Anda di halaman 1dari 26

KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN PENERAPAN

TERHADAP PERUSAHAAN OVO

Disusun Oleh :

KELOMPOK 9

Nama Kelompok :

- Sarah azizah hutasuhut


- Dhea Ananda
- Muhammad Fauzan

PROGRAM STUDI D3 AKUNTANSI

INSTITUT TEKNOLOGI DAN BISNIS INDONESIA

TANDEM HILIR

2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Berkat
rahmat dan karunia-Nya, penulis menyusun dapat makalah yang berjudul "
KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN PENERAPAN TERHADAP
PERUSAHAAN OVO"

Makalah ini dibuat dengan tujuan memenuhi tugas kelompok dari Ibu
Jenni Veronica Br. Ginting M, Si. Selaku dosen mata kuliah etika dan komunikasi
bisnis.

Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari


sempurna karena pengalaman dan pengetahuan penulis yang terbatas. Oleh karena
itu, saran dan kritik dari semua pihak sangat diharapkan demi perbaikan makalah
di masa mendatang.

Binjai, 1 desember 2022

Hormat kami

Penulis

2
Contents
KATA PENGANTAR.............................................................................................2

BAB I.......................................................................................................................3

I.1 . Latar Belakang..............................................................................................3

I.2 Tujuan masalah...............................................................................................5

BAB II......................................................................................................................6

II.1 Pengertian Komunikasi Interpersonal...........................................................6

II.2 Hubungan Keahlian komunikasi Interpersonal dalam Komunikasi..............7

II.3 Komunikasi Antar Pribadi ( KOMUNIKASI DIADIK)...............................9

II.4 Tujuan Komunikasi Interpersonal...............................................................12

II.4.1 Gaya Kepemimpinan............................................................................13

II.5 Komunikasi Kelompok................................................................................13

II.5.1 Komunikasi kelompok kecil (small group communication)................14

II.5.2 Komunikasi kelompok besar (large group communication)................16

BAB III..................................................................................................................17

III.1 Profil perusahaan........................................................................................17

III.2 Sejarah Singkat Perusahaan.......................................................................17

III.3 Faktor penghambat komunikasi interpersonal dalam menunjang kerja


perusahaan yang efektif.....................................................................................19

III.4 Upaya yang dilakukan dalam mengatasi hambatan komunikasi


interpersonal dalam menunjang kerja perusahaan yang efektif.........................20

III.5 Implementasi Komunikasi interpersonal pada perusahaan OVO..............21

BAB IV..................................................................................................................24

IV.1 KESIMPULAN..........................................................................................24

IV.2 Saran..........................................................................................................24

3
BAB I

PENDAHULUAN

I.1 . Latar Belakang


Kegiatan komunikasi interpersonal merupakan kegiatan sehari-hari
yang paling banyak dilakukan oleh manusia sebagai mahluk sosial. Sejak
bangun tidur di pagi hari sampai tidur lagi di larut malam, sebagian besar dari
waktu kita digunakan untuk berkomunikasi dengan manusia yang lain.
Dengan demikian kemampuan berkomunikasi merupakan suatu kemampuan
yang paling dasar. Akan tetapi dalam kehidupan sehari-hari kita sering
mengalami perbedaan pendapat, ketidaknyamanan situasi atau bahkan terjadi
konflik yang terbuka yang disebabkan adanya kesalah-fahaman dalam
berkomunikasi. Menghadapi situasi seperti ini, manusia baru akan menyadari
bahwa diperlukan pengetahuan mengenai bagaimana cara berkomunikasi yang
baik dan efektif.yang harus dimiliki seorang manusia.

Efektifitas seorang komunikator dapat dievaluasi dari sudut sejauh


mana tujuan-tujuan tersebut dicapai. Persyaratan untuk keberhasilan
komunikasi adalah mendapat perhatian. Jika pesan disampaikan tetapi
penerima mengabaikannya, maka usaha komunikasi tersebut akan gagal.
Keberhasilan komunikasi juga tergantung pada pemahaman pesandan
penerima. Jika penerima tidak mengerti pesan tersebut,maka tidaklah mungkin
akan berhasil dalam memberikan informasi atau mempengaruhinya. Bahkan
jika suatu pesan tidak dimengerti, penerima mungkin tidak meyakini bahwa
informasinya benar, sekalipun komunikator benar-benar memberikan arti apa
yang dikatakan.

Keberhasilan efektivitas komunikasi interpersonal dalam suatu


organisasi di suatu perusahaaan akan ditentukan oleh kesamaan pemahaman
antara orang yang terlibat dalam kegiatan komunikasi tersebut. Dalam hal ini

4
yaitu pada efektivitas komunikasi interpersonal organisasi pada perusahaan
PT. Visionet Data Internasional.

Kesamaan pemahaman ini biasanya dipengaruhi oleh kejelasan pesan,


cara penyampaian pesan, perilaku komunikasi, dan situasi (tempat dan waktu)
komunikasi. Komunikasi organisasi biasanya menggunakan kombinasi cara
berkomunikasi (lisan, tertulis dan tayangan) yang memungkinkan terjadinya
penyerapan informasi dengan lebih mudah dan jelas.

Untuk meningkatkan efektifitas organisasi perusahaan dalam meraih


sasarannya (yang dipandu oleh manajer sebagai leadership dalam berbagai
tingkatan), maka pentingnya efektifivitas komunikasi interpersonal sangat
penting dan strategis, untuk menghasilkan efektifitas komunikasi organisas di
perusahaan.

Komunikasi di dalam suatu kelembagaan, organisasi seharusnya


dilakukan dua arah yakni terdiri dari komunikasi ke atas dan komunikasi ke
bawah (Komunikasi Interpersonal). Dua arah komunikasi atas-bawah dan
bawah-atas sangat penting untuk mencapai keberhasilan tujuan mensolusi
persoalan yang menjadi perhatian organisasi.

Tujuan utama dari diadakannya suatu komunikasi interperonal adalah


tercapainya titik temu dan kesepakatan atau kesepahaman pada ’suatu problem
atau case’ yang sedang menjadi pusat perhatian bersama. Mengkaji masalah
pentingnya efektivitas komunikasi interpersonal dalam menunjang kerja
organisasi di perusahaan yang diinginkan karyawan. Menjadikan fungsi
kolektif dalam hal ini berarti: penampilan yang integeratif dari daya-upaya
orang banyak akan selalu dikaitkan dengan masalah kemudahan dalam
menjalin komunikasi yang efektif, baik dari atasan kebawahan maupun dari
bawahan keatasan.

I.2 Tujuan masalah


Adapun tujuan masalah ini adalah:

5
1. Apa yang dimaksud dengan komunikasi interpersonal?
2. Hal-hal apa saja yang harus diperhatikan dalam komunikasi
interpersonal?
3. Bagaimana memupuk keahlian komunikasi iterpersonal?
4. Bagaimana pentingnya keahlaian komunikasi interpersonal
dalam komunikasi?
5. Untuk mengetahui seberapa besar komunikasi interpersonal
dalam menunjang kerja birokrasi di perusahaan PT. Visionet
Data Internasional.
6. Untuk mengetahui faktor penghambat komunikasi
interpersonal dalam menunjang kerja birokrasi di perusahaan
PT. Visionet Data Internasional.
7. Untuk mengetahui upaya yang dilakukan dalam mengatasi
hambatan komunikasi interpersonal dalam menunjang kerja
birokrasi di perusahaan PT. Visionet Data Internasional.

6
BAB II

BAHASAN MATERI

II.1 Pengertian Komunikasi Interpersonal


Komunikasi dapat didefinisikan sebagai penyampaian informasi antara
dua orang atau lebih. Komunikasi merupakan suatu proses yanh vital dalam
organisasi karena komunikasi diperlukan bagi evektifitas kepemimpinan,
perencanaan, pengendalian, koordinasi, latihan , manajemen konfilk, serta
proses-proses organisasi lainnya.

Komunikasi interpersonal biasanya didefinisikan oleh komunikasi


ulama dalam berbagai cara, biasanya menggambarkan peserta yang tergantung
pada satu sama lain dan memiliki sejarah bersama. Hal ini dapat melibatkan
satu pada satu percakapan atau individu berinteraksi dengan banyak orang
dalam masyarakat. Ini membantu kita memahami bagaimana dan mengapa
orang berperilaku dan berkomunikasi dengan cara yang berbeda untuk
membangun dan menegosiasikan realitas sosial. Sementara komunikasi
interpersonal dapat didefinisikan sebagai area sendiri studi, itu juga terjadi
dalam konteks lain seperti kelompok dan organisasi.

Komunikasi interpersonal adalah termasuk pesan pengiriman dan


penerimaan pesan antara dua atau lebih individu. Hal ini dapat mencakup
semua aspek komunikasi seperti mendengarkan, membujuk, menegaskan,
komunikasi nonverbal, dan banyak lagi. Sebuah konsep utama komunikasi
interpersonal terlihat pada tindakan komunikatif ketika ada individu yang
terlibat tidak seperti bidang komunikasi seperti interaksi kelompok, dimana
mungkin ada sejumlah besar individu yang terlibat dalam tindak komunikatif.

Berikut pendapat para ahli mengenai komunikasi interpersonal :

Deddy Mulyana (2005) menyatakan: “komunikasi antarpribadi


(interpersonal communication) adalah komunikasi antara orang-orang secara

7
tatap muka, yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi orang
lain secara langsung, baik secara verbal ataupun nonverbal.” (Mulyana,
2005:73).

Joseph A Devito (2013) menjelaskan bahwa “komunikasi


interpersonal adalah penyampaian pesan secara verbal maupun nonverbal
antara dua orang atau lebih yang saling memengaruhi.”

Menurut R. Wayne Pace, “komunikasi interpersonal atau komunikasi


antarpribadi adalah proses komunikasi antara dua orang atau lebih secara
tatap muka, yang memungkinkan komunikator menyampaikan pesan secara
langsung, dan komunikan menanggapinya pada saat yang bersamaan.”

Individu juga berkomunikasi pada tingkat interpersonal berbeda


tergantung pada siapa mereka terlibat dalam komunikasi dengan. Sebagai
contoh, jika seseorang berkomunikasi dengan anggota keluarga, bahwa
komunikasi akan lebih dari mungkin berbeda dari jenis komunikasi yang
digunakan ketika terlibat dalam tindakan komunikatif dengan teman atau
penting lainnya.

Secara keseluruhan, komunikasi interpersonal dapat dilakukan dengan


baik dan tidak langsung media komunikasi langsung seperti tatap muka
interaksi, serta komputer-mediated-komunikasi. Sukses mengasumsikan
bahwa baik pengirim pesan dan penerima pesan akan menafsirkan dan
memahami pesan-pesan yang dikirim pada tingkat mengerti makna dan
implikasi.

II.2 Hubungan Keahlian komunikasi Interpersonal dalam Komunikasi


Orang yang mempunyai keahlian komunikasi maka komunikasi orang
tersebut akan berjalan efektif. Kita harus memupuk keahlian kita dalam
komunikasi interpersonal melalui konsep diri. Konsep diri seperti yang telah
tertuang diatas sangat penting dilakukan agar kita ahli dalam berkomunikasi.
Komunikasi yang efektif ditandai dengan hubungan interpersonal yang baik.
Kegagalan komunikasi sekunder terjadi, bila isi pesan kita dipahami tetapi

8
hubungan dengan komunikan menjadi rusak. DeVito (1992) memandang
komunikasi interpersonal yang efektif berdasarkan “humanistic model dan
pragmatic model.”

Humanistic model (soft approach) menunjukkan bahwa kualitas


komunikasi interpersonal yang efektif ditentukan oleh 5 faktor, sebagai
berikut:

1. Openness (keterbukaan),
2. Empathy,
3. Supportiveness (mendukung),
4. Positiveness (sikap positif),
5. Equality (kesetaraan).
Pragmatic model (behavioural) atau disebut juga sebagai pendekatan
keras (hard approach) atau (competence model) fokus pada perilaku tertentu
yang harus digunakan oleh pelaku komunikasi interpersonal baik sebagai
pembicara maupun sebagai pendengar apabila ingin efektif. Pendekatan ini
pun menyatakan ada 5 skemampuan yang harus dimiliki, yaitu sebagai
berikut:

- Confidence (percaya diri)


- Immediacy
- Interaction management.
- Expressiveness
- Other
Idealnya semua kemampuan tersebut harus dimiliki oleh para pelaku
komunikasi interpersonal. Namun DeVito (1992) memberikan peringatan
bahwa dalam menerapkan kemampuan tersebut setiap situasi komunikasi, dan
aspek budaya yang berbeda pada pelaku komunikasi. Jadi aturan-aturan
komunikasi interpersonal yang efektif tersebut harus diterapkan secara
fleksibel.

Ada sejumlah model untuk menganalisa hubungan personal, tetapi


dengan mengikuti ikhtisar dari Coleman dan Hammen (1974:224-231).
Model-model tersebut antara lain adalah sebagai berikut:

9
 Model pertukaran sosial
Model ini memandang hubungan interpersonal sebagai
suatu transaksi dagang. Orang berhubungan dengan orang lain
karena mengharapkan sesuatu yang memenuhi kebutuhannya.

 Model peranan masyarakat


Model peranan melihatnya sebagai panggung sandiwara. Di
sini setiap orang harus memainkan peranannya sesuai dengan
naskah yang telah dibuat masyarakat.

 Model permainan
Dalam model ini, orang-orang berhubungan dalam
bermacam-macam permainan. Mendasari permainan ini adalah tiga
bagian kepribadian manusia.

 Model interaksional
Model ini memandang hubungan interpersonal sebagai
suatu sistem. Setiap sistem memiliki sifat-sifat struktural,
integratif, dan medan.

Pola-pola komunikasi interpersonal mempuanyai efek yang berlainan


pada hubungan interpersonal. Tidak benar anggapan orang bahwa makin
sering orang melakukan komunikasi interpersonal dengan orang lain, makin
baik hubungan mereka. Yang menjadi soal bukanlah berapa kali komunikasi
dilakukan. Tetapi bagaimana komunikasi itu dilakukan. Faktor-faktor yang
menumbuhkan hubungan interpersonal dalam komunikasi interpersonal adalah
percaya, kejujuran, sikap suportif.

II.3 Komunikasi Antar Pribadi ( KOMUNIKASI DIADIK)


Littlejohn, 1999 Komunikasi antar pribadi (interpersonal
communication) adalah komunikasi antara individu-individu. Bentuk khusus

10
dari komunikasi antarpribadi ini adalah komunikasi diadik yang melibatkan
hanya dua orang secara tatap-muka, yang memungkinkan setiap pesertanya
menangkap reaksi orang lain secara langsung, baik secara verbal ataupun
nonverbal, seperti suami-isteri, dua sejawat, dua sahabat dekat, seorang guru
dengan seorang muridnya, dan sebagainya.

Steward L. Tubbs dan Sylvia Moss (dalam Deddy Mulyana, 2005)


mengatakan ciri-ciri komunikasi diadik adalah:

1. Peserta komunikasi berada dalam jarak yang dekat;

2. Peserta komunikasi mengirim dan menerima pesan secara simultan


dan spontan, baik secara verbal maupun nonverbal.

Komunikasi antarpribadi sangat potensial untuk menjalankan fungsi


instrumental sebagai alat untuk mempengaruhi atau membujuk orang lain,
karena kita dapat menggunakan kelima lat indera kita untuk mempertinggi
daya bujuk pesan yang kita komunikasikan kepada komunikan kita. Sebagai
komunikasi yang paling lengkap dan paling sempurna, komunikasi
antarpribadi berperan penting hingga kapanpun, selama manusia masih
mempunyai emosi. Kenyataannya komunikasi tatap-muka ini membuat
manusia merasa lebih akrab dengan sesamanya, berbeda dengan komunikasi
lewat media massa seperti surat kabar, televisi, ataupun lewat teknologi
tercanggihpun.

Jalaludin Rakhmat (1994) meyakini “bahwa komunikasi diadik


dipengaruhi oleh persepsi interpersonal; konsep diri; atraksi interpersonal;
dan hubungan interpersonal.”

1. Persepsi interpersonal

Persepsi adalah memberikan makna pada stimuli inderawi, atau


menafsirkan informasi inderawi. Persepi interpersonal adalah memberikan
makna terhadap stimuli inderawi yang berasal dari seseorang(komunikan),
yang berupa pesan verbal dan nonverbal. Kecermatan dalam persepsi

11
interpersonal akan berpengaruh terhadap keberhasilan komunikasi, seorang
peserta komunikasi yang salah memberi makna terhadap pesan akan
mengakibat kegagalan komunikasi.

2. Konsep diri

Konsep diri adalah pandangan dan perasaan kita tentang diri kita.
Konsep diri yang positif, ditandai dengan lima hal, yaitu:

a. Yakin akan kemampuan mengatasi masalah;

b. Merasa stara dengan orang lain;

c. Menerima pujian tanpa rasa malu;

d. Menyadari, bahwa setiap orang mempunyai berbagai perasaan,


keinginan dan perilaku yang tidak seluruhnya disetujui oleh
masyarakat;

e. Mampu memperbaiki dirinya karena ia sanggup mengungkapkan


aspek-aspek kepribadian yang tidak disenanginya dan berusaha
mengubah.

Konsep diri merupakan faktor yang sangat menentukan dalam


komunikasi antarpribadi, yaitu:

- Nubuat yang dipenuhi sendiri.

- Membuka diri.

- Percaya diri

- Selektivitas.

Konsep diri mempengaruhi perilaku komunikasi kita karena konsep


diri mempengaruhi kepada pesan apa kita bersedia membuka diri (terpaan
selektif), bagaimana kita mempersepsi pesan (persepsi selektif), dan apa yang

12
kita ingat (ingatan selektif). Selain itu konsep diri juga berpengaruh dalam
penyandian pesan (penyandian selektif).

3. Atraksi interpersonal

Atraksi interpersonal adalah kesukaan pada orang lain, sikap positif


dan daya tarik seseorang. Komunkasi antarpribadi dipengaruhi atraksi
interpersonal dalam hal:

a. Penafsiran pesan dan penilaian.

b. Efektivitas komunikasi.

4. Hubungan interpersonal

Hubungan interpersonal dapat diartikan sebagai hubungan antara


seseorang dengan orang lain. Hubungan interpersonal yang baik akan
menumbuhkan derajad keterbukaan orang untuk mengungkapkan dirinya,
makin cermat persepsinya tentang orang lain dan persepsi dirinya, sehingga
makin efektif komunikasi yang berlangsung di antara peserta komunikasi.
Miller (1976) dalamExplorations in Interpersonal Communication,
menyatakan bahwa ”Memahami proses komunikasi interpersonal menuntut
hubungan simbiosis antara komunikasi dan perkembangan relasional, dan
pada gilirannya (secara serentak), perkembangan relasional mempengaruhi
sifat komunikasi antara pihak-pihak yang terlibat dalam hubungan tersebut.”

II.4 Tujuan Komunikasi Interpersonal


Ada beberapa tujuan yang ingin dicapai dalam komunikasi
interpersonal dalam bisnis, antara lain:

(a) Menyampaikan informasi Ketika berkomunikasi dengan orang


lain,
(b) Berbagi pengalaman
(c) Menumbuhkan simpati
(d) Melakukan kerja sama
(e) Menceritakan kekecewaan atau kekesalan
(f) Menumbuhkan motivasi

13
II.4.1 Gaya Kepemimpinan
Komunikasi Interpersonal Gaya kepemimpinan pada dasarnya
merupakan suatu cara bagaimana seorang pemimpin
mempengaruhi,mengarahkan,memotivasi,dan mengendalikan bawahannya
dengan cara-cara tertentu,sehingga bawahan dapat menyelesaikan tugas
pekerjannya secara efektif dan efisien. Dalam dunia bisnis,penerapan gaya
kepemimpinan seseorang akan dapat mempengaruhi sikap dan perilaku
bawahannya dalam melakukan pekerjaan mereka.

Menurut Ludlow dan Panton,”terdapat empat gaya kepemimpinan


yang dapat diterapkan dalam situasi dan kondisi yang berbeda.”

1. Pengarahan

2. Pembekalan

3. Dukungan

4. Pendelegasian

II.5 Komunikasi Kelompok


Komunikasi kelompok berarti penyampaian pesan oleh seorang
komunikator kepada sejumlah komunikan untuk mengubah sikap, pandangan,
atau perilaku. Komunikasi kelompok ini dijadikan untuk bertukar informasi,
menambah pengetahuan, memperteguh atau mengubah sikap dan perilaku,
mengembangkan kesehatan jiwa, dan meningkatkan kesadaran untuk
mencapai suatu tujuan.

Komunikasi kelompok ialah komunikasi antara seseorang dengan


kelompok orang dalam situasi tatap muka. Kolompok tersebut bisa kecil,
dapat juga besar, tetapi berapa jumlah orang yang termasuk kelompok kecil
dan berapa jumlahnya yang termasuk kelompok besar tidak ditentukan dengan
perhitungan secara eksak, dengan ditentukan secara berdasarkan ciri dan sifat
komunikan dalam hubungannya dengan proses komunikasi.

14
Di sini yang dimaksudkan dengan komunikasi kelompok adalah
komunikasi secara tatap muka, seperti komunikasi yang terjadi pada rapat,
briving, dan upacara bendera. komunikasi kelompok biasanya merujuk pada
komunikasi yang dilakukan kelompok kecil (small group communication),
jadi bersifat tatap muka. Umpan balik dari seorang peserta dalam komunikasi
kelompok masih bisa diidentifikasi dan ditanggapi langsung oleh peserta
lainnya.

Kelompok Komunikasi kelompok sendiri dibedakan menjadi dua:

II.5.1 Komunikasi kelompok kecil (small group communication)


Komunikasi kelompok kecil ialah komunikasi antara sorang
manajer atau administrator dengan sekelompok karyawan yang
memungkinkan terdapatnya kesempatan bagi salah seorang untuk
memberikan tanggapan secara verbal. Dengan lain perkataan, dalam
komunikasi kelompok kecil si pemimpin dapat melakukan komunikasi
antar persona dengan salah seorang peserta kelompok.

Robert F. Bales dalam bukunya, Interaction Process Analysis,


mendefinisikan kelompok kecil sebagai: “Sejumlah orang yang
terlibat dalam interaksi satu sama lain dalam suatu pertemuan yang
bersifat tatap muka (face to face meeting) di mana setiap peserta
mendapat kesan atau penglihatan antara satu sama lainnya yang
cukup kentara, sehingga dia—baik saat timbulnya pertanyaan maupun
sesudahnya dapat memberikan tanggapan kepada masing-masing
sebagai perseorangan.”

Berbeda dengan kelompok besar, individu-individu dalam


kelompok kecil bersifat rasional sehingga setiap pesan yang
disampaikannya akan ditanggapi secara kritis.

Keuntungan dan kerugian berkomunikasi dengan kelompok


kecil adalah sebgai berikut:

15
 Keuntungan
a. Terdapat kontak pribadi.
b. Umpan balik bersifat langsung.
c. Suasana lingkungan komunikasi dapat diketahui.
 Kerugian
d. Frame or reference
komunikan tidak diketahui secara individual.
e. Kondisi fisik dan mental
komunikan tidak dipahami secara individual.
Berdasarkan kenyataan tersebut, dalam melancarkan komunikasi
kelompok kecil tatap muka perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:

1) Adakanlah persiapan yang seksama sebelum berkomunikasi.

2) Bangkitkanlah perhatian begitu komunikasi dimulai.

3) Peliharalah kontak pribadi selama berkomunikasi.

4) Tunjukan diri sebagai komunikator terpercaya.

5) Bicaralah dengan tegas, jelas dan meyakinkan.

6) Kemukakan fakta dan opini dalam uraian yang sistematis dan


logis.

7) Hormatilah kritik komunikan.

8) Jangan ngotot

9) Jangan emosional.

Petunjuk-petunjuk tersebut perlu dipahami oleh setiap pemimpin


untuk mencegah terjadinya kehilangan ethos. Ethos adalah paduan nilai-
nilai yang terdapat pada diri seseorang yang mencakup kehormatan,
kemampuan, kepercayaan, kejujuran, moral dan itikad baik. Gagalnya
komunikasi dapat mengakibatkan hilangnya ethos seorang pemimpin.

16
II.5.2 Komunikasi kelompok besar (large group communication)
Kelompok besar (large group) adalah kelompok komunikan yang
karena jumlahnya yang banyak, dalam suatu situasi komunikasi hampir
tidak terdapat kesempatan untuk memberikan tanggapan secara verbal.
Dengan lain perkataan, dalam komunikasi dengan kelompok besar, kecil
sekali kemungkinannya bagi komunikator untuk berdialog dengan
komunikan.

Berikut ini disarankan untuk memperhatikan hal-hal dalam


melakukan kongres atau konferensi:

- Adakanlah perisapan yang seksama sebelum berkomunkasi.


- Bangkitkanlah perhatian sebelum komunukasi dimulai.
- Peliharalah kontak pribadi selama berkomunikasi.
- Tunjukan diri sebagai komunikator terpercaya.
- Bicaralah secara meyakinkan
- Aturlah intonasi sehingga menimbulkan gairah.
- Kemukakanlah pesan komunikasi yang menyangkut kepentingan
komunikan, bukan kepentingan komunikator semata-mata.
Ada delapan variable yang terdapat dalam komunikasi kelompok,
variable tersebut adalah :

- Kejelasan (clarity)
- Pendapat (opinion)
- Kepentingan (interest)
- Jumlah informasi (amount of information)
- Daya provokasi (provocativeness)
- Orientasi (orientation)
- Objektivitas (objectivity)
- Panjangnya (length)

17
BAB III

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

III.1 Profil perusahaan


Nama perusahaan OVO (PT Visionet Internasional)
Alamat Lippo Kuningan Lt. 20 Jl. HR. Rasuna
Said Kav. B-12 Setiabudi, Jakarta
12940
Nomor telepon 1500 696
Jenis perusahaan Fintech / E-money
Laman Website www.ovo.id

III.2 Sejarah Singkat Perusahaan

OVO merupakan perusahaan digital payment milik grup


perusahaan Lippo yang tebentuk pada September 2017. Namun, setelah itu
OVO mampu berdiri secara mandiri dibawah naungan PT Visionet
Internasional.

Aplikasi ini mencoba mengakomodasi berbagai kebutuhan terkait


dengan cashless dan mobile payment. Aplikasi OVO saat ini tersedia
untuk platform Android dan iOS. OVO menggunakan sistem poin reward,
yang disebut dengan OVO Point, untuk menjaga dan meningkatkan
transaksi pengguna. OVO sendiri merupakan platform pembayaran digital,
rewards, dan layanan finansial terkemuka di Indonesia. Kini, OVO telah
hadir di 115 juta perangkat dan bisa digunakan untuk mengakses
pembayaran, transfer, top up dan tarik dana, serta manajemen aset dan
investasi.

18
OVO diterima di lebih dari 354 kota di Indonesia dan berkomitmen
untuk membangun perusahaan pembayaran dan teknologi finansial
terbesar di Indonesia. Perusahaan ini sendiri telah bekerja sama dengan
banyak perusahaan lainnya seperti Tokopedia, Grab, Taralite, Prudential,
dan lain-lain. Pembayaran melalui OVO juga telah diterima di lebih dari
500,000 merchant yang tersebar di seluruh Indonesia. Pada bulan Oktober
2019, OVO berhasil memperoleh gelar sebagai Unicorn ke-5 Indonesia.

OVO membangun strategi open ecosystem yang membuatnya terus


terbuka untuk menjalin kerja sama dengan lini industri mana pun. Dua
contoh rekan terbesar OVO yang selama ini menjalin kerja sama ialah
Grab dari bidang transportasi online dan Tokopedia dari e-commerce.
Transaksi di kedua platform tersebut dapat menggunakan OVO sebagai
metode pembayarannya. Platform ini sendiri memiliki beragam fitur atau
keunggulan lain, yaitu:

1. Poin: Salah satu fitur utama dari OVO adalah pengguna dapat
mengumpulkan poin dari setiap belanja yang dilakukan di
merchant rekanan OVO. Poin ini merupakan bentuk loyalty
rewards.
2. Fitur promo: OVO menawarkan berbagai penawaran menarik
bagi penggunanya seperti diskon dan cashback. Promo ini
dapat langsung dilihat di fitur promo yang ada pada aplikasi.
3. Merchant: OVO menawarkan kemudahan dalam bertransaksi
serta pembayaran untuk segala kebutuhan di merchant-
merchant yang telah tersebar di berbagai wilayah Indonesia.
4. Pembayaran lebih cepat: Sama seperti media pembayaran
cashless lainnya, OVO pun menawarkan pembayaran yang
lebih cepat dan aman dibanding menggunakan uang tunai.
5. Fitur untuk mengatur keuangan: pengguna dapat mengelola dan
memonitor pengeluaran mereka menggunakan aplikasi OVO.

19
6. Transaksi untuk beragam kebutuhan: Tidak hanya pembayaran
di merchant OVO saja, namun pengguna juga bisa melakukan
transaksi untuk BPJS, PLN, pulsa, paket data, TV kabel,
asuransi, dan iuran lingkungan.

III.3 Faktor penghambat komunikasi interpersonal dalam menunjang


kerja perusahaan yang efektif
Hal-hal yang menjadi faktor penghambat komunikasi interpersonal
dalam menunjang kerja perusahaan yang efektif, yang berkaitan dengan
beberapa wawancara yang telah dilakukan dengan responden adalah sebagai
berikut ini:

1. Faktor Individual Orientasi kultural ( keterikatan budaya )


merupakan faktor individual yang dibawa seseorang dalam
melakukan interaksi, ini tentunya dapat menghambat perusahaan
dalam meningkatkan kinerja karyawan yang efektif. Adapun
orientasi budaya tersebut merupakan gabungan dari :
1) Faktor fisik : kepekaan panca indera ( kemampuan untuk
melihat, mendengar), usia, jender ( jenis kelamin ), ini sangat
berpengaruh terhadap individu seseorang dalam melakukan
komunikasi interpersonal.
2) Sudut pandang : nilai- nilai, ini juga dapat menghambat
individu seseorang dalam melakukan komunikasi interpersonal,
karena sebelum seseorang berkomunikasi sudah tertanam
ketidak percayaan terhadap orang lain.
3) Faktor sosial : sejarah keluarga dan relasi, jaringan sosial,
peran dalam masyarakat, status sosial, peran sosial. Latar
belakang yang dialami oleh seseorang individu berdasarkan
pengalamannya, tentunya sangat mempengaruhi seseorang
tersebut dalam melakukan komunikasi interpersonal.
4) Bahasa : faktor bahasa yang tidak benar, seperti intonasi, gaya
bahasa, kejelasan berbahasa, dan sebagainya merupakan salah

20
faktor penghambat komunikasi individu seseorang. artinya
sampai dan tidaknya seseorang dalam menyampaikan pesanya
kepada orang lain tergantung komunikasi yang
disampaikannya.

III.4 Upaya yang dilakukan dalam mengatasi hambatan komunikasi


interpersonal dalam menunjang kerja perusahaan yang efektif
- Harus memahami diri sendiri (artinya menghilangkan keterikatan
faktor budaya itu sendiri)
Memahami diri bertujuan untuk mengetahui dan mengenal
siapakah diri kita, apakah persepsi orang lain terhadap diri kita
sama atau tidak. Misal mungkin anda merasa ramah, namun
menurut orang lain anda judes dan lain- lain. Pemahaman diri
meliputi pengetahuan tentang siapa aku, kelemahanku, bagaimana
perasaanku, apa keinginanku dsb.
- Harus mempunyai pengetahuan, keterampilan, sikap yang dimiliki
karyawan perusahaan
Perilaku seseorang dipengaruhi oleh tiga aspek yaitu aspek
kogniktif, aspek psikomotor dan aspek afektif ( perasaan, sifat,
sikap ). Pengetahuan yang harus dimiliki karyawan tidak hanya
pengetahuan komunikasi saja tapi dalam semua bidang ilmu
komunikasi. Antara lain pengetahuan tentang komunikasi
interpersonal, dan tentang hubungan antar manusia, seperti :
komunikasi interpersonal, dan pengetahuan tentang komunikasi
lain dan sebagainya.
Adapun sikap yang sebaiknya dimiliki karyawan adalah
mempunyai motivasi yang tinggi untuk membantu orang lain,
bersikap ramah, sopan santun, menerima karyawan yang lain apa
adanya, empati terhadap masyarakat membantu dengan ikhlas,
terbuka terhadap pendapat orang lain.

21
- Mengupayakan pengaruh pemahaman diri terhadap Komunikasi
Interpersonaal.
Karyawan perusahaan harus mampu memahami untuk bisa
menghadapi kecemasan, kemarahan, kesedihan dan kegembiraan
orang lain. Karyawan harus mengetahui bagaimana dia harus
mengambil sikap, dan ini bisa menghindarkan dari hal- hal yang
tidak diinginkan. Bayangkan apabila karyawan sendiri tidak
memahami dirinya, dia tidak tahu bisa mengendalikan diri,
misalnya karyawan yang mudah marah, tentunya tidak dapat
meupayaakan hambatan yang terjadi.
- Harus menghindari kompetensi yang serius dalam melakukan
percakapan.
Agar komunikasi interpersonal berhasil kita perlu memiliki
keterampilan dalam komunikasi interpersonal baik sosial maupun
behavioral. Keterampilan yang perlu dimiliki karyawan perusahaan
tentunya semua keterampilan yang sesuai dengan kompetensi
percakapan yang wajar dan harus mengetahui dan memiliki ilmu
komunikasi yang baik dan benar.
Dalam komunikasi dan keterampilan yang harus dan dapat
dikuasai karyawan, seperti : keterampilan dalam melakukan
komunikasi interpersonal, yang meliputi : terampil dalam
membantu memecahkan masalah yang dihadapi perusahaan,
terampil dalam melakukan komunikasi interpersonal, terampil
dalam menggunakan alat bantu visual untuk pemberian informasi,
terampil dalam mengatasi masalah genting yang dihadapi
perusahaan, terampil membantu perusahaan dalam mengambil
keputusan dan sebagainya.

III.5 Implementasi Komunikasi interpersonal pada perusahaan OVO


Konsumen memandang positif perusahaan OVO sebagai perusahaan
yang cukup kredibel, inovatif (corporate ability), dan memiliki corporate

22
social responsibility (CSR) yang baik berupa kepekaan akan tanggung jawab
sosial pada permasalahan-permasalahan yang terjadi di masyarakat, seperti
terdapat menu layanan iuran lingkungan, asuransi, aksi tanggap, dan lain-lain
pada aplikasi.

Selain itu, aplikasi OVO juga mampu mencerminkan kepribadian


mahasiswa yang menyukai kemudahan dan kepraktisan dalam bertransaksi
(citra konsumen), serta aplikasi OVO juga memiliki citra produk yang cukup
positif bagi mahasiswa melalui sistem marketing OVO yang sering
memberikan promosi berupa diskon-diskon, OVO points, cashback
menggiurkan bagi konsumen.

Proses pembentukan keyakinan-keyakinan positif tersebut, tentu


menjadi salah satu poin penting bagi perusahaan OVO dalam rangka
membentuk kesan yang membedakan produk OVO dengan produk lain yang
sejenis. Komunikasi interpersonal yang dilakukan oleh sales OVO dinilai
positif oleh konsumen mahasiswa, ditandai dengan penilaian tentang
bagaimana sales OVO berkomunikasi dengan merujuk pada lima dimensi
komunikasi interpersonal. Konsumen menganggap bahwa sales dapat bersikap
terbuka ketika menyampaikan informasi produk kepada konsumen baik secara
langsung maupun tidak langsung.

Hal ini relevan dengan pandangan Sceulovs, Deniss & Gaile-


Sarkane, Elina (2010) bahwa “dunia komunikasi pemasaran, public relations
terutama seorang customer service idealnya memiliki sikap terbuka” Relevan
dengan Media Richness Theory (MRT) atau Teori Kekayaan Media yang
mengatakan bahwa “media juga memiliki kemampuan menyampaikan isyarat
percakapan dalam konteks komunikasi interpersonal terutama dalam
kepentingan e-commerce (Tang & Lin, 2016)”.

Dilihat dari komunikasi interpersonal, responden menilai sales dapat


menunjukkan “sikap mendukung” dan“sikap positif” dengan cara menunjukan
sikap ramah, percaya diri. Selain itu, responden juga menilai bahwa sales

23
dapat “memposisikan diri secara setara” dengan konsumen tanpa membeda-
bedakan antara konsumen yang satu dengan konsumen yang lain sehingga
konsumen merasa dihargai.

24
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

IV.1 KESIMPULAN
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sales OVO dinilai oleh
responden cukup baik dan berhasil dalam menciptakan komunikasi yang
efektif dan persuasif kepada mahasiswa sebagai konsumen e-wallet OVO.
Proses berlangsungnya komunikasi interpersonal antara sales dengan
konsumen ini sangat penting bagi efektivitas dan keberhasilan dalam
melakukan transaksi penawaran barang atau jasa.

Hal ini berarti bahwa harapan yang terbentuk karena faktor promosi
iklan maupun testimoni dari konsumen dapat terpenuhi. Selain itu, kinerja
pada aplikasi juga dinilai cukup baik dan tidak mengalami kendala berarti.
Kepuasan konsumen terkait dimensi perbandingan (comparison) dapat
disimpulkan bahwa: konsumen merasakan kesesuaian ketika membandingkan
antara harapan sebelum pemakaian dengan kinerja produk yang dirasakan
terkait fasilitas dan performa layanan.

Selanjutnya, ditinjau dari kepuasan konsumen mahasiswa sebagai


konsumen juga berhasil melakukan diskonfirmasi antara kelebihan dengan
kekurangan produk OVO. Hasilnya menunjukkan bahwa terdapat kesesuaian
antara ekspektasi dengan kinerja yang dirasakan secara aktual sehingga
konsumen diuntungkan dalam menggunakan OVO.

IV.2 Saran
Sesuai dengan kesimpulan diatas, disarankan kepada Perusahaan e-
wallet OVO, kepuasan konsumen lebih ditentukan oleh komunikasi
interpersonal. Implikasinya adalah perusahaan perlu merancang pelatihan
communication skill bagi karyawan yang bertugas melayani konsumen

25
sehingga layanan komunikasi yang diberikan dapat meningkatkan kepuasan
konsumen secara menyeluruh.

26

Anda mungkin juga menyukai