Anda di halaman 1dari 7

Penyelesaian

Sengketa Bisnis
Kelompok 13
Anindia Nurizkita 11170810000086
Fadhil Abdillah 11170810000115
• Sengketa adalah perilaku pertentangan antara kedua orang/lembaga atau lebih yang
menimbulkan suatu akibat hukum dan karenanya dapat diberikan sanksi hukum bagi salah satu
diantara keduanya.
CARA PENYELESAIAN SENGKETA BISNIS MENURUT SUDUT PANDANG

Dari Sudut Pandang Pembuat Keputusan Dari Sudut Pandang Prosesnya

a. Adjudikatif : Mekanisme penyelesaian a. Litigasi : Penyelesaian sengketa


dimana kewenangan pengambilan melalui jalur pengadilan dengan
keputusan dilakukan oleh pihak ketiga dalam menggunakan pendekatan hukum.
sengketa diantara para pihak. b. Non-Litigasi : Penyelesaian sengketa
diluar pengadilan dan tidak
b. Konsensual/Kompromi : Penyelesaian menggunakan pendekatan hukum
sengketa secara kompromi untuk mencapai formal.
penyelesaian yang bersifat win-win solution.

c. Quasi Adjudikatif : Kombinasi antara unsur


konsensual dan adjudikatif.
LEMBAGA PENYELESAIAN SENGKETA BISNIS DI INDONESIA

• Pengadilan Umum • Pengadilan Niaga


Pengadilan negeri yang berwenang memeriksa Merupakan pengadilan khusus di lingkungan
sengketa bisnis, mempunyai karakteristik : pengadilan umum. Memeriksa dan memutuskan
 Prosesnya formal permohonan pernyataan pailit dan PKPU atau
HAKI.
 Keputusan dibuat oleh pihak ketiga yang Pengadilan Niaga mempunyai karakteristik
ditunjuk oleh negara (hakim) sebagai berikut :
 Para pihak tidak terlibat dalam pembuatan  prosesnya sangat formal
keputusan  Keputusan dibuat oleh pihak ketiga yang
 Sifat keputusan memaksa dan mengikat ditunjuk oleh negara (hakim)
(coercive and binding)  para pihak tidak terlibat dalam pembuatan
 Orientasi pada fakta hukum (mencari pihak keputusan
yang bersalah)  Sifat keputusan memaksa dan mengikat
coercive and binding)
 Persidangan bersifat terbuka.  waktu singkat
A. Negosiasi (Negotiation)
Negosiasi merupakan proses tawar-menawar
dengan berunding secara damai untuk mencapai
kesepakatan antarpihak yang berperkara, tanpa
melibatkan pihak ketiga sebagai penengah.

B. Mediasi
Proses penyelesaian sengketa antar pihak yang
bersengketa yang melibatkan pihak ketiga (mediator)
sebagai penasihat. Dalam hal mediasi, mediator
bertugas untuk melakukan hal-hal sbb :
 Bertindak sebagai fasilitator sehingga terjadi
PENYELESAIAN SENGKETA pertukaran informasi.
 Menemukan dan merumuskan titik-titik
ALTERNATIF (ADR) persamaan dari argumentasi antar pihak,
menyesuaikan persepsi, dan berusaha mengurangi
perbedaan sehingga menghasilkan satu keputusan
bersama.
C. Konsiliasi
Usaha mempertemukan keinginan pihak yang
berselisih untuk mencapai suatu penyelesaian
dengan melibatkan pihak ketiga (konsiliator).
Dalam menyelesaikan perselisihan, konsiliator berhak
menyampaikan pendapat secara terbuka tanpa
memihak siapa pun. Konsiliator tidak berhak
PENYELESAIAN SENGKETA membuat keputusan akhir dalam sengketa untuk dan
atas nama para pihak karena hal tsb diambil
ALTERNATIF (ADR) sepenuhnya oleh pihak yang bersengketa.
D. Arbitrase
Tujuan arbitrase untuk menyelesaikan perselisihan
dalam bidang perdagangan dan hak dikuasai
sepenuhnya oleh para pihak, dengan mengeluarkan
suatu putusan yang cepat dan adil, Tanpa adanya
formalitas atau prosedur yang berbelit-belit yang
dapat yang menghambat penyelisihan perselisihan.
Berdasarkan pengertian arbitrase menurut UU
Nomor 30 Tahun 1999 diketahui bahwa :
1. Arbitrase merupakan suatu perjanjian
PENYELESAIAN SENGKETA 2. Perjajian arbitrase harus dibuat dalam bentuk
tertulis
ALTERNATIF (ADR) 3. Perjanjian arbitrase tersebut merupakan
perjanjian untuk menyelesaikan sengketa untuk
dilaksanakan di luar peradilan umum

Anda mungkin juga menyukai