0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
4 tayangan3 halaman
Dokumen ini membahas empat topik utama yaitu persepsi, bias kognitif, pengelolaan kesalahpahaman dan bias kognitif, serta peran suasana hati dan emosi dalam negosiasi. Persepsi mempengaruhi cara individu memahami situasi, sementara bias kognitif dapat menghambat kinerja negosiator. Kesadaran akan kesalahpahaman dan bias penting namun belum cukup untuk melawan efeknya. Suasana hati dan emosi
Dokumen ini membahas empat topik utama yaitu persepsi, bias kognitif, pengelolaan kesalahpahaman dan bias kognitif, serta peran suasana hati dan emosi dalam negosiasi. Persepsi mempengaruhi cara individu memahami situasi, sementara bias kognitif dapat menghambat kinerja negosiator. Kesadaran akan kesalahpahaman dan bias penting namun belum cukup untuk melawan efeknya. Suasana hati dan emosi
Dokumen ini membahas empat topik utama yaitu persepsi, bias kognitif, pengelolaan kesalahpahaman dan bias kognitif, serta peran suasana hati dan emosi dalam negosiasi. Persepsi mempengaruhi cara individu memahami situasi, sementara bias kognitif dapat menghambat kinerja negosiator. Kesadaran akan kesalahpahaman dan bias penting namun belum cukup untuk melawan efeknya. Suasana hati dan emosi
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA 2022 Perception, Cognition and Emotion A. Persepsi Persepsi adalah proses dimana individu terhubung dengan lingkungannya. Negosiator mendekati setiap situasi yang dipandu oleh persepsi mereka tentang situasi masa lalu dan sikap serta perilaku saat ini. Banyak hal yang mempengaruhi bagaimana seseorang memahami dan memberikan makna pada pesan dan peristiwa, termasuk keadaan pikiran, peran, dan pemahaman penerima komunikasi sebelumnya. Dalam negosiasi, tujuannya adalah untuk memahami dan menafsirkan dengan akurat apa yang dikatakan dan dimaksudkan oleh pihak lain. Melakukan hal itu juga tergantung pada persepsi pihak lain tentang situasi tersebut serta pada disposisi perilaku si pengamat itu sendiri. Distrosi Persepsi Dalam setiap negosiasi tertentu, kebutuhan, keinginan, motivasi, dan pengalaman pribadi si penerima persepsi dapat menciptakan kecenderungan tentang pihak lain. Hal ini perlu dikhawatirkan ketika mengarah pada bias dan kesalahan dalam persepsi dan komunikasi selanjutnya. Kami membahas empat kesalahan persepsi utama: stereotip, efek halo, persepsi selektif, dan proyeksi. Farming (Pembingkaian) Pembingkaian adalah tentang memfokuskan, membentuk, dan mengatur dunia di sekitar kita memahami realitas yang kompleks dan mendefinisikannya dalam istilah yang berarti bagi kita. Bingkai, singkatnya, mendefinisikan seseorang, peristiwa, atau proses dan memisahkannya dari dunia kompleks di sekitarnya. Framing adalah konsep populer di kalangan ilmuwan sosial yang mempelajari proses kognitif, pengambilan keputusan, persuasi, dan komunikasi. Pentingnya pembingkaian berasal dari kenyataan bahwa dua orang atau lebih yang terlibat dalam situasi yang sama atau dalam masalah yang kompleks sering melihatnya atau mendefinisikannya dengan cara yang berbeda. B. Bias Kognitif Dalam Negosiasi Negosiator memiliki kecenderungan untuk membuat kesalahan sistematis ketika mereka memproses informasi. Kesalahan ini, secara kolektif diberi labelbias kognitif cenderung menghambat kinerja negosiator mereka termasuk: Eskalasi komitmen yang irasional Kepercayaan mitos bahwa isu-isu yang dinegosiasikan semuanya sudah pasti Proses penahan dan penyesuaian dalam pengambilan keputusan Isu dan pembingkaian masalah Ketersediaan informasi, dll. C. Mengelola Kesalahpahaman dan Bias Kognitif dalam Negosiasi Kesalahpahaman dan bias kognitif biasanya muncul dari kesadaran saat negosiator mengumpulkan dan memproses informasi. Pertanyaan tentang cara terbaik untuk mengelola bias persepsi dan kognitif adalah pertanyaan yang sulit. Tentu saja, tingkat pertama dalam mengelola distorsi semacam itu adalah menyadari bahwa distorsi itu dapat terjadi. Namun, kesadaran saja mungkin tidak cukup; bukti penelitian menunjukkan bahwa hanya memberitahu orang-orang tentang kesalahpahaman dan bias kognitif tidak banyak untuk melawan efek mereka. D. Suasana Hati, Emosi dan Negosiasi Peran mood dan emosi dalam negosiasi telah menjadi subjek dari teori dan penelitian terbaru selama dekade terakhir. Perbedaan antara suasana hati dan emosi didasarkan pada tiga karakteristik yaitu kekhususan, intensitas, dan durasi. Keadaan suasana hati lebih menyebar, kurang intens, dan lebih tahan lama daripada keadaan emosi, yang cenderung lebih intens dan diarahkan pada target yang lebih spesifik. Emosi memainkan peran penting pada berbagai tahap interaksi negosiasi. Ada banyak perkembangan baru dan menarik dalam studi tentang suasana hati, emosi, dan negosiasi, dan kami hanya dapat menyajikan tinjauan terbatas di sini.
Manajemen konflik dalam 4 langkah: Metode, strategi, teknik-teknik penting, dan pendekatan operasional untuk mengelola dan menyelesaikan situasi konflik