Anda di halaman 1dari 78

DAREX SUSANTO 2020

MODUL I

I. INTERPERSONAL SKILL

Apa Itu Interpersonal Skill?

Sebelum memasuki lebih dalam tentang interpersonal skill, mari kita kenali dulu

definisi dari interpersonal skill. Interpersonal Skill (keterampilan interpersonal) adalah

kemampuan seseorang secara efektif untuk berinteraksi dengan orang lain maupun

dengan rekan kerja, seperti pendengar yang baik, menyampaikan pendapat secara

jelas dan bekerja dalam satu tim atau dengan kata lainya :

 Kemampuan, kesanggupan, kepandaian atau kemahiran seseorang dalam

mengerjakan sesuatu

 Memiliki konsep diri dan berkepribadian yang kuat

 Meningkatkan potensi diri menjadi pribadi yang mempunyai kompete

nsi dibidangnya

 Percaya diri dan mengasah kemampuan berkomunikasi

 Berpenampilan menarik dan menyenangkan

 Meningkatkan human relations dalam kehidupan bermasyarakat dan

berorganisasi

 Meningkatkan kemampuan dalam menjadi pemimpin dan dapat bekerjasama

dalam tim

Dan ini merupakan salah satu soft skill yang banyak diminta oleh perusahaan untuk

berbagai jabatan dan posisi

1
DAREX SUSANTO 2020

Interpersonal Skill bukan merupakan bagian dari karakter kepribadian yang bersifat

bawaan, melainkan merupakan ketrampilan yang bisa dipelajari. Interpersonal skill

yang baik dapat dibangun dari kemampuan mengembangkan perilaku dan

komunikasi yang asertif dan efektif.

Pakar lain mengatakan bahwa interpersonal skill adalah kecakapan atau

keterampilan yang dimiliki oleh seseorang dalam hubungannya dengan orang lain,

kecakapan atau keterampilan untuk berkomunikasi baik verbal maupun non verbal.

Ahli lainnya mengatakan bahwa interpersonal skill (keterampilan interpersonal)

adalah suatu keterampilan untuk mengenali dan merespon secara layak perasaan,

sikap dan perilaku, motivasi serta keinginan orang lain. Bagimana seseorang

mampu membangun hubungan yang harmonis dengan memahami dan merespon

manusia atau orang lain.

Didalam interpersonal skill terdapat teori-teori yang berhubungan dengan teori

manusia yang pasti kalian belum mengetahuinya. Teori hubungan manusia itu

disebut teori hubungan biologis. Apa itu teori hubungan biologis? Teori hubungan

biologis adalah hubungan dimana manusia dapat berhubungan dengan manusia lain

dengan menggunakan anggota badan.

Lalu, apakah ada lagi selain teori hubungan biologis? Ya, tentu saja ada yaitu seperti

teori hubungan ekonomis yaitu manusia itu akan berhubungan dengan manusia lain

karena terdesak kebutuhan ekonomi.

II. Teori –Teori Hubungan Manusia

1. Teori hubungan Biologis " manusia dapat berhubungan dengan manusi

a lain dengan menggunakan anggota badan hubungan sesama manusia


2
DAREX SUSANTO 2020

dengan menggunakan anggota badan disebut sebagai komunikasi nonverbal

atau komunikasi yang dilakukan tanpa kata-kata atau bahasa, jenis

jenis komunikasi nonverbal ini meliputi :

 Kinesic : ialah komunikasi nonverbal yang dilakukan dengan anggota badan

 Occulesic : ialah komunikasi nonverbal yang dilakukan dengan mata

 Proxemic : ialah komunikasi nonverbal yang dilakukan dengan mengatur jarak

tubuh.

2. eori hubungan ekonomis "manusia itu akan

berhubungan dengan manusia lain karena terdesak kebutuhan ekonomi.

3. Teori hubungan Estetis (teori hubungan ) " estetika yang

berarti keindahan, dan menurut teori ini manusia itu akan selalu

ingin berhubungan dengan manusia lain yang dianggap mempunyai

keindahan.

III. Peranan Penting Interpersonal Skill

Keterampilan interpersonal mempunyai peranan yang sangat penting guna mencari

kesuksesan. Terkait dengan hal ini, ketrampilan skill dapat dibagi menjadi beberapa

jenis :

1. Pertama yaitu keterampilan mendengar. Komponen terpenting dari komunikasi

adalah mendengar. Maksudnya adalah tidak hanya mendengar secara harfiah

dengan alat pendengaran atau telinga saja, melainkan mampu mencerna serta

menterjemahkan maksud dari pemberi pesan atau orang yang mengajaknya

berbicara.

3
DAREX SUSANTO 2020

2. Kedua adalah umpan balik atau providing feedback. Umpan balik merupakan

suatu interpersonal skill dalam bentuk ketrampilan seseorang untuk memahami

segala dampak atas perilaku terhadap diri sendiri dan orang lain. Misalnya ketika

berbicara sesuatu akan membuat sakit hati atau sebaliknya bikin orang lain menjadi

senang.

3. Tetiga merupakan keterampilan membujuk atau persuading. Dalam hal ini

seseorang harus dapat memberikan pengertian atau bujukan pada orang lain.

Sehingga orang tersebut bersedia mengikuti kehendak maupun keinginan dari orang

yang mengajaknya secara sukarela. Keterampilan interpersonal yang terakhir

disebut resolving conflict. Maksud dari istilah ini adalah kemampuan menyelesaikan

masalah ketika sedang mendapatkan konflik dan masalah dengan orang lain.

IV. Manfaat Keterampilan Interpersonal

Dengan memiliki keterampilan interpersonal yang baik, seseorang akan

mendapatkan banyak sekali manfaat atau keuntungan. Salah satunya adalah

mampu menciptakan serta menjaga keharmonisan hubungan dalam pergaulan.

Misalnya, mudah mendapat teman baru karena banyak yang merasa nyaman ketika

berkomunikasi atau berinteraksi dengan orang tersebut. Apalagi jika mampu berbagi

baik itu pengetahuan, informasi dan sebagainya. Selain itu interpersonal skill juga

bisa dijadikan sebagai media untuk mendapatkan kesuksesan. Seseorang yang

memiliki ketrampilan interpersonal yang baik pasti bisa memperoleh posisi atau

jabatan lebih tinggi dibanding yang tidak memilikinya. Ketika menjalankan bisnis

sendiri, relasi makin mudah diperoleh.

4
DAREX SUSANTO 2020

Manfaat berikutnya adalah untuk membentuk citra diri. Kemampuan dan kepandaian

serta kemahiran saat berkomunikasi akan membuat seseorang selalu dianggap oleh

orang lain sebagai sosok yang baik. Contoh sederhananya antara lain bicara dengan

sopan, bersikap ramah dan seterusnya. Lebih dari itu, ketrampilan interpersonal juga

dapat digunakan sebagai sarana untuk memecahkan masalah dalam sebuah

hubungan. Melalui kemampuan berkomunikasi yang baik, masalah yang seringkali

terjadi di lingkungan kerja, lingkungan pergaulan dan komunitas sosial lainnya bisa

terselesaikan tanpa menimbulkan masalah baru. Perilaku serta sikap yang dapat

pula dirubah dengan cara meningkatkan keterampilan interpersonal. Contohnya ada

seseorang yang dulunya mempunyai sifat pendiam dan tidak berani mengemukakan

pendapatnya sendiri. Tapi sejak berhasil meningkatkan

keterampilan interpersonal pada dirinya, dia jadi mudah tersenyum dan berani bicara

di hadapan banyak orang. Kesimpulannya, interpersonal skill tidak hanya bisa

dianggap sebagai keterampilan semata melainkan sebuah kebutuhan. Sehingga

setiap orang perlu mempelajari dan menerapkannya dalam kehidupan sehari -hari

agar dapat menjadi pribadi yang selalu disenangi orang lain. Ahli lainnya

mengatakan bahwa interpersonal skill (keterampilan interpersonal) adalah suatu

keterampilan untuk mengenali dan merespon secara layak perasaan, sikap dan

perilaku, motivasi serta keinginan orang lain.

5
DAREX SUSANTO 2020

MODUL II

2.1. PENGENALAN KONSEP KOMUNIKASI

istilah komunikasi berpangkal pada istilah latin, yakni communis yang artinya

membuat kebersamaan antara dua orang atau lebih. Komunikasi juga berasal dari

istilah akar bahasa latin yaitu communico yaitu membagi. Istilah komunikasi

menurut Kamus Bahasa Indonesia (KBI) adalah sebuah pengiriman dan penerimaan

pesan yang dilakukan oleh dua atau lebih orang sehingga pesan itu dapat

dipahami. William Goerden (Mulyana,2014;76) menjelaskan bahwa komunikasi

dapat didefinisikan sebagai transaksi dinamis yang melibatkan gagasan dan

perasaan, dan menurut Donald Byker & Loren J. Anderson bahwa komunikasi

(manusia) adalah berbagi informasi antara dua orang atau lebih

Dance mengartikan komunikasi sebagai “usaha untuk menimbulkan respon melalui

lambang-lambang verbal”, ketika lambang-lambang verbal tersebut bertindak

sebagai stimuli. Raimond S.Ross (Rahmat,1989:4) mendefinisikan komunikasi

sebagai “a transaction process involving cognitive sorting, selecting, and sharing of

symbol in a such a way as to help another elicit from is own experiences a m eaning

or responses similar to that intended by the source”. (proses transaksional yang

meliputi pemisahan, pemilihan bersama lambang secara kognitif, begitu rupa

sehingga membantu orang lain untuk mengeluarkan dari pengalamannya sendiri arti

atau respons yang sama dengan yang dimaksud oleh sumber). Lain halnya definisi

komunikasi yang dikutip berikut ini menampilkan “kekuatan kata komunikasi”.

Berelson & Steiner (Liliweri,2011:34) menyatakan bahwa komunikasi adalah

6
DAREX SUSANTO 2020

transmisi informasi, ide, emosi, keterampilan, dan lain-lain melalui symbol-simbol,

kata-kata, gambar, fitur, dan grafik,dll

Komunikasi menyarankan bahwa suatu pikiran, suatu makna, atau

suatu pesan dianut secara sama. Akan merujuk pada cara berbagi hal-hal tersebut,

seperti dalam kalimat “kita berbagi pikiran”, “kita mendiskusikan makna” dan “kita

mengirimkan pesan,” (Mulyana,2014:46). Komunikasi didefinisikan secara luas

sebagai “berbagi pengalaman”. Komunikasi mengacu pada tindakan, oleh satu

orang atau lebih, yang mengirim dan menerima pesan yang terdistorsi oleh

gangguan (noise), terjadi dalam suatu konteks tertentu, mempunyai pengaruh

tertentu, dan ada kesempatan umpan balik (DeVito,2011:24)

Gordon I. Zimmerman (Mulyana,2014;4) merumuskan bahwa kita dapat membagi

tujuan komunikasi menjadi dua kategori besar. Pertama, kita berkomunikasi untuk

menyelesaikan tugas-tugas yang penting bagi kebutuhan kita-untuk memberi makan

dan pakaian kepada diri sendiri, memuaskan kepenasaran kita akan lingkungan dan

menikmati hidup. Kedua kita berkomunikasi untuk menciptakan dan memupuk

hubungan dengan orang lain. Jadi komunikasi mempunyai fungsi sistem yang

melibatkan pertukaran informasi yang kita perlukan untuk menyelesaikan tugas, dan

fungsi hubungan yang melibatkan pertukaran informasi mengenai bagaimana

hubungan kita dengan orang lain. Proses komunikasi pada kakikatnya adalah proses

penyampaian pikiran atau perasaan sesesorang kepada orang lain. Pikiran

merupakan gagasan, informasi, opini, dan lain-lain yan muncul dari benaknya.

Perasaan kita berupa keyakinan, kepastian, keraguan, kekhawatiran, kemarahan,

keberanian, kegirahan, dan sebagainya yang timbul dari lubuk hati. Komunikasi
7
DAREX SUSANTO 2020

menyarankan bahwa fikiran suatu makna atau pesan dianut secara bersama.

Komunikasi merupakan usaha manusia menyampaikan isi pesan pertanyaan atau

pesan kepada manusia lain. Mulyana (2014;5) mengatakan bahwa fungsi

komunikasi antara lain :

 Menyatakan dan mendukung identitas diri

 Mempengaruhi orang lain untuk merasa, berfikir, berperilaku sesuai apa yang

kita inginkan

 Mengendalikan lingkungan fisik dan psikologi

 Menyelesaikan masalah

 Memuaskan rasa penasaran

 Menciptakan dan memupuk hubungan dengan orang lain

 Meningkatkan kesadaran pribadi, kesadaran fisik

 Menunjukkan ikatan dengan orang lain

 Mengembangkan keberadaan suatu masyarakat

 Memutuskan untuk melakukan dan tidak melakukan sesuatu

Khalayak tidak hanya dirangsang dengan satu pesan saja melainkan banyak pesan

dalam waktu bersamaan. Itulah sebabnya maka langkah pertama yang diperlukan

adalah mengenal khalayak atau sasaran. Kemudian berdasarkan pengenalan serta

komunikator dipilih sesuai dengan kondisi dan situasi yang ada. Hal ini dimaksudkan

8
DAREX SUSANTO 2020

selain ada kekuatan penangkal yang dimiliki khalayak dapat “diijinkan” juga untuk

mengalahkan kekuatan pengaruh yang berasal dari sumber komunikator lain, yakni :

1. Mengenal khalayak

Mengenal khalayak merupakan langkah pertama bagi komunikator dalam usaha

komunikatif yang efektif. Karena dalam proses komunikasi, khalayak itu sama sekali

tidak pasif melainkan aktif, sehingga antara komunikator dan komunikan bukan saja

terjadi saling hubungan, tetapi juga mempengaruhi. Artinya khalayak dapat

dipengaruhi oleh komunikator tetapi komunikator juga dapat dipengaruhi oleh

komunikan atau khalayak

2. Menyusun pesan

Setelah mengenal khalayak dan situasinya maka langkah selanjutnya adalah

menyusun pesan, yakni menyusun tema dan mater. Syarat utama dalam

mempengaruhi khalayak dari pesan tersebut ialah mampu membangkitkan

perhatian. Perhatian adalah pengamatan yang berpusat, tidak semua yang diamati

menimbulkan perhatian. Awal dari suatu efektifitas dalam komunikasi ialah

bangkitnya perhatian dari khalayak terhadap pesan-pesan yang disampaikan. Hal ini

sesuai dengan procedure atau from attenton to action procedure, artinya

membangkitkan perhatian (attention) untuk selanjutnya mengerakkan seseorang

atau orang banyak melakukan kegiatan sesuai tujuan yang dirumuskan

9
DAREX SUSANTO 2020

3. Menentukan metode

Efektivitas dari suatu komunikasi selain tergantung dari kemantapan isi pesan yang

diselanggarakan dengan kondisi khalayak dan sebagainya, maka juga akan turut

dipengaruhi oleh metode-metode penyampaian kepada sasaran. Dunia komunikasi

pada metode penyampaian itu dapat dilihat dari dua aspek yaitu menurut cara

pelaksanaan dan bentuk isinya. Yang pertama semata-mata melihat komunikasi itu

dari segi pelaksanaannya dengan melepas perhatian dari isi pesannya. Sedang

yang kedua yaitu melihat komunikasi itu dari segi bentuk pernyataan atau bentuk

pesan dan maksud yang dikandungnya.

4. Seleksi dan penggunaan media

Penggunaan media sebagai alat penyalur ide dalam rangka merebut pengaruh

dalam masyarakat adalah suatu hal yang merupakan keharusan, sebab selain

media massa dapat juga menjangkau jumlah besar khalayak juga dewasa ini

rasanya tidak dapat lagi hidup tanpa media massa seperti surat kabar, radi o, televisi,

dan sebagainya

2.2. KONSEP DASAR KOMUNIKASI

Komunikasi adalah kebutuhan dasar manusia untuk saling berinteraksi. Melalui

komunikasi kita dapat memperoleh kepuasan psikologis seperti terpenuhinya

perasaan cinta, perhatian dan kasih sayang. Dengan berkomunikasi kita dapat

mencurahkan segala hal yang kita pikirkan dan kita rasakan.Untuk

mewujudkan terjadinya interaksi komunikasi, maka tidak lepas dari bagaimana

10
DAREX SUSANTO 2020

kita menguraikan tentang pemahaman komunikasi, proses komunikasi itu

sendiri dan keterkaitan diantara interaksi dan komunikasi.

1. Pengertian Komunikasi

Istilah komunikasi (dalam bahasa inggris communication ) berasal dari kata

latin, yaitu communicare yang berarti memberi ( impart ). Communicare bersumber

dari kata communis yang berarti sama makna nengenai suatu hal

Komunikasi merupakan suatu aktivitas atau peristiwa tranmisi informasi, yang

merupakan proses penyampaiam informasi antara individu dengan individu

atau individu dengan kelompok, melalui sistem simbol yang umum digun

akan seperti pesan verbal dan tulisan, serta melalui isyarat atau simbol lainnya.

Untuk berlangsungnya suatu komunikasi, diperlukan adanya penggunaan sistem

simbol yang sama-sama dimengerti oleh pelaku komunikasi, sehingga ada

kesamaan makna. Apabila dua orang atau lebih terlibat dalam komunikasi,

misalnya dalam bentuk percakapan, komunikasi akan berlangsung selama ada

kesamaan makna mengenai apa yang dipercakapkan. Kesamaan bahasa yang

dipergunakan dalam percakapan belum tentu menimbulkan kesamaan makna.

Maka percakapan orang-orang tadi dapat dikatakan komunikatif apabila mereka,

selain mengerti bahasa yang digunakan juga mengerti maknanya.Pengertian

tentang komunikasi banyak dikemukakan oleh para ahli, diantaranya,

Irwin (Samuel A, Kirk, 1989: 244), mengemukakan bahwa komunikasi adalah

penyampaian informasi melalui bicara dan bahasa, tekanan, kecepatan, intonasi,

kualitas suara, pendengaran dan pemahaman, ekspresi muka, dan gerak-

isyarat tangan. Komunikasi bisa secara verbal, non verbal, maupun kombinasi

11
DAREX SUSANTO 2020

keduanya. Masyarakat berkomunikasi melalui bicara, menulis, gerak- isyarat

informal, gerak-isyarat yang sistimatis (bahasa isyarat, abjad jari), semapur, b

raile, impuls elektrik, dan sebagainya.

Apapun bentuk penyampaiannya, komunikasi memiliki 3 komponen, yaitu :

pengirim (asender), pesan (a message), dan penerima (a receiver). Pengirim pesan

sering disebut juga sebagai komunikator dan penerima pesan disebut komunikan.

Definisi yang lain dikemukakan oleh Hybels & Weaver, bahwa komunikasi adalah

penyampaian dan penerimaan pesan atau informasi di antara dua orang atau

lebih dengan menggunakan simbol verbal dan nonverbal. Sedangkan menurut

kamus besar Bahasa Indonesia, komunikasi adalah pengiriman dan penerimaan

pesan atau berita antara dua orang atau lebih dengan cara yang tepat, sehingga

pesan yang dimaksud dapat dipahami.

2. Proses Komunikasi

Proses komunikasi terbagi menjadi dua tahap, yaitu secara primer dan

sekunder ( Effendy, U. Onong,1984 ). Proses komunikasi secara primer

merupakan proses penyampaian pikiran atau perasaan seseorang kepada

orang lain dengan menggunakan lambang (symbol) sebagai media. Lambang

sebagai media primer dalam proses komunikasi adalah bahasa, baik dalam

wujud lambang bunyi bahasa (lisan), tulisan, maupun isyarat; gesture (seperti

gapaian / lampaian tangan, gerakan kepala, kedipan mata, atau gerakan anggota

tubuh lainnya ); bunyi -bunyian ( misalnya bunyi kentongan, bedug,sirene );

gambar ( misalnya gambar laki-laki ditoilet untuk laki-laki, gambar wanita ditoilet

12
DAREX SUSANTO 2020

untuk wanita, dsb.), warna dsb. Lambang-lambang tersebut secara langsung

mampu “menterjemahkan“ pikiran dan perasaan komunikator kepada komunikan.

Proses komunikasi secara sekunder merupakan penyampaian pesan oleh

seseorang kepada orang lain dengan menggunakan alat atau media kedua

setelah menggunakan lambang sebagai media pertama.Komunikator

menggunakan media kedua dalam melancarkan komunikasinya, karena

komunikan sebagai sasarannya berada di tempat yang berbeda. Proses

komunikasi sekunder ini sering disebut telekomunikasi atau komunikasi jarak

jauh. Media yang sering digunakan dalam telekomunikasi tersebut antara lain,

surat, telepon, faximail, surat kabar, radio,televisi, film, dan melalui jaringan

internet.

Bahasa memasuki proses komunikasi ketika sender memiliki pesan untuk

disampaikan. Sender merumuskan dan mengirimkan pesan menurut aturan dari

bahasa secara khusus, maksudnya sender menterjemahkan informasi ke dalam unit

yang spesifik (suara-suara, tulisan, kata-kata, gestures, titik pada layar radar (blips)

dalam pesanan yang dibutuhkan oleh bahasa. Pada saat bentuk dan isi pesan

(bahasa) disampaikan melalui bicara, sender mempergunakan suara-suara bicara

yang spesifik untuk menghasilkan pola suara secara khusus. Penerima pesan

mendengar dan melihat unit suara tersebut dan mentejemahkannya ke dalam

pesan. Jika tidak terdapat gangguan dalam pengiriman pesan ( encoding)

atau dalam pemahaman pesan (decoding), pesan yang dikirimkan menjadi pesan

yang diterima, dan terjadilah komunikasi.

13
DAREX SUSANTO 2020

3. Keterkaitan Interaksi Komunikasi

Seperti yang telah dijelaskan pada uraian Kegiatan Pembelajaran I tentang

pengertian interaksi, bahwa interaksi akan berkembang menjadi interaksi sosial

dan berujung pada aktivitas berupa komunikasi. Berbicara tentang interaksi

tidak akan terlepas dari konteks interaksi sosial maka interaksi merupakan

masalah yang paling unik yang timbul pada diri manusia. Interaksi ditimbulkan

oleh bermacam-macam hal yang merupakan dasar dari peristiwa sosial yang

lebih luas. Kejadian-kejadian di dalam masyarakat pada dasarnya bersumber

pada interaksi individu dengan individu. Dapat dikatakan bahwa tiap-tiap orang

dalam masyarakat adalah sumber-sumber dan pusat efek psikologis yang

berlangsung pada kehidupan orang lain, sehingga dalam sudut pandang

perilaku atau sikap disebutkan bahwa interaksi sosial adalah suatu proses di

mana individu memperhatikan dan berespons terhadap individu lain sehingga

dibalas dengan suatu tingkah laku tertentu. Artinya tiap-tiap orang itu dapat

merupakan sumber dan pusat psikologis yang mempengaruhi hidup kejiwaan

orang lain, yang berlangsung pada kehidupan orang lain dan efek itu bagi tiap

orang tidak sama. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa perasaan, pikiran

dan keinginan yang ada pada seseorang tidak hanya sebagai tenaga

yang bisa menggerakkan individu itu sendiri, melainkan merupakan dasar pula

bagi aktifitas psikologis dari orang lain. Dan semua hubungan sosial baik yang

bersifat operation, cooperation adalah hasil daripada interaksi individu.Pada masa-

masa ini kemampuan individu dalam berkomunikasi makin terampil dan kompleks

karena stimulus atau dorongan kearah pengungkapan secara verbal sangat

dibutuhkan untuk berinteraksi sosial. Sudah tentu seseorang dapat terampi l


14
DAREX SUSANTO 2020

berkomunikasi tercakup komponen-komponen yang harus dalam keadaan siap

pada individu itu sendiri yaitu berkaitan dengan keadaan organ bicara yang

memadai dan fungsional agar apa yang diungkapkannya dapat jelas didengar

sesuai dengan dasar-dasar pengucapan bunyinya. Agar bicaranya memiliki makna,

individu tersebut harus memiliki bahasa yang telah disepakati oleh

lingkungannya, yaitu berupa ide, gagasan, atau pesan-pesan yang

sesuai dengan maksud yang ingin diungkapkan dan respon verbal sesuai yang

dibutuhkan oleh orang lain.

4. Praktik Komunikasi

Dalam kehidupan sehari-hari dapat kita saksikan bersama bahwa manusia

Indonesia belum berbudaya tulis dan baca. Kita tidak senang menulis karena lebih

senang berbicara. Sebagai contoh, ketika kita bertamu ke tempat seseorang, tetapi

tidak bertemu padahal di pintu sudah tersedia kertas untuk menulis pesan, kita

jarang menuliskan pesan bahwa kita sudah datang ke rumahnya. Demikian juga

dalam menulis karya ilmiah. Beberapa penyebab, diantaranya ialah

(1) menulis memerlukan keterampilan khusus,

(2) keterampilan khusus akan terwujud kalau banyak berlatih, tetapi umumnya orang

malas berlatih,

(3) masih banyak pihak-pihak yang belum bisa menghargai karya ilmiah selayaknya

sehingga menjadi penulis tidak menjanjikan masa depan yang lebih baik, dan

(4) karya ilmiah bebas di fotocopy orang yang membutuhkannya sehingga buku

aslinya tidak laku dijual, dan

15
DAREX SUSANTO 2020

(5) tidak ada penghargaan stasiun TV terhadap karya ilmiah terbaik seperti halnya

Indonesia Idol dan Dangdut Academy. Schwitzer (Tilaar,1996:22) menyatakan

komunikasi antar ahli terputus karena ahli bangga dengan kesombongannya.

16
DAREX SUSANTO 2020

MODUL III

BAHASA DAN PIKIRAN

3.1 HAKIKAT BAHASA

Setiap hari pada dasarnya manusia akan menggunakan bahasa sebagai alat untuk

berkomunikasi dengan orang lain. Lindgren (dalam Subyakto Nababan, 1992)

menyatakan bahwa bahasa itu merupakan „perekat masyarakat‟. Adanya bahasa

membuat manusia menjadi makhluk sosial. Dengan kata lain, kemasyarakatan

tercipta dengan bahasa, dibina dan dikembangkan dengan bahasa. Seseorang akan

menyadari betapa pentingnya bahasa sebagai alat komunikasi apabila telah

kehilangan kemampuannya untuk berkomunikasi.

3.2. Ciri Bahasa Manusia

Meskipun ada makhluk lain yang juga berkelompok, bahasa tetap dianggap sebagai

hal yang manusiawi karena bahasa manusia berbeda dengan makhluk lain. Ada

beberapa pakar yang mencoba menjelaskan ciri bahasa manusia yaitu Edward Sapir

(1921), Hockett (1963), dan Aitchison (1984) menyebutkan ada beberapa ciri yang

membuat bahasa manusia berbeda dengan bahasa makhluk lain.

Edward Sapir (1921) menyatakan ada lima hal penting dalam bahasa. Ciri tersebut

dijelaskan sebagai berikut.

17
DAREX SUSANTO 2020

1. Manusiawi

Hanya manusialah yang memiliki simbol untuk berkomunikasi. Hewan memang juga

berkomunikasi, tetapi tidak memiliki sistem bunyi. Jadi, tidak memiliki bahasa.

Bahasa merupakan sistem kognitif karena sebuah bahasa tidak akan dapat lepas

dari sebuah pikiran. Bahasa memang khas milik manusia.

2. Dipelajari

Setiap anak yang lahir tidak dapat langsung dapat berbahasa. Namun, bahasa yang

dimiliki oleh seseorang tidak cukup untuk kepentingan dirinya sendiri, tetapi juga

untuk berkomunikasi. Anak butuh untuk melakukan kontak dengan orang lain.

Melakukan kontak dengan orang lain merupakan sarana untuk mempelajari bahasa.

Jadi, bahasa dimiliki seseorang bukan karena faktor genetis, melainkan karena

belajar.

3. Sistem

Bahasa mempunyai seperangkat aturan yang dikenal penuturnya. Perangkat inilah

yang menentukan struktur bahasanya. Peraturan tersebut terlahir karena

masyarakat menggunakan bahasa dengan cara-cara tertentu dan tidak dalam cara

lain. Kesepakatan itulah yang digunakan untuk mempelajari dan mengajarkan

bahasa.

4. Arbitrer

Manusia mempergunakan bunyi-bunyi tertentu untuk melambangkan sesuatu

bersifat mana suka. Jadi, bunyi-bunyi tertentu dan susunannya dengan cara tertentu

18
DAREX SUSANTO 2020

terjadi secara kebetulan. Tidak ada alasan mengapa nasi dinamakan demikian. Hal

itu berdasarkan kesepakatan.

5. Simbol

Bahasa merupakan simbol arbitrer yang memiliki arti. Melalui arti tersebut, simbol

dapat digunakan untuk berkomunikasi.

Charles F. Hockett (1963) lebih banyak mengemukakan ciri bahasa manusia

dibanding dengan makhluk lain. Menurutnya, ada 16 ciri khusus yang membedakan

bahasa manusia dari sistem komunikasi makhluk sosial lain.

1. Jalur vokal auditif

Bahasa manusia pada dasarnya berupa ujaran yang dapat didengar. Bahasa awal

yang diwujudkan oleh manusia yaitu bunyi. Bunyi yang dimaksud yaitu bunyi -bunyi

yang memiliki makna karena ada dua aspek di dalam suatu bahasa yaitu bunyi dan

makna. Meskipun hewan juga memiliki komunikasi yang dapat didengar, hewan

tidak memiliki 15 ciri yang lain.

2. Penyiaran ke semua arah, tetapi penerimaan terarah

Isyarat bahasa yang dikemukakan dapat didengar di semua arah karena suara

berjalan melalui media udara. Dengan adanya koordinasi pendengaran dari kedua

telinga dihasilkan pendengaran yang dapat mengetahui secara tepat dari mana arah

datangnya bunyi dan maknanya.

3. Cepat hilang

19
DAREX SUSANTO 2020

Pada dasarnya bahasa merupakan suatu ujaran, oleh karena itu cepat

hilang. Apalagi manusia menyadari bahwa dirinya memiliki keterbatasan dalam

memori. Jadi, manusia kemudian menciptakan tulisan untuk melestarikan isyarat

dan pesan bahasa.

4. Dapat saling berganti

Semua manusia dewasa dapat bertindak sebagai penyiar dan penerima isyarat

bahasa. Artinya, dalam sebuah peristiwa berbahasa, seseorang dapat menjadi

pembicara (komunikator) dan dapat menjadi lawan bicara (komunikan).

5. Umpan balik yang lengkap

Penyiar isyarat bahasa maupun penerimanya dapat menerima isyarat bahasa

secara lengkap. Bahasa manusia dapat diterima lengkap maknanya karena selain

diungkapkan melalui suara, juga secara lengkap disertai kinestik (gerakan) dan

visual (mimik). Seorang anak yang „hujan-hujan‟ diberi pernyataan oleh ibunya

“Teruskan!” malah segera mengakhiri perbuatannya karena mampu membaca mimik

dan kinestetik ibunya.

6. Spesialisasi

Suatu isyarat bahasa memiliki akibat yang amat besar atau memiliki perlokusi

tertentu bagi pendengarnya. Artinya, pernyataan yang diungkapkan manusia kadang

terlihat sepele, tetapi efek, dampak atau perlokusi yang ditimbulkan amat

besar. Contoh: Angkat meja itu! Ternyata memiliki perlokusi yang demikian hebat

karena pelaksanya harus mengeluarkan tenaga yang besar.

20
DAREX SUSANTO 2020

7. Kebermaknaan

Unsur-unsur bahasa mempunyai makna atau merujuk pada hal-hal tertentu, bukan

oleh adanya hubungan bentuk atau hubungan materi antara unsur bahasa dan

rujukan itu. Isyarat-isyarat tersebut dapat berfungsi mengatur dan mengikat

kehidupan suatu masyarakat karena ada ikatan yang teratur antara unsur-unsur

bahasa dan hal-hal dalam dunia luar bahasa. Contohnya, pemakaian onomatope

yang tidak dapat lepas dari budaya.

8. Kewenangan

Hubungan makna antara isyarat bahasa dengan rujukannya ditentukan oleh

persetujuan antara penutur bahasa itu. Hubungan tersebut tidak didasarkan

hubungan bentuk dan rujukannya.

9. Keterpisahan

Setiap isyarat bahasa secara jelas berbeda lain dari yang lain. Contohnya,

perbedaan satu fonem membuat adanya perbedaan makna, seperti pada

kata makam berbeda dengan macam atau tampak pada kata yang berantonim,

seperti pada kata cantik berbeda dengan jelek

10. Keterlepasan

Isyarat bahasa dapat merujuk pada jarak dan waktu yang dekat atau jauh dari

pengguna bahasanya. Untuk membicarakan perang di Irak, tidak perlu harus datang

ke Irak. Hal ini berbeda dengan hewan yang here and now

21
DAREX SUSANTO 2020

11. Keterbukaan

Isyarat bahasa selalu terbuka untuk disesuaikan dengan kebutuhan manusia

sebagai pemakai bahasa. Bila ada sesuatu yang harus diberi nama, secara otomatis

bahasa akan dapat mewadahinya.

12. Pembelajaran

Bahasa diwariskan melalui pembelajaran, bukan melalui gen yang dibawa sejak lahir

karena bersifat nongenetis. Dengan pembelajaran, orang Indonesia dapat belajar

bahasa apa pun karena di dalam diri manusia terdapat piranti bahasa.

13. Dualitas struktur

Bahasa memiliki dua subsistem, yaitu unsur yang tidak bermakna (fonologi) dan

unsur yang bermakna (leksis dan morfologi).

14. Benar atau tidak

Isyarat bahasa dapat berupa pesan linguistis yang dusta (prevarication). Melalui

bahasa, seseorang dapat berdusta pada orang lain.

15. Reflektiftivitas

Bahasa memiliki keistimewaan yaitu tidak hanya dapat dipakai untuk mempelajari

disiplin ilmu yang lain, tetapi dapat dipakai untuk mempelajari dirinya sendiri. Hanya

bahasa manusia yang memiliki ciri tersebut. Bahasa manusia mampu

dikomunikasikan berikut aturan-aturannya kepada manusia yang lain.

22
DAREX SUSANTO 2020

16. Dapat dipelajari

Bahasa manusia dapat dipelajari manusia yang lain dari mana pun asalnya karena

setiap manusia. Hal ini berhubungan dengan karena sifat bahasa manusia yang

memiliki kemampuan untuk belajar dan kesemestaan kesanggupan yang dibawa

lahir.

Hampir senada dengan Hockett, Aitchison (1984) menyatakan bahwa ciri bahasa

manusia ada sepuluh dengan penjelasan sebagai berikut.

1. Menggunakan jalur vokal auditoris, artinya bunyi bahasa dihasilkan oleh alat ucap

dengan mekanisme pendengaran untuk menerimanya.

2. Arbitrer, artinya bahasa manusia memiliki lambang yang bersifat kesewenangan

karena antara lambang dengan yang dilambangkan tidak mempunyai hubungan

makna, tetapi karena kesepakatan pengguna bahasa.

3. Kebermaknaan, artinya bahasa dapat mempunyai acuan pada objek atau

tindakan tertentu

4. Transmisi budaya, artinya bahasa manusia diturunkan dari generasi sebelumnya

melalui pengajaran.

5. Penggunaan spontan, artinya penggunaan bahasa tidak terjadi dalam situasi

terpaksa atau dipaksa karena manusia dapat berbicara secara manasuka atau

secara bebas.

23
DAREX SUSANTO 2020

6. Saling berganti, artinya bahasa manusia dapat dipakai untuk kegiatan

berkomunikasi secara bergiliran, baik sebagai pembicara maupun sebagai

pendengar, atau sebaliknya

7. Dualitas, artinya bahasa manusia dapat dioraganisasikan melalui dua tataran

yang berupa bunyi tuturan (ranah fonologi) yang cenderung tidak bermakna

dan berupa satu unit (ranah morfologi dan sintaksis) karena sudah tidak

berdiri sendiri serta memiliki makna

8. Keterlepasan, artinya bahasa manusia dapat digunakan untuk mengacu pada

benda atau peristiwa yang jauh dari waktu dan tempat. Hal ini khas milik manusia

karena hewan cenderung here and now

9. Kebergantungan struktur, artinya bahasa manusia mampu memiliki pola dan

struktur yang tertentu

10. Kreativitas, artinya bahasa manusia memiliki ciri keterbukaan dan produkstivitas.

Kreativitas bahasa yang dilakukan oleh manusia tidak lepas dari kemampuan yang

dimilikinya sejak lahir untuk untuk dapat berbahasa.

3.3. Kesanggupan Berbahasa

A. Pengantar

Kesanggupan berbahasa merupakan kesanggupan yang hakiki milik

manusia. Bahasa memang khas milik manusia. Hal ini terkait dengan sistem kognitif

yang dimilikinya. Untuk membuktikannya para pakar dalam bidang psikolinguistik

melakukakan eksperimen-eksperimen.
24
DAREX SUSANTO 2020

Hingga tahun 1965 telah dilakukan beberapa kali percobaan pada simpanse.

Hasilnya simpanse yang dengan sengaja dipelihara dan disediakan situasi tertentu

yang diharapkan dapat menyebabkan simpanse belajar, ternyata tidak berhasil.

Pada tahun 1970-an Gardner mencoba meneliti dengan pendekatan yang agak

berbeda. Beliau melakukan penelitian terhadap simpanse dengan melalui bahasa

gerak. Sistem yang digunakan yaitu sistem bahasa yang digunakan oleh orang

tunarungu yaitu American sign language yang diakronimkan Ameslan. Seekor

simpanse yang bernama Washoe diikutkan dalam kehidupan normal di suatu rumah

mobil. Lingkungan dikondisi agar memungkinkan Washoe memperoleh perilaku

berbahasa. Hasilnya, simpanse hanya memiliki kemampuan „permulaan‟ berbahasa.

Artinya, memiliki kemampuan seperti menggumam, tak ubahnya anak yang

berbicara dengan dirinya sendiri.

B. Kreativitas Linguistik

Pada bagian yang lalu telah dinyatakan bahwa pada prinsipnya bahasa bersifat

manusiawi karena hanya manusialah yang memiliki kekhasan untuk berbahasa. Hal

ini dikarenakan manusia memiliki kreativitas linguistik yang tidak dimiliki oleh

makhluk lain. Dari segi pemakai bahasa tersebut dapat dibuktikan yaitu melalui

kemampuan manusia untuk memahami dan memproduksi ujaran baru apa pun dan

mana pun. Ujaran yang didengar seseorang tidak pernah sama dengan yang pernah

didengar, tetapi seseorang tetap dapat memahaminya.

Dari segi bahasanya sendiri dapat dibuktikan dari struktur bahasa yang

memungkinkan pemakainya untuk memanipulasinya selama kaidah-kaidah tertentu

25
DAREX SUSANTO 2020

diikuti. Dalam suatu bentuk nomina akan dapat ditambah dengan ajektif,

seperti: meja yang bundar. Kreativitas mempunyai ciri bahasa yang universal. Ini

sesuai dengan kesemestaan yang dikemukakan oleh Noam Chomsky. Kesemestaan

linguistik yaitu bahwa suatu sifat tata bahasa tertentu yang dapat dicirikan pada teori

bahasa yang umum. Hal ini membawa dampak bahwa anak boleh memilih bahasa

yang terbaik dalam bahasanya. Dengan kesemestaan linguistik, anak dapat

mempelajari bahasa apa pun karena di dalam dirinya telah terdapat piranti bahasa

yang selalu dapat memberi struktur pada bahasa yang dipelajari anak

Menurut Tarigan (1986:23-28), kreativitas linguistik dapat dilihat melalui aspek-aspek

berikut ini.

a. Ketakterbatasan Ekspresi Linguistik

Orang dapat mengatakan hal-hal yang belum pernah dikatakan sebelumnya. Hal ini

dikarenakan kemampuannya untuk mengerti dan membentuk kalimat yang tidak

terbatas jumlahnya. Pada dasarnya setiap kita mengucapkan pasti pernah sama

atau berbeda. Contohnya, dengan menguasai angka 0 s.d. 9 orang dapat membuat

berbagai jenis penghitungan atau dalam berbahasa Indonesia, dengan

menguasai /a/ s.d. /z/ ditambah /ng/, /ny/, /kh/, dan /sy/, seseorang dapat membuat

berbagai kalimat.

Kreativitas binatang hanya tertentu tetapi manusia dapat mewujudkan berbagai hal

dengan bahasa. Contohnya, lebah hanya berdasarkan sifat ekstern, yaitu

tarian. Seekor lebah hanya mengadakan tarian maupun kualitas tarian sebagai

produk dari arah, jarak, dan kuantitas madu. Hal ini tentu berbeda dengan

26
DAREX SUSANTO 2020

manusia. Manusia berhubungan dengan intern dan ekstern. Contohnya, manusia

yang lapar (intern) belum tentu secara ekstern ia langsung menyatakan bahwa saya

lapar, mungkin hanya diam. Manusia dapat bebas memilih harus berbicara atau

tidak, dan dapat memutuskan apa yang akan dikatakan bila memutuskan untuk

berbicara.

b. Ekspresi Linguistik Relatif Bebas dari Pengawasan Stimulus

Telah disinggung bahwa bentuk dan isi ekspresi linguistik manusia tidak dapat

dilukiskan sebagai refleksi langsung dari situasi nonlinguistik. Bentuk bahasa

sebagai bentuk ekspresi tidak terkontrol oleh faktor eksternal. Orang tidak dapat

mengatakan kreativitas linguistik “A” belum tentu dari stimulus “A”. Contohnya,

seseorang yang melihat temannya berpakaian tidak pantas seharusnya menyatakan

“baju tidak pantas untukmu”, tetapi ternyata menyatakan sebaliknya karena takut

menyinggung perasaan; orang terinjak kakinya, harusnya marah dan berteriak,

“Matanya liat dong!” Akan tetapi, malah berkata “Tidak apa-apa”. Reaksi tersebut

jelas berbeda dengan reaksi binatang. Bila kucing terinjak ekornya, tentu akan

berteriak “Ngeoong!”, bahkan kucing tersebut mencoba untuk mengginggit dan

mencakar si penginjak.

c. Adanya Keserasian Ujaran dengan Keadaan

Bahasa yang dibuat manusia dapat diibaratkan komputer yang telah diprogram

untuk menghasilkan kalimat secara random atau sembarang. Bahasa dapat

menghasilkan ucapan-ucapan baru dengan mengikuti kaidah berbagai jenis yang

27
DAREX SUSANTO 2020

bebas sepenuhnya dari kejadian yang bersifat ekstern terhadap mesin tersebut.

Contohnya, pemilihan kata yang bergantung pada situasi dan kondisi.

d. Kesanggupan Bahasa untuk Mencipta Kosa Kata Baru

Ini ciri yang jelas membedakan dari binatang. Bila manusia menemukan konsep

baru, dia juga diberi kekuatan untuk memberi nama konsep baru dan menggunakan

konsep baru tersebut. Untuk mencipta kosa kata baru tersebut dapat dilakukan

melalui

1) penggabungan kata yang sudah ada sebelumnya

(bentuk frase idiomatik), seperti: sapu tangan, mata sapi, jatuh bangun, dan masih

banyak lagi;

2) menggantikan makna kata-kata yang telah digunakan sebelumnya (perubahan

makna), seperti: ikan yang dulu berarti „hewan yang hidup di air‟, tetapi sekarang

berarti pula „lauk pauk‟; saudara yang dulu berarti „orang yang sedarah dengan kita‟,

tetapi sekarang berarti pula „panggilan kepada orang yang dianggap sederajat‟, dan

masih banyak lagi;

3) meminjam dari bahasa lain (bahasa daerah, atau bahasa asing), seperti: batik,

pergelaran, garasi, kimiawi, dan masih banyak lagi.

4) mencipta kata-kata baru yang belum ada sebelumnya, seperti: ketela Mukibat,

sanyo, silet, dan masih banyak lagi.

Setiap bahasa yang digunakan manusia mempunyai kesanggupan secara bebas

untuk mengadakan pembaharuan dalam bidang kosa kata.

28
DAREX SUSANTO 2020

C. Kaidah-Kaidah Linguistik

Suatu kalimat baru dalam bahasa seseorang sebagai bentuk asing tidak

menimbulkan keheranan karena pada kenyataannya punya prinsip yang biasa. Hal

itu dikarenakan kita telah mengenal konstruksinya. Dari 20 kata saja dapat kita

bentuk berbagai macam kalimat. Hal ini menjelaskan bahwa setiap individu memiliki

seperangkat prinsip atau kaidah linguistik yang tak terbatas jumlahnya dalam

bahasa itu. Yang dimaksud dengan prinsip-prinsip tersebut adalah struktur kalimat,

susunan kata, bentuk akhiran kata, dan sebagainya. Prinsip tersebut digunakan

bersama oleh para anggota masyarakat linguistik agar dapat berkomunikasi.

Kaidah-kaidah tersebut tidak disadari karena tidak secara sengaja mengajar pada

anak-anak. Michael Polanyi (dalam Tarigan, 1986:30) telah membuat adanya

pembedaan yang sangat penting antara aspek-aspek pengetahuan manusia yang

disadari atau eksplisit dan aspek-aspek yang tidak disadari. Pengetahuan seseorang

tentang bahasa ibunya merupakan pengetahuan yang tidak disadari karena anak

dikondisi untuk mengisi pesan semantik dari lawan bicara. Pengetahuan yang tidak

disadari tersebut pada dasarnya bersifat otomatis.

Noam Chomsky (1957) menjelaskan adanya keterbatasan bahasa dalam

bukunya Syntactic Structures. Bahasa hanya punya keterbatasan dalam hal

penampungan dalam kurun waktu tertentu (alat), sedangkan kalimat dan cara

mengemukakan tak terbatas. Chomsky adalah seorang linguis yang terkenal dengan

tata bahasa transformasional Generatif, yaitu bahasa yang bersifat kesemestaan.

29
DAREX SUSANTO 2020

Dalam tata bahasanya, Chomsky mengemukakan bahasa hendaknya diperikan

dalam bentuk kaidah yang eksplisit yaitu kaidah yang nyata dan jelas.

D. Proses Bahasa

Secara umum bahasa digunakan untuk mengungkapkan pikiran. Seseorang

memikirkan sesuatu kemudian menyampaikan hasil pikirannya melalui

bahasa. Berpikir merupakan aktivitas mental manusia. Aktivitas itu ada bila ada

stimulus.

Langacker (dalam Pateda, 1990:30) menyatakan bahwa pada dasarnya berbahasa

sebagai aktivitas dapat dibedakan menjadi dua.

1. Berbahasa sebagai Aktivitas Jiwa

Berbahasa sebagai aktivitas jiwa berarti pemakaian bahasa sebagai gerakan mental

(ilmunya disebut psikomekanik). Hal ini menjelaskan bagian bahasa menjadi sistem

institusional menjadi ujaran di dalam aktivitas seseorang, baik ketika sedang

berbicara maupun ketika menulis.

Sebagai stimulus yang menghasilkan respon, bahasa dianggap sesuatu yang dapat

diulang-ulang sehingga menyebabkan seseorang bereaksi tertentu pula sesuai

dengan stimulus yang diperolehnya. Hal ini akan berupa momen-momen fisik yang

menyentuh ingatan dan asosiasi ide yang kemudian disalurkan melalui alat bicara

dalam bentuk kata-kata. Dengan bentuk perulangan bahasa tersebut akhirnya dapat

menjadi suatu kebiasaan.

30
DAREX SUSANTO 2020

2. Berbahasa sebagai Aktivitas Otak

Berbahasa sebagai aktivitas otak berarti pemakaian bahasa terjadi karena

koordinasi di dalam sel syaraf (hubungan sel syaraf). Bahasa sebagai aktivitas otak

dapat dilihat melalui dua pendekatan.

a. Pendekatan neurologi yaitu pendekatan yang melihat bunyi bahasa dan konsep-

konsepnya ada di dalam otak.

b. Pendekatan teknologi yaitu pendekatan yang melihat bahasa beroperasi secara

elektronis (usaha mendesain dan menghasilkan di dalam otak).

Pateda (1990:28) menyatakan untuk menghasilkan suatu bahasa, ada tiga tahap

yaitu proses bahasa a) ketika masih berada di dalam diri pembicara, b) di

lingkungan, dan c) ketika berada di dalam diri pendengar.

Secara lebih rinci, Moulton (dalam Pateda, 1990:28) menyatakan bahwa proses

bahasa terjadi dalam sebelas tahap, yaitu tahap

1) pembuatan kode semantis

2) pembuatan kode gramatikal

3) pembuatan kode fonologis

4) terjadi perintah otak pembicara

5) gerakan alat ucap

6) bunyi yang berupa getaran

31
DAREX SUSANTO 2020

7) perubahan gerakan melalui telinga pendengar

8) getaran diteruskan ke otak pendengar

9) pemecahan kode fonologis

10) pemecahan kode gramatikal

11) pemecahan kode semantis

Dari sebelas tahap tersebut yang dapat dilihat secara konkrit yaitu tahap 5 dan tahap

6, sedangkan tahap lain berada di dalam diri pembicara dan pendengar. Bila

dikaitkan dengan psikolinguistik, proses pada tahap 1-4 dan tahap 7-11 merupakan

ruang lingkup kajian psikolinguistik.

Seseorang berbicara pada dasarnya terdorong oleh hal tertentu yang biasanya

disebut stimulus. Stimulus itu kemudian mendapat respon dari pendengar. Proses

tersebut melibatkan otak, baik otak pembicara maupun otak pendengar. Untuk dapat

melakukan proses tersebut secara baik, pembicara dan pendengar perlu memiliki

kompetensi tertentu agar dapat melakukan performansi dengan baik. Yang

dimaksud kompetensi adalah pengetahuan dasar seseorang tentang suatu sistem,

peristiwa, dan fakta. Bila dihubungkan dengan bahasa, kompetensi berarti

pengetahuan dasar seseorang mengenai sistem bahasa. Parera (1993:27)

menambahkan bahwa kompetensi merupakan proses internal dalam proses

berbahasa.

Brown (2000:30) menyatakan performansi adalah manifestasi atau realisasi

kompetensi dan merupakan suatu kegiatan yang dapat dipantau. Parera (1993:121)

32
DAREX SUSANTO 2020

menyatakan bahwa performansi merupakan pelaksanaan aktual dari proses

berbahasa. Simanjutak (1987:158) menambahkan perfomansi melibatkan

pemahaman dan produksi bahasa. Jadi, performansi adalah kemampuan untuk

memahami atau mendekode dalam proses reseptif dan kemampuan untuk

menuturkan atau mengkode dalam proses produktif.

Bila dikaitkan dengan proses bahasa, pemahaman terjadi pada nomor 7-11 yaitu

saat bunyi masuk ke telinga pendengar, dilanjutkan ke otak , didekode secara

fonologis, didekode secara gramatikal, dan didekode secara semantis. Sedangkan,

produksi terjadi pada nomor 1-6 yaitu saat pembicara mengkode secara semantis,

mengkode secara gramatikal, mengkode secara semantis, terjadi perintah otak, dan

terjadi bunyi.

E. Hubungan Bahasa dengan Pikiran

Hubungan antara pikiran dan bahasa merupakan permasalahan yang hakiki dalam

psikolinguistik. Banyak para pakar yang berpendapat tentang hubungan bahasa

dengan pikiran.

1. Anggapan Bahasa Mempengaruhi Pikiran

a. Wilhelm von Humboldt

Beliau merupakan pakar dari Jerman yang terkenal pada abad 19.

Menurutnya, pemikiran manusia tergantung pada bahasa. Hal itu dikarenakan suatu

pandangan dunia, hidup pada suatu masyarakat bahasa. Suatu masyarakat hidup

pada ketentuan bahasa masyarakatnya itu sendiri dan tidak dapat menyimpang lagi

33
DAREX SUSANTO 2020

dari garis yang ditentukan oleh bahasanya. Bila masyarakat mengubah pandangan

hidupnya, berarti harus mempelajari bahasa yang baru. Dengan demikian menganut

cara berpikir masyarakat bahasa yang baru.

Bahasa memiliki dua substansi yaitu bunyi dan pikiran. Bahasa merupakan satu

sintesis bunyi dengan pikiran. Bunyi-bunyi bahasa merupakan bentuk luaran,

sedangkan pikiran merupakan bentuk dalaman. Keduanya membentuk suatu

sintesis pada diri masyarakat bahasa. Pada mulanya memang manusia memakai

pikirannya untuk mengkategori dunia dan mencantumkan dalam bahasa, tetapi

begitu bahasa terbentuk, manusia menjadi terikat oleh hal yang mereka ciptakan

sendiri. Contoh: semula orang Jawa memakai pikiran untuk mencipta kata pari,

gabah, beras, upa, dan sega, dan sebagainya. Akan tetapi, begitu sudah tercipta

justru sebaliknya, orang untuk berkata, lebih melihat pada lima entitas itu.

b. Edward Sapir dan Benjamin Lee Worf

Keduanya merupakan pakar di Amerika yang terkenal pada abad ke-20. Sapir

menyatakan bahwa dunia masyarakat bahasa dibangun di atas perilaku-perilaku

bahasa masyarakat itu sendiri. Jadi, pandangan hidup suatu masyarakat bahasa

ditentukan oleh struktur bahasanya.

Teori Sapir dilanjutkan oleh Worf. Menurut Worf, setiap bahasa memberikan suatu

pandangan dunia pada penuturnya. Manusia membagi-bagi alam, menyusunnya

menjadi konsep-konsep, dan menilai kepentingannya dengan cara yang sebagian

besar disebabkan karena manusia telah bersepakat untuk menyusun alam itu

demikian; suatu kesepakatan yang berlaku bagi masyarakat bahasa dan yang telah

34
DAREX SUSANTO 2020

dibukukan atau termaktub dalam pola-pola bahasa. Sistem linguistik setiap bahasa

tidak hanya menyuarakan ide, tetapi malah merupakan pembentuk ide, merupakan

program untuk melihat kegiatan mental seseorang, penentu analisis kesan, dan

sintesis struktur mental seseorang. Tata bahasalah yang menentukan jalan pikiran.

Bahasa yang sama ada kecenderungan dianggap atau mewakili masyarakat yang

sama. Contohnya: pandangan hidup bangsa Indonesia, Malaysia, Philipina, Brunei,

dan beberapa bangsa Pasifik ada kecenderungan memiliki kesamaan karena dilihat

dari bahasanya. Kesamaan tersebut memberitahukan bahwa pada dasarnya pola

yang dipakai bahasa berpengaruh pada pola piker masyarakat penggunanya. Teori

Edward Sapir dan Benjamin Lee Worf ini dikenal dengan nama teori relativitas

bahasa.

3.4. Anggapan Pikiran Mempengaruhi Bahasa

a. Jean Piaget

Jean Piaget merupakan pakar yang berasal dari Perancis. Menurutnya,

pikiranlah yang membentuk bahasa. Tanpa pikiran, bahasa tidak ada. Pikiranlah

yang menentukan aspek-aspek sintaktis dan leksikon bahasa, bukan sebaliknya.

Bahasa merupakan satu sistem kode yang sudah siap untuk digunakan yang

diperluas dan dilengkapi oleh masyarakat penggunanya. Bahasa mengandung

sejumlah kekayaan alat kognisi yang selalu siap digunakan.

Dalam pemerolehan bahasa, seorang anak dapat menggolongkan sekumpulan

benda dengan memakai kata-kata yang serupa dengan benda-benda tersebut. Hal

35
DAREX SUSANTO 2020

ini berarti kognisinya dapat ditentukan. Jadi, perkembangan kognisinya

mempengaruhi perkembangan bahasanya.

b. Carrol

Carrol menentang pendapat Sapir dan Worf yang menyatakan bahwa bahasa

menentukan pandangan hidup masyarakat bahasanya. Tidaklah benar bila

dinyatakan satu pandangan hidup mengambarkan satu bahasa tertentu. Pandangan

hidup yang sama timbul karena faktor-faktor sosial dan sejarah. Jadi, tidak memiliki

hubungan dengan bahasa. Menurutnya, sebuah isyarat bahasa harus merupakan

persetujuan pemikiran masyarakat pemakainya.

c. Brown dan Lenneberg

Mereka juga tidak menyetujui pendapat Sapir dan Worf. Menurut mereka, manusia

secara keseluruhan memiliki potensi bersama untuk mengadakan pembedaan

penginderaan (pandangan). Masyarakat bahasa berbeda bukan karena kemampuan

atau potensi berbahasa, melainkan karena cara mereka menggolongkan

pengalaman-pengalaman mereka.

d. J.S. Bruner

J.S. Bruner terkenal dengan teori instrumentalisme yaitu bahasa merupakan alat

pemikiran manusia untuk menyempurnakan dan mengembangkan pemikiran itu.

Jadi, bahasa membantu pemikiran manusia agar lebih sistematis.

3.5. Bahasa dan Pikiran Terpisah, tetapi Berhubungan

a. L.S. Vygotsky
36
DAREX SUSANTO 2020

L.S. Vygotsky merupakan sarjana dari Rusia. Dia menyatakan bahwa bahasa dan

pikiran pada tahap awal merupakan sesuatu yang terpisah dan tidak saling

mempengaruhi, tetapi pada tahap berikutnya keduanya berhubungan yaitu bekerja

sama dan saling mempengaruhi. Untuk mengkaji bahasa dan pikiran harus melihat

aspek luar yaitu aspek bunyi, juga aspek dalam yaitu makna. Baginya, hubungan

pikiran dengan bahasa bukan suatu benda tetapi suatu proses, satu gerak yang

terus-menerus yang ada pada pikiran ke bahasa dan sebaliknya dari bahasa ke

pikiran.

b. Noam Chomsky

Noam Chomsky merupakan pakar Amerika. Ia tidak secara langsung

mengemukakan hubungan bahasa dengan pikiran. Ia menyatakan bahwa

pandangan tentang bahasa membuka pandangan juga tentang proses mental

(pemikiran) manusia.

Seorang anak terlahir sudah memiliki piranti berbahasa. Piranti ini tidak ada

hubungannya dengan kecerdasan seperti yang dinyatakan Lenneberg karena anak

yang tolol pun dapat berbahasa. Bahasa dan pikiran merupakan dua sistem yang

berasingan atau yang otonom. Bahasa tidak dipelajari anak dan tidak diajarkan,

tetapi berkembang dan tumbuh pada diri anak dengan cara yang lebih dahulu

ditentukan oleh alam apabila keadaan lingkungan mendukung. Lebih jauh

dinyatakan bahwa sistem keuniversalan bahasalah yang menggambarkan keunikan

kecerdasan manusia. Bahasa hanya memiliki tingkat luaran yang berbeda, tetapi

tingkat dalamannya sama. Keduanya bekerja sama untuk digunakan dalam

komunikasi.
37
DAREX SUSANTO 2020

3.6. Kategorisasi

Tinjauan lain yang memperjelas hubungan bahasa dengan pikiran yaitu pembuatan

kategorisasi. Greenberg (1966) menemukan sejumlah kategorisasi yang semesta

(universal). Kategorisasi adalah cara-cara berpikir manusia sebagai tanggapan

terhadap berbagai macam informasi yang diterimanya melalui berbagai inderanya

dan bagaimana ia memprosesnya dalam pikiran serta membaginya atas kelompok-

kelompok guna penyimpanan dan penemuan kembali dengan mudah. Kelompok

konsep yang dihasilkan pengolahan pikiran disebut kategori.

Kategorisasi ini dibagi atas dua tinjauan yaitu a) kategorisasi kognitif dan b)

kategorisasi sosial. Keduanya dibahasa di bawah ini.

a. Kategorisasi Kognitif

1) Bilangan

Sebagian bahasa mempunyai cara tertentu untuk mengungkapkan kategori

bilangan. Ada yang membagi tunggal dan jamak, seperti: rumah dan rumah-

rumah yang dalam bahasa Inggris house dan houses. Dalam bahasa Inggris ada

bentuk both yang menjadi satu unsur dalam sistem this/that yang tunggal

dan both yang dual, serta all yang jamak. Selain itu, ada yang membedakan

bentuk tunggal, dual, trial, dan prulal.

Sebagian besar bahasa membedakan bilangan dasar yaitu satu, dua, tiga, dan

seterusnya. Selain itu, dikenal bilangan urutan, yaitu pertama, kedua, ketiga, dan

seterusnya. Dalam bahasa Indonesia, konsep urutan atau tingkat ditandai oleh

38
DAREX SUSANTO 2020

awalan ke- yang diletakkan sesudah kata bendanya dan konsep jumlah ditandai

dengan awalan ke- yang diletakkan sebelum kata bendanya.

2) Negasi

Salah satu ciri semesta yang ditemui Greenberg yaitu bentuk negasi yang berupa

sesuatu yang negatif dari sesuatu yang positif. Hal ini dapat dilihat dalam bahasa

Indonesia ada bentuk positif yang memiliki negasi negatif tidak dan belum.

Hampir semua bahasa di dunia memperlakukan bentuk asimetris. Tidak selalu harus

ditandai bentuk tidak, tetapi bisa terwujud dalam bentuk tinggi dan rendah,

hitam dan putih, buruk dan jelek, dan masih banyak lagi.

3) Sebab akibat

Jika suatu bahasa mempunyai ungkapan yang berbeda kompleksitas kata atau

bentuknya untuk keadaan, perubahan keadaan, dan sebab perubahan keadaan,

seperti: dalam bahasa Inggris tampak pada kata dead, die, dan kill, keadaan itu

dapat diungkapkan melalui kata-kata yang lebih kompleks. Dalam bahasa

Indonesia, tampak pada perubahan besar menjadi membesar,

kuning menjadi menguning.

4) Waktu

Dalam semua bahasa ada pembedaan waktu dulu, sekarang, dan waktu akan

datang. Hal ini tampak pada penggunaan waktu dalam bahasa Indonesia,

seperti: sudah, pernah, telah, kemarin, tadi pagi, dan sebagainya. Sedangkan,

dalam bahasa Inggris penggunaan waktu lalu ditandai dengan /ed/, seperti: call-

39
DAREX SUSANTO 2020

called; penggunaan waktu akan datang ditandai dengan kata bantu will, seperti: call-

will call, dan sebagainya.

b. Kategorisasi Sosial

Kategori sosial berakar pada keadaan hidup manusia sebagai makhluk sosial

dan kultural, yang dapat dilihat pada empat hal berikut.

1) Kekerabatan

Hubungan perkerabatan dan istilah-istilah yang digunakan untuk menyatakan

hubungan kekerabatan banyak dikaji antropolog. Dalam bahasa dan budaya Inggris

dikenal istilah kekerabatan, seperti: mother, father, aunt, uncle, dan sebagainya.

Masing-masing memiliki rujukan yang sesuai dengan budaya Inggris, seperti:

digunakan kata uncle yang merujuk pada „saudara laki-laki ayah‟, „saudara laki-laki

ibu‟, ‟suami saudara perempuan ayah‟, dan „suami saudara perempuan ibu‟.

Menurut Greenberg, pada umumnya bahasa-bahasa membedakan tiga dasar atau

tiga prinsip kekerabatan melalui generasi, hubungan darah, dan jenis kelamin. Bila

ditinjau dari generasi dikenal istilah kakek, nenek, bapak, ibu, anak,cucu, dan cicit.

Bila dihubungkan dari hubungan darah dikenal istilah paman, bibi, adik, ipar, dan

sebagainya. Bila dihubungkan dari jenis kelamin, seperti: ayah dan ibu (bahasa

Indonesia), anak dan boru (bahasa Batak), serta brother dan sister (bahasa Inggris).

2) Kata ganti orang

Bila istilah-istilah kekerabatan timbul dari sistem keluarga dan perkawinan, kata kata

ganti orang timbul sebagai keperluan untuk melakukan percakapan. Dalam

40
DAREX SUSANTO 2020

percakapan diperlukan tiga peran, yaitu: pembicara, orang yang diajak bicara, dan

orang yang dibicarakan. Semua itu biasa dikenal dengan nama kata ganti orang

pertama, orang kedua, dan orang ketiga.

Dalam bahasa Inggris dikenal beberapa kata ganti yaitu I, you, he/she, we, dan they.

Dalam bahasa Indonesia kata ganti orang dikenal sebagai berikut.

Kata Ganti Orang TUNGGAL JAMAK

Kata ganti orang pertama (orang Saya, aku Kami, kita

yang berbicara)

Kata ganti orang kedua Kamu, engkau, kalian

(orang yang diajak bicara anda, saudara

Kata ganti orang ketiga Dia, ia mereka

(orang yang dibicarakan)

3) Ungkapan-sapaan

Berhubungan dengan kata ganti orang yaitu kata sapaan. Kata sapaan adalah kata

yang digunakan untuk menyapa lawan bicara. Kata sapaan berkaitan dengan

tanggapan dan persepsi atas hubungan pembicara dengan lawan bicara. R. Brown

dan M. Ford meneliti sistem sapaan dalam bahasa Inggris Amerika mendapati

41
DAREX SUSANTO 2020

adanya penggunaan a) nama kecil, b) nama keluarga, c) gelar, dan d) nama

keluarga dan gelar. Nama kecil mencakup penggunaan nama kecil lengkap, bentuk

akrab, dan kependekan, seperti: nama kecil lengkap (Robert, James, William),

bentuk akrab (Bobby, Jimmy, Billy), dan kependekannya (Bob, Jim, Bill). Untuk gelar

dapat ditemukan pada Mr., Mrs., Miss., Dr., Senator, Major, dan masih banyak lagi.

Dalam bahasa Indonesia dikenal beberapa bentuk sapaan sebagai berikut.

a) Nama kecil, seperti: Agus, Rahayu, Astuti, Lestari, dan sebagainya.

b) Gelar, seperti: Tuan, Dokter, Profesor, Camat, Kapten, Ustad, dan sebagainya

c) Istilah kekerabatan, seperti: Bapak, Ibu, Kakak, Adik, Paman, Bibi, dan

sebagainya

42
DAREX SUSANTO 2020

MODUL IV

4.1. KETERAMPILAN LISTENING (MENDENGARKAN)

Keterampilan listening adalah Salah satu komponen dari proses komunikasi adalah

bagian menerima pesan, salah satunya ialah mendengarkan. Mendengarkan bukan

secara harfiah menggunakan alat pendengaran (telinga) , tetapi memiliki arti yang

lebih luas dengan penggunaan alat penerimaan pesan lainnya. Berikut ini ada empat

alasan utama mengapa orang perlu mendengarkan:

a. Untuk memahami dan memperoleh informasi

secara pribadi maupun konteks profesional, sebab, di era sekarang, menguasai

informasi berarti menguasai sumber daya. Memahami perintah, memahami pesan,

memahami kebutuhan orang lain, menggali lebih banyak informasi dibutuhkan

sebagai modal agar dapat berkomunikasi serta menjadi kemampuan utama untuk

dapat berhasil dalam setiap pekerjaan.

b. Analisis terhadap kualitas Informasi

Kemampuan seseorang untuk dapat menganalisis informasi dibutuhkan agar dapat

bertindak tepat. Mendengarkan dan mendapatkan informasi lebih banyak akan

meningkatkan kualitas pesan yang diterima, kelengkapan data, dan kemampuan

mengolah informasi, sehingga simpulan atau analisis terhadap suatu kondisi atau

keadaan dapat diambil.

c. Membangun dan Memelihara Hubungan

43
DAREX SUSANTO 2020

Alasan untuk mendengarkan adalah untuk melakukan komunikasi interpersonal.

Banyak survey telah membuktikan bahwa orang yang memiliki kemampuan untuk

mendengar dengan efektif memiliki hubungan yang lebih baik dengan sesamanya,

sebaliknya mereka yang kurang mampu untuk mendengarkan akan memperburuk

hubungan atau setidaknya tidak dapat membangun hubungan yang lebih baik.

d. Menolong Orang Lain

Kemampuan mendengarkan wajib dimiliki agar dapat memahami orang lain dan

pada akhinya, dapat menolong orang lain. Pada saat seseoramg mau

mendengarkan dan memberikan perjhatian yang tulus serta serius kepada

permasalahan yang kita sampaikan, hamper sebagian besar masalah kita telah

dapat ditolong, atau minimal dapat memberikan pola atau prespektif yang baru

tentang kita dapat menghadapi masalah yang kita hadapi

4.2. Memberikan Umpan Balik (providing feed-back) & Membujuk

(persuading)

a. Providing feedback (memberikan umpan balik)

Setiap bentuk komunikasi yang disampaikan kepada seseorang dengan tujuan

agar orang tersebut mengetahui dampak perilakunya terhadap anda atau orang

lain

b. Feedback positif dan negatif

44
DAREX SUSANTO 2020

Umpan-balik positif lebih bisa diterima daripada yang negatif. Hal ini bisa

dipahami karena sebagian besar manusia lebih menyukai “good news”

ketimbang “bad news”.Agar umpan balik negatif bisa diterima, maka utarakan

seobyektif mungkin disertai oleh informasi atau data lain yang mendukung.

c. Beberapa tips pemberian umpan balik

1. Fokuskan pada perilaku yang spesifik. Hindarkan kalimat seperti ini : “

Perilakumu sangat jelek” atau “Saya sangat terkesan pada pekerjaan

anda”.Lebih baik jika kita katakan : “Kemarin Anda terlambat sepuluh menit” atau

“Laporan keuangan yang Anda susun mudah dimengerti”

d. Jaga agar tetap bersifat “impersonal”.

Upayakan, walau anda dalam situasi marah sekali pun, jangan mengkritik

kepribadian seseorang. Mis: “Dasar pemalas, pembohong” atau kata-kata yang

menunjukan sifat seseorang.Lebih baik kritik tindakannya Mis. : “Dalam satu

minggu ini Anda sudah dua hari tidak masuk tanpa pemberitahuan”

Segera Umpan-balik akan sangat bermakna bagi pihak penerima, jika dilakukan

segera setelah perilaku tertentu ditampilkan.Misalkan memberikan tepuk tangan

atas tampilan pembicara, atau teguran sopan atas pelanggaran yang dilakukan

seseorang4. DimengertiPihak yang diberi umpan balik harus mengerti isi dari

umpan balik yang dilontarkan kepadanya

45
DAREX SUSANTO 2020

Persuading - MembujukDefinisi : Komunikasi tatap muka yang dilakukan dengan

sengaja oleh seseorang dengan tujuan agar pihak lain mau mengikuti dengan

sukarela kehendak seseorang tadi.aPlease ….dongb

Strategi MembujukAda tiga strategi yang umumnya dilakukan dalam membujuk

seseorang untuk melakukan sesuatu.Kredibilitas (anda bisa dipercaya) 2. Nalar

(isinya masuk akal) 3. Sentuhan emosional (memunculkan perasaan suka)

Taktik pembujukan Memberikan kemudahan secara aktif (active facilitative) .

Kita harus melakukan persiapan matang guna meyakinkan pihak yang akan kita

bujuk. Misalnya dengan mempersiapkan data atau informasi yang

diperlukan.Memberikan kemudahan pasif (passive facilitative) . Kadang, justru

tidak melakukan tindakan apa pun, upaya membujuk seseorang akan lebih

berhasil. Tenang, sabar menunggu, memberikan kesempatan berpikir.

4.3. Ketrampilan membujuk

1. Bangun kredibilitas

Kembangkan pengetahuan anda di bidang pekerjaan yang memerlukan bantuan

orang lain.Jaga hubungan dekat dan akrabSajikan informasi yang dapat

diandalkan.Kembangkan rasa saling percayaLakukan presentasi yang

dinamisMinta bantuan pihak ketiga

2. Gunakan pendekatan positif dan bijaksana

Kita harus berasumsi bahwa pihak yang akan kita bujuk adalah orang yang pintar

dan dewasa. Jangan meremehkannya. Hormat, sopan, dan bijak.3. Jelaskan


46
DAREX SUSANTO 2020

dengan baik maksud kitaKita harus mengerti sekali sekali apa yang kita inginkan.

Persiapkan dan pelajari secara cermat apa yang menjadi tujuan kita yang

sebenarnya.

3. Sajikan bukti yang kuat guna mendukung permintaan kita.

Kita harus mampu menjelaskan mengapa permintaan kita penting, dengan

cara memberikan bukti yang mendukung5. Sesuaikan alasan permintaan kita

dengan karakteristik orang yang kita bujuk.Jika orang yang kita bujuk

termasuk orang yang cerdas dan rasional, alasan yang harus dikemukakan

juga harus bisa logis (diterima oleh akal)

4. Perhatikan kepentingan pihak yang sedang kita bujuk.

Kita harus memperrtimbangkan keuntungan apa yang bisa diperoleh pihak

yang kitabujuk, jika dia bersedia memenuhi permintaan kita.7. Sentuh aspek

emosionalnyaKadang alasan rasional dan obyektif belum cukup, maka sentuh

hal-hal yang bisa membangkitkan luapan emosi pihak yang kita bujuk

4.4. Teknik Berkomunikasi Secara Efektif

Untuk menjadi komunikator dan komunikan yang baik, atasilah hambatan-hambatan

komunikasi tersebut. Disamping itu, jadilah

(1) pendengar yang baik,

(2) pembicara yang efektif,

(3) pembaca yang baik,

(4) penulis yang baik,

47
DAREX SUSANTO 2020

(5) pembelajar yang baik, dan

(6) pembimbing yang baik.

Verma (1996) memberikan cara untuk menjadi pendengar yang baik adalah jdilah

ACTIVE LISTEN, Yaitu kepanjangan dari:

Attention (penuh perhatian)

Concerrn (tertarik)

Timing (pilih waktu yang tepat)

Involvement (merasa turut terlibat)

Vokal tones (irama suara)

Eyes contact (adakan kontak mata)

Look (lihat bahasa tubuh)

Interest (tunjukan minat)

Summarize (singkat atau intisari)

Terriroty (batasi hal-hal penting)

Empathy ( penuh perasaan)

Nod (mengangguklah)

Bahasa Tubuh Interpretasi

Menunjuk Agresif

Melotot Tidak sopan atau menantang

Menggaru kepala atau muka Sulit ditebak, cemas, takut risiko

Menggigit tangan Menyesal

Membungkukkan badan Memberi hormat

Mengacungkan jempol Menyatakan bagus, benar, baik, indah

48
DAREX SUSANTO 2020

Mengacungkan kelingking Jelek, salah, buruk, tidak baik

Menganggukkan kepala Setuju, sudah paham

Mengepalkan tangan Mengancam berkelahi

Menggelengkan kepala Tidak

Melambaikan tangan Memanggil

Mengerutkan dahi Berpikir, serius

Menyalami Menyampaikan ucapan selamat,

berduka cita

Menyalami sambil memeluk Keakraban, rindu

Merengut Marah, kecewa, benci

Membuang muka atau memalingkan Sombong, memutus hubungan, benci

muka

Meneteskan air mata Sedih, terharu, kecewa, bahagia

Sebagai pembicara yang baik (Verma, 1996) harus memenuhi tiga langkah (1)

pendahuluan (katakan apa yang akan di katakan), (2) menerangkan (menjelaskan

sesuatu), dan (3) ringkasan (sampaikan inti yang telah anda katakan tadi). Untuk

menjadi pembicara yang selalu menarik, gunakan prinsip BASIS, yaitu sesuatu yang

Baru, dapat dan pernah di Aplikasikan, Sederhana (tidak berbelit-belit, mudah di

mengerti orang), menggunakan Intonasi yang tepat, dan Simpulkan.

Meharabian memberikan rumus komunikasi sebagai berikut.

Pengaruh pesan keseluruhan = kata-kata (7%) + nada suara (38%) + mimik wajah

(55%)

49
DAREX SUSANTO 2020

MODUL V

5.1 NEGOSIASI

Manajer pendidikan tidak dapat melepaskan keterkaitannya dengan pihak-

pihak yang turut bertanggung jawab terhadap pendidikan, yaitu keluarga,

masyarakat, sekolah, dan pemerintah. Untuk mendapatkan dukungan pihak lain

dalam mengelola sekolah, manajer sekolah harus melakukan negosiasi. Manajer

pendidikan perlu bernegosiasi untuk mendapatkan kesepakatan dalam pemecahan

masalah bersama dengan prinsip saling menguntungkan atau win-win

solution, terutama ketika rapat negosiasi dengan stakeholders pendidikan

khususnya komite sekolah.

Jika negosiasi telah dilakukan maka akan terjadi dua kemungkinan :

1. Kesepakatan.

2. Konflik.

Konflik adalah sesuatu yang tidak dapat di hindarkan, baik dengan organisasi

lain, di dalam organisasi sendiri, maupun dengan hati nurani sendiri akibat adanya

perbedaan kepentingan. Konflik yang berkepanjangan akhirnya dapat menimbulkan

stres di kalangan yang berkonflik. Untuk mengatasi konflik, maka dilakukan

negosiasi. Konflik dapat berdampak positif dan dapat pula berdampak negatif.

5.2 PENGERTIAN NEGOSIASI

Negosiasi menurut Hendarman dan Srie Haryati Martono (2002) adalah

serangkaian diskusi antarindividu atau kelompok dengan latar belakang yang

berbeda untuk mendapatkan kesepakatan. Negosiasi ialah proses penyusunan

50
DAREX SUSANTO 2020

bersama suatu program untuk mencapai tujuan yang saling menguntungkan.

Negosiasi ialah proses interaksi dua pihak atau lebih yang masing-masing

mempunyai tujuan yang berbeda, tetapi mereka berusaha melalui argumentasi dan

persuasi untuk mencari jalan keluar yang disepakati bersama. Negosiasi ialah suatu

metode untuk mencapai perjanjian secara kooperatif atau kompetitif. Negosiasi ialah

proses tawar-menawar melalui perundingan untuk mencapai kesepakatan bersama.

Negosiasi ialah proses penyelesaian pertikaian secara damai oleh pihak-pihak yang

bertikai melalui perundingan.

Berdasarkan beberapa definisi negosiasi di atas, dapat disimpulkan bahwa

negosiasi ialah proses perundingan dua pihak atau lebih untuk mendapatkan

kesepakatan.

5.3. MANFAAT NEGOSIASI

Negosiasi bermanfaat untuk:

a) mendapatkan keefektifan dan efisiensi dalam mencapai tujuan.

b) kesepakatan bersama saling menguntungkan (simbiosis mutualisme).

c) Menjembatani perbedaan pandangan mereka yang bernegosiasi sehingga

mengurangi, bahkan dapat mencegah konflik.

d) menyepakati tujuan bersama, metode mencapai tujuan bersama yang belum

jelas.

5.4. MACAM NEGOSIASI

Negosiasi terdiri atas dua macam, yaitu :

51
DAREX SUSANTO 2020

1. Kompetitif atau distributif adalah suatu negosiasi yang menghasilkan ada pihak

yang kalah dan ada pihak yang menang.

2. Kooperatif atau integratif, yaitu negosiasi yang menghasilkan kemenangan

(keuntungan) untuk pihak-pihak yang bernegosiasi.

Negosiasi dapat terjadi dalam empat macam :

a) Saya kalah, anda kalah.

b) Saya menang, anda kalah.

c) Saya kalah, anda menang.

d) Saya menang, anda menang.

Kejadian nomor empat merupakan hasil negosiasi terbaik. Sebab, “untuk

apa kita menang di atas penderitaan orang lain?” jika kita menang dalam

bernegosiasi, orang lain kalah, artinya orang yang kalah itu merasa dianiaya

atau dizalimi. Jika sama-sama kalah juga tidak memberikan manfaat bagi

mereka yang berunding. Perbedaan antara negosiasi kompetitif dan kooperatif

dapat dilihat dalam tabel berikut.

No. Negosiasi Kompetitif Negosiasi Kooperatif

Ada pihak yang kalah (di Semua pihak menang (saling


1.
rugikan). menguntungkan).

Minat kedua pihak Minat kedua pihak ada


2.
bertentangan. kesamaan.

Strategi pemaksaan Strategi saling menghargai


3.
kehendak. kehendak.

4 Individualitas. Kerja sama.

52
DAREX SUSANTO 2020

5.5. TEKNIK BERNEGOSIASI MENANG-MENANG

Teknik untuk melakukan negosiasi yang menghasilkan menang-menang

sebagai berikut.

1. Arahkan diri anda untuk menciptakan negosiasi menang-menang.

2. Rencanakan dan miliki strategi yang konkret ( yakin rencana dan strategi itu

penting).

3. Kenali BATNA (Best Alternative to a Negotiated Alternative) anda.

4. Pisahkan pihak yang diajak bernegosiasi dengan masalah pribadi

(mengendalikan emosi).

5. Fokuskan diri anda pada minat, bukan posisi anda.

6. Ciptakan alternatif-alternatif yang saling menguntungkan (dengan memahami

orang lain, nilai-nilai, dan cara pandang orang lain).

7. Cari berbagai kemungkinan sebelum mengambil keputusan.

8. Pusatkan perhatian selama proses negosiasi.

9. Terapkan teori komunikasi yang efektif.

10. Esensi dari negosiasi adalah kesepakatan. (Antonim, 2002).

Langkah-langkah untuk mendapatkan kesepakatan dalam bernegosiasi

menurut Mills (1995) adalah RESPECT yang uraiannya pada tabel berikut.

No. Langkah Kegiatan

R (Ready) =1. Mengembangkan alternatif terbaik untuk disepakati

menyiapkan diri. dalam bernegosiasi.


1.
2. Mengidentifikasi kepentingan sendiri.

3. Mengidentifikasi kepentingan pihak lain.

53
DAREX SUSANTO 2020

4. Mendaftar, memringkat, menilai isu-isunya.

5. Mengadakan konsultasi dengan pihak lain.

6. Menentukan batas wewenang dan agenda kerja.

7. Menentukan tawaran pertama.

8. Memilih anggota tim, waktu, dan tempat

bernegosiasi.

9. Merencanakan dan memilih taktik yang tepat.

E (Explore) =1. Mengkomunikasikan posisi diri dan lawan.

menjajagi kebutuhan2. Mengajukan pertanyaan tertutup dan tidak

satu sama lain. destruktif.

3. Merefleksikan perasaan pihak lain.


2.
4. Menciptakan iklim nonverbal yang positif dan

terbuka.

5. Mengungkapkan pembicaraan secara jelas dan

percaya diri dengan bahasa yang asertif.

S (Signal) =1. Menjadi pendengar yang baik.

3. mengisyaratkan untuk2. Membalas isyarat yang diterima.

melangkah 3. Mengulangi isyarat yang tidak lengkap.

P (Probe) =1. Menggunakan usulan penentuan prioritas.

mencermati usulan-2. Mengemukakan persyaratan diri sendiri.


4.
usulan 3. Menghindari dan penolakan usul.

4. Mengemas usulan agar dapat diterima.

5. E (Exchange) =1. Menegaskan isu-isu secara menyeluruh.

54
DAREX SUSANTO 2020

mempertukarkan 2. Melakukan penawaran tinggi untuk “menjual” dan

konsesi penawaran rendah untuk “membeli” secara realistis.

3. Menghindari konsesi besar terlebih dahulu, namun

mendukung semua konsesi dengan alasan yang

tepat.

4. Mengubah isu jika ditemui jalan buntu.

C (Close) = menutup1. Menentukan waktu dan titik batas terjadinya tawar-

transaksi menawar.

2. Mempertimbangkan penggantian negosiator atau

6. menggunakan mediator jika terjadi kebuntuan.

3. Melakukan verifikasi terhadap yang sudah

disepakati.

4. Menuangkan perjanjian tertulis.

T (Tie Up) = mengikat1. Memperkirakan perbedaan di masa yang akan

7. ujung-ujung yang datang.

tepat 2. Meninjau hasil.

5.6. PRAKTIK NEGOSIASI

Husaini Usman (1997:19) menyatakan bahwa rendahnya negosiasi pendidikan

ditunjukkan oleh kurang berhasilnya manajer pendidikan mengajak dan bersepakat

dengan pengusaha di dunia usaha dan industri serta pihak pemerintah, dalam hal ini

Dinas Tenaga Kerja di daerah-daerah untuk bermitra dengan dunia usaha dan

industri dengan prinsip saling menguntungkan. Dunia pendidikan dihadapkan pada

55
DAREX SUSANTO 2020

peluang sekaligus tantangan untuk menghasilkan lulusan yang terampil bernegosiasi

menang-menang dalam kompetisi yang semakin ketat di pasar APEC tahun 2010

dan di pasar bebas pada tahun 2020 nanti. Jika bangsa kita tidak pandai

bernegosiasi, secara hipotetik maka kita akan kalah dengan bangsa lain, bahkan

mungkin kita menjadi kuli di negara sendiri. Modal utama agar negosiasi dapat

berhasil adalah keterampilan berkomunikasi.

56
DAREX SUSANTO 2020

MODUL VI

6.1. TEAM BUILDING

Dalam sebuah organisasi diperlukan adanya team building yang kuat. Team buildi ng

yang nantinya terbentuk dalam karakter team work yang merupakan pelaksana dari

segala proses dalam mencapai sebuah target atau tujuan perusahaan atau

organisasi. Dengan kata lain team building adalah pondasi yang membentuk team

work. Solid atau tidaknya sebuah team work akan sangat tergantung dari team

building yang ada. Beberapa tips berikut ini adalah cara untuk membangun team

building yang kuat :

• Target yang jelas

Pemimpin harus bisa menyampaikan gambaran target yang ingin dicapai kepada

teamnya. Sampaikan pula cara kerja dan jangka waktu yang akan digunakan. Team

juga harus mengerti tujuan dibentuknya team tersebut dan apa saja harapan

organisasi atau perusahaan kepada hasil kerja mereka.

• Komitmen

Pastikan bahwa setiap individu dalam team berkomitmen dengan pekerjaan mereka.

Pimpinan harus menanamkan pikiran bahwa setiap individu dalam team mempunyai

peran penting sehingga mereka bersemangat dan tertantang untuk menjalankan

misi dan mencapai target yang telah ditentukan.

57
DAREX SUSANTO 2020

• Kompetensi

Dalam sebuah team work diperlukan individu-individu yang memiliki skill yang

berbeda namun saling melengkapi. Selain itu untuk membangun team building perlu

adanya penempatan posisi pekerjaan yang sesuai dengan keahlian anggota team.

• Kontrol

Dalam membangun team building harus ada kontrol antara pimpinan dan anggota

team tersebut. Pimpinan hendaknya memberi batasan yang jelas kepada anggota

team dalam melaksanakan pekerjaan dan begitu pula anggota team dapat

memberikan saran atau meminta kewenangan tertentu untuk menyelasaikan

pekerjaan mereka.

• Inovasi kreatif

Team building yang tangguh adalah yang bersedia membuka pintu bagi penemuan

baru atau karya kreatif baik dari pimpinan ataupun anggota team. Dan kemudian

merumuskan ide-ide baru tersebut agar dapat diaplikasikan dalam proses

pencapaian target.

• Kolaborasi

Untuk menghasilkan team work yang kuat harus ada kerja sama dari setiap inidividu

didalamnya. Tidak hanya saling melengkapi dalam pekerjaan namun juga saling

mengerti dengan perbedaan yang ada. Kolaborasi diperlukan agar pekerjaan bisa

58
DAREX SUSANTO 2020

dilakukan dengan seefektif mungkin dan menghindari adanya perselisihan antar

anggota team.

• Koordinasi

Team building memerlukan koordinasi yang tepat, pimpinan yang mampu

mengarahkan teamnya serta team yang bersedia untuk diatur oleh pimpinan.

Koordinasi juga berkaitan dengan kontrol langsung dari perusahaan ataupun

organisasi yang menaunginya.

• Komunikasi

Membangun team building artinya membangun komunikasi dengan anggota team.

Adanya arahan, perintah, saran ataupun pendapat akan membuat team work

menjadi dinamis dan mampu menginterpretasikan dengan benar gambaran target

yang akan dicapai

6.2. Konsep Komunikasi Dalam Organisasi/ Tim

Berikut ini adalah konsep komunikasi dalam organisasi yaitu,

1. Komponen Komunikasi

Untuk dapat mengkonsep komunikasi dalam organisasi, maka yang pertama sekali

harus diketahui adalah komponen komunikasi. Didalam sebuah Proses Komunikasi

Efektif secara umum, terdapat 5 komponen utama yang terlibat didalamnya.

Komponen tersebut adalah :

59
DAREX SUSANTO 2020

 Komunikator atau pemberi pesan

 Komunikan atau penerima pesan

 Informasi atau pesan

 Media atau saluran berkomunikasi

 Umpan balik atau tanggapan dari informasi

Kelima komponen tersebut juga ditemui pada komunikasi dalam organisasi, namun

ketika kita melakukan Komunikasi Organisasi, maka orang – orang yang berada

disetiap komponen tersebut tergantung kepada situasi dan kondisinya. Contohnya

adalah :

 Didalam Rapat Organisasi

o Komunikator adalah pengurus atau pimpinan yang memiliki kewenangan

didalam organisasi tersebut

o Komunikan adalah seluruh anggota organisasi

o Informasi atau pesan adalah bahan yang akan dibahas didalam rapat

o Media atau saluran komunikasinya adalah secara langsung bertemu dan

biasanya bertempat di sekretariat keorganisasian

o Umpan baliknya adalah tanggapan dari anggota organiasi dan akan menjadi

kesepakatan bersama

 Konperensi Pers

o Komunikator adalah pengurus atau pimpinan tertinggi atau setingkat

dibawahnya

o Komunikan adalah anggota organisasi dan khalayak umum yang mendengarkan

konperensi tersebut
60
DAREX SUSANTO 2020

o Informasi yang diberikan oleh komunikator adalah hasil dari rapat

o Macam-macam Media Komunikasi bisa berupa TV, Radio, Media cetak, Media

Elektronik ataupun Macam-macam Media Komunikasi dalam Jaringan

o Umpan balik biasanya akan diberikan oleh orang yang berada ketika konperensi

berlangsung dan biasanya bukan dari anggota organisasi. Misalnya, wartawan atau

media hingga masyarakat umum

 Mencari Dukungan

o Komunikator adalah pengurus atau pimpinan organisasi

o Komunikan adalah orang yang dianggap mampu memberikan dukungan

o Informasi yang diberikan seputar permintaan dukungan

o Media dapat berupa TV, Radio, Media cetak, Media Elektronik, Media online,

hingga alat elektronik

o Umpan balik adalah tanggapan yang diberikan oleh target, dalam hal ini yang

dianggap memberikan dukungan

Pada tahapan konsep yang pertama ini, setiap orang yang mengisi komponen

tersebut harus mampu menjadi pengisi yang baik. Jika menjadi komunikator, maka

jadilah komunikator yang baik. Jika menjadi komunikan, maka jadilah komunikan

yang baik pula.

6.3. Karakteristik Organisasi

Setelah mengetahui komponen komunikasi organisasi tentunya ketika melakukan

komunikasi dalam organisasi, kita akan mengetahui dimana posisi kita sesuai

dengan situasi dan kondisinya. Setelah komponen komunikasi dan posisinya kita

61
DAREX SUSANTO 2020

ketahui, maka tahapan berikutnya adalah mempelajari karakteristik organisasi.

Adapun karakteristik organisasi adalah :

 Terbuka, Karakter organisasi haruslah terbuka kepada siapapun, menerima

siapapun dan seluruh informasinya dapat diketahui oleh seluruh anggota organisasi.

 Dinamis, Organisasi haruslah dapat beradaptasi dan mengikuti segala

perubahan yang terjadi, baik didalam maupun diluar organisasi.

 Pengetahuan, Orang-orang yang berada didalam organisasi haruslah

memiliki pengetahuan mengenai apa yang diperlukan oleh organisasi tersebut

 Tujuan, Berdirinya sebuah organisasi haruslah memiliki tujuan, misalnya

menjadi organisasi politik hingga menjadi organisasi lembaga swadaya masyarakat.

 Struktur, Organisasi haruslah memiliki kepengurusan untuk menjalankan

seluruh kegiatan operasional keorganisasian. Biasanya struktur kepengurusan

organisasi mengikuti besar kecilnya organisasi. Namun secara umun adalah seperti

ketua umum, sekertaris, bendaraha hingga anggota.

 Etika, Didalam organisasi, etika dan kesopanan menjadi sangat penting. Oleh

sebab itu, setiap komunikasi yang akan dilakukan haruslah menggunakan bahasa

yang baik, benar, beretika, bersopan santun dan tidak menyakiti siapapun.

6.4. Klasifikasi Komunikasi Organisasi

Langkah selanjutnya adalah mempelajari klasifikasi komunikasi organisasi, maka

informasi yang akan disampaikan menjadi tepat sasaran dan tidak salah tempat.

Beberapa klasifikasi komunikasi adalah :

62
DAREX SUSANTO 2020

 Klasifikasi Sifat Penggunaan

o Komunikasi Lisan ataupun informasi yang disampaikan menggunakan mulut dan

suara. Fungsi Komunikasi Verbal atau lisan ini membuat komunikasi semakin lancar

untuk dilakukan.

o Komunikasi Nonverbal atau komunikasi tulisan menggunakan surat, isyarat dan

simbol komunikasi. Namun, perhatikanlah pula Keuntungan dan Kerugian

Komunikasi Tertulis ketika melakukan komunikasi organisasi

 Klasifikasi Arah

o Komunikasi keatas yaitu komunikasi antara anggota organisasi kepada pengurus

organisasi

o Komunikasi kebawah yaitu komunikasi antara pengurus organisasi kepada

anggota organisasi

o Komunikasi horizontal yaitu komunikasi antara pengurus organisasi

dan antara anggota organisasi

o Komunikasi Dua Arah yaitu komunikasi antara pengurus organisasi kepada

anggota organisasi secara langsung dengan adanya timbal balik percakapan

o Komunikasi satu arah yaitu komunikasi antara pengurus organisasi kepada

anggota organisasi ataupun orang – lain tanpa adanya tanggapan atau timbal balik

 Klasifikasi Lawan Bicara

o Komunikasi satu lawan banyak yaitu satu pengurus organisasi berkomunikasi

dengan seluruh anggota komunikasi

o Komunikasi lawan organisasi yaitu pengurus organisasi berkomunikasi dengan

pengurus organisasi lainnya

 Klasifikasi Keresmian
63
DAREX SUSANTO 2020

o Komunikasi formal yaitu komunikasi organisasi yang resmi dan terjadwal secara

jadwal resmi organisasi

o Komunikasi informal yaitu komunikasi organisasi yang tidak resmi dan tidak

terjadwal secara jadwal resmi organisasi

Seluruh klasifikasi diatas, akan memberikan pandangan atau gambaran mengenai

sebuah informasi atau pesan yang sedang dikonsep. Dengan klasifikasi diatas pula,

informasi tersebut akan disampaikan pada saat dan tempat yang tepat. Oleh sebab

itu, tentukan juga klasifikasi informasi yang akan disampaikan sewaktu mengkonsep

komunikasi dalam organisasi kamu.

6.7. Hambatan Komunikasi Organisasi

Mengetahui Hambatan – Hambatan Komunikasi Organisasi, akan menjadi sebuah

langkah awal Cara Berkomunikasi dengan Baik serta terkonsep rapi.

Beberapa Hambatan-hambatan Komunikasi dalam organisasi yang harus

diperhatikan dan diketahui adalah :

 Hambatan Teknis, Komunikasi organisasi biasanya akan memiliki beberapa

perlengkapan teknis mulai dari penggunaan teknologi sewaktu penyampaian

informasi, perlengkapan tempat berkomunikasi, prosedur atau tatatertib

berkomunikasi, ketrampilan pemberi informasi dalam menyampaikan pesan, dan

kehadiran anggota organisasi.

 Hambatan Semantik, Hambatan semantik adalah hambatan yang terjadi

karena ketidak sepahaman antara pemberi dan penerima informasi, atau disebut

64
DAREX SUSANTO 2020

sebagai salah paham. Oleh sebab itu sewaktu mengkonsep komunikasi dalam

organisasi, usahakan menggunakan kata atau kalimat yang mudah dimengerti.

 Hambatan Logika, Hambatan logika berupa pemikiran, prasangka, emosi,

persepsi hingga kemampuan untuk memahami informasi yang dikomunikasikan.

Untuk menghindari hambatan ini, kemampuan komunikator sangatlah dibutuhkan

untuk menjelaskan informasi sampai benar-benar dimengerti komunikan.

Dengan mempelajari berbagai hambatan yang akan dihadapi sebelum komunikasi,

pada saat komunikasi, hingga setelah komunikasi, akan membuat komunikan lebih

percaya diri dan mampu menjelaskan serta menjawab seluruh pertanyaan dari

komunikan.

6.8. Pengkonsepan Komunikasi

Ketika seluruh poin diatas sudah diketahui dan dipelajari dengan baik, maka

selanjutnya adalah melakukan pengkonsepan komunikasi. Pengkonsepan

komunikasi dalam organisasi terbagi kedalam 2 bagian, yakni yang dilakukan oleh

pemberi dan penerima informasi.

6.9. Pemberi Informasi

 Menentukan Informasi, Sebelum mengkonsep komunikasi, tentunya yang

pertama adalah menentukan informasi yang akan dibahas. Jika misalnya pada

sebuah organisasi akan mengadakan pertemuan mengenai peningkatan kualitas

pelayanan masyarakat, maka kata kuncinya adalah peningkatan pelayanan kepada

65
DAREX SUSANTO 2020

masyarakat. (baca juga : Sejarah Perkembangan Jaringan Komputer dalam

Komunikasi Data)

 Perumusan, Setelah menentukan informasi yang akan dibahas, maka

lakukanlah perumusan mengenai informasi tersebut. Jika informasinya adalah

peningkatan pelayanan kepada masyarakat, maka perumusannya haruslah

mengenai informasi tersebut.

 Penyampaian, Berikutnya adalah melakukan penyampaian informasi yang

telah dirumuskan kepada seluruh anggota organisasi atau pihak-pihak yang terlibat

didalamnya.

 Penyiapan Jawaban, Penyiapan jawaban juga dibutuhkan oleh pemberi

informasi, jikalau ada pertanyaan dari anggota organisasi mengenai informasi

tersebut. Jangan sampai ketika ada anggota yang bertanya, komunikator tidak bisa

menjawab.

B. Penerima Informasi

 PemahamanPada tahap ini, penerima harus mampu memahami informasi

yang disampaikan oleh komunikator dan merumuskan berbagai ide atau gagasan

terkait informasi tersebut.

 TanggapanSetelah informasi tersebut dipahami, maka penerima memiliki

giliran untuk memberikan tanggapan, masukan, persetujuan atau penolakan

terhadap informasi yang disampaikan oleh pemberi informasi. (baca juga : Teori

Politik Ekonomi)

6. Hasil Komunikasi

66
DAREX SUSANTO 2020

Setelah tahapan yang terdapat pada pemberi dan penerima informasi selesai, maka

selanjutnya adalah menentukan hasil dari komunikasi dalam organisasi yang

dilakukan. Penentuan hasil tersebut, misalnya adalah :

 Informasi diterima dan dijadikan program organisasi

 Informasi diterima dengan catatan dan dijadikan program organisasi

 Informasi dipertimbangkan

 Informasi ditolak dan tidak dijadikan program organisasi

Karena begitu banyaknya manfaat komunikasi yang dikonsep dengan baik, maka

komunikasi yang dijalankan haruslah disampaikan dengan baik pula. Dengan begitu,

seluruh tujuan dilakukannya komunikasi akan mencapai hasil yang sesuai dengan

yang diharapkan. Demikianlah penjelasan singkat kami mengenai konsep

komunikasi dalam organisasi pada tulisan kali ini, semoga penjelasan ini dapat

memberikan tambahan pengetahuan bagi kamu semua. Sampai ketemu pada artikel

selanjutnya dengan topik yang berbeda.

67
DAREX SUSANTO 2020

MODUL VII

7. Komunikasi Kepemimpinan

Dalam kehidupan sehari-hari aktivitas wirausaha yang tidak terlepas dari sikap

kepemimpinan bahkan dalam kehidupan keluarga dan masyarakat. Kepemimpinan

dan Kewirausahaan adalah kemampuan diri seseorang dalam menentukan dan

mengevaluasi peluang-peluang yang ada dengan mengelola sumber daya yang

tersedia

Kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi orang lain dalam hal ini

para bawahan sedemikian rupa sehingga orang lain mau melakukan

kehendak Pemimpin meskipun secara pribadi hal ini mungkin tidak disenangi.

Sukses tidaknya dalam mencapai tujuan organisasi tergantung pada kemampuan

pimpinan mempengaruhi bawahan dalam mengajak dan menyakinkan mereka,

sehingga para bawahan ikut berpartisipasi terhadap apa yang telah dianjurkan

dengan penuh semangat.

a. Pengertian Kepemimpinan

Menurut Griffin dan Ebert, kepemimpinan (leadership) adalah proses

memotivasi orang lain untuk mau bekerja dalam rangka mencapai tujuan yang telah

ditetapkan. Lidsay dan patrik dalam membahas mutu total dan pembangunan

organisasi mengemukakan bahwa kepemimpinan adalah suatu upaya

merealisasikan tujuan perusahaan dengan memadukan kebutuhan para individu

untuk terus tumbuh berkembang dengan tujuan organisasi. Perlu diketahui bahwa

para individu merupakan anggota dari perusahaan. Peterson at.all mengatakan

bahwa kepemimpinan merupakan suatu kreasi yang berkaitan dengan

68
DAREX SUSANTO 2020

pemahaman dan penyelesaian atas permasalahan internal dan eksternal

organisasi

Dari definisi tersebut dapat dinyatakan bahwa kepemimpinan merupakan

suatu upaya dari seorang pemimpin untuk dapat merealisasikan tujuan organisasi

melalui orang lain dengan cara memberikan motivasi agar orang lain tersebut

mau melaksanakannya, dan untuk itu diperlukan adanya keseimbangan

antara kebutuhan individu para pelaksana dengan tujuan perusahaan. Lingkup

kepemimpinan tidak hanya terbatas pada permasalahan internal organisasi,

melainkan juga mencakup permasalahan eksternal

b. Peran Kepemimpinan dalam Manajemen

Kepemimpinan lebih erat kaitannya dengan fungsi penggerakan (actuating) dalam

manajemen. Fungsi penggerakan mencakup kegiatan memotivasi, kepemimpinan,

komunikasi, pelatihan, dan bentuk-bentuk pengaruh pribadi lainnya. Fungsi

tersebut juga dianggap sebagai tindakan mengambil inisiatif dan mengarahkan

pekerjaan yang perlu dilaksanakan dalam sebuah organisasi. Dengan demikian

actuating sangat erat kaitannya dengan fungsi- fungsi manajemen lainnya, yaitu:

perencanaan, pengorganisasian, dan pengawasan agar tujuan-tujuan organisasi

dapat dicapai seperti yang diinginkan. Winardi juga mengemukakan bahwa

sekalipun terdapat banyak teori tentang fungsi-fungsi manajemen, namun dapat

disederhanakan bahwa fungsi manajemen setidaknya meliputi: perencanaan,

pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan

Dalam pengorganisasian, manajemen menggabungkan dan mengkombinasikan

berbagai macam sumber daya menjadi satu kesatuan untuk dapat memberikan

manfaat yang lebih berdaya guna. Sumber daya tersebut dikelompokkan sesuai
69
DAREX SUSANTO 2020

dengan sifat dan jenisnya, diberikan peran/fungsi, dan dijalin sedemikian rupa untuk

dapat saling berinteraksi menjadi suatu sistem. Sistem yang telah ditentukan

diarahkan untuk dapat memproduksi barang/jasa sesuai dengan yang telah

ditetapkan dalam perencanaan. Dalam organisasi, yang terlibat dan bertanggung

jawab atas kegiatan-kegiatan terdiri dari para manajer, para supervisor,dan

para pelaksanaan

Dengan rencana yang telah ditetapkan, mereka yang terlibat akan

merealisasikannya, bahkan dalam proses mencapai manajemen mutu total.

Kegiatan atau proyek suatu organisasi merupakan hasil dari kreasi para manajer

atau hasil dari gagasan yang disampaikan oleh para pelaksana, tim, atau kelompok

pekerja. Selanjutnya pihak-pihak tersebut bekerja sebagai suatu tim

Kepemimpinan berperan sangat penting dalam manajemen karena unsur manusia

merupakan variabel yang teramat penting dalam organisasi. Seperti

dikemukakan di atas bahwa yang terlibat dan bertanggung jawab atas kegiatan-

kegiatan organisasi terdiri dari para manajer, para Manajer, supervisor, dan para

pelaksana. Manusia memiliki karakteristik yang berbeda-beda mempunyai

kepentingan masing-masing, yang bahkan saling berbeda dan berakibat terjadi

konflik. Perbedaan kepentingan tidak hanya antar individu di dalam organisasi,

tetapi juga antara individu dengan organisasi di mana individu tersebut berada.

Sangat mungkin bahwa perbedaan hanya dalam hal yang sederhana,

namun ada kalanya terjadi perbedaan yang cukup tajam. Tanpa

kepemimpinan yang baik, hal-hal yang telah ditetapkan dalam perencanaan dan

pengorganisasian tidak akan dapat direalisasikan.

70
DAREX SUSANTO 2020

MODUL VIII

8. GAYA KEPEMIMPINAN

Pada awal pemunculan teori kepemimpinan telah diidentifikasikan berbagai

kondisi para pemimpin hebat Penampilan fisik, inteligensia, dan kemampuan

berbicara di kalangan publik merupakan ciri khas yang harus dimiliki oleh para

pemimpin. Pada waktu itu banyak diyakini bahwa orang bertubuh tinggi lebih baik

kemampuan memimpinnya dibandingkan dengan orang yang bertubuh pendek.

Namun belakangan ini telah terjadi pergeseran, cara pandang tidak lagi pada

penampilan fisik, melainkan pada gaya kepemimpinan. Griffin dan Ebert

mengemukakan 3 (tiga) gaya kepemimpinan, yaitu:

(1) gaya otokratik (autocratic style),

Pemimpin dengan gaya otokratik pada umumnya memberikan perintah- perintah

dan meminta bawahan untuk mematuhinya. Para komandan militer di medan perang

umumnya menerapkan gaya ini. Pemimpin yang menerapkan gaya ini tidak

memberikan cukup waktu kepada para bawahan untuk bertanya dan hal ini lebih

sesuai pada situasi yang memerlukan kecepatan dalam pengambilan keputusan.

Gaya ini juga cocok untuk diterapkan pada situasi di mana pimpinan harus cepat

mengambil keputusan sehubungan adanya desakan para pesaing. Gaya

otokratik ini tidak selalu jelek seperti persepsi orang selama ini. Untuk menghadapi

anggota tim yang malas, tidak disiplin, susah diatur, dan selalu menjadi trouble

maker, gaya kepemimpinan otokratik sangat tepat untuk digunakan oleh seorang

ketua tim
71
DAREX SUSANTO 2020

(2) gaya demokratik (democratic style), Pemimpin dengan gaya demokratik pada

umumnya meminta masukan kepada para bawahan/ stafnya terlebih

dahulu sebelum mengambil keputusan, namun pada akhirnya menggunakan

kewenangannya dalam mengambil keputusan.

Sebagai contoh :

Seorang manajer teknik dibagian produksi melontarkan gagasannya terlebih dahulu

kepada kelompok yang berhubungan dengan pekerjaan tersebut untuk

mendapatkan tangapan dan atau masukan sebelum mengambil keputusan

(3) gaya bebas terkendali (free-rein style).

Pemimpin dengan gaya bebas terkendali pada umumnya memposisikan

dirinya sebagai konsultan bagi para bawahannya dan cenderung memberikan

kewenangan kepada para bawahan untuk mengambil keputusan. Dengan gaya ini

seorang pemimpin lebih menekankan kepada unsur keyakinan bahwa kelompok

pekerja telah dapat dipercaya karena seringnya menyampaikan pendapat dan

gagasannya, telah mengetahui apa yang harus dikerjakan dan mengetahui

bagaimanamengerjakannya sehingga pemimpin hanya tut wuri handayani (broad

based management)

Ketiga gaya kepemimpinan tersebut dapat digunakan oleh seorang ketua tim

sesuai dengan situasi yang dihadapinya. Situasi di sini meliputi waktu,

tuntutan pekerjaan, kemampuan bawahan, pimpinan, teman sekerja,

kemampuan dan harapan-harapan bawahan, serta kematangan bawahan. Beck

72
DAREX SUSANTO 2020

dan Neil Yeager (2000) mengemukakan empat gaya kepemimpinan yang lazim

disebut kepemimpinan situasional (situational leadership) berdasarkan interaksi

antara pengarahan (direction) dengan pembantuan (support)

Syarat-syarat Kepemimpinan

Ada tiga hal penting dalam konsepsi kepemimpinan antara lain:

1. Kekuasaan

Kekuasaaan adalagh otorisasi dan legalitas yang memberikan wewenang kepada

pemimpin untuk mempengaruhi dan menggerakkan bawahan untuk berbuat

sesuatu dalam rangka penyelesaian tugas tertentu

2. Kewibawaan

Kewibawaan merupakan keunggulan, kelebihan, keutamaan sehingga

pemimpin mampu mengatur orang lain dan patuh padanya

3. Kemampuan

Kemampuan adalah sumber daya kekuatan, kesanggupan dan kecakapan

secara teknis maupun social, yang melebihi dari anggota biasa

8.1 Pemimpin Formal dan Informal

Dalam masyarakat kita mengenal jenis-jenis kepemimpinan antara lain

pemimpin negara, pemimpin agama, pemimpin seminar dan lain-lain. Sehingga

73
DAREX SUSANTO 2020

dari berbagai jenis kepemimpinan tersebut dapat diklasifikasikan dalam dua

kelompok besar yaitu pemimpin formal dan pemimpin informal

a. Pemimpin formal

Pemimpin formal adalah orang yang dalam sebuah organisasi ditunjuk

sebagai pemimpin berdasarkan keputusan dan pengangkatan resmi untuk

memangku suatu jabatan dalam struktur organisasi, dengan segala hak dan

kewajibannya untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan

ciri – ciri pemimpin formal

 Berstatus sebagai pemimpin formal yang ditunjuk oleh yang berwenang

 Memperoleh dukungan dari organisasi formal dan mempunyai atasan

 Harus memenuhi persyaratan formal

 Mendapat kenaikan pangkat

 Dapat dimutasikan

 Memperoleh imbalan akan balas jasa materiel imateriel

 Bila melakukan kesalahan dapat dikenai sanksi atau hukuman

 Selama menjadi pemimpin berhak mengatur sepenuhnya organisasi

yang dipimpin

b. Pemimpin Informal

Pemimpin informal ialah seorang yang tidak secara resmi diangkat sebagai

pemimpin, tetapi merupakan kehormatan biasanya karena menpunyai kelebihan

74
DAREX SUSANTO 2020

ditunjuk sebagai pemimpin sehingga mampu mempengaruhi kondisi psikis dan

perilaku suatu kelompok

Ciri-ciri pemimpin formal

 Masyarakat/kelompok mengakui dirinya sebagai pemimpin

 Tidak ada pengangkatan resmi sebagai pemimpin

 Tidak dapat dimutasi

 Tidak punya atasan

 Jika melalukan kesalahan tidak dikenai hu kuman hanya kurang

kepercayaan terhadap dirinya

 Tidak mendapat balas jasa

8.2 Kepala dan Pemimpin

Di tengah masyarakat terkadang sering terjadi bias pengertian antara kepala dan

pemimpin. Pada dasarnya istilah kepala dan pemimpin tidaklah sama. Kepala

adalah seorang yang diangkat menurut peraturan tertentu oleh atasan/instansi yang

berwenang untuk mengepalai suatu kantor jawatan dan bertanggungjawab tentang

tugas yang dibebankan kepadanya. Kepada bawahan memberikan perintah dan

bertindak sebagai penguasa. Anak buah mengerjakan pekerjaan yang diberikan

oleh atasan dengan cara dan waktu yang telah ditetapkan. Apabila

seorang kepala ingin berhasil harus kerja yang baik, ia harus menyakinkan anak

buah agar mau menerima dan mengakuinya

75
DAREX SUSANTO 2020

Pemimpin adalah seorang yang dipilih dari kelompoknya karena memiliki

kelebihan- kelebihan tertentu, selanjutnya diberi tugas untuk memimpin anak

buahnya mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh kelompok. Untuk

kelancaran tugas diberikan hak-hak istimewa dibandingkan dengan anggota

kelompok lain. Pemimpin dapat diterima bawahan karena dipilih diantara mereka.

Kepala dan pemimpin mempunyai persamaan dan perbedaan. Persamaannya

adalah

 Kepala dan pemimpin membawahi anak buah

 Kepala dan pemimpin diberi tugas pekerjaan dan mempertanggung-

jawabkannya

Perbedaannya adalah

 Kepala diangkat oleh kekuasaan/instansi tertentu, pemimpin dipilih

oleh anak buahnya

 Kepala kekuasaannya berasal dari kekuatan peraturan dan

kekuasaan atasannya, sedangkan pemimpin kekuasaannya menurut

peraturan dan berlandaskan kepercayaan anak buah

 Kepala bertanggung jawab kepada atasannya, sedang pemimpin

bertanggung jawab terhadap atasan juga bersedia bertanggung jawab

kepada anak buah

 Kepala bertindak sebagai penguasa, sedang pemimpin berperan

sebagai pencetus ide organisator dan koordinator

76
DAREX SUSANTO 2020

 Kepala tidak merupakan merupakan bagian dari anak buah sedangkan

pemimpin merupakan bagian dari anak buah

8.3 Pemimpin Yang Memotivasi

Kepemimpinan dan motivasi adalah hal yang tidak dapat dipisahkan. Sulit

membayangkan seorang pemimpin yang tidak memotivasi orang lain. Berikut

ini adalah delapan cara memotivasi

1. Individu sendiri harus termotivasi. Seseorang tidak pernah mengilhami

orang lain kecuali dia sendiri terilhami. Hanya seorang pemimpin yang

termotivasi yang dapat memotivasi orang lain

2. Pilih orang yang bermotivasi tinggi. Karena sulit memotivasi orang lain,

masuk akal bila kita memilih orang yang sudah termotivasi

3. Perlakukan setiap orang sebagai individu. Bila kita tidak

menanyakan motivasi seseorang – keinginannya – kita tidak akan

mengetahuinya. Kita semua adalah individu. Apa yang memotivasi

seseorang dalam sebuah tim, mungkin tidak memotivasi orang

lain. Lakukanlah semacam dialog dengan setiap individu anggota tim.

4. Tetapkan sasaran yang realistis dan menantang

5. Ingat, kemajuan akan memotivasi. Kita ingin menyelesaikan apa yang

kita lakukan

77
DAREX SUSANTO 2020

DAFTAR PUSTAKA

Berk, E. L. (2003).Child Development. Boston: Allyn and Bacon.

Bunawan, L. & Yuwati, S.C. (2006).Penguasaan Bahasa Anak Tunarungu.

Jakarta: Yayasan Santi Rama.

Johnsen, B. H & Skjorten, D.M. (2003).Pendidikan Kebutuhan Khusus

Sebuah Pengantar. Bandung: Program Pascasarjana Universitas Pendidikan

Indonesia.

Kretschmer, R & Kretschmer, L. (1999). Communication and Language

Development Australian Journal of Education of The Deaf.

Leigh, G & Bunawan, L. (1994). Hakekat Komunikasi dan Bahasa. Jakarta:

Yayasan Santi Rama.

Mar,at (1981).Sikap Manusia Perubahan serta Pengukurannya. Bandung:

Ghalia Indonesia.

Ramadhani, S. (2006).Positive Communication. Jogjakarta: Smartbooks Diglosia

Media.

Vygotsky, L. (1934). Thought and Language. Massachusetts: The Massachusetts

Institute Technology

78

Anda mungkin juga menyukai