Anda di halaman 1dari 6

TUGAS MANDIRI

INTERPERSONAL SKILL

Teori Komunikasi Interpersonal dan Karakteristik Komunikasi


Interpersonal
DISUSUN OLEH :

DHIA RIFQI ABDALLA ( 1318038 )

DOSEN PENGAMPU :

Taswir Syahfoeddin, SMI, M.Si

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI INDUSTRI OTOMOTIF


POLITEKNIK STMI JAKARTA TAHUN AJAR 2019/2020
JL.Letjend Suprapto No.26,Cempaka Putih,Telp. (021) 42801783
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya dapat
menyelesaikan tugas mandiri Interpersonal Skill yang berjudul “Teori komunikasi Interpersonal dan
Karakteristik Komunikasi Interpersonal” dengan baik, meskipun saya menyadari masih banyak terdapat
kesalahan didalamnya. Tidak lupa pula saya ucapkan terima kasih kepada Bapak Taswir Syahfoeddin, SMI,
M.Si. yang telah membimbing dan memberikan tugas ini.

Komunikasi Komunikasi adalah komunikasi yang terjadi antara dua orang atau lebih, yang biasanya tidak
diatur secara formal. Dalam komunikasi interpersonal, setiap partisipan menggunakan semua elemen dari
proses komunikasi. Misalnya, masing-masing pihak akan membicarakan latar belakang dan pengalaman
masing-masing dalam percakapan tersebut. Pada dasarnya, komunikasi interpersonal memiliki berbagai
teorema. Pada makalah ini akan disampaikan beberapa teorema dari komunikasi interpersonal yakni Teori
Construction, Teori Fundamental Interpersonal Relationship Orientation, Teori Communication
Accomodation, dan Teori Relationship Development Model. Setiap teori akan dijelaskan pada makalah ini
secara terperinci dan akan diberikan beberapa contohnya. Dan karakteristik pada komunikasi interpersonal
juga akan dijelaskan pada makalah ini

Demikian yang dapat saya sampaikan, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Saya juga yakin bahwa
makalah ini jauh dari kata sempurna dan masih membutuhkan kritik serta saran untuk menjadikan makalah
ini lebih baik ke depannya.

Jakarta, 17 Februari 2020

1|INTERPERSONAL SKILL
A. Teori Komunikasi Interpersonal
1. Construction (bersifat membangun seseorang)
Adalah teori komunikasi Interpersonal secara istilah yaitu berdasarkan fungsi dari komunikasi
itu sendiri, yaitu untuk menyanjung seseorang agar orang tersebut atau lawan biacara kita
senang dan nyaman berkomunikasi dengan kita sebagai komunikator. Adapun teori
Constructivism yang digagas oleh Jesse Delia dkk pada tahun 1980 adalah sebuah teori ilmiah
yang berupaya untuk menjelaskan mengapa beberapa orang lebih sukses dalam mencapai tujuan
komunikasi interpersonal dibandingkan dengan orang lain. Teori ini juga memprediksi orang
yang lebih kompleks secara kognitif akan lebih sukses karena kemampuannya dalam
menggunakan logika rancangan retoris dalam menyampaikan pesannya.

2. Fundamental Interpersonal Relationship Orientation


Teori Fundamental Interpersonal Relationship Orientation atau FIRO merupakan sebuah teori
yang dikenalkan oleh William Schutz pada tahun 1958. Teori ini menekankan pada 3 (tiga)
macam kebutuhan manusia yaitu kebutuhan inklusi, kebutuhan untuk memegang kontrol, dan
kebutuhan afeksi.
 Inklusi merujuk pada kebutuhan manusia untuk diketahui serta dikenal dalam sebuah
interaksi antar manusia sebagai partisipan.
 Kontrol merujuk pada keinginan manusia untuk membuat sebuah perbedaan dalam
lingkungan sosialnya.
 Afeksi merujuk pada kebutuhan dasar manusia yaitu merasakan kehangatan hubungan
interpersonal atau perasaan ingin dicintai.
Menurut Schutz, teori Fundamental Interpersonal Relationship Orientation atau FIRO
merupakan teori yang humanis karena teori ini memiliki kredibilitas intitusi, masuk akal, dan
merupakan komunikasi praktis yang kita sering alami sehari-hari. Dengan kata lain, teori
Fundamental Interpersonal Relationship Orientation adalah hal-hal yang mendasar pada
komunikasi interpersonal yaitu seperti yang disebutkan pada point-point diatas.

3. Communication Accomodation Theory


Teori akomodasi komunikasi adalah teori yang terkait dengan teori identitas sosial yang
menjelaskan bahwa orang akan menyesuaikan komunikasinya dengan cara meminimalisir
perbedaan sosial. Selain terkait dengan teori identitas sosial, teori akomodasi komunikasi juga
terkait atau memiliki kesamaan dengan teori psikologi sosial lainnya seperti teori atraksi, teori
proses pertukaran sosial (teori pertukaran sosial), teori proses atribusi kausalitas (teori atribusi),
dan teori kekhasan antar kelompok. Teori akomodasi komunikasi juga digunakan dalam
komunikasi antar budaya, komunikasi interpersonal atau komunikasi antar pribadi, dan lain-
lain. Adapun Communication accomodation theory dikembangkan oleh Howard Giles dkk pada

2|INTERPERSONAL SKILL
kisaran tahun 1960an hingga 1970an. Teori ini menjelaskan ketika berkomunikasi, orang
mencari hal-hal untuk mengurangi atau menambah perbedaan antara dirinya dan orang lain.
Mereka melakukannya dengan cara berkomunikasi seperti orang lain atau membuat
komunikasinya lebih memiliki perbedaan dibandingkan dengan yang lain.

4. Relationship Development Model (bagaimana memahami dan dekat dengan seseorang)


The relationship development models disajikan oleh Mark Knapp pada tahun 1980an. Model ini
menjelaskan tahapan yang mengidentifikasi dan mengembangkan pemahaman tentang
pengalaman komunikasi interpersonal atau komunikasi antar pribadi dalam kerangka perubahan
dalam tingkatan kedekatan. Model ini berguna untuk diterapkan dalam semua situasi dimana
komunikasi interpersonal atau komunikasi antar pribadi terjadi. Model ini juga relevan bagi
hubungan romatis seperti hubungan platonik (Pada pasangan yang orientasi seksualnya
heteroseksual, maka definisinya menjadi, hubungan lawan jenis tanpa melibatkan perasaan atau
hawa nafsu. Jadi, kedua orang ini, dapat saling memberi perhatian lebih, saling menyayangi satu
sama lain, benar-benar tanpa ada keinginan untuk melibatkan perasaan ‘cinta’ dalam hubungan
tersebut.) atau hubungan gender yang sama.

3|INTERPERSONAL SKILL
B. Karakteristik Komunikasi Interpersonal
Menurut Supratiknya, ada 5 aspek pada karakteristik komunikasi interpersonal, yaitu :
1. Keterbukaan
Secara istilah berarti menyampaikan sesuatu dengan jujur dan tidak ada rasa tertekan. Menurut
beberapa ahli seperti (DeVito, 2011), Kualitas dalam keterbukaan komunikasi sekurang-
kurangnya memperlihatkan tiga sudut pandang, ialah:
1) saling mempunyai sifat terbuka pada saat berkomunikasi hingga terjadilah pergantian
informasi, yaitu seorang komunikator bersiap memberikan secara lengkap suatu informasi yang
seharusnya diberikan untuk komunikan.
2) membuat suatu hubungan komunikasi untuk bisa bersikap secara jujur, yaitu komunikator
mengeluarkan secara spontan pengaruhnya (tidak direncanakan) pada si komunikan.
3) komunikator wajib bertanggung jawab pada apapun yang disampaikan.
Keterbukaan komunikasi bisa memproses dan menciptakan sebuah organisasi yang lebih
teratur, bila kinerja dari individu-individunya dan semua anggotanya bisa membentuk
keefektifan organisasi itu sendiri.

2. Empati
Empati adalah kemampuan meletakkan diri sendiri dalam posisi orang lain dan menghayati
pengalaman tersebut serta untuk melihat situasi dari sudut pandang orang lain. Dengan kata lain
empati merupakan kemampuan untuk menghayati perasaan dan emosi orang lain dan tersebut,
kemudian individu seolah-olah masuk dalam diri orang lain sehingga bisa merasakan dan
memahami orang lain tersebut. (Hurlock, 1991). Adapun Menurut Baron Cohen &
Wheelwright, Empati memungkinkan individu untuk memahami maksud orang lain,
memprediksi perilaku mereka dan mengalami emosi yang dipicu oleh emosi mereka.

3. Dukungan
Dukungan sosial terdiri dari informasi atau nasehat verbal dan nonverbal, bantuan nyata atau
tindakan yang diberikan oleh keakraban sosial dan mempunyai manfaat emosional atau efek
perilaku bagi pihak penerima. Dukungan sosial diartikan sebagai bantuan yang diterima
individu dari individu lain atau kelompok di sekitarnya, dengan membuat individu yang
menerima dukungan sosial merasa nyaman, dicintai dan dihargai. Penekanan pada konsep
dukungan sosial adalah perceived support atau dukungan yang dirasakan, yang memiliki dua
elemen dasar yaitu persepsi bahwa ada sejumlah individu lain yang dapat diandalkan saat
dibutuhkan dan derajat kepuasan terhadap dukungan yang ada (Rachmawati & Laksmiarti,
2006; Ristianti, 2008). Pada konteks komunikasi interpersonal, dukungan berarti memberikan
respon balik terhadap apa yang disampaikan, berikan lawan bicara kesempatan untuk

4|INTERPERSONAL SKILL
menanggapi pendapat anda, saling mengerti tujuan dari pembicaraan tersebut sehingga
komunikasi akan lebih baik.
4. Rasa Positif
Secara istilah berarti menanamkan rasa positif pada diri sendiri ketika sedang berkomunikasi
dengan lawan bicara, tidak hanya melihat dari penampilannya semata, namun dapat dilihat dari
gaya bicara, sorot mata, dan tingkat antusiasme dari lawan bicara yang dihadapi. Dengan begitu,
maka tidak akan muncul sikap memandang rendah atau meremehkan orang lain atau lawan
bicara, memandang dengan sebelah mata lawan bicara. Dengan demikian, maka kualitas
komunikasi akan lebih baik. Rasa positif memberikan prasangka baik dan dengan munculnya
prasangka baik dalam diri kita ketika kita sedang berkomunikasi, maka akan terciptanya
komunikasi interpersonal yang baik pula.

5. Kesamaan
Kesamaan atau kesetaraan berarti penempatan diri dan lawan bicara yang setara. Tidak ada
dominasi antara satu dengan yang lainnya sehingga sama-sama lepas bebas bukan berarti tidak
saling menghormati antara lawan bicara. Sebaliknya, dengan prinsip atau karakteristik
kesetaraan ini dapat menciptakan ruang komunikasi yang adil bagi kedua belah pihak, dengan
tidak adanya dominasi dari salah satu pihak sehingga akan tercipta komunikasi interpersonal
yang baik.

5|INTERPERSONAL SKILL

Anda mungkin juga menyukai