Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala limpahan
rahmat dan hidayah-Nya. Sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah
ini sebagai tugas mata pelajaranBahasa Indonesia ”Teks Negosiasi”Saya telah
menyusun makalah ini dengan sebaik-baiknya dan semaksimal mungkin.
Namuntentunya sebagai manusia biasa tidak luput dari kesalahan dan
kekurangan. Harapan saya,semoga bisa menjadi koreksi di masa mendatang agar
lebih baik lagi dari sebelumnya.Tak lupa ucapan terimakasih saya sampaikan
kepada Guru Bahasa Indonesia yaitu Bapak AdiAlvian atas bimbingan,
dorongan dan ilmu yang telah diberikan kepada saya. Sehingga sayadapat
menyusun dan menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya dan
InsyaAllah sesuaiyang saya harapkan. Dan saya ucapkan terimakasih pula
kepada rekan-rekan dan semua pihakyang terkait dalam penyusunan makalah
ini.Pada dasarnya makalah yang saya sajikan ini khusus mengupas tentang Teks
Negosiasi. Untuklebih jelas simak pembahasannya dalam makalah ini.Mudah-
mudahan makalah ini bisa memberikan sumbang pemikiran sekaligus pengetahuan
bagikita semuanya. Amin.
1
BAB I
PENDAHULUAN
2
rumah, sekolah, kantor, dan semua aspek kehidupan kita. Oleh karena itu penting
bagi kita dalam rangka mengembangkan dan mengelola diri (manajemen diri), untuk
dapat memahami dasar-dasar, prinsip dan teknik-teknik bernegosiasi sehingga kita
dapat melakukan negosiasi serta membangun relasi yang jauh lebih efektif dan lebih
baik dengan siapa saja.
3
BAB II
PEMBAHASAN MASALAH
b. Karakteristik Negoisasi
Senantiasa melibatkan orang baik sebagai individual, perwakilan organisasi
atau perusahaan, sendiri atau dalam kelompok,
Memiliki ancaman terjadinya atau di dalamnya mengandung konflik yang
terjadi mulai dari awal sampai terjadi kesepakatan dalam akhir negosiasi,
Menggunakan cara-cara pertukaran sesuatu baik berupa tawar menawar
(bargain) maupun tukar menukar (barter),
Hampir selalu berbentuk tatap-muka yang menggunakan bahasa lisan, gerak
tubuh maupun ekspresi,
4
Negosiasi biasanya menyangkut hal-hal di masa depan atau sesuatu yang
belum terjadi dan kita inginkan terjadi,
c. Prinsip Negoisasi
1.Memisahkan perasaan pribadi dengan masalah yang sedang dihadapi,
2.Berfokus pada kepentingan bukan pada posisi,
3.Mengumpulkan beberapa pilihan sebelum membuat keputusan akhir,
4.Kharismatik, vokal yang terdengar meyakinkan pada saat negoisasi.
d. Kemampuan Bernegoisasi
Meskipun secara lahiriah manusia telah dibekali dengan kemampuan untuk
bernegosiasi, namun untuk dapat bernegoisiasi dengan baik, kemampuan dasar
tersebut pelu dikembangkan. Adapun, beberapa kemampuan dasar untuk dapat
bernegosiasi yang baik adalah:
3. Kemampuan untuk mempersiapkan dengan baik. Tidak ada negosiasi yang baik
tanpa persiapan yang baik. Negosiator ulung selalu mempersiapkan segala sesuaatu,
mulai dari hal besar hingga hal kecil jauh sebelum pelaksanaan negosiasi. Namun, tak
jarang seorang negosiator harus mampu melakukan negosiasi pada saat yang tidak
terduga,
5
5. Kemampuan menentukan prioritas. Dalam negosiasi, segala hal yang
dinegosiasikan adalah penting, hanya saja seorang negosiator harus mampu
memberikan prioritas kepada permasalahan yang ada, hingga tersusun dalam
tingkatan prioritas. Dengan memiliki kemampuan dasar tersebut, diharapkan
negosiator sudah memiliki dasar pemikiran dan kemampuan untuk bernegosiasi.
Selanjutnya, selain kemampuan dasar tersebut, seorang negosiator harus memiliki
kemampuan berbicara (retorika) dan kemampuan memimpin (leadership) serta
manajemen yang baik agar mampu menetukan alur negosiasi dan melangsungkan
negosiasi hingga tujuan tercapai.
e. Dua Jenis Negosiator
1. Value Claimers
Memandang negosiasi sebagai proses pertikaian. Masing-masing pihak berusaha
mendapatkan sebanyak mungkin jatah atau kemenangan dan memberikan sesedikit
mungkin jatah atau kemenangan bagi lawannya.
2. Value Creators
Mengutamakan proses yang akan menguntungkan kedua belah pihak. Mencoba untuk
menciptakan nilai tambah bagi kedua belah pihak yang bernegosiasi.
f. Cakupan Negoisasi
Dalam konteks organisasi, negosiasi dapat terjadi:
2. Dalam kelompok
misal: untuk mengambil keputusan kelompok atas suatu kasus,
3. Antar kelompok
Misal: bagian pembelian dengan pemasok dalam kesepakatan harga, kualitas atau
tanggal penyerahan barang.
6
g. Unsur-unsur Negosiasi
Ketergantungan dalam suatu tingkatan, antara pihak pihak yang terlibat,
Ketidaksepakatan atau konflik (baik konflik nyata atau yang tersembunyi),
Interaksi yang oportunistik (setiap pihak punya keinginan untuk berusaha
mempengaruhi orang lain),
Kesepakatan.
h. Tujuan Negoisasi
Tujuan agresif - berusaha memperoleh keuntungan dari kerugian (damage)
pihak lawan,
Tujuan kompetitif - berusaha memperoleh sesuatu yang lebih (getting more)
dari pihak lawan,
Tujuan kooperatif - berusaha memperoleh kesepakatan yang saling
menguntungkan (mutual gain),
Tujuan pemusatan diri - berusaha memperoleh keuntungan tanpa
memperhatikan penerimaan pihak lain,
Tujuan defensif - berusaha memperoleh hasil dengan menghindari yang
negatif,
Tujuan kombinasi.
i. Gaya-gaya Negoisasi
Dalam gaya negosiasi dapat dijelaskan dalam dua dimensi, yaitu arah dan kekuatan:
a. Mendorong [push]
memberi informasi, mengajukan usul, melalaikan kontribusi orang lain, mengkritik,
bertindak sebagai pengganggu – semua taktik yang berlaku tergantung sifat dan
konteks negosiasi.
b. Menarik [pull]
mengajukan pertanyaan untuk mendapatkan informasi, meminta saran, memastikan
pemahaman, meminta kejelasan, menyatakan perasaan kita.
2. Kekuatan berbicara tentang keluwesan kita untuk beranjak dari kedudukan kita
yangn semula.
7
a. Bersikap keras : kita ingin menang berapapun harganya, tidak akan mengalah atau
mundur, tidak akan menerima tawaran apapun, kita mengejar sasaran yang tinggi.
b. Bersikap lunak : kita mengalah, ragu-ragu, sulit untuk berkata tidak, menyesuaikan
diri sasaran yang kita kejar rendah. Kita dapat mengambil sikap keras dalam beberapa
persoalan dan bersikap lunak dalam persoalan-persoalan yang lain : hal ini
memberikan petunjuk jelas mengenai hasil yang menjadi prioritas.
8
a. Langkah-langkah bernegoisasi
1. Persiapan
Langkah pertama dalam melakukan negosiasi adalah langkah persiapan.
Persiapan yang baik merupakan fondasi yang kokoh bagi negosiasi yang akan kita
lakukan. Hal tersebut akan memberikan rasa percaya diri yang kita butuhkan dalam
melakukan negosiasi. Yang pertama harus kita lakukan dalam langkah persiapan
adalah menentukan secara jelas apa yang ingin kita capai dalam negosiasi. Tujuan ini
harus jelas dan terukur, sehingga kita bisa membangun ruang untuk bernegosiasi.
Tanpa tujuan yang terukur, kita tidak memiliki pegangan untuk melakukan tawar-
menawar atau berkompromi dengan pihak lainnya. Hal kedua dalam persiapan
negosiasi adalah kesiapan mental kita. Usahakan kita dalam kondisi relaks dan tidak
tegang. Cara yang paling mudah adalah dengan melakukan relaksasi. Bagi kita yang
menguasai teknik pemrograman kembali bawah sadar (subconscious reprogramming)
kita dapat melakukan latihan negosiasi dalam pikiran bawah sadar kita, sehingga
setelah melakukannya berkali-kali secara mental, kita menjadi lebih siap dan percaya
diri.
2. Pembukaan
Mengawali sebuah negosiasi tidaklah semudah yang kita bayangkan. Kita
harus mampu menciptakan atmosfir atau suasana yang tepat sebelum proses negosiasi
dimulai. Untuk mengawali sebuah negosiasi dengan baik dan benar, kita perlu
memiliki rasa percaya diri, ketenangan, dan kejelasan dari tujuan kita melakukan
negosiasi. Ada tiga sikap yang perlu kita kembangkan dalam mengawali negosiasi
yaitu: pleasant (menyenangkan), assertive (tegas, tidak plin-plan), dan firm (teguh
dalam pendirian). Senyum juga salah satu hal yang kita perlukan dalam mengawali
sebuah negosiasi, sehingga hal tersebut akan memberikan perasaan nyaman dan
terbuka bagi kedua pihak. Berikut ada beberapa tahapan dalam mengawali sebuah
negosiasi:
Jangan memegang apa pun di tangan kanan anda ketika memasuki ruangan
negosiasi;
Ulurkan tangan untuk berjabat tangan terlebih dulu;
Jabat tangan dengan tegas dan singkat;
Berikan senyum dan katakan sesuatu yang pas untuk mengawali
pembicaraan.
9
Selanjutnya dalam pembicaraan awal, mulailah dengan membangun common ground,
yaitu sesuatu yang menjadi kesamaan antar kedua pihak dan dapat dijadikan landasan
bahwa pada dasarnya selain memiliki perbedaan, kedua pihak memiliki beberapa
kesamaan yang dapat dijadikan dasar untuk membangun rasa percaya.
10
Price dan Buyer’s Realistic Price. Biasanya kesepakatan terjadi ketika terdapat suatu
overlap antara pembeli dan penjual dalam wilayah Final Offer Zone.
5. Membangun Kesepakatan
Babak terakhir dalam proses negosiasi adalah membangun kesepakatan dan
menutup negosiasi. Ketika tercapai kesepakatan biasanya kedua pihak melakukan
jabat tangan sebagai tanda bahwa kesepakatan (deal or agreement) telah dicapai dan
kedua pihak memiliki komitmen untuk melaksanakannya. Yang perlu kita ketahui
dalam negosiasi tidak akan pernah tercapai kesepakatan kalau sejak awal masing-
masing atau salah satu pihak tidak memiliki niat untuk mencapai kesepakatan.
Kesepakatan harus dibangun dari keinginan atau niat dari kedua belah pihak,
sehingga kita tidak bertepuk sebelah tangan. Karena itu, penting sekali dalam awal-
awal negosiasi kita memahami dan mengetahui sikap dari pihak lain, melalui apa
yang disampaikan secara lisan, bahasa gerak tubuh maupun ekspresi wajah. Karena
jika sejak awal salah satu pihak ada yang tidak memiliki niat atau keinginan untuk
mencapai kesepakatan, maka hal tersebut berarti membuang waktu dan energi kita.
Untuk itu perlu dicari jalan lain, seperti misalnya: conciliation, mediation dan
arbitration melalui pihak ketiga.
11
Kuadran kedua ini memastikan bahwa kita memenangkan konflik dan pihak
lain kalah. Biasanya kita menggunakan kekuasaan atau pengaruh kita untuk
memastikan bahwa dalam konflik tersebut kita yang keluar sebagai pemenangnya.
Biasanya pihak yang kalah akan lebih mempersiapkan diri dalam pertemuan
berikutnya, sehingga terjadilah suatu suasana persaingan atau kompetisi di antara
kedua pihak. Gaya penyelesaian konflik seperti ini sangat tidak mengenakkan bagi
pihak yang merasa terpaksa harus berada dalam posisi kalah, sehingga sebaiknya
hanya digunakan dalam keadaan terpaksa yang membutuhkan penyelesaian yang
cepat dan tegas.
12
2.4 Negoisasi Dengan Hati
13
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Negosiasi menuntut kemampuan komunikasi yang memadai. Ini
membuktikan betapa komunikasi dengan pihak lain merupakan syarat utama yang
dapat menunjang keberhasilan kita di masa depan. Kita semua adalah negoisiator
yang selalu melakukan negoisiasi setiap hari. Hanya saja, kita tidak sadar, jikalau kita
sedang melakukan suatu negoisasi. Negosiasi tidaklah untuk mencari pemenang dan
pecundang dalam setiap negosiasi terdapat kesempatan untuk menggunakan
kemampuan sosial dan komunikasi efektif dan kreatif untuk membawa kedua belah
pihak ke arah hasil yang positif bagi kepentingan bersama. [Ron Ludlow & Fergus
Panton 2000 : 141 – 142] karena pada dasarnya sebuah negoisasi adalah sebuah
kesepakatan diantara orang-orang yang melakukan negoisasi.
14
DAFTAR PUSTAKA
http://www.ebizzasia.com
http://purnawan-kristanto.blogspot.com
15