Anda di halaman 1dari 14

PENGANTAR

PENYELESAIAN SENGKETA
N. Krisnawenda

Jakarta, 3 Februari 2022

1
FAKTOR UTAMA
DALAM PENYELESAIAN
SENGKETA

1. PARA PIHAK

2. PENDEKATAN

2
Keaktifan
Para Pihak
KONFLIK KONFLIK SELESAI KONFLIK KONFLIK SELESAI
TIDAK UNTUK SATU SELESAI UNTUK KEDUA
SELESAI PIHAK SEBAGIAN PIHAK

PASIF AKTIF

SALING KOMPETISI KOMPROMI KO-OPERATIF


MENGELAK (WIN/LOSE) (PART WIN (WIN/WIN)
(LOSE/LOSE) mengabaikan /
kepentingan PART LOSE)
pihak lain

MENYERAH
(LOSE/WIN)
Mengabaikan
kepentingan sendiri

3
Pendekatan dalam
Penyelesaian
Sengketa
POWER BASED
– menggunakan kekuatan, pemaksaan, ancaman

RIGHT BASED
– melalui ajudikasi

INTEREST BASED
– berdasarkan kepentingan pihak-pihak yang
bersengketa

4
PENYELESAIAN
SENGKETA

AJUDIKASI NON-AJUDIKASI

LITIGASI NON-LITIGASI

• NEGOSIASI
• PENGADILAN • ARBITRASE • MEDIASI
• KONSILISASI
• PENILAIAN AHLI

5 5
PROSES AJUDIKASI

PUTUSAN

HAKIM/
ARBITER

BERDASARKAN
HAK
PIHAK A PIHAK B

6
PROSES NON AJUDIKASI
(MEDIASI-KONSILIASI)

MEDIATOR/
KONSILIATOR

BERDASARKAN
KEPENTINGAN

PIHAK A PIHAK B

KESEPAKATAN
7
Perbandingan
Non Ajudikasi Ajudikasi
Kendali Para pihak lebih berperan Majelis arbitrase/hakim lebih
daripada mediator/konsiliator menentukan jalannya proses
persidangan

Metoda Penyelesaian lebih Mengutamakan pemeriksaan


mengutamakan diskusi para bukti formal oleh majelis
pihak arbitrase/hakim

Hasil Akhir Berupa kesepakatan yang Berupa putusan yang dibuat


dibuat para pihak oleh majelis arbitrase/hakim

Kekuatan Hukum Kesepakatan tidak dapat Dapat dieksekusi secara paksa


dieksekusi melalui lembaga melalui lembaga eksekutor
eksekutor 8
ADR / APS menurut
UU 30/1999

Alternatif Penyelesaian Sengketa (ADR/APS)


adalah lembaga penyelesaian sengketa atau
beda pendapat melalui prosedur yang
disepakati para pihak, yakni penyelesaian di
luar pengadilan dengan cara : konsultasi,
negosiasi, mediasi, konsiliasi atau penilaian ahli

Pasal 1 Butir 10
9
Arbitrase
dan APS/ADR
(menurut UU no 30/1999)

NEGOSIASI
(Ps 6(2)) Para Pihak secara langsung

dengan melibatkan seorang atau


MEDIASI
Pasal 6 ayat (3) lebih mediator/penasehat ahli

MEDIASI melalui lembaga mediasi


Pasal 6 ayat (4)

ARBITRASE melalui lembaga


Pasal 6 ayat (9) arbitrase atau ad-hoc

10
HYBRID
ARBITRATION
HYBRI D ARBI TRATI ON adalah penyelenggaraan proses
arbitrase dengan menggunakan satu atau lebih bentuk ADR lainnya,
baik pada awal proses maupun selama proses berlangsung.
PROSEDUR HYBRID ARBITRATION DI BANI ARBITRATION CENTER
Sidang I dst
menawarkan
mediasi PUTUSAN
ARBITRASE
PROSES ARBITRASE memuat
Ya kesepakatan
mediasi (bila ada)
tidak dicapai permohonan arbitrase
kesepakatan tidak dicabut
ADR
mediasi, konsiliasi, KESEPAKATAN
negosiasi proses mediasi dapat dilakukan
selama proses arbitrase berlangsung,
dan dapat dilakukan berulang-ulang

PENCABUTAN PERMOHONAN ARBITRASE

11
Proses Penyelesaian
Sengketa di luar
pengadilan

KASUS
SENGKETA
gagal ARBITRASE

Mediasi/ ARBITRASE INSTITUSIONAL


KUASA HUKUM
Konsiliasi AD-HOC (BANI)
berhasil
PROSES
NEGOSIASI PERSIDANGAN didaftarkan di
gagal
P.N. DOMISILI
berhasil TERMOHON
PUTUSAN (30 hari)

berhasil PELAKSANAAN EKSEKUSI


PUTUSAN gagal PENGADILAN

PENYELESAIAN
(SETTLEMENT)

12
Manfaat Mediasi

1. Lebih sesuai dengan kultur Asia (termasuk Indonesia)


2. Para Pihak dapat terlibat secara aktif
3. Dapat diselenggarakan secara informal dan lebih
fleksibel
4. Relatif Cepat & Murah
5. Berorentasi kepada kepentingan para pihak
6. Hubungan para pihak tetap terpelihara
7. Mengusahakan penyelesaian praktis dan konstruktif

13
Kelemahan
Mediasi
1. Kesepakatan para pihak mutlak diperlukan

2. Itikad baik dan keseriusan para pihak menjadi


faktor yang dominan

3. Kewenangan mediator/konsiliator terbatas/minimal

4. Tidak dapat menjadi preseden maupun


menggunakan preseden kasus terdahulu

5. Hasilnya tidak “enforceable”

14

Anda mungkin juga menyukai