Anda di halaman 1dari 61

NEGOSIASI, DELEGASI,

KOLABORASI DAN LOBBY


DALAM KEPERAWATAN

STIK IMMANUEL
OKTOBER 2018
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
Negosiasi dan
Delegasi
Lobby dan
Pengambilan
Keputusan

Kolaborasi

Pateint Goal
PENDAHULUAN
Heritage Amerika (2000), kolaborasi adalah
bekerja bersama khususnya dalam usaha
penggambungkan pemikiran.
Hal ini sesuai dengan apa yang dikemukanan
oleh Gray (1989) menggambarkan bahwa
kolaborasi sebagai suatu proses berfikir
dimana pihak yang terlibat memandang
aspek-aspek perbedaan dari suatu masalah
serta menemukan solusi dari perbedaan
tersebut dan keterbatasan padangan mereka
terhadap apa yang dapat dilakukan.
American Medical Assosiation (AMA), 1994,
kolaborasi sebagai berikut ;
Kolaborasi adalah proses dimana dokter dan
perawat merencanakan dan praktek bersama
sebagai kolega, bekerja saling ketergantungan
dalam batasan-batasan lingkup praktek mereka
dengan berbagi nilai-nilai dan saling mengakui
dan menghargai terhadap setiap orang yang
berkontribusi untuk merawat individu, keluarga
dan masyarakat
Hubungan kerja diantara tenaga kesehatan
dalam memberikan pelayanan kepada
pasien/klien

 - Diskusi tentang diagnosa

 - Kerjasama dalam asuhan kesehatan

 - Saling berkonsultasi atau komunikasi

 - Masing-masing bertanggung jawab pada pekerjaannya


Elemen kunci kolaborasi dalam kerja
sama team multidisipliner dapat digunakan
untuk mencapai tujuan kolaborasi team :

1. Memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas


dengan menggabungkan keahlian unik
profesional.
2. Produktivitas maksimal serta efektifitas dan
efesiensi sumber daya
3. Peningkatnya profesionalisme dan kepuasan kerja,
dan loyalitas
4. Meningkatnya kohesifitas antar profesional
5. Kejelasan peran dalam berinteraksi antar
profesional,
6. Menumbuhkan komunikasi, kolegalitas, dan
menghargai dan memahami orang lain.
Terwujudnya suatu kolaborasi tergantung pada
beberapa kreiteria yaitu
1. adanya rasa saling percaya dan menghormati,
2. saling memahami dan menerima keilmuan masing-
masing,
3. memiliki citra diri positif,
4. memiliki kematangan profesional yang setara (yang
timbul dari pendidikan dan pengalaman),
5. mengakui sebagai mitra kerja bukan bawahan, dan
6. keinginan untuk bernegosiasi (Hanson & Spross, 1996).
Kolaborasi dapat berjalan dengan baik jika :
1. Semua profesi mempunyai visi dan misi yang
sama
2. Masing-masing profesi mengetahui batas-
batas dari pekerjaannya
3. Anggota profesi dapat bertukar informasi
dengan baik
4. Masing-masing profesi mengakui keahlian dari
profesi lain yang tergabung dalam tim.
002 PENDELEGASIAN
Pengertian Pendelegasian
Menurut Marquis dan Huston (1998) dalam Nursalam
(2002) bahwa pendelegasian adalah penyelesaian
suatu pekerjaan melalui orang lain. Dapat juga
diartikan sebagai suatu pemberian suatu tugas kepada
seseorang atau kelompok dalam menyelesaikan
tujuan organisasi.

Pendelegasian adalah bagian dari manajemen yang


memerlukan latihan manajemen profesional yang
dikembangkan untuk dapat menerima pendelegasian
tanggung jawab secara struktural (Swanburg, RC.,
2000).
PENDELEGASIAN
Peran Kepemimpinan Pada Pelaksanaan Pendelegasian
Wewenang
Menurut Marquis & Houston (2000) peran kepemimpinan pada
pelaksanaan pendelegasian wewenang adalah:
a. Sebagai role model, pendukung dan sebagai narasumber.
b. Mendorong bawahan untuk mengatur waktu dan membuat
kerja kelompok
c. Membantu bawahan dalam mengidentifikasi situasi yang tepat
untuk delegasi.
d. Mengkomunikasikan dengan jelas dan asertif dalam tugas
delegasi.
e. Memelihara keamanan pasien sebagai kriteria minimal dalam
menentukan orang yang tepat untuk diberi delegasi.
PENDELEGASIAN
Teknik Pendelegasian
BAGIAN 1
Teknik Pendelegasian
Cara-cara bagi manajer perawat agar berhasil dalam
pendelegasian (Swanburg, RC., 2000):
1. Latih dan kembangkan staf.
2. Rencanakan sebelumnya, hal ini untuk mencegah masalah-
masalah.
3. Kontrol dan koordinasikan pekerjaan staf jangan
mengembangkan cara pengukuran pencapaian tujuan dengan
komunikasi, standar, alat ukur, dan umpan balik untuk
mencegah kesalahan.
4. Kunjungan staf secara periodik, bicarakan masalah-masalah
moral yang potensial, ketidak-setujuan, dan kemarahan.
5. Koordinasikan untuk mencegah duplikasi usaha.
6. Pecahkan masalah dan pikirkan ide-ide baru, tekankan agar
staf dapat memecahkan masalahnya sendiri.
PENDELEGASIAN
Teknik Pendelegasian
BAGIAN 2

7. Terima pendelegasian sesuai dengan yang diinginkan.


8. Tetapkan tujuan dan sasaran yang spesifik.
9. Ketahui kemampuan staf dan berikan tugas dari
tanggung jawab yang sesuai kepada staf, yakni kemampuan
staf sangat penting.
10. Kesepakatan tehadap standar kinerja.
11. Berikan sesuai minat.
12. Kaji hasilnya, tetapkan dengan jelas dan langsung
tanyakan tentang batas waktu untuk menyelesaikan tugas
dan laporan.
13. Berikan penghargaan yang tepat.
14. Jangan ambil kembali tugas yang telah didelegasikan.
003 NEGOSIASI
PhilBaguley  “kegiatan yang dilakukan untuk
menetapkan keputusan yang dapat disepakati
dan diterima oleh kedua belah pihak dan
menyetujui apa dan bagaimana tindakan yang
akan dilakukan di masa mendatang”
Pembicaraan dengan orang lain dengan
maksud untuk mencapai kesepakatan, untuk
mengatur, atau untuk mengemukakan”
NEGOSIASI
Negosiasi

Suatu proses yang dimulai ketika suatu pihak


menganggap bahwa pihak lain memiliki
pandangan, sikap, anggapan yang berbeda
terhadap hal-hal yang merupakan
interest/kepedulian dari pihak lainnya.
Bernuansa Konflik (yang dapat bersifat
destruktif maupun konstruktif)
KARAKTERISTIK NEGOSIASI
1. Senantiasa melibatkan orang, baik sbg individu
maupun perwakilan institusi (sendiri atau dalam
kelompok)
2. Memiliki ancaman terjadinya atau di dalamnya
mengandung konflik yang terjadi mulai dari awal
sampai terjadi kesepakatan dalam akhir
negosiasi
3. Menggunakan cara-cara pertukaran sesuatu –
baik berupa tawar menawar (bargain) maupun
tukar menukar (barter)
Karakteristik NEGOSIASI

4. Hampir selalu berbentuk tatap muka –yang


menggunakan bahasa lisan, gerak tubuh maupun
ekspresi wajah (body language)
5. Biasanya menyangkut hal-hal di masa depan
atau sesuatu yang belum terjadi dan kita
inginkan terjadi
6. Ujung dari negosiasi adalah adanya kesepakatan
yang diambil oleh kedua belah pihak, meskipun
kesepakatan tersebut misalnya kedua belah pihak
“sepakat untuk tidak sepakat”
Negotiaton TRIANGLE

1. HEART  karakter atau apa yang ada di dalam


hati kita yang menjadi dasar dalam melakukan
negosiasi
2. HEAD  metode atau teknik-teknik yang kita
gunakan dalam melakukan negosiasi
3. HANDS  kebiasaan-kebiasaan dan perilaku kita
dalam melakukan negosiasi yang semakin
menunjukkan jam terbang kita menuju
keunggulan atau kehalian dalam bernegosiasi
Syarat-syarat menjadi negosiator yang baik

1. Terpercaya (credibel)
2. Bersumber pada sikap formal/informal yang
menyenangkan dan luwes
3. Percaya diri (Self confidence)
4. Diperoleh melalui pengalaman dan pergaulan yang
luas, kepribadia yang baik dan kuat, emosi yang
stabil dan pengalaman pribadi
5. Menguasai substansi materi
6. Dipengaruhi oleh jumlah informasi yang diterima
dan dikumpulkan, termasuk
pengaturan/pengolahan informasi yang akan
digunakan dalam bernegosiasi
7. Menguasai teknik komunikasi
8. Diperlukan guna menghindari deadlock,
membangun mutual understanding (pengertian
bersama)
Prinsip-Prinsip Negosiasi

T ORI
T  trust (percaya)
O  opennes (terbuka)
R  responsible (saling bertanggung jawab)
I Interdependency  saling ketergantungan
antara satu dengan yang lain
Hambatan-hambatan dalam pengambilan
keputusan

Pertama: menilai terlampau dini dan puas dengan


solusi pertama
Selalu didasarkan pada pikiran menang atau
kalah (terutama ‘kita’ sebagai pemenang dan
‘mereka’ sebagai pecundang)
Selalu berpikir bahwa masalah yang akan
diselesaikan adalah masalah lawan dan bukan
masalah bersama
Selalu menggunakan standar negosiasi dengan
menunjukkan kekuasaan/kekuatan dalam
meyakinkan ‘lawan’.
Langkah-langkah Negosiasi

1. Persiapan  tentukan secara jelas alternatif ‘apa yang ingin


kita capai’ dalam negosiasi
2. Pembukaan  tentukan atmosfer atau suasana yang tepat.
Pada fase ini, ciptakan prakondisi yang menunjukkan
bahwa Anda adalah pribadi yang pleasant
(menyenangkan), assertive (tegas), dan firm (teguh
pendirian). Basa-basi kadang-kadang diperlukan.
3. Negosiasi  sampaikan keinginan Anda. Tunggu sampai
keadaan betul-betul memungkinkan, jika perlu jangan
hanya membuat dua pilihan: ya dan tidak
4 (empat Pola Perilaku
Negosiasi
1. Moving against [pushing]:
Menjelaskan, memperagakan, mengarahkan, mengulangi,
menjernihkan masalah, mengumpulkan perasaan,
berdebat, menghimbau, menghakimi, tak menyetujui,
menantang, menunjukkan kelemahan pihak lain.
2. Moving with [pulling]:
Memperhatikan, mengajukan gagasan, menyetujui,
mengembangkan interaksi, mengulangi kecaman-
kecaman, mencari landasan bersama, mengungkapkan
perasaan-perasaan orang lain.
4 (empat Pola Perilaku
Negosiasi
3. Moving away [withdrawing] :
Menghindari konfrontasi, menghindari hubungan
dan sengketa, menarik kembali isi pembicaraan,
berdiam diri, tak menanggapi pertanyaan.

4. Not moving [letting be] :


Mengamati, memperhatikan, memusatkan
perhatian pada “here and now”, mengikuti arus,
luwes, menyesuaikan diri dengan situasi dan
menyukainya.
004 Lobbying
Lobi (Lobbying)
 Istilah lobbying atau kemudian menjadi
“Lobi” dalam bahasa Indonesia sering
dikaitkan dengan kegiatan politik dan bisnis.
Perkembangan dewasa ini Lobi-melobi
tampaknya tidak terbatas pada kegiatan
tersebut namun mulai dirasakan oleh manajer
organisasi untuk menunjang kegiatan
manajerialnya baik sebagai lembaga birokrat
maupun lembaga usaha khususnya dalam
pemberian pelayanan.
Lobbying
Lobi (Lobbying)
 Lobi adalah bentuk persuasi yang mengarah
pada perubahan kebijakan di bawah jelajah sistem
pengendalian. Kegiatan diarahkan pada para elit yang
menjadi kunci dalam perumusan kebijakan.

 Hal yang penting dipertimbangkan dalam


melakukan lobi adalah faktual dan jujur; tidak berbelit-
belit dan didukung data; diskusi diarahkan pada
tinjauan kritis mengenai objek pembicaraan(sisi baik
dan buruknya).
Lobbying
Manfaat Melobi
1. Mempengaruhi pengambil keputusan agar keputusannya
tidak merugikan para pelobi dari organisasi atau lembaga
bisnis
2. Lobi juga berfungsi untuk menafsirkan opini pejabat
pemerintah yang kemudian diterjemahkan dalam
kebijakan perusahaan
3. Memprediksi apa yang akan terjadi secara hukum dan
memberirekomendasi pada perusahaan agar dapat
menyesuaikan diri dengan ketentuan baru dan
memanfaatkan ketentuan baru tersebut
4. Menyampaikan informasi tentang bagaimana sesuatu
kesatuan dirasakan oleh perusahaan, organisasi atau
kelompok masyarakat tertentu
5. Meyakinkan para pembuat keputusan bahwa pelaksanaan
peraturan membutuhkan waktu untuk perizinan.
Lobbying
1. Bersifat tidak resmi atau informal dapat dilakukan
diluar forum atau perundingan yang secara resmi
disepakati.
2. Bentuk dapat beragam dapat berupa obrolan yang
dimulai dengan tegursapa, atau dengan surat.
3. Waktu dan tempat dapat kapan dan dimana saja
sebatas dalam kondisi wajar atau suasana
memungkinkan. Waktu yang dipilih atau
dipergunakan dapat mendukung dan
menciptakan suasan yang menyenangkan,
sehingga orang dapat bersikap rileks dan.
 Tahap Penemuan Masalah
 Tahap Pemecahan Masalah (state of nature)
 Tahap Pengambilan Keputusan (payoff)

Menurut Herbert A. Simon proses pengambilan keputusan :


 Tahap Intelegensia;
 Tahap Desain;
 Tahap Pemilihan (selection)

Menurut Richard I. Levin proses pengambilan keputusan :


 Tahap observasi;
 Tahap analisis dan pengenalan Masalah;
 Pengembangan Model;
 Memilih data masukan yang sesuai;
 Perumusan dan pengetesan;
 Pemecahan.

005

51
Menurut Sir Francis Bacon proses
pengambilan keputusan :

 Merumusakan/mendefinisikan masalah
 Pengumpulan informasi yang relevan
 Mencari alternatif tindakan
 Analisis alternatif
 Memilih alternatif terbaik
 Melaksanakan keputusan dan evaluasi hasil

52
 Faktor-faktor yang mempengaruhi pemecahan masalah antara lain :
 Trial & error (Coba dan salah)
Cara ini merupakan metode yang paling rendah tingkatannya,
dilakukan oleh orang yang belum pernah mengalami/mengenal
dan belum tahu sama sekali. Dalam keperawatan ini sangat
berbahaya dan tidak boleh dilakukan. Contohnya : pasien sakit
panas, dicoba diurut, dicoba diberi makan, dicoba ditiup, tdk
berhasil dicoba diberi minum, dibuka baju, diberi kompres
sampai berhasil panasnya turun, dll.
 Intuisi : penyelesaian masalah dengan intuisi atau naluri/bisikan
hati. Penyelesaian dengan cara ini kurang dianjurkan dalam
metode ilmiah, karena tidak mempunyai dasar ilmiah. Metode
ini juga dapat memberikan jalan keluar bila intuisi ini berdasarkan
analisis atau pengalaman, dan pengetahuan yang dimiliki.

53
 Faktor-faktor yang mempengaruhi pemecahan masalah antara lain :
 Nursing process : Proses keperawatan merupakan
suatu langkah penyelesaian masalah yang sistematis
dan didukung oleh rasionalisasi secara ilmiah meliputi
: pengkajian, perencanaan, implementasi dan evaluasi
yang merupakan suatu siklus untuk mengatasi
masalah yang terjadi pada pasien.
 Scientifik methode (Research Process ) : Proses riset/
penelitian merupakan suatu penyelesaian masalah
berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan
logika, dengan menggunakan pendekatan yang
sistematis

54
 Diagram Alir Proses Pengambilan Keputusan

Perilaku
Pengenalan Pencarian Evaluasi Keputusan
pasca
Masalah Informasi Alternatif Pembelian
pembelian

55
PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN OLEH KONSUMEN

• Menurut Philip Kotler dan Keller : Proses psikologis yang memainkan peranan
penting dalam memahami bagaimana konsumen secara aktual mengambil
keputusan pembelian.

• Proses pengambilan keputusan diawali dengan adanya kebutuhan yang


berusaha untuk dipenuhi. Pemenuhan kebutuhan ini terkait dengan beberapa
alternatif sehingga perlu dilakukan evaluasi yang bertujuan untuk memperoleh
alternatif terbaik dari persepsi konsumen.

• Dalam proses membandingkan konsumen memerlukan informasi jumlah dan


tingkat kepentingan yang tergantung dari kebutuhan konsumen serta situasi
yang dihadapi

• Keputusan pembelian akan dilakukan dengan menggunakan kaidah


menyeimbangkan sisi positif dengan sisi negatif suatu merek (compensatory
decision rule) atau mencari solusi terbaik dari perspektif konsumen (non-
compensatory decision rule), setelah dikonsumsi akan dievaluasi kembali.

56
Faktor Yang Mempengaruhi Proses Pengambilan Keputusan Konsumen :

 Motivasi (motivation) : Dorongan yang ada dalam diri


manusia untuk mencapai tujuan tertentu.

 Persepsi (perception) : Pemaknaan seseorang terhadap


stimulus atau kejadian yang diterima berdasarkan
informasi dan pengalaman terhadap rangsangan
tersebut.

 Pembentukan sikap (attitude formation) : Penilaian yang


ada dalam diri seseorang yang mencerminkan sikap
suka/tidak suka seseorang akan suatu hal.

 Integritas (integration) : Perasaan suka akan mendorong


seseorang untuk membeli dan perasaan tidak suka akan
membulatkan tekad seseorang untuk tidak membeli
produk tersebut.
57
 Kesalahan dalam Proses Pengambilan
Keputusan :

 Menginginkan solusi jitu tapi dengan proses yang


instan
 Gagal membuat tindakan alternatif secara
eksplisit
 Terlalu banyak orang yang terlibat
 Gagal mempertimbangkan opportunity cost
 Meremehkan tantangan yang ada saat
pelaksanaan

58
Nursing GOAL
PENDAHULUAN

Anda mungkin juga menyukai