Anda di halaman 1dari 57

MEDIASI

BAHAN KULIAH
Macam mediasi

Mediasi pps Mediasi litigasi/


perdamaian 130
HIR
PENGERTIAN

• PROSES PENYELESAIAN SENGKETA YANG


DIDASARKAN PADA PENGEMBANGAN DARI
NEGOSIASI DENGAN BANTUAN PIHAK KETIGA
YANG NETRAL SEBAGAI PENENGAH (MEDIATOR)
YANG DAPAT DITERIMA OLEH PARA PIHAK
UNSUR-UNSUR MEDIASI

• Sebuah proses penyelesaian sengketa


• Pihak ketiga netral yang disebut sebagai mediator
terlibat dan diterima oleh para pihak yang bersengketa di
dalam perundingan
• Mediator bertugas membantu para pihak yang
bersengketa untuk mencari penyelesaian masalah
LANJUTAN

• Mediator tidak mempunyai wewenang membuat


keputusan selama proses perundingan berlangsung
• Tujuan mediasi adalah mencapai atau menghasilkan
kesepakatan yang dapat diterima pihak-pihak yang
bersengketa guna mengakhiri sengketa
TIPE-TIPE MEDIATOR

MEDIATOR
OTORITATIF
MEDIATOR
MEDIATOR
HUBUNGA
MANDIRI
N SOSIAL

TIPE
MEDIATOR
TIPE MEDIATOR MENURUT
CRISTOPHER MOORE

• TIPE MEDIATOR HUBUNGAN SOSIAL


• Mediator jenis ini dikenal dengan baik dan dipercaya oleh
para pihak yang bersengketa
• Mediator berusaha mempertahankan keserasian dan
hubungan baik dalam komunitas karena mediator
merupakan bagian dari komunitas
• Sangat dihormati dalam lingkungan komunitas pihak yang
bersengketa
LANJUTAN MEDIATOR
HUBUNGAN SOSIAL

• Adanya hubungan masa lalu dan masa depan yang diharapkan


semua pihak menyatu dalam hubungan sosial
• Lebih peduli dalam hubungan jangka panjang sering terlibat dalam
implementasi
• Dapat menggunakan pengaruh wibawanya guna menekan para
pihak untuk mendorong para pihak menghasilkan kesepakatan
• Catatan:
• Ketua adat, kepala desa, penghulu andiko (Minangkabau), pimpinan
agama dst
TIPE MEDIATOR OTORITATIF

• Mediator memiliki posisi kuat dan berpengaruh, sehingga


memiliki kapasitas mempengaruhi hasil akhir dari proses
mediasi.
• Mediator dapat memberikan batasan kepada para pihak
dalam upaya mencari penyelesaian masalah
lanjutan

• Apabila ada kebuntuan mediator otoritatif yang akhirnya


membuat keputusan untuk menyelesaikan sengketa
yang harus diterima para pihak.
• Catatan:
• Mediator ini instansi pemerintah
MEDIATOR OTORITATIF MEMILIKI SUB-SUB TIPE /
MEDIATOR OTORITATIF
KARAKTER MEDIATOR OTORITATIF
MEDIATOR OTORITATIF
PENUH KEBIJAKAN ADMINISTRARIF KEPENTINGAN PRIBADI

Dapat memiliki atau Memiliki hubugan Memiliki hubungan


tidak memililiki hubungan dengan para pihak dengan para pihak atau
dengan para pihak Mencari penyelesaian yg diharapkan memiliki
Mencari penyelesaian diupayakan bersama-sama hubungan dengan para
terbaik dengan para pihak dalam pihak
Tidak berpihak secara lingkup ukuran Memiliki kepentingan yg
substantif kewenangan kuat terhadap hasil akhir
Berwenang memberikan Mencari penyelesaian yg
nasihat , saran dan jika dapat memenuhi
gagal kepentingan mediator
atau pihak yg disukai
MEDIATOR OTORITATIF MEMILIKI
SUB-SUB TIPE / KARAKTER

MEDIATOR OTORITATIF MEDIATOR OTORITATIF MEDIATOR OTORITATIF


PENUH KEBIJAKAN ADMINISTRARIF KEPENTINGAN
PRIBADI

Mungkin memiliki mencapai kesepakatan Mungkin memiliki


sumberdaya untuk maka mediator dapat sumber daya untuk
membantu pemantauan mengambil keputusan membantu pemantauan
implementasi Mungkin memiliki dan implementasi
kesepakatan sumber daya untuk kesepakatan
membantu pemantauan Dapat atau mungkin
dan implementasi menggunakan tekanan
kesepakatan agar para pihak
Memiliki kewenangan mencapai kesepakatan
untuk membuat
keputusan
MEDIATOR MANDIRI

• netral
• Dapat profesional di bidangnya
• menjaga jarak dengan para pihak
• melayani para pihak
• Mencari penyelesaian berdasarkan kesukarelaan yang
dapat diterima oleh para pihak
• Sama sekali tidak memiliki kewenangan untuk memaksa
PERAN DAN FUNGSI MEDIATOR

• Menurut Raiffa peran mediator


sebuah garis rentang yakni dari
sisi peran terlemah (pasif) hingga
sisi peran yang kuat atau aktif.
PERAN PASIF/ LEMAH MEDIATOR

• Penyelenggarakan pertemuan
• Pemimpin diskusi yang netral
• Pemelihara atau penjaga aturan aturan perundingan agar
perdebatan dalam proses perundingan berlangsung secara
beradab
• Pengendali emosi para pihak
• Pendorong pihak atau peserta perundingan yang kurang
mampu atau segan untuk mengungkapkan pandangannya
PERAN AKTIF/ KUAT MEDIATOR

• Mempersiapkan dan membuat notulen perundingan


• Merumuskan atau mengartikulasi titik temu atau kesepakatan
para pihak
• Membantu para pihak agar menyadari, bahwa sengketa bukan
sebuah pertarungan untuk dimenangkan tetapi untuk diselesaikan
• Menyusun dan mengusulkan alternatif pemecahan masalah
• Membantu para pihak untuk menganalisis alternatif pemecahan
masalah itu
TAKTIK MEDIATOR

• Dalam rangka menyelesaikan sengketa, seorang mediator dapat menggunakan


berbagai taktik sesuai dengan keperluannya. Secara umum, taktik-taktk mediator
meliputi : (Joni Emirzon, 2001 : 85-88)
• Taktik menyusun kerangka keputusan;
• Taktik mendapatkan wewenang dan kerjasama;
• Taktik mengendalikan emosi dan menciptakan suasana yang tepat;
• Taktik yang bersifat informatif;
• Taktik pemecahan masalah;
• Taktik menghindarkan rasa malu;
• Taktik pemaksaan.
TEKNIK-TEKNIK MEDIATOR

UNTUK MEMBANTU PROSES PENYELESAIAN SENGKETA SEORANG


MEDIATOR DAPAT MENGGUNAKAN BEBERAPA TEKNIK :

1. MEMBANGUN KEPERCAYAAN
para pihak harus percaya kepada mediator sehingga tidak malu-malu untuk mengutarakan segala
informasi

2. MENGUMPULKAN INFORMASI
informasi yang dikumpulkan dapat bersumber dari para pihak maupun dari sumber lain.
3. MENGANALISIS KONFLIK
mediator harus melakukan analisis dengan cara melakukan kualifikasi atau
mengkotak-kotak fakta atau informasi yang terkumpul
TEKNIK-TEKNIK MEDIATOR

4. MENDENGARKAN DENGAN PENUH PERHATIAN.


untuk menunjukkan adanya respons dari mediator terhadap
permasalahan yang dihadapi para pihak
5. . BERBICARA DENGA JELAS
mediator harus berbicara dengan jelas, lugas dan dapat
dimengerti oleh para pihak yang bersengketa
6. MERANGKUM/MERUMUS ULANG PEMBICARAAN
PARA PIHAK
TEKNIK-TEKNIK MEDIATOR

• setelah informasi terkumpul, mediator harus membuat


ringkasan atau rumusan sehingga para pihak mendapat
kejelasan informasi satu dengan lainnya
7. MENYUSUN ATURAN PERUNDINGAN
sebelum perundingan dimulai, mediator harus membuat
atau menyusun aturan perundingan seperti waktu,
penyampaian informasi dan sebagainya. aturan perundingan
ini perlu mendapatkan persetujuan semua pihak
TEKNIK-TEKNIK MEDIATOR

8. MENGORGANISIR PERTEMUAN PERUNDINGAN


mulai mengatur pertemuan, tempat pertemuan, waktu pertemuan
9. MENGATASI EMOSI PARA PIHAK
untuk menghindari kegagalan perundingan, mediator harus mampu
menetralisir emosi para pihak
10. MEMANFAATKAN “KAUKUS” (CAUCUS
yaitu pertemuan dan pembicara antara mediator dengan salah satu pihak yang
bersengketa (di ruangan yang terpisah dari pihak lain yang bersengketa)
dengan tidak melibatkan pihak lainnya dalam pertememuan tersebut
TEKNIK-TEKNIK MEDIATOR

11. MENGUNGKAPKAN KEPENTINGAN YANG


MASIH TERSEMBUNYI
12. MENYUSUN KONSEP KESEPAKATAN
(PERJANJIAN PERDAMAIAN)
Emosi kuat

Masalah Keliru
legitimasi persepsi

Kurang Komunikas
percaya i jelek
HAMBATAN DALAM MEDIASI

• EMOSI KUAT ATAU TIDAK TERKENDALI


• ADANYA PERSEPSI KELIRU ATAU STEREOTIPE YANG
DIMILIKI OLEH SALAH SATU ATAU PARA PIHAK TENTANG
DIRI LAWAN MEREKA ATAU TENTANG MASALAH-
MASALAH TERTENTU
• MASALAH LEGITIMASI
• KEKURANGAN PERCAYAAN
• KOMUNIKASIKAN YANG JELEK
PENANGGULANGAN HAMBATAN I

• EMOSI KUAT ATAU TIDAK TERKENDALI


• Untuk mengatasi ini mediator diharapkan untuk
membiarkan pihak yang emosi untuk mengungkapkan
perasaannya.
• Caranya:
• Dilakukan adanya pertemuan kaukus (pertemuan
mediator secara sendiri-sendiri dengan para pihak)
PENANGGULANGAN HAMBATAN
II

• ADANYA PERSEPSI KELIRU ATAU STEREOTIPE YANG DIMILIKI


OLEH SALAH SATU ATAU PARA PIHAK TENTANG DIRI LAWAN
MEREKA ATAU TENTANG MASALAH-MASALAH TERTENTU
• Cara
• Untuk mengatasi persepsi keliru mediator melakukan dengan
menganalisis persepsi keliru dari salah satu pihak untuk melihat
kebenarannya
• Mengubah persepsi itu dan meminimalisir dampak negatif dari
persepsi tersebut.
PENANGGULANGAN HAMBATAN
III

• MASALAH LEGITIMASI
• Caranya:
• Masalah legitimasi berkaitan dengan pengakuan dari satu
pihak terhadap keabsahan dari kerugian dan kepentingan
pihak lain.
• Mediator diharapkan dapat dilakukan upaya persuasif agar
para pihak dapat mengakui legitimasi masing-masing.
PENANGGULANGAN HAMBATAN
IV

• KEKURANGAN PERCAYAAN
• Caranya:
• Untuk membangun kepercayaan, mediator dianjurkan
antara lain, untuk mendorong para juru runding agar
menyampaikan ucapan secara jelas, konsisten dengan
pernyataan sebelumnya
• Mengadakan perundingan ditempat dan waktu yang
disetujui berbagai pihak.
PENANGGULANGAN HAMBATAN
V

• KOMUNIKASIKAN YANG JELEK


• Mediator membantu para pihak dalam berkomunikasi satu
sama lain, hal ini dapat dilakukan dengan beberapa cara:
• Mediator mengadakan pertemuan dengan para pihak secara
terpisah (pertemuan kaukus)
• Mediator dapat mempengaruhi apa yang disampaikan oleh satu
pihak kepada pihak lawannya dengan cara memodifikasi pesan
dalam bahasa yg diterima dan dipahami kedua belah pihak.
lanjutan

lawannya dengan cara memodifikasi pesan dalam bahasa


yg diterima dan dipahami kedua belah pihak.
• Mediator dapat membatasi atau mengintrupsi
pembicaraan satu pihak jika yang dibicarakannya
menyangkut hal sensitif bagi pihak lain.
TAHAPAN MEDIASI

TAHAP MENCIPTAKAN FORUM

TAHAP INFORMASI (MENGGALI INFORMASI)

TAHAP PEMECAHAN MASALAH

TAHAP MENENTUKAN KEPUTUSAN


TAHAPAN DALAM
PROSES MEDIASI

1. MENCIPTAKAN FORUM ATAU KERANGKA


KERJA UNTUK PROSES TAWAR MENAWAR
2. SALING MENGUMPULKAN DAN MEMBAGI
INFORMASI
3. . TAWAR MENAWAR PEMECAHAN MASALAH
4. . PENGAMBILAN KEPUTUSAN
MENCIPTAKAN FORUM

PERNYATAAN PENDAHULUAN MEDIATOR


BERUNDING MENGENAI PERAN DAN WEWENANG
 menumbuhkan kepercayaan bagi mediator dan proses
 menjelaskan peran mediator, aturan dasar tentang proses, aturan kerahasiaan
(confidentiality), dan ketentuan rapat
 menjawab pertanyaan – pertanyaan para pihak
 bila para pihak sepakat untuk melanjutkan perundingan, meminta komitmen
mereka untuk mengikuti semua aturan yang berlaku
TAHAP INFORMASI

• RAPAT BERSAMA
mediator memberi kesempatan masing-masing pihak berbicara
setiap pihak menyampaikan fakta dan posisi menurut versinya
masing-masing
mediator bertindak sebagai “pendengar yang aktif”, dan dapat
mengemukakan pertanyaan-pertanyaan
mediator menerapkan aturan kepantasan (decorum)/ aturan
main dan berfungsi mengontrol interaksi para pihak
TAHAP INFORMASI

• MENGADAKAN RAPAT/ CAUCUS APABILA


DIPERLUKAN
• mediator mengadakan pertemuan pribadi dengan para
pihak secara terpisah (caucus) untuk;
• 1. mengembangkan informasi lebih lanjut
• 2. menyelidiki keinginan, kepentingan para pihak, dan kemungkinan-
kemungkinan penyelesaian
• Catatan: dilakukan apabila emosi para pihak tinggi
LANJUTAN TAHAP INFORMASI

• MEDIATOR MEMBUAT PERUMUSAN


ULANG
• BERDASARKAN INFORMASI YANG
DIKEMBANGKAN PADA PERTEMUAN-
PERTEMUAN DAN RAPAT-RAPAT BERSAMA,
MEDIATOR MENGUTARAKAN INTI
PERSENGKETAAN.
TAHAP PEMECAHAN
MASALAH

MEDIATOR BEKERJA DENGAN PARA PIHAK SECARA


BERSAMA-SAMA DAN TERPISAH UNTUK :
mengidentifikasi isu-isu
memberi pengarahan kepada para pihak tentang tawar
menawar pemecahan masalah
mengubah pendirian para pihak dari bertahan pada posisi
(position) menjadi berorientasi pada kepentingan (interest
TAHAP MENENTUKAN
KEPUTUSAN

MEDIATOR BEKERJA DENGAN PARA PIHAK


UNTUK :
• membantu mereka mengevaluasi pilihan
• menetapkan trade-offs dan menawarkan paket
• memperkecil perbedaan-perbedaan
• mencari basis yang adil bagi alokasi bersama
TAHAP MENENTUKAN KEPUTUSAN

MEDIATOR DAPAT JUGA

menekan para pihak


menemukan rumusan-rumusan untuk menghindari rasa malu
membantu para pihak menghadapi para pemberi kuasa
Menurut Christopher W. Moore ada beberapa tahap
yang dapat dilakukan mediator untuk menyelesaikan
sengketa, yaitu
1). menjalin hubungan dengan para pihak yang bersengketa;
2). memilih strategi untuk membimbing proses mediasi;
• 3).mengumpulkan dan menganalisis informasi latar belakang sengketa;
• 4).menyusun rencana mediasi;
• 5).membangun kepercayaan dan kerja sama di antara para pihak;
• 6).memulai sidang-sidang mediasi;
• 7).merumuskan masalah-masalah dan menyusun agenda;
• 8).mengungkapkan kepentingan tersembunyi para pihak;
• 9).membangkitkan pilihan-pilihan penyelesaian sengketa;
• 10).menganalisa pilihan-pilihan, penyelesaian sengketa;
• 11). proses tawar-menawar akhir;
• 12).mencapai penyelesaian formal.
Kovach membagi proses mediasi
ke dalam sembilan tahapan, yakni
• - penataan atau pengaturan awal;
• - pengantar atau pembukaan mediator;
• - pernyataan pembukaan oleh para pihak;
• - pengumpulan informasi;
• - identifikasi masalah-masalah, -penyusunan agenda dan kaukus;
• - membangkitkan pilihan-pilihan pemecahan masalah;
• - melakukan tawar-menawar;
• - kesepakatan;
• - penutupan.
 
The Colombus, Ohio Night Prosecutor Program bekerjasama
dengan The Center for Dispute Resolution di Capital University
Law membagi proses mediasi ke dalam tujuh tahapan, yakni

• - pengenalan;

• - penentuan permasalahan;
• - peringkasan;
• - identifikasi masalah-masalah;
• - mencari dan mengevaluasi berbagai pilihan penyelesaian;
• - pemilihan pilihan-pilihan yang layak;
• - kesimpulan.
Folberg dan Taylor membagi proses mediasi
kedalam tujuh tahapan, yakni

• - pembukaan;
• - mencari fakta dan memilah masalah- masalah;
• - menciptakan pilihan-pilihan pemecahan masalah;
• - perundingan dan pengambilan keputusan;
• - klarfikasi dan penyusunan rencana;
• - telaah hukum dan pemrosesan;
• - implementasi, telahaan dan revisi - kesepakatan.
•  
PERATURAN MAHKAMAH AGUNG R.I NOMOR 1TAHUN
2016 TENTANG “PROSEDUR MEDIASI DI PENGADILAN”

• di dalam pertimbangannya, perma no. 1 tahun 2018


tersebut menunjuk pasal 130 HIR dan pasal 154 R.BG.
• Ketentuan mengenai Prosedur Mediasi dalam Peraturan
Mahkamah Agung ini berlaku dalam proses berperkara di
Pengadilan baik dalam lingkungan peradilan umum
maupun peradilan agama.
MEDIATOR MENURUT PERMA NO
1 TAHUN 2018

• Mediator adalah Hakim atau pihak lain yang memiliki


Sertifikat Mediator sebagai pihak netral yang membantu
Para Pihak dalam proses perundingan guna mencari
berbagai kemungkinan penyelesaian sengketa tanpa
menggunakan cara memutus atau memaksakan sebuah
penyelesaian
MEDIATOR MENURUT PERMA NO
1 TAHUN 2018

• Daftar Mediator adalah catatan yang memuat nama


Mediator yang ditunjuk berdasarkan surat keputusan
Ketua Pengadilan yang diletakkan pada tempat yang
mudah dilihat oleh khalayak umum.
• Para Pihak berhak memilih seorang atau lebih Mediator
yang tercatat dalam Daftar Mediator di Pengadilan
LANJUTAN

• Semua sengketa perdata yang diajukan ke Pengadilan termasuk


perkara perlawanan (verzet) atas putusan verstek dan perlawanan
pihak berperkara (partij verzet) maupun pihak ketiga (derden verzet)
terhadap pelaksanaan putusan yang telah berkekuatan hukum tetap,
wajib terlebih dahulu diupayakan penyelesaian melalui Mediasi, kecuali
ditentukan lain berdasarkan Peraturan Mahkamah Agung ini.
• Sengketa yang dikecualikan dari kewajiban penyelesaian melalui
Mediasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:
LANJUTAN

sengketa yang pemeriksaannya di persidangan ditentukan tenggang


waktu penyelesaiannya meliputi antara lain:
• 1. sengketa yang diselesaikan melalui prosedur Pengadilan Niaga;
• 2. sengketa yang diselesaikan melalui prosedur Pengadilan Hubungan
Industrial;
• 3. keberatan atas putusan Komisi Pengawas Persaingan Usaha;
• 4. keberatan atas putusan Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen;
• 5. permohonan pembatalan putusan arbitrase;
lanjutan

• 6. keberatan atas putusan Komisi Informasi;


• 7. penyelesaian perselisihan partai politik;
• 8. sengketa yang diselesaikan melalui tata cara gugatan
sederhana; dan
• 9. sengketa lain yang pemeriksaannya di persidangan
ditentukan tenggang waktu penyelesaiannya dalam
ketentuan
• peraturan perundang-undangan;
LANJUTAN

• Sifat proses Mediasi pada dasarnya bersifat tertutup


kecuali Para Pihak menghendaki lain.
• Kewajiban menghadiri mediasi para pihak wajib
menghadiri secara langsung pertemuan Mediasi dengan
atau tanpa didampingi oleh kuasa hukum.
TAHAPAN MEDIASI MENURUT
PERMA NO 1 TAHUN 2018

• Dalam menjalankan fungsinya, Mediator bertugas:


a. memperkenalkan diri dan memberi kesempatan kepada Para Pihak
untuk saling memperkenalkan diri;
b. menjelaskan maksud, tujuan, dan sifat Mediasi kepada Para Pihak;
c. menjelaskan kedudukan dan peran Mediator yang netral dan tidak
mengambil keputusan;
d. membuat aturan pelaksanaan Mediasi bersama Para Pihak;
e. menjelaskan bahwa Mediator dapat mengadakan pertemuan dengan
satu pihak tanpa kehadiran pihak lainnya (kaukus);
TAHAPAN MEDIASI MENURUT
PERMA NO 1 TAHUN 2016

• menyusun jadwal Mediasi bersama Para Pihak;


g. mengisi formulir jadwal mediasi.
h. memberikan kesempatan kepada Para Pihak untuk menyampaikan permasalahan dan
usulan perdamaian;
i. menginventarisasi permasalahan dan mengagendakan pembahasan berdasarkan skala
proritas;
j. memfasilitasi dan mendorong Para Pihak untuk:
• 1. menelusuri dan menggali kepentingan Para Pihak;
• 2. mencari berbagai pilihan penyelesaian yang terbaik bagi Para Pihak; dan
• 3. bekerja sama mencapai penyelesaian
TAHAPAN MEDIASI MENURUT
PERMA NO 1 TAHUN 2016

k. membantu Para Pihak dalam membuat dan merumuskan


Kesepakatan Perdamaian;
L.menyampaikan laporan keberhasilan, ketidakberhasilan
dan/atau tidak dapat dilaksanakannya Mediasi kepada
Hakim Pemeriksa Perkara;
m. menyatakan salah satu atau Para Pihak tidak beriktikad
baik dan menyampaikan kepada Hakim Pemeriksa Perkara;
n. tugas lain dalam menjalankan fungsinya
JANGKA WAKTU MEDIASI
MENURUT PERMA NO 1 TAHUN
2016

• Proses Mediasi berlangsung paling lama 30 (tiga puluh)


hari terhitung sejak penetapan perintah melakukan
Mediasi.

Mediasi yg berhasil menurut
PERMA no 1 Tahun 2016

• Jika Mediasi berhasil mencapai kesepakatan, Para Pihak dengan bantuan


Mediator wajib merumuskan kesepakatan secara tertulis dalam Kesepakatan
Perdamaian yang ditandatangani oleh Para Pihak dan Mediator
• jika terjadi kesepakatan, kesepakatan tersebut dikukuhkan oleh hakim yang
memeriksa perkara menjadi “akta perdamaian”.
• jika tidak terjadi kesepakatan, semua dokumen-dokumen, wajib
dimusnahkan dan semua pernyataan/pengakuan para pihak dalam mediasi
tidak dapat digunakan sebagai bukti dalam persidangan perkara.
• hakim yang memeriksa perkara, dilarang bertindak sebagai mediator untuk
perkara yang bersangkutan.
Hasil penelitian PN Denpasar oleh
GUSTI AYU DIAN NINGRUMI dkk
TAHUN BERHASIL GAGAL PERSENTASE208
2008 7 461 1,52%
2009 11 531 2,1%
2010 16 590 2,72%
2011 12 473 2.5%
2012 2 197 1%
Catatan rata rata
1.97%

Anda mungkin juga menyukai