Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesadaran kognitif akan pentingnya kompetensi interpersonal dalam diri


individu ternyata tidak selamanya dapat tumbuh dan berkembang secara baik
pada seluruh lapisan masyarakat Indonesia. Setidaknya secara empirik kerap
ditemukan ada individu yang mengalami konflik dengan sesamanya tidak
berusaha menyelesaikan konflik dengan baik, namun justru memilih
menyelesaikannya dengan pertengkaran. Kemampuan untuk mengatasi konflik
dengan baik merupakan indikasi adanya kompetensi interpersonal, hal ini
sebagaimana diungkap oleh McGaha & Fitzpatrick (2005) bahwa ciri adanya
kompetensi interpersonal pada individu adalah kemampuan memulai kontak,
dukungan emosional, keterbukaan, dan mengatasi konflik.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan kompetensi komunikasi ?
2. Bagaimana komponen–komponen dari kompetensi komunikasi antar
pribadi ?

C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui dan memahami kompetensi komunikasi
2. Mengetahui dan memahami komponen-komponen kompetensi
komunikasi antar pribadi

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Kompetensi Komunikasi

Awalnya, Spitzberg (1988:68) kompetensi komunikasi didefinisikan


sebagai "kemampuan untuk berinteraksi baik dengan orang lain". Spitzberg
menjelaskan, baik menunjuk pada ketepatan, kejelasan, komprehensibilitas,
koherensi, efektivitas keahlian, dan kesesuaian. Sebuah operasionalisasi lengkap
lebih banyak disediakan oleh Friedrich (1994) ketika ia menunjukkan bahwa
kompetensi komunikasi paling baik dipahami sebagai kemampuan situasional
untuk menetapkan tujuan realistis dan sesuai untuk memaksimalkan prestasi
mereka dengan menggunakan pengetahuan diri, konteks lain dan teori komunikasi
untuk menghasilkan kinerja komunikasi adaptif.

Rubin (1985:173) menjelaskan bahwa kompetensi komunikasi adalah


"suatu kesan yang terbentuk tentang kelayakan lain perilaku komunikatif" dan
bahwa "satu tujuan dari sarjana komunikasi adalah untuk memahami bagaimana
tayangan tentang kompetensi komunikasi dibentuk, dan untuk menentukan
bagaimana pengetahuan, keterampilan dan motivasi menyebabkan persepsi
kompetensi dalam berbagai konteks ".

Kompetensi pemahaman komunikasi yang dirancang oleh Spitzberg &


Cupach (1984) dan dikenal sebagai model komponen kompetensi karena terdiri dari
tiga dimensi spesifik : motivasi (pendekatan individu atau orientasi penghindaran
dalam situasi sosial berbagai), pengetahuan ( rencana aksi, pengetahuan tentang
bagaimana untuk bertindak, pengetahuan prosedural), dan keterampilan (perilaku
benar-benar dilakukan).

Sedangkan menurut Richard D. Rowley (1999) kompetensi mencakup


sejumlah sikap yang penting dalam kemampuan :

2
1. Komitmen dan itikad baik.
Ketidakpercayaan orang lain dapat menyebabkan kita untuk
mengeluarkan energi yang besar mendorong dan menarik secara lisan atau
lebih halus memanipulasi mereka, sementara hanya mencapai hasil yang
minimal atau dicampur. Seringkali lebih keras kita menekan, semakin keras
yang lain menolak. Ketika kita menang, kita melakukannya pada beban
hubungan. Kompetensi memerlukan peduli tentang orang lain dan
hubungan, menerima perspektifnya dan kebutuhan sebagai sah, dan
memastikan bahwa hasil komunikasi adalah sebagai memuaskan mungkin
untuk semua yang terlibat.
2. Empati
Kemampuan untuk melihat situasi dari sudut pandang orang lain dan
pengalaman bagaimana perspektif yang terasa. Penyelarasan dengan orang
lain sangat tidak mungkin ketika kita tidak menghargai di mana orang
tersebut berasal. Kita harus memiliki pemahaman yang realistis tentang apa
yang mungkin mencapai dengan orang lain, dalam kata lain, yang tujuan
kami adalah kompatibel dengan tujuan orang lain. Ketika kita menunjukkan
empati terhadap orang lain, ia lebih cenderung untuk bertindak dengan
itikad baik.
3. Fleksibilitas
Seorang komunikator yang kompeten telah mengembangkan
berbagai kemampuan komunikasi, yang masing-masing mungkin memiliki
sejumlah nilai berbeda dalam situasi tertentu. Fleksibilitas berarti mampu
memilih respon yang maksimalkan tujuan bersama dicapai.
4. Sensitivitas terhadap Konsekuensi
Setiap pilihan komunikasi mungkin memiliki keberhasilan
cemerlang dalam beberapa keadaan. Melalui pengalaman, komunikator
yang kompeten mendapatkan akurasi yang lebih besar dalam memahami
dampak potensi keahlian yang berbeda dalam situasi yang kompleks.
Pemahaman ini mengarah pada pilihan yang lebih kompeten.

3
5. Kecakapan
Meskipun kita dilahirkan dengan potensi untuk bahasa dan
komunikasi, semua keterampilan yang tampaknya datang begitu alami bagi
kita sekarang yang dipelajari pada satu waktu. Saat kita mendapatkan
pengalaman menggunakan mereka, kita menjadi lebih mahir. Efektivitas
pilihan komunikasi adalah sebagian terkait dengan bagaimana kita mahir
dalam memberlakukan secara spontan. Timing, kata pilihan, penekanan,
nada, dan irama semua harus diintegrasikan dengan cara yang nyaman dan
spontan jika keterampilan tersebut dapat diterima seperti yang
dimaksudkan. Sebuah pesan akan memanggil motif mempertanyakan jika
tampaknya terlalu canggung dan buat di satu sisi, atau lebih halus di sisi
lain, yang tampak pra-direncanakan.

2.2 Kompetensi Komunikasi Antarpribadi ( Interpersonal Communication


Competence )

Menurut Brian Spitzberg dan William Cupach (dalam DeVito, 1996)


menyatakan bahwa kompetensi interpersonal adalah kemampuan individu untuk
melakukan komunikasi yang efektif, yang ditandai karakteristik psikologis tertentu
yang sangat mendukung dalam menciptakan dan membina hubungan antarpribadi
yang baik dan memuaskan. Selanjutnya jika telah terjadi hubungan antarpribadi
yang baik dan memuaskan, maka individu yang memiliki kompetensi interpersonal
ini akan mudah untuk mendapatkan apa yang menjadi tujuannya. Hal ini dikuatkan
pendapat Chickering (dalam Janosik, dkk., 2004) bahwa perkembangan kompetensi
interpersonal sebagai sebuah syarat untuk membangun hubungan yang sukses, dan
kompetensi interpersonal merupakan kompetensi penting bagi karir, dan keluarga.

Brian Spitzberg dan William Cupach (dalam Greene & Burleson, 2003;
Payne, 2005) menyatakan bahwa terdapat tiga komponen kompetensi komunikasi,
yaitu: knowledge, motivation, dan skill.

4
a) Knowledge
Untuk mencapai tujuan dari komunikasi, individu harus memiliki
pengetahuan yang dibutuhkan dalam berkomunikasi secara efektif dan tepat.
Spitzberg dan Cupach mengemukakan bahwa pengetahuan dalam hal ini lebih
ditekankan pada “ bagaimana” sebenarnya komunikasi daripada “apa” itu
komunikasi. Pengetahuan-pengetahuan tersebut diantaranya seperti mengetahui
apa yang harus diucapkan, tingkah laku seperti apa yang harus diambil dalam situasi
yang berbeda, bagaimana orang lain akan menanggapi dan berperilaku, siapa yang
diajak berkomunikasi, serta memahami isi pesan yang disampaikan. Pengetahuan
ini dibutuhkan agar komunikasi dapat berjalan secara efektif dan tepat. Pengetahuan
ini akan bertambah seiring tingginya pendidikan dan pengalaman. Oleh karena itu,
semakin seseorang mengetahui bagaimana harus berkomunikasi dalam situasi yang
berbeda maka kompetensi atau kemampuan berkomunikasinya akan semakin baik.
b) Motivation

Motivasi dalam hal ini merupakan hasrat atau keinginan seseorang untuk
melakukan komunikasi atau menghindari komunikasi dengan orang lain. Motivasi
biasanya berhubungan dengan tujuan-tujuan tertentu seperti untuk menjalin
hubungan baru, mendapatkan informasi yang diinginkan, terlibat dalam
pengambilan keputusan bersama, dan lain sebagainya. Semakin individu memiliki
keinginan untuk berkomunikasi secara efektif dan meninggalkan kesan yang baik
terhadap orang lain, maka akan semakin tinggi motivasi individu untuk
berkomunikasi. Dalam hal ini, tanggapan yang diberikan orang lain akan
mempengaruhi keinginan individu dalam berkomunikasi. Jika individu terlalu takut
untuk mendapat tanggapan yang tidak dinginkan, maka keinginannya untuk
berkomunikasi akan rendah.

c) Skill (Kemampuan)

Skill meliputi tindakan nyata dari perilaku, yang merupakan kemampuan


seseorang dalam mengolah perilaku yang diperlukan dalam berkomunikasi secara
tepat dan efektif. Kemampuan ini meliputi beberapa hal seperti :

5
 Other orientation meliputi tingkah laku yang menunjukkan
bahwa individu tertarik dan memperhatikan orang lain.
Dalam hal ini, individu mampu mendengar, melihat dan
merasakan apa yang disampaikan orang lain baik secara
verbal maupun nonverbal. Other orientation akan
berlawanan dengan self enteredness dimana individu hanya
memperhatikan dirinya sendiri dan kurang tertarik dengan
orang lain dalam berkomunikasi.
 Social anxiety meliputi bagaimana kemampuan individu
mengatasi kecemasan dalam berbicara dengan orang lain dan
menunjukkan ketenangan dan percaya diri dalam
berkomunikasi.
 Expressiveness mengarah pada kemampuan dalam
berkomunikasi yang menunjukkan kegembiraan, semangat,
serta intensitas dan variabilitas dalam perilaku komunikasi.
Hal ini dapat dilihat dari penggunaan vokal yang beragam,
wajah yang ekspresif, penggunaan vocabulary yang luas,
serta gerak tubuh.
 Interaction management merupakan kemampuan untuk
mengelola interaksi dalam berkomunikasi, seperti pergantian
dalam berbicara serta pemberian feedback atau respon.

Kompetensi sebagai aplikasi pengetahuan dan nilai ke dalam keterampilan


yang dijalankan dalam kehidupan keseharian. Keterampilan - keterampilan tersebut
adalah sebagai berikut.

 Merangkai pesan, yang berkaitan dengan kemampuan kita melakukan


encoding dari pikiran ke dalam bahasa verbal dan nonverbal sehingga bisa
menyampaikan pesan secara tepat dan jelas.
 Menyimak, yang berkaitan dengan keterampilan kita dalam memahami
makna pesan yang disampaikan lawan bicara kita.

6
 Memahami iklim percakapan, yang berkaitan dengan kemampuan untuk
menangkap suasana atau arus percakapan dalam komunikasi antar pribadi
sehingga terkembang yang produktif dan mencapai tujuan.
 Respons empatik, yang berkaitan dengan keterampilan kita memberikan
tanggapan atas apa yang dinyatakan lawan bicara kita, khususnya
menanggapi pengalaman emosional lawan bicara kita.
 Membuka diri, yang berkaitan dengan kemampuan kita untuk berbagi
gagasan, pikiran dan perasaan dengan cara yang jujur dan terbuka. Hal ini
kita lakukan baik untuk menanggapi perasaan dan pikiran orang lain
maupun saat kita menyampaikan pikiran dan perasaan kita pada orang lain.

Brian Spitzberg dan William Cupach (dalam Rickheit dan Strohner, 2008)
mengatakan bahwa kompetensi komunikasi merupakan kemampuan seorang
individu untuk beradaptasi dan berkomunikasi secara efektif dalam segala situasi
sosial sepanjang waktu, dimana kemampuan ini mengarah pada kemampuan untuk
bertindak yang dipengaruhi motivasi dan pengetahuan yang dimiliki individu.
Dengan kata lain kompetensi komunikasi adalah kemampuan seorang individu
untuk berkomunikasi secara tepat dan efektif sesuai dengan situasi sosialnya, yang
meliputi kemampuan individu dalam bertindak, serta pengetahuan dan motivasi
yang dimiliki individu.

Seseorang memiliki kecerdasan, bukan karena yang bersangkutan


memiliki kemampuan untuk mengelaborasi masalah dari persoalan yang dihadapi,
namun jika yang bersangkutan tidak memiliki kemampuan untuk berkomunikasi
kepada orang lain, maka kemampuan-kemampuan tersebut menjadi tidak berguna,
kompetensi interpersonal merupakan kunci bagi individu untuk
mengkomunikasikan ide-ide cemerlangnya kepada orang lain (Golson,2006).

Orang yang memiliki kemampuan sosial dan dapat berkomunikasi dengan


orang lain dalam waktu yang lama cenderung lebih berhasil dibanding dengan
mereka yang tidak memiliki kemampuan tersebut, dan salah satu faktor yang
banyak menentukan keberhasilan dalam menjalin komunikasi dengan orang lain
adalah kompetensi interpersonal.

7
Menurut Hayes (2006), bahwa kompetensi interpersonal merupakan kunci
yang membedakan antara manager yang sukses dan yang tidak sukses. Pendapat
lain, Suchy (2000) menyatakan, bahwa efektivitas kehidupan individu dan
kehidupan pekerjaan seseorang hingga 80% merupakan sumbangan dari faktor
kompetensi interpersonal. Dalam hal ini, Nandeshwar (2006) menyatakan bahwa
kemampuan teknis tidaklah cukup untuk kesuksesan karir individu, dan banyak
kajian mengindikasikan bahwa orang yang mengalami kesulitan untuk
mendapatkan atau mempertahankan pekerjaannya mungkin memiliki kemampuan
teknis, tetapi yang bersangkutan tidak memiliki kompetensi interpersonal.
Pernyataan Nandeshwar ini didukung oleh Stephenmarks (2006) yang menegaskan
bahwa kompetensi interpersonal merupakan dasar bagi suatu kesuksesan.

8
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Menurut Brian Spitzberg dan William Cupach (dalam DeVito,
1996) menyatakan bahwa kompetensi interpersonal adalah kemampuan
individu untuk melakukan komunikasi yang efektif, yang ditandai
karakteristik psikologis tertentu yang sangat mendukung dalam
menciptakan dan membina hubungan antarpribadi yang baik dan
memuaskan. terdapat tiga komponen kompetensi komunikasi, yaitu:
knowledge, motivation, dan skill.
a) Knowledge : Untuk mencapai tujuan dari komunikasi, individu harus
memiliki pengetahuan yang dibutuhkan dalam berkomunikasi secara efektif
dan tepat. Pengetahuan ini dibutuhkan agar komunikasi dapat berjalan
secara efektif dan tepat. Semakin seseorang mengetahui bagaimana harus
berkomunikasi dalam situasi yang berbeda maka kompetensi atau
kemampuan berkomunikasinya akan semakin baik.
b) Motivation : Motivasi dalam hal ini merupakan hasrat atau keinginan
seseorang untuk melakukan komunikasi atau menghindari komunikasi
dengan orang lain. Motivasi biasanya berhubungan dengan tujuan-tujuan
tertentu seperti untuk menjalin hubungan baru, mendapatkan informasi
yang diinginkan, terlibat dalam pengambilan keputusan bersama, dan lain
sebagainya.
c) Skill : meliputi tindakan nyata dari perilaku, yang merupakan kemampuan
seseorang dalam mengolah perilaku yang diperlukan dalam berkomunikasi
secara tepat dan efektif.

3.2 Saran
Dengan makalah ini, masih banyak terdapat kekurangan di dalamnya.
Maka dengan itu kami mengharapkan kritik dan saran agar kedepannya bisa
lebih baik lagi.

Anda mungkin juga menyukai