PRODI MANAJEMEN
FAKULTAS BISNIS DAN EKONOMIKA
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
YOGYAKARTA
2021/2022
RESUME ARTIKEL
A. Negoisasi
Negosiasi adalah cara umum bagi orang untuk menyelesaikan masalah dan
menangani konflik. Itu terjadi ketika orang ingin berbicara satu sama lain untuk
menemukan solusi untuk masalah tersebut. Terkadang negosiasi sangat informal, dan itu
terjadi dalam situasi sehari-hari. Ini juga bisa menjadi metode formal resolusi konflik
yang digunakan untuk menyelesaikan konflik antarpribadi, antarkelompok dan
antarnegara.
F. Perjanjian
Tujuan dilakukannya proses negosiasi adalah untuk mencapai kesepakatan. Ini
adalah hasil yang disepakati dari proses, dan untuk itu, perlu kesepakatan yang kuat.
Menulis Perjanjian Idealnya, perjanjian harus ditulis, seperti ini, memperjelas poin di
mana para pihak setuju, denes apa yang telah disepakati adalahrekaman permanen dari
pemukiman, denes apa yang dibutuhkan di masa depan, dan menciptakan standar dimana
kepatuhan para pihak terhadap perjanjian dapat diukur.
CHAPTER 2
STRATEGI DAN TAKTIK PERUNDINGAN DISTRIBUTIF
Membahas struktur dasar dari situasi penawaran kompetitif atau distributif dan beberapa
strategi serta taktik yang digunakan dalam penawaran distributif. Penawaran distributif dimulai
dengan menetapkan pembuka, target, dan titik resistensi. Seseorang akan segera belajar titik
mulai pihak lain (titik di mana la tidak akan bergerak ke asasnya) sampai akhir negosiasi--
mereka sering kali ditutupi dengan baik.
Semua titik adalah penting, tetapi titik resistensi adalah yang paling kritis. Penyebaran
antara titik resistensi pihak pihak yang ada menentukan tingkat penawaran. lika positif, hal
tersebut menentukan area negosiasi di mana penyelesaian akan terjadi di dalamnya, dengan
setiap pihak bekerja untuk mendapatkan sebanyak mungkin tingkat penawaran. Jika negatif.
negosiasi yang berhasil tidaklah mungkin.
Merupakan hal yang jarang bahwa sebuah negosiasi hanya melibatkan satu hal, biasanya
lebih merupakan seperangkat item, yang dirujuk sebagai gabungan penawaran, dinegosiasikan.
Setiap gabungan penawaran dapat memiliki pembukaan, target, dan titik resistensi. Gabungan
penawaran mungkin memberikan kesempatan untuk menggabungkan isu-isu bersama,
perdagangan antarisu, atau menampilkan sikap konsesi yang sama.
Di bawah struktur penawaran distributif, seorang negosiator memiliki banyak pilihan
untuk mencapai resolusi yang berhasil, kebanyakan di antaranya jatuh di antara dua upaya besar:
memengaruhi keyakinan pihak lain tentang apa yang mungkin dan mempelajari sebanyak
mungkin tentang posisi pihak lain, terutama tentang titik resistensi mereka. Untuk mencapai
tujuan ini, negosiator bekerja untuk mengumpulkan informasi tentang oposisi dan posisinya;
untuk meyakinkan anggota pihak lain untuk mengubah pikirannya tentang kemampuan mereka
untuk mencapai target mereka sendiri; dan untuk membenarkan sasaran mereka seperti yang
diinginkan, diperlukan, atau bahkan tak terelakkan.
Penawaran distributif pada dasarnya merupakan situasi konflik, di mana pihak-pihak yang
ada mencari keuntungannya sendiri terkadang dengan menutupi informasi, mencoba
menyesatkan, atau menggunakan tindakan manipulatif. Semua taktik ini dapat dengan mudah
mengangkat interaksi dari diskusi yang tenang menjadi permusuhan yang pahit. Belum lagi,
negosiasi adalah usaha untuk menyelesaikan konflik tanpa paksaan, tanpa pertengkaran.
Lebih jauh lagi, untuk mencapai keberhasilan, kedua belah pihak dalam negosiasi pada
akhirnya pasti merasa bahwa hasil tersebut merupakan yang terbaik yang dapat mereka capai,
sehingga layak diterima dan didukung. Maka, penawaran distributif yang efektif merupakan
sebuah proses yang membutuhkan perencanaan saksama, eksekusi yang kuat, dan pemantauan
konstan terhadap reaksi pihak lain. Akhirnya, kemampuan penawaran distributif bersifat penting
ketika berada pada nilai yang menyatakan tahap negosiasi.
TANDA TANGAN ANGGOTA KELOMPOK D