Anda di halaman 1dari 4

WAHYU WIDURA

030860911

Tugas.2
Permasalahan 1

Mediasi dilakukan baik diluar pengadilan maupun terintegrasi dalam perkara


di pengadilan. Banyak sengketa bisnis yang melakukan Mediasi diluar
pengadilan secara sukarela sesuai ketentuan Undang-Undang No. 30 Tahun
1999 Tentang Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa.

 Adapun setiap perkara yang telah diregister perkara baik peradilan agama
maupun peradilan umum wajib menempuh mediasi terlebih dahulu kecuali
perkara yang ditentukan dalam ketentuan PERMA No. 1 Tahun 2016 Tentang
Prosedur Mediasi di Pengadilan.

Berdasar ketentuan diatas, anda diminta untuk menunjukan aturan


PERMA No. 1 Tahun 2016 Tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan
bahwa setiap perkara wajib menempuh Mediasi dan perkara apa saja
yang tidak dapat ditempuh Mediasi !  

Permasalahan 2

Mediasi merupakan cara penyelesaian sengketa secara damai yang tepat,


efektif, dan dapat membuka akses yang lebih luas kepada para pihak untuk
memperoleh penyelesaian yang memuaskan serta berkeadilan.

Seringkali penggugat mencabut gugatannya karena telah ada kesepakatan


para pihak, karena proses mediasi yang telah ditempuh di pengadilan
mencapai keberhasilan. Atau juga para pihak melakukan perdamaian dengan
atau tanpa bantuan Mediator bersertifikat yang berhasil menyelesaikan
sengketa di luar Pengadilan. Dengan Kesepakatan Perdamaian dapat
mengajukan kepada Pengadilan yang berwenang untuk memperoleh Akta
Perdamaian dengan cara mengajukan gugatan.  

 Berdasarkan fakta diatas, saudara diminta menunjukkan efektifitas


Mediasi dengan ketentuan Perdamaian di luar Pengadilan sesuai
PERMA No. 1 Tahun 2016 !

Permasalahan 3

PT. Anugrah sebagai pemasok Daging dan Sayuran sudah hampir 3 (tiga)
tahun bekerja sama dengan Supermarket PT. Berkah. Dalam kontrak bisnis
mereka mencantumkan klausula penyelesaian sengketa bahwa “jika
dikemudian hari terjadi sengketa kedua belah pihak akan mengutamakan
musyawarah mufakat dan apabila tidak dicapai kata mufakat maka keduanya
tunduk dan patuh pada pengadilan sesuai domisili para pihak”.

Pada kasus diatas saudara diminta mengklasifikasikan jenis


penyelesaian sengketa berdasarkan perjanjian yang dibuat oleh kedua
WAHYU WIDURA
030860911

belah pihak dan jika keduanya akan menyelesaikan melalui BANI apa


yang harus dilakukan ?

JAWABAN - 1

Jenis Perkara Wajib Menempuh Mediasi


1. Semua sengketa perdata yang diajukan ke Pengadilan termasuk perkara
perlawanan (verzet) atas putusan verstek dan perlawanan pihak berperkara (partij
verzet) maupun pihak ketiga (derden verzet) terhadap pelaksanaan putusan yang telah
berkekuatan hukum tetap, wajib terlebih dahulu diupayakan penyelesaian melalui
Mediasi, kecuali ditentukan lain berdasarkan Peraturan Mahkamah Agung ini.
2. Sengketa yang dikecualikan dari kewajiban penyelesaian melalui Mediasi
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:
a. Sengketa yang pemeriksaannya di persidangan ditentukan tenggang
waktu penyelesaiannya meliputi antara lain:
1. Sengketa yang diselesaikan melalui prosedur Pengadilan Niaga;
2. Sengketa yang diselesaikan melalui prosedur Pengadilan
Hubungan Industrial;
3. Keberatan atas putusan Komisi Pengawas Persaingan Usaha;
4.  Permohonan pembatalan putusan arbitrase;
5. Keberatan atas putusan Komisi Informasi;
6. Penyelesaian perselisihan partai politik;
7. Keberatan atas putusan Badan Penyelesaian Sengketa
Konsumen;
b. Sengketa yang pemeriksaannya dilakukan tanpa hadirnya penggugat
atau tergugat yang telah dipanggil secara patut;
c. Gugatan balik (rekonvensi) dan masuknya pihak ketiga dalam suatu
perkara (intervensi);
d. Sengketa mengenai pencegahan, penolakan, pembatalan dan
pengesahan perkawinan;
e. Sengketa yang diajukan ke Pengadilan setelah diupayakan
penyelesaian di luar Pengadilan melalui Mediasi dengan bantuan Mediator
bersertifikat yang terdaftar di Pengadilan setempat tetapi dinyatakan tidak
berhasil berdasarkan pernyataan yang ditandatangani oleh Para Pihak dan
Mediator bersertifikat.
Dalam proses mediasi, terdapat 3 (tiga) tahapan yaitu:
1. Tahap pramediasi
Tahap pramediasi adalah tahap awal dimana mediator menyusun sejumlah langkah
dan persiapan sebelum mediasi dimulai. Pada tahap ini, mediator melakukan beberapa
langkah strategis, yaitu membangun kepercayaan diri, menghubungi para pihak,
menggali dan memberikan informasi awal mediasi, fokus pada masa depan,
mengkoordinasikan para pihak yang bersengketa, mewaspadai perbedaan budaya,
menentukan tujuan, para pihak, serta waktu dan tempat pertemuan, dan menciptakan
situasi kondusif bagi kedua belah pihak.
2. Tahap pelaksanaan mediasi
WAHYU WIDURA
030860911

Tahap pelaksanaan mediasi adalah tahap dimana para pihak yang bersengketa
bertemu dan berunding dalam suatu forum. Dalam tahap ini, terdapat beberapa
langkah penting, yaitu sambutan dan pendahuluan oleh mediator, presentasi dan
pemaparan kondisi-kondisi faktual yang dialami para pihak, mengurutkan dan
mengidentifikasi secara tepat permasalahan para pihak, diskusi (negosiasi) masalah-
masalah yang disepakati, mencapai alternatif-alternatif penyelesaian, menemukan
butir kesepakatan dan merumuskan keputusan, mencatat dan menuturkan kembali
keputusan, dan penutup mediasi.
3. Tahap akhir implementasi mediasi
Tahap ini merupakan tahap dimana para pihak menjalankan kesepakatan-kesepakatan
yang telah mereka tuangkan bersama dalam suatu perjanjian tertulis. Para pihak
menjalankan hasil kesepakatan berdasarkan komitmen yang telah mereka tunjukkan
selama dalam proses mediasi. Pelaksanaan (implementasi) mediasi umumnya
dijalankan oleh para pihak sendiri, tetapi pada beberapa kasus, pelaksanaannya
dibantu oleh pihak lain.
Pada dasarnya setiap perkara di Pengadilan wajib melalui proses mediasi. Kecuali:

 sengketa yang diselesaikan melalui prosedur Pengadilan Niaga;


 sengketa yang diselesaikan melalui prosedur Pengadilan Hubungan Industrial;
 keberatan atas putusan Komisi Pengawas Persaingan Usaha;
 keberatan atas putusan Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen;
 permohonan pembatalan putusan arbitrase;
 keberatan atas putusan Komisi Informasi;
 penyelesaian perselisihan partai politik;
 sengketa yang diselesaikan melalui tata cara gugatan sederhana;
 sengketa lain yang pemeriksaannya di persidangan ditentukan tenggang waktu
penyelesaiannya dalam ketentuan peraturan perundang-undangan
 sengketa yang pemeriksaannya dilakukan tanpa hadirnya penggugat atau
tergugat yang telah dipanggil secara patut;
 gugatan balik (rekonvensi) dan masuknya pihak
 ketiga dalam suatu perkara (intervensi);
 sengketa
 mengenai pencegahan, penolakan, pembatalan dan pengesahan perkawinan;
dan
 sengketa yang diajukan ke Pengadilan setelah diupayakan penyelesaian di luar
Pengadilan melalui Mediasi dengan bantuan Mediator bersertifikat yang
terdaftar di Pengadilan setempat tetapi dinyatakan tidak berhasil berdasarkan
pernyataan yang ditandatangani oleh Para Pihak dan Mediator bersertifikat.
JAWABAN - 2

Berbicara efektifitas terhadap penyelesaian perkara sebenarnya mediasi adalah upaya


yang paling tepat dalam menyelesaiakan permasalahan antara kedua belah pihak
karena dalam upaya mediasi kedua belah pihak dapat leluasa mengungkapkan
perasaan satu dengan yang lainnya sehingga perdamaian akan terbuka lebar dalam
penyelesaian perkara tersebut, karena para pihak memiliki kesempatanmengemukakan
apa yang mereka rasakan dan apa yang mereka inginkan
WAHYU WIDURA
030860911

JAWABAN - 3

Dalam hal para pihak telah menyetujui bahwa sengketa di antara mereka akan
diselesaikan melalui arbitrase dan para pihak telah memberikan wewenang, maka
arbiter berwenang menentukan dalam putusannya mengenai hak dan kewajiban para
pihak jika hal ini tidak diatur dalam perjanjian mereka. Persetujuan untuk
menyelesaikan sengketa melalui arbitrase dimuat dalam suatu dokumen yang
ditandatangani oleh para pihak.
 
Selain itu apabila disepakati penyelesaian sengketa melalui arbitrase terjadi dalam
bentuk pertukaran surat, maka pengiriman teleks, telegram, faksimili, e-mail atau
dalam bentuk sarana komunikasi lainnya, wajib disertai dengan suatu catatan
penerimaan oleh para pihak.

Sengketa yang dapat diselesaikan melalui arbitrase hanya sengketa di bidang


perdagangan dan mengenai hak yang menurut hukum dan peraturan perundang-
undangan dikuasai sepenuhnya oleh pihak yang bersengketa. Sedangkan sengketa
yang tidak dapat diselesaikan melalui arbitrase adalah sengketa yang menurut
peraturan perundang-undangan tidak dapat diadakan perdamaian.
 
Menyelesaikan Sengketa dengan Perjanjian Arbitrase
Jadi menjawab pertanyan Anda, penyelesaian sengketa melalui arbitrase dapat
dilakukan apabila telah ada suatu kesepakatan berupa klausula arbitrase yang
tercantum dalam suatu perjanjian tertulis yang dibuat para pihak sebelum timbul
sengketa, atau suatu perjanjian arbitrase tersendiri yang dibuat para pihak setelah
timbul sengketa. Artinya selama ada perjanjian arbitrase sengketa dapat diselesaikan
melalui arbitrase, baik itu berupa klausula suatu perjanjian sebelum timbul sengketa
maupun perjanjian khusus arbitrase yang dibuat setelah ada sengketa.
 
Hal serupa juga disampaikan oleh Husseyn Umar, Ketua Badan Arbitrase Nasional
Indonesia (BANI) dalam artikel Makin "Ngetrend", Ini 5 Kelebihan Penyelesaian
Sengketa Melalui Arbitrase, nyawa dari arbitrase adalah perjanjian arbitrase.
Perjanjian arbitrase akan menentukan apakah suatu sengketa bisa diselesaikan melalui
arbitrase, di mana diselesaikannya, hukum mana yang digunakan, dan lain-lain.
Perjanjian arbitrase bisa berdiri sendiri atau terpisah dari perjanjian pokonya.

Lanjut Umar mengatakan, tidak ada keharusan dalam UU 30/1999 yang menentukan
perjanjian arbitrase harus dibuat dalam akta notaris perjanjian arbitrase harus disusun
secara cermat, akurat, dan mengikat. Tujuannya untuk menghindari perjanjian
arbitrase tersebut digunakan oleh salah satu pihak sebagai kelemahan yang bisa
digunakan untuk memindahkan sengketa tersebut ke jalur pengadilan.
Maka sejalan dengan pendapat di atas, menurut hemat kami meskipun tidak terdapat
klausula arbitrase di dalam kontrak, para pihak tetap dapat menyelesaikan
permasalahannya melalui arbitrase. Dengan catatan para pihak membuat perjanjian
arbitrase tersendiri setelah timbul sengketa. Tentunya perjanjian ini harus dibuat atas
dasar kesepakatan dan iktikad baik.

Anda mungkin juga menyukai