NEGOSIASI
“Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Keperawatan”
Dosen Pengampu : Ns. Erni Suprapti, M.Kep
Disusun Oleh :
Dama Trisa Utami
20101440119028
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Secara umum kata "negosiasi" berasal dari kata to negotiate, to be
negotiating dalam bahasa inggris yang berarti ;merundingkan, membi)arakan
kemungkinan tentang suatu kondisi, dan atau menawar;. Sedangkan kata-kata
turunannya adalah antara lain “negotiation” yang berarti “menunjukkan suatu
proses atau aktivitas untuk merundingkan, membicarakan sesuatu hal untuk
disepakati dengan orang lain “, dan “negotiable” yang berarti “dapat
dirundingkan, dapat dibicarakan, dapat ditawar”. Fenomena negosiasi saat ini
sedang marak, banyak manusia yang menggunakan negosiasi pada setiap
kegiatan berinteraksi baik dari segi interaksi sosial maupun bisnis. Hal ini
dilakukan agar kedua pihak atau pihak yang bernegosiasi mendapatkan sesuatu
hal yang sama-sama saling menguntungkan tanpa merugikan salah satu pihak.
Sehingga negosiasi merupakan suatu hal yang penting yang tekniknya harus
dikuasai setiap manusia agar dapat menemukan solusi yang baik dalam setiap
permasalahan yang ditemukan.
B. Rumusan Masalah
1) Pengertian Negosiasi.
2) Tipe Negosiasi.
3) Kriteria Negosiasi.
4) Langkah-Langkah Sebelum Negosiasi
5) Hambatan Dalam Negosiasi.
6) Strategi Negosiasi.
7) Kunci Sukses Dalam Melakukan Negosiasi.
8) Kondisi untuk Melakukan Negosiasi.
9) Prasyarat Negosiasi yang Efektif
10) Bentuk dan Teknik Negosiasi.
11) Karakteristik Principled Negotiation (Interest Based Negotiation)
12) Tahap-tahap Negosiasi.
13) Cara Melakukan Negosiasi Berdasarkan Kepentingan (Principied
Negotiation).
C. Tujuan
1) Mengetahui Pengertian Negosiasi.
2) Mengetahui Tipe Negosiasi.
3) Mengetahui Kriteria Negosiasi.
4) Mengetahui Langkah-Langkah Sebelum Negosiasi
5) Mengetahui Hambatan Dalam Negosiasi.
6) Mengetahui Strategi Negosiasi.
7) Mengetahui Kunci Sukses Dalam Melakukan Negosiasi.
8) Mengetahui Kondisi untuk Melakukan Negosiasi.
9) Mengetahui Prasyarat Negosiasi yang Efektif
10) Mengetahui Bentuk dan Teknik Negosiasi.
11) Mengetahui Karakteristik Principled Negotiation (Interest Based
Negotiation)
12) Mengetahui Tahap-tahap Negosiasi.
13) Mengetahui Cara Melakukan Negosiasi Berdasarkan Kepentingan
(Principied Negotiation).
BAB II
KONSEP TEORI
A. Pengertian Negosiasi.
Negosiasi pada umumnya sama dengan kolaborasi. Pada organisasi,
negosiasi juga diartikan sebagai suatu pendekatan yang kompetitif (Marquis
dan Huston, 1998). Negosiasi sering dirancang sebagai suatu strategi
menyelesaikan konflik dengan pendekatan kompromi. Selama negosiasi
berlangsung, berbagai pihak yang terlibat menyerah dan lebih menekankan
untuk mengakomodasi perbedaan-perbedaan antara keduanya.
B. Tipe Negosiasi.
Smeltzer (1991) dalam Nursalam (2012) mengidentifikasi dua tipe dasar
negosiasi, yakni kooperatif (setiap orang menang), dan kompetitif (hanya satu
orang yang menang). Satu hal yang penting dalam negosiasi adalah apakah ada
salah satu atau kedua pihak menghendaki adanya perubahan hubungan yang
berlangsung dengan meningkatkan hubungan yang lebih baik. Jika kedua pihak
menghendaki adanya perbaikan hubungan, maka akan muncul tipe kooperatif.
Namun, jika hanya salah satu pihak yang menghendaki perbaikan hubungan,
maka yang muncul adalah tipe kompetitif. Meskipun dalam negosiasi ada
pihak yang menang dan kalah, sebagai negosiator penting untuk
memaksimalkan kemenangan kedua pihak untuk mencapai tujuan bersama,
meminimalkan kekalahan dengan membuat pihak yang kalah tetap dapat tujuan
bersama, dan membuat kedua belah pihak merasa puas terhadap hasil
negosiasi.
C. Kriteria Negosiasi.
Terdapat tiga kriteria yang harus dipenuhi sebelum manajer setuju untuk
memulai proses negosiasi, yaitu: masalah harus dapat dinegosiasikan,
negosiator harus tertarik terhadap “take and give” selama proses negosiasi, dan
mereka harus saling percaya (Smeltzer, 1991 dalam Nursalam, 2012).
D. Langkah-Langkah Sebelum Negosiasi.
Langkah-langkah yang harus dilakukan sebelum melaksanakan negosiasi
adalah sebagai berikut. (Nursalam. 2015)
1) Mengumpulkan informasi tentang masalah sebanyak mungkin. Oleh karena
pengetahuan adalah kekuatan, semakin banyak informasi yang didapat,
maka semakin besar kemungkinan untuk menawarkan negosiasi.
2) Di mana manajer harus memulai. Oleh karena tugas manajer adalah
melakukan kompromi, maka mereka harus memilih tujuan yang utama.
Tujuan tersebut sebagai masukan dari tingkat bawah.
3) Memilih alternatif yang terbaik terhadap sarana dan prasarana. Efisiensi
dan efektivitas penggunaan waktu, anggaran, dan pegawai yang terlibat
perlu juga diperhatikan oleh manajer.
4) Mempunyai agenda yang disembunyikan. Agenda tersebut adalah agenda
negosiasi alternatif yang akan ditawarkan jika negosiasi tidak dapat
disepakati.
F. Strategi Negosiasi.
Ada beberapa strategi dan cara yang perlu dilaksanakan dalam
menciptakan kondisi yang persuasif, asertif, dan komunikasi terbuka selama
negosiasi berjalan.
1) Pilih fakta-fakta yang rasional dan berdasarkan hasil penelitian.
2) Dengarkan dengan saksama, dan perhatikan respons nonverbal yang
nampak.
3) Berpikirlah positif dan selalu terbuka untuk menerima semua alternatif
informasi yang disampaikan.
4) Upayakan untuk memahami pandangan apa yang disampaikan lawan bicara
Anda. Konsentrasi dan perhatikan, tidak hanya memberikan persetujuan.
5) Selalu diskusikan tentang konflik yang terjadi. Hindarkan masalah-masalah
pribadi pada saat negosiasi.
6) Hindari menyalahkan orang lain atas konflik yang terjadi.
7) Jujur.
8) Usahakan bersikap bahwa anda memerlukan penyelesaian yang terbaik.
9) Jangan langsung menyetujui solusi yang ditawarkan, tetapi berpikir, dan
mintalah waktu untuk menjawabnya.
10) 10)Jika kedua belah pihak menjadi marah atau lelah selama negosiasi
berlangsung, istirahatlah sebentar.
11) Dengarkan dan tanyakan tentang pendapat yang belum begitu Anda
pahami.
12) Bersabarlah dalam melakukan negosiasi. (Smeltzer, 1991).
L. Tahap-tahap Negosiasi.
1) Orientasi dan Mengatur Posisi Negosiator mulai membuka kontak satu
sama lain Negosiator mengembangkan / mengatur posisi, dengan
membicarakan kekuatan kasus yang ada untuk dinegosiasikan Menentukan
posisi pembuka:
a) Maximalist , meminta sesuatu lebih dari yang sesungguhnya.
b) Equitable, posisi fair bagi dua belah pihak.
c) Integrative, pencarian solusi untuk kepentingan bersama.
2) Berargumentasi Para pihak saling memberikan argumentasi Berusaha
mengetahui posisi yang sesungguhnya (real position) dari pihak lawan
Kekuatan dan kelemahan masing-masing mulai terlihat Saling meminta dan
memberi konsesi.
3) Keadaan Darurat dan Kritis Kondisi mendekati batas waktu (deadlines),
menurut Pasal 6 ayat (2) UU No.30 Tahun 1999 maksimal 14 hari harus
selesai Harus saling memberi isyarat tentang konsesi dan alternatif baru
(apa dan bagaimana) yang sebaiknya dikembangkan.
4) Formula Kesepakatan Setelah berhasil mencapai kesepakatan, para pihak
menyiapkan rincian akhir kesepakatan. Formalisasi kesepakatan, dibuat
dalam perjanjian tertulis (vide: Pasal 1851 KUHPerdata, Pasal 6 ayat (7)
UU No.30 Tahun 1999.
A. Kesimpulan
Negosiasi pada umumnya sama dengan kolaborasi. Pada organisasi,
negosiasi juga diartikan sebagai suatu pendekatan yang kompetitif (Marquis
dan Huston, 1998). Negosiasi sering dirancang sebagai suatu strategi
menyelesaikan konflik dengan pendekatan kompromi. Selama negosiasi
berlangsung, berbagai pihak yang terlibat menyerah dan lebih menekankan
untuk mengakomodasi perbedaan-perbedaan antara keduanya.
B. Saran
Negosiasi juga sangat diperlukan oleh seorang perawat agar dapat
menyampai sesuatu dengan baik kepada klien untuk meyakinkan klien bahwa
yang dilakukan oleh perawat adalah sesuatu yang berguna dan yang dibutuhkan
oleh klien.
.
DAFTAR PUSTAKA