Adjudikasi - Mediasi
AJUDIKASI NON-AJUDIKASI
LITIGASI NON-LITIGASI
• NEGOSIASI
• PENGADILAN • ARBITRASE • MEDIASI
• KONSILISASI
Non Ajudikasi
1. Konsultasi
2. Pendapat Ahli
3. Negosiasi
4. Mediasi
5. Konsiliasi
(Goodpaster, 1999)
Mediasi
1. voluntary
2. a private process in which a neutral
party helps people resolve disputes
3. getting two or more emotional people
with a problem to talk with each
other
Mediasi bukan
1. making decisions for disputants
2. free discovery for an inevitable
arbitration
Syarat Proses Mediasi :
EXPLORING
EXPLORING
PROBLEM-SOLVING “SOLUTIONS” POST MEDIATION
STAGES “SOLUTIONS” ACTIVITIES
A B
PROBLEM
A B
Opsi Kaukus
TUJUAN:
• menjalin hubungan dengan para pihak
• Membangun kepercayaan antara para pihak
• Menyediakan ruang bagi para pihak untuk dapat
merefleksikan persoalan secara individual dan privat
mengenai:
– Apa yang sedang terjadi
– Apa yang dirasakan
– Bagaimana hal ini bisa diselesaikan (move forward)
– Apakah proses mediasi dan pendekatan win-win bisa
membantu
Keterampilan yang menunjang
1. Membangun kepercayaan (rapport)
2. Mendengarkan secara sungguh-sungguh
3. Mengajak para pihak untuk “keluar dari area
konflik”
4. Mendorong para pihak untuk mediasi
5. Netralitas dan imparsialitas
MEDIASI DALAM
COURT DISPUTE RESOLUTION
AKTA
SEPAKAT
MEDIASI PERDAMAIAN
DI DALAM PROSES
PERADILAN TIDAK
SEPAKAT
(OLEH HAKIM ATAU
NON HAKIM)
GUGATAN
MAJELIS
HAKIM SIDANG KASUS PUTUSAN
DI KANTOR
PENGADILAN NEGRI
TIDAK
MEDIASI SEPAKAT
DI LUAR PROSES
PERADILAN
SEPAKAT
(OLEH NON HAKIM)
MEDIASI COURT BASED MEDIATION
q Dalam hal Para Pihak secara bersama-sama dinyatakan tidak beriktikad baik oleh Mediator, maka
• gugatan dinyatakan tidak dapat diterima oleh Hakim Pemeriksa Perkara tanpa penghukuman Biaya Mediasi.
Prosedur
1. Ketentuan mengenai Prosedur berlaku dalam proses berperkara di Pengadilan
baik dalam lingkungan peradilan umum maupun peradilan agama (Pasal 2)
2. Setiap Hakim, Mediator, Para Pihak dan/atau kuasa hukum wajib mengikuti
prosedur penyelesaian sengketa melalui Mediasi (pasal 3 ayat 1).
3. Hakim Pemeriksa Perkara dalam pertimbangan putusan wajib menyebutkan
bahwa perkara telah diupayakan perdamaian melalui Mediasi dengan
menyebutkan nama Mediator. Hakim Pemeriksa Perkara yang tidak
memerintahkan Para Pihak untuk menempuh Mediasi sehingga Para Pihak
tidak melakukan Mediasi telah melanggar ketentuan peraturan perundang-
undangan yang mengatur mengenai Mediasi di Pengadilan. (Pasal 3 ayat (2)
dan (3)).
4. Dalam hal terjadi pelanggaran terhadap tersebut dapat diajukan upaya hukum
maka Pengadilan Tingkat Banding atau Mahkamah Agung dengan putusan sela
memerintahkan Pengadilan Tingkat Pertama untuk melakukan proses Mediasi
dan Ketua Pengadilan menunjuk Mediator Hakim yang bukan Hakim
Pemeriksa Perkara yang memutus.
5. Proses Mediasi tesebutdilakukan paling lama 30 (tiga puluh) hari terhitung
sejak diterimanya pemberitahuan putusan sela Pengadilan Tinggi atau
Mahkamah Agung
Kewajiban menghadiri
q Para Pihak wajib menghadiri secara langsung pertemuan Mediasi
dengan atau tanpa didampingi oleh kuasa hukum.
q Kehadiran Para Pihak melalui komunikasi audio visual jarak jauh
dianggap sebagai kehadiran langsung.
q Ketidakhadiran Para Pihak secara langsung dalam proses Mediasi
hanya dapat dilakukan berdasarkan alasan sah, yaitu :
q Alasan sah sebagaimana dimaksud pada ayat (3) meliputi antara lain:
a) kondisi kesehatan yang tidak memungkinkan hadir dalam pertemuan
Mediasi berdasarkan surat keterangan dokter;
b) di bawah pengampuan;
c) mempunyai tempat tinggal, kediaman atau kedudukan di luar negeri;
atau
d) menjalankan tugas negara, tuntutan profesi atau pekerjaan yang
tidak dapat ditinggalkan.
Peran Mediator
1) memperkenalkan diri dan memberi kesempatan kepada Para Pihak untuk saling
memperkenalkan diri;
2) menjelaskan maksud, tujuan, dan sifat Mediasi kepada Para Pihak;
3) menjelaskan kedudukan dan peran Mediator yang netral dan tidak mengambil keputusan;
4) membuat aturan pelaksanaan Mediasi bersama Para Pihak;
5) menjelaskan bahwa Mediator dapat mengadakan pertemuan dengan satu pihak tanpa
kehadiran pihak lainnya (kaukus);
6) menyusun jadwal Mediasi bersama Para Pihak;
7) mengisi formulir jadwal mediasi.
8) memberikan kesempatan kepada Para Pihak untuk menyampaikan permasalahan dan usulan
perdamaian;
9) menginventarisasi permasalahan dan mengagendakan pembahasan berdasarkan skala
proritas
10) memfasilitasi dan mendorong Para Pihak untuk:
a. menelusuri dan menggali kepentingan Para Pihak;
b. mencari berbagai pilihan penyelesaian yang terbaik bagi Para Pihak; dan
c. bekerja sama mencapai penyelesaian;
11) membantu Para Pihak dalam membuat dan merumuskan Kesepakatan Perdamaian;
12) menyampaikan laporan keberhasilan, ketidakberhasilan dan/atau tidak dapat
dilaksanakannya Mediasi kepada Hakim Pemeriksa Perkara;
13) menyatakan salah satu atau Para Pihak tidak beriktikad baik dan menyampaikan kepada
Hakim Pemeriksa Perkara;
14) tugas lain dalam menjalankan fungsinya
Mediasi gagal (Pasal 32)
q Apabila mediasi tidak berhasil,
1) Mediator wajib menyatakan Mediasi tidak berhasil mencapai kesepakatan
2) Mediator memberitahukannya secara tertulis kepada Hakim Pemeriksa Perkara.
3) Mediator dinyatakan tidak berhasil dalam hal:
a. Para Pihak tidak menghasilkan kesepakatan sampai batas waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari berikut
perpanjangannya ; atau
b. Para Pihak dinyatakan tidak beriktikad baik
Jam 09.00-11.00