Anda di halaman 1dari 7

LOGIKA

Makalah ini disusun sebagai syarat untuk mengikuti mata kuliah Logika

Nama kelompok :
Diby Razendraz : 110110140174
Hafiz Faramanda : 110110140195
Jody Aprilio A.D : 110110140202

Jurusan Ilmu Hukum


Fakultas Hukum
Universitas Padjajaran
Bandung
2014
1. Judul masalah : Prita Mulyasari vs Omni International
2. Kronologi : Kasus tersebut bermula saat Prita Mulyasari memeriksakan kesehatannya di RS
Internasional Omni atas keluhan demam, sakit kepala, mual disertai muntah, kesulitan BAB,
sakit tenggorokan, hingga hilangnya nafsu makan. Oleh dokter rumah sakit, Prita di diagnosis
menderita demam berdarah, atau tifus. Setelah dirawat selama empat hari disertai serangkaian
pemeriksaan serta perawatan, gejala awal yang dikeluhkan berkurang namun ditemukan
sejenis virus yang menyebabkan pembengkakan pada leher.Selama masa perawatan Prita
mengeluhkan minimnya penjelasan yang diberikan oleh dokter atas jenis-jenis terapi medis
yang diberikan, disamping kondisi kesehatan yang semakin memburuk yang diduga akibat
kesalahan dalam pemeriksaan hasil laboratorium awal menyebabkan kekeliruan diagnosis
oleh dokter pemeriksa. Disebabkan karena pengaduan serta permintaan tertulis untuk
mendapatkan rekam medis serta hasil laboratorium awal yang tidak dapat dipenuhi oleh pihak
rumah sakit, Prita kemudian menulis email tentang tanggapan serta keluhan atas perlakuan
yang diterimanya ke sebuah milis. Email tersebut kemudian menyebar luas sehingga
membuat pihak rumah sakit merasa harus membuat bantahan atas tuduhan yang dilontarkan
oleh Prita ke media cetak serta mengajukan gugatan hukum baik secara perdata maupun
pidana dengan tuduhan pencemaran nama baik.
3. Tanggapan
Menurut kami, kasus di atas merupakan salah satu contoh kasus pelanggaran HAM yang
bersifat ringan dimana tidak terdapat korban jiwa atau tindak kekerasan yang berlebihan.
Kasus diatas dikategorikan sebagai kasus pelanggaran HAM, diakibatkan adanya
pelanggaran terhadap pasal 27 ayat 3 Undang-Undang nomor 11 tahun 2008 tentang
Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE) yang berbunyi : "Setiap orang dengan sengaja
dan tanpa hak mendistribusikan dan/atau mentransmisikan dan/atau membuat dapat
diaksesnya Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik yang memiliki muatan
penghinaan dan/atau pencemaran nama baik." Pasal ini dilanggar oleh Prita Mulyasari yang
dianggap mencemarkan nama baik RS Omni Internasional di dunia maya. Namun, menurut
pendapat kami bahwa sebenarnya yang menjadi korban pelanggaran HAM tersebut adalah
Prita Mulyasari, dimana adanya pihak yang menghalangi hak kebebasan dirinya untuk
menyampaikan pendapat di dunia maya. Menurut kami, untuk kasus seperti itu, terlalu
berlebihan jika hanya karena menulis surat elektronik harus mendapat hukuman apalagi
sampai 6 tahun penjara yang dituntut oleh pihak jaksa penuntut. Kasus Prita ini bias dibilang
kasus yang jarang terjadi di dunia bagaimana tidak RS menggugat pasien ( di negara maju
yang banyak terjadi adalah cerita pasien yang menggugat RS), kasus pertama di Indonesia
(bahkan mungkin di dunia) keluh kesah melalui email bisa dijebloskan ke penjara,
Dan terlanggarnya hak asasi manusia dan hati nurani tatkala seorang ibu dari dua anak (dan
salah satunya sedang memerlukan ASI) harus dikurung 3 minggu (di LP wanita bersama 12
napi wanita lainnya) padahal bisa saja diberikan status tahanan rumah tanpa harus dipenjara.
Sangat kesal kepada RS yang begitu tega menguras uang pasien.
4. Solusi :
 Perlunya kehati-hatian kita memutuskan untuk memilih RS yang baik (jangan terlena oleh
embel-embel internasional).
 Pada dasarnya, pasien punya hak untuk mendapat pelayanan RS yang baik dan harus kritis
dalam berdiskusi soal metoda medis.
 Perlunya kehati-hatian kita saat menulis keluhan di media internet (atau media lainnya)
karena celah pada UU ITE bisa dimanfaatkan para pihak yang merasa meradang dengan apa
yang kita tulis.
 Gunakan bahasa yang baik dan tidak terkesan menuduh pihak yang sedang kita bahas.
 Harus diungkap skenario sesungguhnya mengapa Prita bisa dijebloskan ke penjara selama
tiga pekan, siapa saja oknum dibalik itu semua haruslah bertanggung jawab.
 Perlu dibuat aturan yang melindungi keamanan pasien dari tindakan RS yang tidak
semestinya, juga hak pasien untuk mendapat catatan rekam medis hingga hak mendapat
penjelasan soal penyakitnya.
 Perlu dibuat aturan yang menjadi standarisasi penamaan ‘internasional’ untuk RS, apakah
dari segi kepemilikannya atau standar pelayanannya.
 Pentingnya regulasi serta pengawasan pemerintah yang ketat dan kredibilitas akan standar
penamaan istilah ‘internasional’ karna jika tidak akan menyebabkan setiap RS boleh-boleh
saja menamai dirinya dengan embel-embel ‘internasional’.
 Kejadian ini mengingatkan kita agar lebih berhati–hati dalam mengeluarkan statement di
jejaring social maupun di internet. Sebaiknya jika terjadi masalah demikian, hal yang kita
lakukan terlebih dahulu adalah bertanya pada pihak yang bersangkutan, jangan sampai
mengeluarkan statement di internet, email, maupun jejaring sosial.

Judul masalah :
Nenek Minah, 55tahun, dinyatakan bersalah karena memetik tiga buah kakao milik sebuah
perusahaan perkebunan swasta.

Logikanya :
Seorang nenek tersebut memetik kakao milik perusahaan swasta tersebut. Beliau memetik
hanya untuk dimakan karna belum makan selama dua hari.

Solusi :
Nenek tersebut mengambil karna beliau merasa lapar dan belum makan, 3 buah kakao dalam
cakupan sebuah perusahaan bukanlah suatu hal yang bisa membuat suatu perusahaan tersebut
merugi. Sebenarnya tidak perlu ada tindakan hokum dalam masalah ini karena bias
diselesaikan dengan cara damai oleh pihak perusahaan, harusnya aparat penegak hukum pun
bisa menyelesaikan masalah ini di luar ruang pengadilan tanpa harus membawa permasalahan
ini kemeja hijau, karna 3 buah kakao jika diganti pun cuma seberapa, tak akan sampai 1juta
seperti yang diminta oleh jaksa penuntut dalam persidangan tersebut, sungguh tak masuk
akal. Lagian apakah tega menjatuhkan sanksi kurungan kepada nenek yang sudah tua dan
sakit-sakitan.
Judul masalah :
Pungutan liar yang dilakukan oleh Polisi

Logikanya :
Di tengah masyarakat, banyak polisi yang berada di jalan-jalan raya. Sebagian polisi itu
sering melakukan pungutan liar, atas nama tilang. Pungutan liar jelas melanggar hak-hak
warga negara, malah merugikan negara, karena hasil pungutan tidak disetor ke kas negara.

Solusinya :
Jika razia yang dilakukan merupakan perintah wajib, razia tersebut adalah hal yang wajar,
dan uang hasil razianya pun disetor ke kas Negara dengan jelas, tetapi yang sering kita lihat
di tengah kehidupan, Polisi melakukan razia hanya untuk mendapatkan uang sampingan.
Maka solusinya, agar tidak terjadi pelanggaran terhadap hak-hak warga negara, sebaiknya
polisi lalu lintas yang bertindak menyalahi aturan dikriminalkan saja.
Hubungan Logika dengan Ilmu lain.

Hubungan dengan Ilmu Bahasa.


adalah sebagai alat komunikasi untuk kita mengungkapkan pikiran kita guna
memperoleh pengetahuan yang benar. Bahasa yang baik dan benar dalam praktik
kehidupansehari-hari hanya dapat tercipta apabila ada kebiasaan atau kemampuan dasar dari
setiap orang untuk berpikir logis. Sebaliknya, suatu kemampuan berpikir logis tanpa
kemampuan bahasa yang baik, maka ia tidak akan dapat menyampaikan isi pikiran kepada
orang lain. Bahasa dalam Logika merupakan alat berpikir yang apabila dikuasai dan
digunakan dengan tepat, maka akan dapat membantu kita memperoleh kecakapan berpikir,
berlogika dengan tepat.

Hubungan dengan Ilmu Psikologi.


adalah logika berfungsi memikirkan segala sesuatu tentang jiwa manusia. Maka
fungsi logika adalah untuk membahas proses yang berfikir dengan kejiwaan manusia.
Psikologi memberikan keterangan mengenai sejarah perkembangan berpikir, memberikan
gambaran bagaimana manusia berpikir. Sementara logika adalah cabang filsafat yang
bertujuan membimbing akal untuk berpikir (bagaimana seharusnya).

Hubungan dengan Ilmu Metafisika.


Logika berfungsi untuk menyelidiki hal-hal ada dan mungkin ada dengan metafisika.
Maka logika mempunyai fungsi untuk menyelidiki tentang pengertian kebenaran yang ada di
balik alam semesta. Metafisika mempelajari hakikat realitas, hakikat realitas tersebut dapat
dicari dan ditemukan dibalik sesuatu yang tampak atau nyata. Metafisika selalu mencari
kebenaran/hakekat realitas dibalik yang tampak dan nyata. Ilmu logika bagi metafisika bukan
apa yang telah dirumuskan yang akan menjadi hakikat kebenaran, tetapi apa yang ada dibalik
rumusan tersebut. Semakin mampu berpikir logis, orang tidak akan mudah tertipu oleh
kebenaran yang tampak.

Hubungan dengan. Epistemologi (dasar pengetahuan)


Menyelidiki sumber pengetahuan kita mungkin atau tidaknya kita mengenal
kebenaran dan apabila mungkin maka bagaimana caranya kita dapat mencari kebenaran itu.
Hubungan logika dengan epistemology adalah sama-sama dari cabang besar filsafat, yaitu
teori pengetahuan. Epistemologi merupakan pengetahuan dari segi isinya, sedangkan logika
merupakan kebenaran ditinjau dari segi bentuknya. Ini tertuang dalam cabang besar filsafat
yaitu: persoalan keberadaan atau eksistensi, yaitu metafisika, persoalan pengetahuan atau
kebenaran, yaitu epistemology dan logika, persoalan nilai, yaitu etika dan estetika.

Hubungan Logika dengan Ilmu Pemerintahan


hubungan logika dengan ilmu pemerintahan adalah pada perumusan kaidah-kaidah
dan pegangan untuk berpikir tepat dan praktis bagi mencapai kesimpulan yang valid dan
pemecahan persoalan yang bijaksana. Ilmu Pemerintahan merupakan cabang ilmu yang harus
di landasi dengan logika, karena dalam ilmu pemerintahan juga mengkaji kebenaran-
kebenaran dalam mencapai keberhasilan. Kebenaran itu dibuktikan oleh adanya hukum-
hukum atau bentuk pikiran manusia untuk menciptakan pemerintahan yang benar dan tepat.

Hubungan Logika dengan Ilmu Agama


hubungan logika dengan ilmu agama adalah logika memberikan kepada kita cara
berfikir yang benar dan logika juga memiliki peran yang sangat penting dalam perkembangan
ilmu pengetahuan, sedangkan agama memberikan cinta, harapan dan kehangatan, agama juga
membawa kita pada revolusi spritual.

Anda mungkin juga menyukai