Anda di halaman 1dari 6

1.

Gek yah
Pertanyaan: Menurut kalian faktor faktor apa saja yang dapat membuat kesepakatan
dalam negosiasi tidak berhasil?
Jawaban:
Berikut hal-hal yang perlu dihindari saat bernegosiasi dan cara mengatasinya:
1) Bersikap terburu-buru
Negosiasi tidak berjalan secara instan. Untuk mencapai kesepakatan, negosiasi
membutuhkan waktu. Oleh karena itu, jangan terburu-buru. Manfaatkan waktu
sebaikbaiknya untuk membangun hubungan. Dengan begitu negosiasi akan lebih
natural dan lancar.
Ketika bernegosiasi penting bagi Anda untuk memberikan sedikit informasi pribadi.
Dengarkan lawan bicara. Ikuti atau bawa mereka kepada ketertarikan Anda. Ini
diharapkan dapat meningkatkan negosiasi menjadi percakapan yang lebih dekat. Ketika
ini terjadi artinya ada sinyal keterbukaan dan harapan untuk hubungan yang lebih baik. 2)
Tidak melakukan persiapan
Salah satu kesalahan yang sering dilakukan ketika bernegosiasi adalah tidak adanya
persiapan. Meskipun terkesan hanya melakukan pembicaraan, negosiasi memiliki
sebuah roadmap. Artinya, Anda membutuhkan persiapan dan pemahaman yang
mendalam. Cari tahu dan pelajari data, fakta, perbandingan, dan studi kasus yang ada.
Persiapkan pula jawaban dari pertanyaan yang kira-kira akan ditanyakan. Selain
memberikan kesan bahwa Anda menguasai materi, ini juga dapat membantu Anda
untuk mengontrol negosiasi dan membujuk pihak lain untuk menyetujui permintaan
Anda. Oleh karena itu, persiapkan diri sebaik mungkin. Kuasai materi, percaya diri,
dan lakukan diskusi. Ketika datang tanpa persiapan, maka Anda sudah gagal sebelum
negosiasi dimulai.
3) Mengabaikan perpektif pihak lain
Banyak orang lupa bahwa negosiasi adalah proses dua arah. Meskipun penting untuk
memberikan point of view yang ingin dicapai, Anda juga perlu terbuka dan
mendengarkan pihak lain. Ketimbang bertanya tujuan yang ingin dicapai, cobalah
pahami alasan pihak lain berpendapat demikian. Di sini Anda harus memperhatikan
cara Anda berkomunikasi. Mulai dari body language, dan bahasa yang digunakan.
Ketika bertemu dengan pihak lain, jangan lupa untuk berjabat tangan. Selain itu,
perhatikan penggunaan bahasa. Ketimbang, “kami” gunakan kata ganti “kita” dan
frasa empatik. Meskipun terkesan simple, berjabat tangan dan penggunaan kata ganti
dapat memberikan kesan bahwa Anda bersedia untuk bekerja sama dan mencapai
kesepakatan yang adil. Dengan memperlihatkan perilaku seperti ini, pihak lain dapat
mengomunikasikan motif dan niat mereka lebih terbuka.
4) Merima kesepakatan yang merugika
Negosiator yang baik adalah mereka yang mampu mengendalikan kesepakatan, tetapi
ini tidak mudah. Negosiasi dapat memakan waktu dan melelahkan, terutama jika
Anda masuk ke proses menentukan kesepakatan. Sebaiknya tentukan batasan-batasan
untuk mengetahui kesepakatan yang akan diterima dan tidak. Kesepakatan yang
hanya menguntungkan satu pihak adalah negosiasi yang salah. Selain itu, kesepakatan
tidak selalu lebih baik tanpa adanya kesepakatan. Namun, penting untuk memiliki
kejelasan. Oleh karena itu, ketika menentukan kesepakatan pastikan bahwa Anda dan
pihak lain mencapai win-win solution atau adil. Jika tidak hubungan dengan pihak
lain akan memburuk dan kepercayaan menghilang. Waktu dan energi yang Anda
gunakan untuk bernegosiasi juga terbuang sia-sia.
5) Emosional
Cara Anda mengontrol emosi, sangat berpengaruh dalam bernegosiasi. Tanpa disadari,
semakin banyak Anda berhubungan dengan orang lain, semakin tinggi pula
kemungkinan konflik. Tidak hanya dengan orang lain, tetapi juga diri sendiri. Oleh
karena itu, berhati-hatilah. Ketahui hal-hal yang membuat Anda emosional dan coba
fokus kepada hal lain. Namun, emosi tidak selamanya buruk jika dikelola dan
digunakan sebagai strategi untuk mendapatkan perspektif dan membangun kesan pada
semua orang. Misalnya, dengan mengucapkan tolong, minta maaf, dan terima kasih.
Tidak ada cara pasti dalam melakukan negosiasi. Namun, dengan belajar dan
melakukan beberapa taktik dapat membuat Anda untuk mencapai mufakat di meja
negosiasi.

2. Dewa Ayu Septia Ardianti_2007521142


Pertanyaan: Apa yang harus kita lakukan apabila dalam proses negosiasi tersebut tidak
tercapai sesuai yang kita inginkan?
Jawaban:
Tentunya sebagai pengusaha yang ingin mencapai sesuatu, tentu tidak akan dengan
mudahnya menyerah begitu saja untuk mendapatkan hasil yang maksimal walaupun harus
menanggung resikonya. Karena sebagai pengusaha yang profesional tentunya harus bisa
menanggung resiko-resiko yang dihadapi.
3. Oming
Pertanyaan:
1. Bagaimana sih cara mengatasi hambatan komunikasi ketika lobbying negosiasi?
Jawaban:
1) Kesadaran dari kedua belah pihak bahwa konflik harus diselesaikan. Bila hanya
satu pihak saja yang ingin menyelesaikan konflik, biasanya komunikasi hanya
menjadi searah dan tidak efektif.
2) Komunikasikan masalah yang ada sehingga konflik dapat segera diselesaikan.
Pastikan kedua belah pihak fokus pada masalah, bukan menyerang secara
personal. Ketika membicarakan konflik, jangan mengangkat masalah pribadi yang
tak ada hubungannya. Hal ini bisa memperlambat penyelesaian konflik karena
lawan bicara kita dapat terpancing emosi.
3) Semua pihak harus menerima solusi yang disepakati bersama. Ketika konflik
sudah dibicarakan, jangan lari dari solusi yang sudah disetujui. Jika ada salah satu
pihak saja yang tidak mengikuti kesepakatan itu, maka konflik baru akan muncul
kembali. 4) Berkomunikasi seperti semula tanpa adanya perubahan setelah konflik
terjadi. Jangan menyimpan dendam pada orang lain ketika konflik sudah usai.
Jadikan konflik sebagai cara untuk mengenal orang lain dengan lebih baik dan
mempererat hubungan di kemudian hari.

2. Menyambung pertanyaan pertama, ada ngga etika yang harus dipegang ketika
melakukan negosiasi?
Jawaban:
Dalam bernegosiasi, etika tentu memegang peranan yang sangat penting. Aspek-
aspek yang perlu diperhatikan dalam melakukan negosiasi meliputi informasi,
komunikasi, persuasi, hingga bahasa. Aspek-aspek tersebut harus dijaga lewat etika
yang diterapkan. Dalam bernegosiasi, seorang negosiator perlu memiliki pengetahuan
mengenai etika bisnis. Pengetahuan mengenai etika bisnis ini akan membangun
batasan-batasan untuk melakukan negosiasi, mengenai hal yang bisa dan tidak bisa di
bahas. Negosiasi harus berjalan tidak dengan paksaan, dipenuhi kesabaran dan tidak
berhubungan dengan urusan pribadi.
4. Ketut Ayu Novaryani Putri/2007521023
Pertanyaan: Sesuai dengan materi yang sudah dijelaskan tadi terdapat proses negosiasi
yang menggunakan lose lose approach/lose lose solution yang dimana situasi ini muncul
ketika pihak negosiasi mengabaikan kebutuhan satu sama lain dan kebutuhan untuk saling
menyinggung melebihi kebutuhan untuk menemukan semacam solusi yang dapat diterima
dan ini adalah jenis hasil yang paling tidak diinginkan dalam proses negosiasi. Pertanyaan
saya apakah dalam suatu kondisi/suatu konflik lose lose solution dapat menjadi pilihan
yang terbaik dalam proses negosiasi?
Jawaban:
Contoh situasinya yaitu ketika Win lose adalah keadaan terburuk dalam sebuah kerja
tim. Satu pihak akan dirugikan terus menerus (lose), sementara pihak yang lain
menikmati dan mempertahankan keadaan / tidak mau berubah karena sudah dalam posisi
win. Dalam contohnya si A akan terus menerus diperdaya oleh B, usaha A untuk
mengubah keadaan menjadi win win pun akan mendapat hambatan, karena B yang sudah
win cenderung enggan untuk berubah (sudah comfort).
Dalam kondisi seperti itu, si A harus memilih untuk mengubah keadaan menjadi lose
lose, bisa dengan cara memaksa untuk bagi beban atau sekalian berhenti mengusahakan
tercapainya tujuan. Hal ini baik agar B keluar dari zona nyamannya (masuk kondisi lose)
dan mulai berpikir solusi bersama. Dari sini terlihat bahwa kondisi lose lose dapat
memaksa kedua belah pihak untuk bersama-sama mencari solusi yang lebih baik,
sehingga bisa didapat win win solution.
5. Parartha Deswara 2107521169
Pertanyaan: Bagaimana cara memenangkan negosiasi dengan lawan negosiasi yang
memiliki posisi dan daya tawar lebih tinggi?

Jawaban : Terkait dengan cara memenangkan negosiasi dengan lawan negosiasi itu
sebenarnya akan lebih rinci nanti akan dijelaskan pada pertemuan selanjut-selanjutnya
dalam pembahasan RPS tentang strategi dan taktik negosiasi.
Tapi untuk sekarang mungkin kami akan menjawabnya dalam lingkup apabila
permasalahan ini dilihat dari segi hakekat negosiasinya.

Bagaimana cara memenangkan negosiasi dengan lawan negosiasi yang memiliki posisi
dan daya tawar lebih tinggi jika dilihat dari segi hakekat negosiasi?
Dari materi yang pertama tentang pendekatan negosiasi yang didalamnya ada principle,
soft dan hard bargaining, dalam kasus ini dimana lawan kita memiliki posisi dan daya
tawar yang lebih tinggi dari kita maka akan sulit untuk kita melakukan hard bargaining
dengan mereka karena kita tidak memiliki suatu hal yang bisa menekan mereka, sehingga
akan lebih baik jika kita melakukan negosiasi dengan pendekatan soft bargaining atau
principle negosiation, dan apabila dilihat dari pendekatan hasil, usahakan mendapatkan
hasil yang win-win solution.

Lalu tentang gaya negosiasi sebaiknya untuk mengadopsi style negosiasi akomodatif
karena dalam keadaan memiliki daya tawar yang rendah kita dapat mengakalinya dengan
membangun hubungan baik dengan yang diajak bernegosiasi, sehingga mungkin mereka
memiliki kesan yang lebih baik terhadap kita dengan menyetujui persyaratan mereka atau
menyetujui persyaratan yang menguntungkan kita sebagai bentuk rasa hormat.
6. Kadek Agus Adi Gunawan 2007521252
Pertanyaan : jika kita lihat materi tadi tentang gaya negosiasi, terdapat gaya negosiasi
akomodatif yang kelihatannya yang paling mencolok dan terkesan menjadi gaya
negosiasi yang paling baik diantara gaya yang lain, pertanyaan saya adakah hal yang
dirugikan apabila kita mengambil gaya akomodatif pada saat bernegosiasi?
Jawaban :
Jika kita lihat memang benar gaya negosiasi ini yang memiliki kesan yang paling baik
dari gaya lainnya karena memiliki beberapa keuntungan seperti :
a. Jika dilakukan dengan benar, Anda akan menjadi orang yang lebih baik selama dan
setelah negosiasi.
b. Anda ingin terus menjalin hubungan baik dengan pihak lain.
c. Anda dapat mengendalikan kerugian Anda seminimal mungkin dengan menyetujui
kompromi.
d. Pihak lain mungkin memiliki kesan yang lebih baik terhadap Anda dengan menyetujui
persyaratan mereka.
e. Pihak lain bahkan mungkin menyetujui persyaratan yang mungkin menguntungkan
Anda sebagai bentuk rasa hormat.

Namun disamping itu juga terdapat kekurangan dari gaya negosiasi akomodatif ini yaitu:
a. Anda akhirnya akan merasa frustrasi karena Anda mendapatkan kesulitan.
b. Harga diri Anda dirusak.
c. Hal ini mungkin menimbulkan rasa kurang percaya diri di antara rekan-rekan Anda.
d. Ini memberi kesempatan kepada pihak lain untuk mengajukan lebih banyak tuntutan.

Anda mungkin juga menyukai