Anda di halaman 1dari 26

MEDIASI

Dr. dr.Carolina Kuntardjo,SpB,,S.H.,M.H, CMC


Kekuatan dan Kelemahan Mediasi
Karakteristik Mediasi

■ accessible
Setiap orang dapat menggunakan mediasi, bersifat fleksibel sesuai karakteristik masing-
masing
■ voluntary
Mediasi menjadi pilihan Bersama, disepakati para pihak. Dapat berupa kesepakatan/
■ confidential
Para pihak dapat menyatakan secara bebas dan terbuka apa yang diharapkan dalam proses
mediasi. Hasil yang dibuka tersebut dalam proses mediasi bersifat
■ facilitative
Mediator memiliki kreativitas dalam pemecahan masalah dan perumusan kesepakatan
secara damai, namun harus menjaga
Prinsip Dasar Mediasi

■ Mediasi adalah negosiasi yang terkendali


■ Medisasi sebagai cara penyelesaian sengketa dapat dilakukan di muka Pengadilan/di luar
Pengadilan;
■ Mediasi di muka Pengadilan merupakan bagian proses acara pemeriksaan perkara yang sudah
diajukan dan terdaftar di Pengadilan;
■ Mediasi di muka Pengadilan bersifat wajib mengacu PERMA No.1 Tahun 2016 tentang Prosedur
Mediasi di Pengadilan;
■ Mediasi di luar Pengadilan penggunaannya bersifat fakultatif sesuai kesepakatan Para Pihak yang
bersengketa;
■ mediator tidak memiliki kewenangan untuk menilai siapa yang benar dan siapa
yang salah di antara para pihak yang sedang bersengketa atau sedang berkonflik;
■ mediator tidak memiliki kewenangan untuk memutus sengketa sebagaimana halnya
kewenangan yang ada pada arbitrator atau hakim.
■ Mediator hanya sebagai fasilitator untuk menperlancar proses negosiasi
■ Mediator dipilih berdasarkan kesapakatan para pihak sebagai pihak ke-3 yang
bersifat netral diminta oleh parapihak untuk terlibat secara langsung memfasilitasi
proses negosiasi para pihak
■ Mediator adalah HAKIM atau PIHAK LAIN yang memiliki Sertifikat Mediator sebagai
Pihak Netral yang membantu para Pihak dalam proses perundingan guna mencari
berbagai kemungkinan penyelesaian sengketa tanpa menggunakan cara memutus
atau memaksakan sebuah penyelesaian (Pasal 1 angka 2 PERMA NO. 1 Tahun
2016).
Secara umum mediator harus memiliki kemampuan :
• MEMBANGUN KEPERCAYAAN
• MENJAGA NETRALITAS
• MENJAGA KETIDAK BERPIHAKAN
• MEMFASILITASI PROSES
• MENGONTROL PROSES DAN ORANG-ORANG
• MEMILIKI KEMAMPUAN ADAPTIF
• MEMILIKI KEMAMPUAN MENDENGAR
• MEMILIKI KEMAMPUAN MEMBUAT PERTANYAAN YANG TEPAT
• MEMILIKI PENGETAHUAN SPESIALIS
→ PEMAHAMAN BAHASA TUBUH JUGA PERLU
PERAN & FUNGSI MEDIATOR
■ Menyelenggarakan pertemuan.
■ Memimpin diskusi rapat. Pengertian tidak semua kasus dapat diselesaikan melalui
proses mediasi
■ Memelihara/penjaga agar proses perundingan berlangsung secara baik
■ Mengendalikan emosi para pihak
■ Mendorong pihak yang segan mengemukakan pandangannya.
■ Mempersiapkan dan membuat notulen pertemuan.
■ Merumuskan titik temu atau kesepakatan dari para pihak.
■ Menyadarkan bahwa sengketa bukanlah sebuah pertarungan untuk menang
■ Menyusun dan mengusulkan alternatif pemecahan masalah.
■ Membantu para pihak menganalisa alternatif pemecahan masalah.
■ “Membujuk”/menyadarkan para pihak untuk menerima usulan tertentu.
Yang perlu diperhatikan mediator
■ Mediator harus sepenuhnya memahami dan menerangkan sejujurnya kepada klien
bahwa fungsinya hanya terbatas sebagai mediator, bukan sebagai penasehat
hukum
■ Memberikan gambaran resiko bahwa mereka berproses tanpa didampingi oleh
pengacara mereka
■ Pengacara diberikan kesempatan memberikan advis hukum hanya apabila dihadiri
oleh kedua pihak berperkara
■ Pengacara diwajibkan memberikan informasi kepada para pihak bahwa mereka
diminta untuk berkonsultasi dng pengacaranya sebelum menandatangani
penyelesaian hasil mediasi
■ Ada beberapa aspek legal yang harus diperhatikan dalam proses mediasi, seperti
faktor kerahasiaan.
■ Kemungkinan ada para pihak yang tidak mempunyai itikad baik yang mungkin
melihat proses ini sebagai peluang untuk mendapatkan informasi sebanyak
mungkin sebelum akhirnya memutuskan untuk berlitigasi.
Cara mediator membangun kepercayaan
■ Memahami perannya sebagai mediator
■ Ramah dan percaya diri
■ Mampu mendengarkan dan penuh perhatian (Empati) pada proses dan mampu
menangani pertanyaan serta tantangan secara konstruktif
■ Memberikan atensi dan selalu terbuka untuk menghadapi berbagai hal
■ Mendengarkan secara “terbuka”
■ Buat kesimpulan yang akurat dan tepat (appropriate) dari informasi yang diterima
dan perasaan yang diekspresikan
■ Ajukan pertanyaan-pertanyaan yang tepat
■ Menghindari para pihak terjebak dari situasi yang salingmenyalahkan
Memilih mediator
Reputasi pribadi dari mediator
• Pengalaman yang dimiliki sebelumnya dan sengketa apa saja yang pernah diselesaikan
• Status, posisi atau tingkat kedudukan , jika ia menjadi anggota dari suatu Lembaga mediasi
• Mengetahui proses mediasi/negosiasi, dan telah melalui pelatihan mediasi.
• Spesifikasi pribadi sebagai berikut:
- percaya diri dan mempunyai aspirasi yang tinggi
- mampu menolak bujukan, dan dihargai
- kreatif, inventif dan mempunyai kemampuan berpikir lateral
- seorang yang sabar dan penuh toleransi
- penuh perhatian dan mau mendengarkan
- seorang komunikator yang tangguh dan mempunyai keahlian mempresentasikan
- mempunyai kemampuan untuk mengatur atau memimpin suatu timwork (jika ada)
Peran co-mediator
■ Beberapa Mediator dapat terlibat dalam suatu proses mediasi
■ Pada dasarnya co-mediator berperan sama dengan mediator, bersifat netral, mempunyai
keahlian komunikasi, adil
■ Co-mediation tidak banyak digunakan dalam bidang komersial, tetapi lebih banyak berkenaan
dengan:
– Perselisihan masalah keluarga
– Sengketa yang sangat kompleks, yang tidak cukup dengan keterangan ahli saja
– Co-Mediator juga berguna jika para pihak berasal dari komunitas yang berbeda, baik
berbeda dalam gender, ras, kewarganegaraan atau berbeda negara
■ Co Mediator juga memberi kesempatan untuk mencapai keseimbangan dalam tim mediasi
■ Faktor keseimbangan penting dalam konflik nilai yang timbul dari perbedaan kelas, suku, umur,
gender, agama maupun budaya, Misalnya:
– Perselisihan masalah keluarga - perlu co-mediator dari kedua pihak
– Perselisihan masyarakat – co-mediator dari masing2 etnik
– Permasalahan lingkungan – co mediator dng latar belakang
– konservasi dan pembangunan
■ Yang paling penting penggunaan co-mediator adalah membagi peran diantara
mediator dengan latar belakang keahlian atau profesional yang berbeda, misalnya
ada yang dari mediator terlatih dan ada yang dari praktisi pada bidang keilmuan
tertentu yang diperselisihkan.
■ Memberikan kesempatan bagi co-mediator untuk membentuk model kecakapan
komunikasi dan negosiasi yang baik diantara mereka.
■ Dalam suatu sengketa yang kompleks, sangat melelahkan dan menghabiskan
energi, penggunaan co-mediator sangat membantu
■ Membagi kesempatan untuk berbagi tugas, misalnya antara yang mendengarkan
secara aktif dengan yang mencatat, antara yang fokus kepada hal pokok dengan
yang fokus kepada isu psikologi
■ Membantu dan saling mendiskusikan rencana strategi dan tehnik yang akan
digunakan misalnya mengapa perundingan tidak bisa berjalan lancar, sehingga
bersama-sama menyusun strategi baru dan untuk membantu menyimpukan proses
mediasi.
■ Memberikan suatu pelatihan bagi para mediator baru, yang belum berpengalaman
Kelemahan Co-mediator
■ Perlu koordinasi antar mediator. Sebelum bekerjasama dalam suatu tim perlu
pengertian, dan mengetahui kelebihan dan kekurangan masing-masing mediaor
■ Suksesnya co-mediation mensyaratkan training khusus, persiapan yang
menyeluruh, dan keharmonisan yang luwes diantara para co-mediator.
■ Kurangnya penguasaan atas konflik diantara co-mediator dapat mengganggu
keberhasilan proses mediasi.
■ Co-mediation bisa jadi membutuhkan waktu lebih lama dan menjadi lebih mahal
bagi para pihak.
■ Hingga saat ini belum ada bukti kuat bahwa co-mediation dapat meningkatkan
tingkat keberhasilan.
■ Dapat terjadi masing-masing pihak menganggap bahwa salah satu dari co-mediator
sebagai yang akan memperjuangkannya
KAUKUS
(pertemuan terpisah)
Fungsi Kaukus
■ MEMUNGKINKAN SALAH SATU PIHAK UNTUK MENGUNGKAPKAN KEPENTINGAN
YANG TIDAK INGIN MEREKA UNGKAPKAN DIHADAPAN MITRA RUNDINGNYA.
■ MEMUNGKINKAN MEDIATOR UNTUK MENCARI INFORMASI TAMBAHAN,
MENGETAHUI GARIS BESAR DAN BATNA, MENYELIDIKI AGENDA TERSEMBUNYI
■ MEMBANTU MEDIATOR DALAM MEMAHAMI MOTIVASI PARA PIHAK DAN PRIORITAS
MEREKA DAN MEMBANGUN EMPATI DAN KEPERCAYAAN SECARA INDIVIDUAL
■ MEMBERIKAN PADA PIHAK, WAKTU DAN KESEMPATAN UNTUK MENYALURKAN
EMOSI KEPADA MEDIATOR TANPA MEMBAHAYAKAN KEMAJUAN MEDASI
■ MEMUNGKINKAN MEDIATOR UNTUK MENGUJI SEBERAPA REALITAS OPSI-OPSI YANG
DIUSULKAN
■ MEMUNGKINKAN MEDIATOR UNTUK MENGARAHKAN PARA PIHAK UNTUK
MELAKSANAKAN PERUNDINGAN YANG KONSTRUKTIF
■ MEMUNGKINKAN MEDIATOR DAN PARA PIHAK UNTUK MENGEMBANGKAN DAN
MEMPERTIMBANGKAN ALTERNATIF-ALTERNATIF BARU
■ MEMUNGKINKAN MEDIATOR UNTUK MEMPENGARUHI PARA PIHAK UNTUK
MENERIMA PENYELESAIAN
Kapan Kaukus Dilaksanakan

■ PADA AWAL PROSES MEDIASI SETELAH PERNYATAAN PEMBUKAAN PARA PIHAK


UNTUK MENGETAHUI APAKAH MASIH ADA HAL-HAL DISEMBUNYIKAN DAN HAL-HAL
ITU MUNGKIN PENTING UNTUK PENYELESAIAN MASALAH.
■ JIKA TERJADI KEBUNTUAN UNTUK MENGANALISA SEBAB-SEBAB KEBUNTUAN DAN
MENCARI KEMUNGKINAN TEROBOSAN-TEROBOSAN.
■ JIKA TERJADI KECENDERUNGAN YANG DESTRUKTIF ANTAGONISTIK, SEHINGGA
PERLU PENDINGINAN SUASANA PERUNDINGAN
■ JIKA SALAH SATU ATAU PARA PIHAK MERASA MENGALAMI TEKANAN SEHINGGA
MEMBERI KESEMPATAN PADANYA UNTUK MEMULIHKAN EMOSI
Kesimpulan:
Diawal mediasi:bertujuan untuk menumpahkan emosi,merancang prosedur negosiasi
atau mengidentifikasi isu
■ JIKA SALAH SATU ATAU PARA PIHAK MENYIMPANG DARI ATURAN PERUNDINGAN,
SEHINGGA MEDIATOR PERLU MENGARAHKAN MEREKA DAN MEMINTA KOMITMEN
■ JIKA ADA SALAH SATU PIHAK LEMAH DALAM KETERAMPILAN/TEKNIK
PERUNDINGAN SEHINGGA MEDIATOR DAPAT MENGARAHKAN MEREKA TENTANG
BAGAIMANA PERUNDINGAN YANG BAIK
■ JIKA PROSES MEDIASI TIDAK LAGI PRODUKTIF, SEHINGGA MEDIATOR PERLU
MENGANALISIS TUJUAN-TUJUAN PARA PIHAK DAN MENENTUKAN APAKAH PROSES
MEDIASI TETAP DILANJUTKAN ATAU DIHENTIKAN
■ JIKA DIMINTA OLEH SALAH SATU PIHAK ATAU KUASA HUKUMNYA.

Kesimpulan:
Ditengah mediasi: untuk mencegah komitmen yang prematur
Diakhir mediasi: untuk mengatasi kebuntuan,merancang proposal, memformulasikan
kesepakatan.
Hal Yang Perlu Dilakukan

■ LAMA WAKTU KAUKUS HARUS DIBERIKAN SECARA IMBANG UNTUK MASING-


MASING PIHAK
■ KAUKUS JANGAN TELALU LAMA
■ MEMPERSIAPKAN PARA PIHAK UNTUK MEMULAI LAGI SESI PERUNDINGAN
PARIPURNA
■ SETELAH KAUKUS PADA SATU PIHAK, MAKA MEDIATOR BARTEMU DENGAN PIHAK
LAINNYA.
KEHILANGAN NETRALITAS

MISAL: MEMBERI NASEHAT KEPADA SALAH SATU PIHAK DIHADAPAN PIHAK LAIN.
MENGGUNAKAN BAHASA TUBUH YANG MENYATAKAN KETIDAK SETUJUAN ATAS USULAN
ATAU ARGUMEN SALAH SATU PIHAK
DENGAN MENANYAKAN KESALAHAN PIHAK TERLALU LANGSUNG
NETRALITAS SULIT DIHINDARKAN APABILA MEDIATOR ADALAH PAKAR DALAM BIDANG
YANG DISENGKETAKAN
MENGABAIKAN EMOSI

■ BERBEDA DARI LITIGASI, PROSES MEDIASI SANGAT MENERIMA PENYALURAN


DIMENSI PSIKOLOGIS DAN EMOSI PARA PIHAK
■ PROSES MEDIASI MEMBOLEHKAN PARA PIHAK UNTUK MENGUNGKAPKAN,
MENGAKUI DAN MEMVALIDASI EMOSI. MISAL ; DALAM KASUS-KASUS TUNTUTAN
KERUGIAN JASMANI
■ INGIN CEPAT-CEPAT MEMBAHAS SOLUSI, SEMENTARA KEBUTUHAN DAN
KEPENTINGAN PARA PIHAK BELUM TERUNGKAPKAN, RISIKO KEGAGALAN
TERLALU MENGATUR DAN MENDESAK

■ JIKA MEDIATOR TERLALU MENDESAK, ADA KEMUNGKINAN SALAH SATU ATAU PARA
PIHAK MERASA DIPAKSA UNTUK MENERIMA SESUATU
■ Isue ini adalah yang paling banyak diperdebatkan dalam teori mediasi, bisa
menimbulkan bahaya :
■ Kehilangan kepercayaan para pihak, para pihak merasa terpaksa untuk berdamai
hingga tidak menggambarkan kepentingan mereka
■ Mediator mengejar target agendanya sendiri
■ TERKAIT KONDISI MEDIATOR SENDIRI
– TEKNIK
– SKILL
– STRATEGI MEDIASI
– EMOSI
MENJAGA NETRALITAS

1.Pahami karakteristik diri, sesuatu yang membuat marah atau freeze


2.Perhatikan gaya tubuh anda, sejauh mana perasaan mempengaruhi sikap
3.Hati-hati terhadap pola perilaku yang akan membawa anda ke keadaan sulit
4.Perhatikan orang yang sedang berinteraksi dengan anda
5.Gunakan bahasa yang netral
6.Datang sebagai orang yang “baru” yang ingin tahu segalanya
7.Ambil “break” bila merasa lelah/kesulitan
SIKAP MEDIATOR UNTUK MENJAGA NETRALITAS

■ Tunjukan atensi terhadap persoalan dan terhadap para pihak


■ Berikan pihak-pihak waktu yang seimbang untuk menyampaikan persoalannya
■ Memahami perasaan para pihak tanpa terlibat didalamnya
■ Mendorong maksimum partisipasi
■ Kembangkan pertanyaan-pertanyaan yang konstruktif
■ Terbuka pada kritik jika ada

Anda mungkin juga menyukai