari karantina di Wisma Atlet dapat dikenakan denda paling
banyak mencapai Rp 100 juta atau pidana penjara paling lama 1 tahun.
4. Sebagai mahasiswa kita tidak untuk mencontoh yang dilakukan oleh Rachel Vennya
tersebut yang dapat merugikan kita dan negara kita sendiri.

1. Tanggapan terhadap kasus pelanggaran hukum diatas yaitu penggunaan tes antigen bekas
dan menjual vaksin illegal adalah kasus pelanggaran hukum yang merugikan negara dan
membahayakan seluruh masyarakat Indonesia. Para tersangka juga merupakan para
pekerja klinik Kimia Farma yang seharusnya mengerti dan paham apa yang akan terjadi
jika melakukan kasus pelanggaran hukum tersebut.
2. Penyebab terjadinya kasus tersebut ialah dapat kita ketahui bahwa penggunaan alat tes
antigen bekas sangat berisiko menularkan virus apabila digunakan dua kali ke orang yang
berbeda dan melakukan penjualan vaksin illegal juga sangat membahayakan nyawa
seseorang apabila disuntikan tidak sesuai dengan izin dan prosedur dari pemerintah dan
keinginan suatu pihak untuk memperkaya diri tanpa memikirkan resiko yang akan terjadi
pada negara dan masyarakat Indonesia.
3. Upaya penyelesaian dari kasus tersebut adalah Polisi melakukan penyelidikan ke
Laboratorium yang ada di Bandara Kuala Namu yang di kelola oleh petugas dari klinik
Kimia Farma. Polisi menetapkan 4 tersangka dan dihukum sesuai dengan Pasal 98 ayat
(3) juncto Pasal 196 UU Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan dan/atau Pasal 8 huruf
(b), (d) dan (e) juncto Pasal 62 ayat (1) UU Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan
Konsumen.
4. Kita sebagai mahasiswa harus lebih berhati-hati jika ingin melakukan tes antigen dan
melakukan vaksin. Sebaiknya, tes antigen dan vaksin lakukan lah di tempat yang sudah
disarankan oleh pemerintah seperti Rumah Sakit Umum Daerah, Rumah Sakit Umum
Pusat, Rumah Sakit Polri, Rumah Sakit TNI ataupun klinik / laboratorium yang jelas,
aman, dan sudah mendapatkan izin dari pemerintah dengan jelas.

Anda mungkin juga menyukai