1. PERUBAHAN BERENCANA
Perubahan berencana adalah perubahan yang diperkirakan atau yang telah
direncanakan terlebih dahulu oleh pihak-pihak yang hendak mengadakan perubahan di
dalam masyarakat. Ada beberapa pengertian perubahan berencana yang dikedepankan
oleh para ahli. Bennis, Benne dan Chin mengartikan perubahan berencana sebagai:
Penerapan pengetahuan tentang manusia secara sistematis dan tepat dengan maksud
melakukan tindakan yang berarti. Kurt Lewin menyatakan bahwa perubahan berencana
adalah: Usaha untuk mengumpulkan, menggunakan data dan informasi guna
memecahkan persoalan sosial. Jadi, perubahan berencana adalah perubahan yang
dilakukan secara sengaja, lebih banyak dilakukan atas kemauan sendiri, sehingga proses
perubahan itu lebih banyak diusahakan oleh sistem itu sendiri.
2. ASERTIF TRAINING
Menurut Hounston (Nursalim, 2013) Latihan Asertif merupakan suatu program belajar
untuk mengajar manusia mengekspresikan perasaan dan pikirannya secara jujur dan tidak
membuat orang lain menjadi terancam.
4. Langkah 4 (Bermain peran, pemberian umpan balik serta pemberian model perilaku
yang lebih baik)
Konseli bermain peran sesuai dengan permasalahan yang dihadapi
Konselor memberikan umpan balik secara verbal
Pemberian model perilaku yang lebih baik
Pemberian penguat positif dan penghargaan
8. Langkah 8 (Terminasi)
Konselor mengehentikan program bantuan
3. Negosiasi-kolaborasi
a. Pengertian negosiasi adalah suatu bentuk interaksi antara dua pihak atau lebih yang
dilakukan untuk mencapai kesepakatan
b. Tujuan Negosiasi
Negosiasi dilakukan tentunya dengan suatu tujuan, yaitu untuk kepentingan bersama.
Berikut ini adalah beberapa tujuan negosiasi.
1. Memperoleh Kesepakatan Bersama
Salah satu tujuan negosiasi adalah memperoleh kesepakatan yang saling
menguntungkan. Untuk mencapai tujuan ini, semua pihak yang melakukan negosiasi
diharuskan terbuka pada saat menyampaikan pendapat masing-masing.
Mendengarkan dan memahami keinginan pihak lain juga penting dalam bernegosiasi
supaya prosesnya berjalan lancar.Ketika sudah didapatkan kesepakatan bersama,
maka hal selanjutnya pada proses negosiasi adalah menjaga kepercayaan dari semua
pihak yang terlibat.
2. Menyelesaikan Masalah dan Menemukan Solusi
Menyelesaikan masalah merupakan salah satu tujuan negosiasi, sebab masalah atau
konflik merupakan hal wajar pada proses ini.
Biasanya, hal tersebut terjadi karena setiap pihak yang menjalani proses negosiasi
memiliki kepentingan berbeda. Untuk itu solusi yang didapat dari negosiasi haruslah
menjadi kesepakatan yang saling menguntungkan.
Guna mewujudkannya, hal yang harus dilakukan oleh pihak-pihak terlibat sebelum
melakukan negosiasi adalah saling belajar dan memahami posisi pihak lain.
Memberikan kepercayaan pada pihak yang melakukan negosiasi juga penting
dilakukan untuk mengurangi konflik yang kemungkinanv timbul pada saat proses
negosiasi.
3. Saling Menguntungkan Berbagai Pihak
Selanjutnya, tujuan negosiasi adalah saling menguntungkan berbagai pihak. Tujuan
ini menjadi sangat penting bagi semua pihak yang terlibat di dalamnya.
Selain itu, negosiasi bukan hanya mencapai sebuah kesepakatan, namun juga
membangun kerja sama dimana saling menguntungkan semua pihak.
Negosiasi kolaborasi
adalah jenis negosiasi dimana seluruh pihak yang terlibat menyuarakan pendapat dan
keinginannya, sehingga terjalin kolaborasi kepentingan dan keinginan untuk bisa
mendapatkan solusi terbaik.
Kolaborasi adalah proses bekerja sama untuk menelurkan gagasan atau
ide dan menyelesaikan masalah secara bersama-sama menuju visi bersama. Di sebuah
organisasi yang saling tergantung, kolaborasi menjadi kunci pemikiran kreatif.
Kolaborasi itu penting untuk mencapai hasil terbaik saat menyelesaikan masalah yang
rumit.
4. Mediasi
mediasi adalah salah satu alternatif penyelesaian sengketa. Ada 2 jenis mediasi, yaitu di
dalam pengadilan dan di luar pengadilan. Mediasi di luar pengadilan ditangani oleh
mediator swasta, perorangan, maupun sebuah lembaga independen alternatif penyelesaian
sengketa yang dikenal sebagai Pusat Mediasi Nasional (PMN). Mediasi yang berada di
dalam pengadilan diatur oleh Peraturan Mahkamah Agung (PERMA) No. 2 Tahun 2003
yang mewajibkan ditempuhnya proses mediasi sebelum pemeriksaan pokok perkara
perdata dengan mediator terdiri dari hakim-hakim Pengadilan Negeri tersebut yang tidak
menangani perkaranya. Penggunaan mediator hakim dan penyelenggaraan mediasi di
salah satu ruang pengadilan tingkat pertama tidak dikenakan biaya. Proses mediasi pada
dasarnya tidak terbuka untuk umum, kecuali para pihak menghendaki lain.
8 Kelebihan Mediasi:
1. Lebih sederhana daripada penyelesaian melalui proses hukum acara perdata
2.Efisien
3.Waktu singkat
4. Rahasia
8.Akses yang luas bagi para pihak yang bersengketa untuk memperoleh rasa keadilan
-Dalam waktu paling lama 5 (lima) hari kerja setelah para pihak menunjuk mediator yang
disepakati, masing-masing pihak dapat menyerahkan resume perkara kepada satu sama
lain dan kepada mediator
-Dalam waktu paling lama 5 (lima) hari kerja setelah para pihak gagal memilih mediator,
masing-masing pihak dapat menyerahkan resume perkara kepada hakim mediator yang
ditunjuk
2.Proses Mediasi
-Proses Mediasi berlangsung paling lama 40 (empat puluh) hari kerja sejak mediator
dipilih oleh para pihak atau ditunjuk oleh ketua majelis hakim
-Atas dasar kesepakatan para pihak, jangka waktu mediasi dapat diperpanjang paling
lama 14 (empat belas) hari kerja sejak proses Mediasi berakhir
-Pemanggilan saksi ahli dimungkinkan atas persetujuan para pihak, dimana semua biaya
jasa ahli itu ditanggung oleh para pihak berdasarkan kesepakatan
-Mediator wajib mendorong para pihak untuk menelusuri dan menggali kepentingan para
pihak dan mencari berbagai pilihan penyelesaian yang terbaik
-Apabila diperlukan, kaukus atau pertemuan antara mediator dengan salah satu pihak
tanpa kehadiran pihak lainnya, dapat dilakukan
-Jangka waktu proses mediasi di dalam pengadilan, sepakat atau tidak sepakat, adalah 22
hari, sedangkan untuk mediasi di luar pengadilan jangka waktunya 30 hari
-Jika mediasi menghasilkan kesepakatan, para pihak wajib merumuskan secara tertulis
kesepakatan yang dicapai dan ditandatangani kedua pihak, dimana hakim dapat
mengukuhkannya sebagai sebuah akta perdamaian