Anda di halaman 1dari 5

MANAGEMENT KEPERAWATAN C5

1. PERUBAHAN BERENCANA
Perubahan berencana adalah perubahan yang diperkirakan atau yang telah
direncanakan terlebih dahulu oleh pihak-pihak yang hendak mengadakan perubahan di
dalam masyarakat. Ada beberapa pengertian perubahan berencana yang dikedepankan
oleh para ahli. Bennis, Benne dan Chin mengartikan perubahan berencana sebagai:
Penerapan pengetahuan tentang manusia secara sistematis dan tepat dengan maksud
melakukan tindakan yang berarti. Kurt Lewin menyatakan bahwa perubahan berencana
adalah: Usaha untuk mengumpulkan, menggunakan data dan informasi guna
memecahkan persoalan sosial. Jadi, perubahan berencana adalah perubahan yang
dilakukan secara sengaja, lebih banyak dilakukan atas kemauan sendiri, sehingga proses
perubahan itu lebih banyak diusahakan oleh sistem itu sendiri.

2. ASERTIF TRAINING
Menurut Hounston (Nursalim, 2013) Latihan Asertif merupakan suatu program belajar
untuk mengajar manusia mengekspresikan perasaan dan pikirannya secara jujur dan tidak
membuat orang lain menjadi terancam.

Menurut Lazarus (Nursalim, 2013) perilaku asertif dengan empat kemampuan


interpersonal yaitu:
1) kemampuan menyatakan tidak,
2) kemampuan membuat pernyataan/ permintaan,
3) kemampuan memngekspresikan perasaan positif maupun negatif, dan
4) kemampuan membuka dan mengakhiri percakapan.

Dalam literature-literatur konseling dan psikoterapi, program Latihan Asertif


ditempatkan sebagai salah satu teknik atau strategi bantuan dari pendekatan terapi
perilaku. Sebagai suatu strategi terapi, Latihan Asertif digunakan atau direkomendasikan
untuk mengurangi dan menghilangkan gangguan kecemasan dan meningkatkan
kemampuan (kompetensi) interpersonal individu.
Teknik ini dapat digunakan untuk kelompok maupun individu. Padamulanya,
Latihan Asertif merupakan suatu intervensi yang fundamental yang dikembangkan dari
aplikasi klinis dan nonklinis dengan berbagai sindrom, usia dan populasi. Sejak
kelahirannya sebagai aplikasi klinis teori conditioning Pavlop untuk gangguan neurotic,
ruang lingkup, rasional, dan prosedurnya telah berkembang jauh melebihi dasar teoretis
(Nursalim, 2013).
PROSEDUR LATIHAN ASERTIF

1. Langkah 1 (Rasional Strategi)


 Konselor memberikan rasional/menjelaskan maksud penggunaan strategi
 Konselor memberikan overview tahapantahapan implementasi strategi

2. Langkah 2 (Identifikasi keadaan yang menimbulkan persoalan)


Konselor meminta konseli menceritakan secara terbuka permasalahan yang dihadapi
dan sesuatu yang dilakukan atau dipikirkan pada saat permasalahan timbul.

3. Langkah 3 (Membedakan perilaku asertif dan tidak asertif serta mengeksplorasi


target)
Konselor dan konseli membedakan perilaku asertif dan perilaku tidak asertif serta
menentuakn perubahan perilaku yang diharapkan

4. Langkah 4 (Bermain peran, pemberian umpan balik serta pemberian model perilaku
yang lebih baik)
 Konseli bermain peran sesuai dengan permasalahan yang dihadapi
 Konselor memberikan umpan balik secara verbal
 Pemberian model perilaku yang lebih baik
 Pemberian penguat positif dan penghargaan

5. Langkah 5 (Melaksanakan latihan dan praktik)


Konseli mendemosntrasikan perilaku yang asertif sesuai dengan target perilaku yang
diharapkan

6. Langkah 6 (Mengulang latihan)


konseli mengulang latihan kembali tanpa bantuan pembimbing

7. Langkah 7 (Tugas rumah dan tindak lanjut)


Konselor memberi tugas rumah pada konseli, dan meminta konseli mempraktikan
perilaku yang diharapkan dan memeriksa perilaku target apakah sudah dilakukan
dalam kehidupan seharihar

8. Langkah 8 (Terminasi)
Konselor mengehentikan program bantuan
3. Negosiasi-kolaborasi
a. Pengertian negosiasi adalah suatu bentuk interaksi antara dua pihak atau lebih yang
dilakukan untuk mencapai kesepakatan
b. Tujuan Negosiasi
Negosiasi dilakukan tentunya dengan suatu tujuan, yaitu untuk kepentingan bersama.
Berikut ini adalah beberapa tujuan negosiasi.
1. Memperoleh Kesepakatan Bersama
Salah satu tujuan negosiasi adalah memperoleh kesepakatan yang saling
menguntungkan. Untuk mencapai tujuan ini, semua pihak yang melakukan negosiasi
diharuskan terbuka pada saat menyampaikan pendapat masing-masing.
Mendengarkan dan memahami keinginan pihak lain juga penting dalam bernegosiasi
supaya prosesnya berjalan lancar.Ketika sudah didapatkan kesepakatan bersama,
maka hal selanjutnya pada proses negosiasi adalah menjaga kepercayaan dari semua
pihak yang terlibat.
2. Menyelesaikan Masalah dan Menemukan Solusi
Menyelesaikan masalah merupakan salah satu tujuan negosiasi, sebab masalah atau
konflik merupakan hal wajar pada proses ini.
Biasanya, hal tersebut terjadi karena setiap pihak yang menjalani proses negosiasi
memiliki kepentingan berbeda. Untuk itu solusi yang didapat dari negosiasi haruslah
menjadi kesepakatan yang saling menguntungkan.
Guna mewujudkannya, hal yang harus dilakukan oleh pihak-pihak terlibat sebelum
melakukan negosiasi adalah saling belajar dan memahami posisi pihak lain.
Memberikan kepercayaan pada pihak yang melakukan negosiasi juga penting
dilakukan untuk mengurangi konflik yang kemungkinanv timbul pada saat proses
negosiasi.
3. Saling Menguntungkan Berbagai Pihak
Selanjutnya, tujuan negosiasi adalah saling menguntungkan berbagai pihak. Tujuan
ini menjadi sangat penting bagi semua pihak yang terlibat di dalamnya.
Selain itu, negosiasi bukan hanya mencapai sebuah kesepakatan, namun juga
membangun kerja sama dimana saling menguntungkan semua pihak.

Negosiasi kolaborasi
adalah jenis negosiasi dimana seluruh pihak yang terlibat menyuarakan pendapat dan
keinginannya, sehingga terjalin kolaborasi kepentingan dan keinginan untuk bisa
mendapatkan solusi terbaik.
Kolaborasi adalah proses bekerja sama untuk menelurkan gagasan atau
ide dan menyelesaikan masalah secara bersama-sama menuju visi bersama. Di sebuah
organisasi yang saling tergantung, kolaborasi menjadi kunci pemikiran kreatif.
Kolaborasi itu penting untuk mencapai hasil terbaik saat menyelesaikan masalah yang
rumit.
4. Mediasi
mediasi adalah salah satu alternatif penyelesaian sengketa. Ada 2 jenis mediasi, yaitu di
dalam pengadilan dan di luar pengadilan. Mediasi di luar pengadilan ditangani oleh
mediator swasta, perorangan, maupun sebuah lembaga independen alternatif penyelesaian
sengketa yang dikenal sebagai Pusat Mediasi Nasional (PMN). Mediasi yang berada di
dalam pengadilan diatur oleh Peraturan Mahkamah Agung (PERMA) No. 2 Tahun 2003
yang mewajibkan ditempuhnya proses mediasi sebelum pemeriksaan pokok perkara
perdata dengan mediator terdiri dari hakim-hakim Pengadilan Negeri tersebut yang tidak
menangani perkaranya. Penggunaan mediator hakim dan penyelenggaraan mediasi di
salah satu ruang pengadilan tingkat pertama tidak dikenakan biaya. Proses mediasi pada
dasarnya tidak terbuka untuk umum, kecuali para pihak menghendaki lain.

8 Kelebihan Mediasi:
1. Lebih sederhana daripada penyelesaian melalui proses hukum acara perdata

2.Efisien

3.Waktu singkat

4. Rahasia

5. Menjaga hubungan baik para pihak

6.Hasil mediasi merupakan KESEPAKATAN

7.Berkekuatan hukum tetap

8.Akses yang luas bagi para pihak yang bersengketa untuk memperoleh rasa keadilan

Bagaimana proses mediasi berlangsung?


1.Proses Pra Mediasi
-para pihak dalam hal ini penggugat mengajukan gugatan dan mendaftarkan perkara
-Ketua Pengadilan Negeri menunjuk majelis hakim
-Pada hari pertama sidang majelis hakim wajib mengupayakan perdamaian kepada para
pihak melalui proses mediasi.
-Para pihak dapat memilih mediator hakim atau non hakim yang telah memiliki sertifikat
sebagai mediator

-Dalam waktu paling lama 5 (lima) hari kerja setelah para pihak menunjuk mediator yang
disepakati, masing-masing pihak dapat menyerahkan resume perkara kepada satu sama
lain dan kepada mediator
-Dalam waktu paling lama 5 (lima) hari kerja setelah para pihak gagal memilih mediator,
masing-masing pihak dapat menyerahkan resume perkara kepada hakim mediator yang
ditunjuk

2.Proses Mediasi

-Proses Mediasi berlangsung paling lama 40 (empat puluh) hari kerja sejak mediator
dipilih oleh para pihak atau ditunjuk oleh ketua majelis hakim

-Atas dasar kesepakatan para pihak, jangka waktu mediasi dapat diperpanjang paling
lama 14 (empat belas) hari kerja sejak proses Mediasi berakhir

-Mediator wajib menentukan jadwal pertemuan untuk penyelesaian proses mediasi

-Pemanggilan saksi ahli dimungkinkan atas persetujuan para pihak, dimana semua biaya
jasa ahli itu ditanggung oleh para pihak berdasarkan kesepakatan

-Mediator wajib mendorong para pihak untuk menelusuri dan menggali kepentingan para
pihak dan mencari berbagai pilihan penyelesaian yang terbaik

-Apabila diperlukan, kaukus atau pertemuan antara mediator dengan salah satu pihak
tanpa kehadiran pihak lainnya, dapat dilakukan

3.Proses Akhir Mediasi

-Jangka waktu proses mediasi di dalam pengadilan, sepakat atau tidak sepakat, adalah 22
hari, sedangkan untuk mediasi di luar pengadilan jangka waktunya 30 hari

-Jika mediasi menghasilkan kesepakatan, para pihak wajib merumuskan secara tertulis
kesepakatan yang dicapai dan ditandatangani kedua pihak, dimana hakim dapat
mengukuhkannya sebagai sebuah akta perdamaian

-Apabila tidak tercapai suatu kesepakatan, hakim melanjutkan pemerikasaan perkara


sesuai dengan ketentuan Hukum Acara yang berlaku

Anda mungkin juga menyukai