Anda di halaman 1dari 3

METODE PENELITIAN HUKUM – IB YANTI - 05102022

Metode Penelitian untuk tesis bisa berupa kualitatif dan kuantitatif. Kalau kita melakukan penelitian
empiris atau kualitatif sample yang ada harus mewakili dari objek yang diteliti, jangan sampai orang
mengatakan penelitian tidak mewakili apa yang diinginkan. Contohnya beberapa tahun yang lalu ada
hasil dari penelitian bahwa 2 dari 3 laki laki berselingkuh. Dengan penelitian ini akan di challenge
mengenai metode apa yang digunakan sehingga memunculkan kesimpulan seperti itu. Dalam
melakukan penelitian tujuannya apa dan yang ingin didapat seperti apa sehingga kita bisa memilih
metode yang digunakan ini. Untuk yang kuliah Metode Penelitian Hukum, tentu saja kita memikirkan
hal diluar penelitian. Jangan sampai melakukan penelitian berdasaran survey dan penelitian tidak bisa
hanya 10 orang saja namun harus ditentukan misal 100 orang. Contohnya perlindungan konsumen atas
data proteksi penelitian nya harus serius dengan menggunakan penyebaran kuisioner yang lebih dari
100 misal asuransi, pinjaman bank, voucher hotel yang menyangkut dengan penyebaran data pribadi.

Kalau kita ingin melakukan penelitian harus ada metode yang digunakan, apakah dengan cara normatif
atau empriris, dan kita haru mulai berfikir apa yang akan diteliti. Penelitian sosialegal sebagai contoh
apakah undang undang lalu lintas masalah ganjil genap bisa mengurangi kemacetan atau tidak. Contoh
lain mengenai pembelian BBM di POM Bensin dengan meneliti apakah petralite sudah benar disalurkan
kepada customer yang benar dan kita melihat sosiolegal. Kebanyakan penelitian hukum dianggap bukan
penelitian dan dianggap hanya membahas kasus dan mencari jalan keluar, karena penelitian harus
adanya sistematika seperti apa. Hukum dianggap sebagai penelitian mulai datang dari pengadilan
seperti hakim, pengacara, kemudian harus melakukan penelitian makanya mereka meneliti civil law atau
kontinental itu Indonesia sementara Commonwealth untuk Malaysia.

Mengulang sendikit pengenai Civil Law dan Kontinental

Menurut Prof. Mahfud dalam kuliah umum mengatakan, negara Indonesia bukanlah sistem negara
hukum common law (anglo saxon) maupun civil law (eropa continental) tetapi negara hukum Prismatik,
dimana negara yang berlandaskan pada cita (ide tentang hukum) hukum Indonesia.

Sistem hukum eropa kontinental merupakan suatu sistem hukum dengan ciri-ciri adanya berbagai
ketentuan-ketentuan hukum dikodifikasi (dihimpun) secara sistematis yang akan ditafsirkan lebih lanjut
oleh hakim dalam penerapannya.

Perbedaan Civil Law dan Common Law

1. Dari sistem peradilannya untuk kontinental menggunakan juri dimana ada hakim 1 dan
beberapa juri sementara Indonesia yang menggunakan civil law seperti di Indonesia mempunyai
3 hakim. Rata rata Juri tidak mengetahui tentang hukum sehingga dibutuhkannya hakim untuk
memutuskan perkara.
2. Dalam comon law lebih mengutamakan yurispundensi atau keputusan hakim keputusan
sebelumnya. Pengacara dan jaksa di Amerika akan membuatnya dengan melakukan survey ke
ruang arsip melihat putusan hakim sebelumnya dengan perkara yang sama. Apalagi di Amerika
di beberapa negara bagian tidak jauh berbeda. Kalau melihat sumber-sumber hukum materil
dan formil. Sumber hukum materil dengan cara melihat sumbernya darimana apakah dari UU,
Hukum Adat, Kebiasaan, Aturan negara lain, Hukum Islam, Hukum Negara Tetangga. Sumber
hukum formil atau hukum acara, sumbernya dari peraturan dan sumber dari UU, kebiasaan,
perjanjian para pihak, perjanjian internasional, para ahli dan yurisprudensi untuk civil law.

Hakim hukum di Indonesia yang paling utama adalah UU kemudian selanjutnya kebiasaan karena
Indonesia menganut pacta sun servanda. dua duanya sama sama normatif karena tidak mungkin jaksa
mencari sumber dari lapangan. Setelah itu diputuskan kalau penelitian hukum tidak perlu ke lapangan
sehingga titik utamanya ke Normatif. Kita ingin memberikan solusi itu juga disebut normatif. Jadi
pengacara membuat legal memo dengan fakta-fakta yang ada. Sementara untuk jurusan lain seperti
psikologi, ekonomi harus dilakukansecara empiris.

Perbedaan penelitian hukum dan penelitian sosial adalah hukum merupakan objeknya dalam penelitian
yaitu kasus sementara penelitian sosial objek utamanya orang, bisa individu atau masyarakat.

Liahat slide dari pak sidarta (lihat foto)

Contoh yang bisa menggunakan deskriptif adalah Kasus Sambo atau Kerusuhan Sepakbola karena baru
saja terjadi namun jika melakukan G 30 S PKI tidak bisa menggunakan deskriptif karena deskriptif
menggambarkan kejadian yang dialami dan bagaimana kita bisa melakukan penelitian deskriptif kalau
kita tidak mengalaminya.

Dalam melakukan perbadingan atau komparatif aturan A dan B di Indonesia dengan Singapur atau
Australia atau melakukan perbandingan penyelesaian secara komparatif. Di eropa menanyakan status
menikah atau tidak menikah saja tidak boleh karena data pribadi di setiap negara itu berbeda. Banyak
hal yang berkaitan dengan norma yang bisa kita teliti.

Contoh lain mengenai itikad baik, dan agak sulit karena di dalam hukum hal hal tersebut bisa
diperdebatkan, yang penting argumen kita baik.

Tidak boleh sama bukan berarti tidak boleh diteliti kembali. Jangan terlalu idealis untuk pembuatan
topik harus memperihtungkan datanya gampang atau susah.

Perbandingan Penerapan APU PPT di Indonesia dan Malaysia.

Permasalahan penelitian bagaimana caranya?

1. Masalah disebut masalah jika kita belum mengetahui bagaimana cara penyelesainnya. Jika
sudah ada undang-undang berarti ada penyelesaianya, maka harus diliat UU dan peraturannya,
keputusan menteri, peraturan pelaksananya, jika diatur tetapi prakteknya tidak sesuai maka
menyelesaikan dengan aturan itu saja, dari teori atau azas atau dari konvensi internasional misal
pekerja migran apakah asean mempunyai hal tersebut.
Dalam merumuskan masalah kita bisa menggunakan 1 saja kita kemudian melakukan identifikasi
masalah dalam tesis 2 atau 3 yang pertama umum dan kedua yang lebih spesisfik. Jika aturan
masih rancu kita mengungkapkannya terlebih dahulu.
2. Ada kasus khusus yang mau diangkat
3. Upaya apa yang bisa dilakukan (kalo bisa 2 pake 2 aja) dijadikan bab khusus

Untuk masalah tadi apakah sudah cukup baik jika:

1. Harus berupa pertanyaan jangan uraian atau


2. Harus berupa pernyataan (penelitian lapangan yang mempunyai hipotesa bahwa perushaan
yang .... kan ..... dan bisa salah)
3. Minimal ada dua variabel, kita menghubungkan ini karena harus mencari analisa, tentang
perjanjian kerja hanya 1 variabel, sehingga minimal ada 2 variable.

Kenapa disebut masalah? karena ada permasalahanya disitu.

krusera salah satu pengganti krusera : cara penulisan artikel ilmiah atau jurnal atau academic writing

Anda mungkin juga menyukai