Anda di halaman 1dari 25

TUGAS INTERPERSONAL SKILL

“Rangkuman Materi Interpersonal Skill”

Disusun oleh :
Hesty Mellania Cahyani
(1318051)

Dosen Pengampu:
Taswir Syahfoeddin

SISTEM INFORMASI INDUSTRI OTOMOTIF


POLITEKNIK STMI JAKARTA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN RI
2020
Interpersonal Skill
1. Pendahuluan Interpersonal Skill

Interpersonal skill merupakan kemampuan interpersonal yang dimiliki seseorang


seperti; keterampilan diri dan kecakapan untuk berkomunikasi dan berhubungan sosial dengan
sesama baik verbal maupun non-verbal, keterampilan untuk mengenali dan merespon secara
layak perasaan, sikap dan perilaku, motivasi serta keinginan orang lain, yaitu bagimana
seseorang mampu membangun hubungan yang harmonis dengan memahami dan merespon
orang lain, kemampuan, kesanggupan, kepandaian dan kemahiran seseorang dalam
mengerjakan sesuatu. Interpersonal skill mencakup juga :

 Memiliki konsep diri  dan berkepribadian yang kuat


 Meningkatkan potensi diri menjadi pribadi yang mempunyai kompetensi dibidangnya
 Percaya diri dan mengasah kemampuan berkomunikasi
 Berpenampilan menarik dan menyenangkan
 Meningkatkan human relations dalam kehidupan bermasyarakat dan organisasi
 Meningkatkan kemampuan menjadi pemimpin dan dapat bekerjasama dalam team
 Merupakan salah satu soft skill yang banyak diminta oleh perusahaan untuk berbagai
jabatan dan posisi.

Interpersonal skill bukan merupakan bagian dari karakter kepribadian yang bersifat
bawaan, melainkan merupakan keterampilan yang bisa dipelajari. Interpersonal Skill yang baik
dapat dibangun antara lain dari kemampuan mengembangkan perilaku dan komunikasi yang
asertif dan efektif.

Asertif adalah suatu kemampuan untuk mengkomunikasikan apa yang diinginkan,


dirasakan, dan dipikirkan kepada orang lain namun dengan tetap menjaga dan menghargai hak-
hak serta perasaan pihak lain baik positif maupun negative secara langsung apa adanya. Perilaku
asertif ini dapat ditunjukkan ketika kita dengan tegas dan positif mengekspresikan diri kita.
tanpa maksud mengalah dan juga menyerang orang lain. Berperilaku asertif tampaknya mudah
ini seringkali menjadi sulit dalam situasi konflik atau dimana terjadi perbedaan kepentingan
antar individu dalam suatu kelompok atau organisasi.

Prinsip dasar priaku atau komunikasi asertif antara lain menghargai hak orang lain untuk
menyampaikan gagasan untuk didengarkan dan diperlakukan dengan penuh respek sekalipun
berbeda pendapat. Asertif adalah kemampuan mengekspresikan hak, pikiran, perasaan, dan
kepercayaan secara langsung, jujur, terhormat, dan tidak mengganggu hak orang lain. Intinya,
perilaku asertif memiliki beberapa ciri seperti, berani untuk berprilaku dan berkomunikasi secara
jujur, terbuka menyatakan kebutuhan, perasaan, dan pikiran dengan apa adanya tanpa
menyakiti orang lain. Perilaku dan komunikasi asertif membantu kita untuk mendapatkan citra
positif tentang diri sendiri dan orang lain, mengembangkan sikap saling pengertian, mencapai
tujuan, melindungi diri agar tidak dimanfaatkan oleh orang lain sekaligus tidak orang lain.

1.1 Kemampuan Interpersonal Skill


 Communication Skills

Communication Skill adalah (keterampilan berbicara) adalah keahlian,


kemampuan, atau kepandaian dalam berkomunikasi. Dibutuhkan untuk mampu
membina hubungan yang terjalin baik dimana saja, seperti dilingkungan keluarga,
teman, sosial, pekerjaan, perkuliahan, dunia usaha, dan lain-lain.

 Relationship Building

Relationship Building merupakan kemampuan untuk membangaun hubungan,


kerjasama, maupun jaringan yang baik kepada lawan bicara kita.

 Motivation Skills

Secara umum definisi atau pengertian motivasi dapat diartikan sebagai suatu
tujuan atau pendorong, dengan tujuan sebenarnya tersebut yang menjadi daya
penggerak utama bagi seseorang dalam berupaya dalam mendapatkan atau mencapai
apa yang diinginkannya baik itu secara positif ataupun negatif. Berdasarkan pemaparan
tersebut motivasi dapat terbentuk dari harapan atau keinginan dan kebutuhanlah yang
menjadi faktor utama dalam diri individu untuk memotivasi dirinya sendiri. Kemampuan
untuk memotivasi orang lain merupakan bagian dari kemampuan individu dalam
interaksi dengan individu lainnya. Arep dan Tanjung (2004, hal. 12) ada tiga hal yang
harus diperhatikan untuk dapat memotivasi seseorang, yaitu: Peran, perlakuan dan
penghargaan, dan yang paling penting dalam memotivasi adalah memotivasi
rohani/kalbunya.

 Leadership Skills

Leadership Skills adalah kemampuan yang dimiliki seseorang untuk memimpin,


memberi arahan, dan mengintruksi dengan baik, berkarisma, dan berintegritas.

 Self-marketing Skills

Self marketing dalam hal ini bukan konteks negatif, namun lebih kepada
bagaimana kita dapat “menjual/mempromosikan diri” kita dengan keunggulan
kompetitif yang kita miiki. Self Marketing merupakan tindakan yang penting dan paling
dasar dalam membangun dan mengembangkan karir apapun profesi kita. Oleh karena
itu sangat penting bagi setiap pribadi untuk mengenali dengan baik tentang dirinya
sendiri, baik dari sisi kelebihan maupun kekurangan yang dimiliki masing-masing. Hal ini
sebagai langkah awal untuk memahami potensi diri dan tahu bagaimana cara mengolah
dan mempromosikannya, sekaligus merencanakan tindakan perubahan dan
pertumbuhan diri.

 Negotiation Skills

Negosiasi merupakan perundingan antara dua pihak dimana didalamnya


terdapat proses memberi, menerima, dan tawar menawar. Negotiation Skills yaitu suatu
kemampuan untuk menetapkan keputusan (tawar menawar) yang dapat disepakati dan
diterima oleh dua pihak dan menyetujui apa dan bagaimana tindakan yang akan
dilakukan di masa mendatang.

 Presentation Skills

Presentation Skill adalah komunikasi persuasif yang menyampaikan dan


menjelaskan sebuah ide, karya, situasi, melalui metode verbal dan non verbal.
Presentasi merupakan metode komunikasi untuk menyampaikan sebuah laporan atau
keterangan mengenai apa saja kepada audiens atau peserta, dengan menggunakan
suatu alat komunikasi pendukung lainnya.

 Public Speaking Skills

Public speaking skill adalah suatu bentuk kemampuan komunikasi kepada


sekelompok orang didepan umum (biasanya dalam bentuk pidato, presentasi, kotbah
ataupun ceramah) yang bertujuan memberikan informasi, menghibur atau
mempengaruhi. Memiliki kemampuan public speaking juga dianggap dapat membantu
meningkatkan karir seseorang.

1.2 Lingkup Interpersonal Skill


1.3 Teori Hubungan Manusia

 Hubungan Biologis : Berhubungan dengan anggota badan manusia (Non-verbal), terdiri;


kinesic (dengan badan), occulesic (dengan mata), dan proxemic (mengatur jarak tubuh).
 Hubungan Ekonomis : Manusia itu akan berhubungan dengan manusia lain karena
terdesak kebutuhan Ekonomi
 Hubungan Estetis : estetika yang berarti keindahan, dan menurut teori ini manusia itu
akan selalu ingin berhubungan dengan manusia lain yang dianggap mempunyai
keindahan.
 Hubungan Etis : menurut teori ini hubungan sesama manusia itu bersifat wajib.

2. Komunikasi Profesional

Komunikasi adalah penyampaian atau pengiriman informasi beserta pemahamannya


melalui saluran tertentu baik secara langsung maupun tidak langsung dengan maksud
memberikan efek kepada komunikan sesuai dengan yang diinginkan komunikator menggunakan
simbol verbal atau non verbal. Komunikasi merupakan proses memberi, menerima atau
bertukar informasi, pendapat, perasaan/ide melalui perkataan, tulisan, alat-alat peraga atau
melalui kombinasi ketiganya agar pesan yang disampaikan mencapai sasaran atau dipahami oleh
orang lain. Komunikasi yang efektif yaitu komunikasi yang mampu menghasilkan perubahan
sikap (attitude change) pada orang lain yang bisa terlihat dalam proses komunikasi. Komunikasi
memenuhi unsur (who says what, in which channel, to whom, with what effect).

 Komunikasi yang baik orang dapat memindahkan ide, mengintruksi dengan baik, dan
mengendalikan lingkungan.
 Melalui komunikasi yang tepat, konflik, keresahan, kesalah pahaman dapat diselesaikan.
 70% dari hidup manusia adalah komunikasi (menulis, membaca, berbicara serta
mendengarkan) oleh sebab itu jalinlah komunikasi dan koordinasi baik dengan partner
kerja, unit kerja, dan organisasi kerja agar dapat berprestasi secara efektif dan efisien
sehingga tercapai sasaran.

Komunikasi Profesional adalah penggunaan cara (alat dan media) atau metode yang melekat
pada suatu komunikasi.

2.1 Fungsi Komunikasi


 Pengendalian : Agar petunjuk-petunjuk dan intruksi-intruksi dimengerti dan
dilaksanakan dengan tepat sasaran
 Motivator : Memberikan dorongan dan menjelaskan agar unit kerja dapat lebih
berprestasi
 Sarana pengungkap emosi : Berbagi cerita dan mengungkapkan isi hati agar orang lain
mengetahui bahkan mengerti sehingga tercipanya kepuasan.
 Memberi informasi : Penyampaian segala sesuatu yang perlu disampaikan
2.2 Jenis-jenis Komunikasi
1. Aspek lingkungan organisasi
 Komunikasi intern
 Komunikasi ekstern
2. Aspek sudut arahnya
 Komunikasi searah
 Komunikasi dua arah
3. Aspek tingkatan organisasi
 Komunikasi vertical
 Komunikasi horizontal
4. Aspek aliran komunikasi dalam organisasi
 Komunikasi dari atas kebawah
 Komunikasi dari bawah keatas
 Komunikasi horizontal/lateral
 Komunikasi diagonal
5. Aspek media atau alat yang digunakan
 Komunikasi visual
 Komunikasi audial
 Komunikasi audio-visual
6. Aspek cara penyampaian
 Komunikasi verbal. Verbal efektif :
o Berlangsung secara timbal balik, makna pesan dapat disampaikan secara
ringkas dan jelas, bahasa yang digunakan mudah untuk dipahami.
o Cara penyampaian mudah diterima, disampaikan secara tulus.
o Mempunyai tujuan yang bisa ditangkap jelas.
o Memperhatikan norma yang berlaku.
o Disertai dengan humor atau cara-cara menyenangkan lainnya.
 Komunikasi non verbal. Non verbal efektif :
o Penampilan fisik yang meyakinkan lawan bicara.
o Sikap tubuh dan gesture.
o Ekspresi wajah.
o Sentuhan
7. Aspek strategi atau teknik
 Komunikasi koersif
 Komunikasi persuasive
8. Aspek jaringan dimana informasi mengalir
 Komunikasi informal
 Komunikasi formal
9. Aspek manajerial komunikasi
 Komunikasi interpersonal, yakni komunikasi antara dua orang atau lebih,
 Komunikasi orgasnisasi yakni semua pola, jaringan dan sistem komunikasi dalam
organisasi
3. Komunikasi Interpersonal

Komunikasi antarpribadi yaitu kegiatan komunikasi yang dilakukan seseorang dengan


orang lain dengan corak komunikasinya lebih bersifat pribadi diri sendiri dengan orang lain
(komunikator dengan komunikan) dan sampai pada tataran prediksi hasil komunikasinya pada
tingkatan psikologis yang memandang pribadi sebagai unik dengan umpan balik secara langsung.
Komunikasi interpersonal berupa seperangkat keterampilan untuk berkomunikasi secara efektif,
langsung, kedekatan secara fisik, melibatkan kepercayaan, keterbukaan, keakraban, dan
kehangatan dalam kadar tertentu. Dilakukan dalam upaya mengubah sikap, pendapat atau
perilaku seseorang karena sifatnya yang dialogis dan berupa percakapan.

3.1 Teori Komunikasi Interpersonal


1. Constructivism

Constructivism yang digagas oleh Jesse Delia, dkk (1980). Teori kontruktivisme


adalah teori komunikasi yang berusaha untuk menjelaskan perbedaan setiap individu
dalam kemampuannya untuk berkomunikasi diberbagai situasional. Dalam teorinya,
Jesse Delia menjelaskan bahwa setiap orang memiliki perbedaan yang efektif secara
interpersonal. Teori Konstruktivisme (kontruksi) adalah upaya individu secara pribadi
memberi pemahamanan dengan berbagai cara seperti mimik wajah, ekspresi, sikap
tubuh (gesture), bahasa tubuh, cara berbicara (intonasi, ketepatan, dan artikulasi).

2. Symbolic interactionism

Sebuah perspektif sosiologi yang dipengaruhi oleh banyak ahli teori yaitu
George Herbert Mead dan Herbert Blumer. Interaksionisme simbolik pada dasarnya
menggambarkan bagaimana individu menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi
untuk membentuk makna, bagaimana mereka menciptakan dan menyajikan dirinya
sendiri, serta bagaimana ketika mereka berinteraksi dengan orang lain menggunakan
simbol-simbol untuk membentuk masyaraka seperti tanda, gaya, warna, cara berdiri dan
bergerak.

3. Attribution Theory

Teori ini mengacu tentang bagaimana seseorang menjelaskan penyebab


perilaku orang lain atau dirinya sendiri yang akan ditentukan apakah dari internal
misalnya sifat, karakter, sikap, dan lain-lain ataupun eksternal misalnya tekanan situasi
atau keadaan tertentu yang akan memberikan pengaruh terhadap perilaku
individu. Penemu teori atribusi, Fritz Heider, menyebutkan beberapa atribusi kausal
yang biasa dibuat setiap orang. Semua ini mencakup penyebab situasional
(dipengaruhi oleh lingkungan), pengaruh pribadi (mempengaruhi secara pribadi),
kemampuan (dapat melakukan sesuatu), usaha (mencoba melakukan sesuatu),
hasrat (keinginan untuk melakukannya), perasaan (merasa menyukainya),
keterlibatan (setuju dengan sesuatu), kewajiban (merasa harus), dan perizinan
(telah diizinkan).

4. Fundamental interpersonal relationship orientation theory (Komunikasi Pembangunan)

Bahwa orang termotivasi untuk memenuhi tiga kebutuhan yaitu inklusi


(kebutuhan merasa dimiliki), kontrol (kebutuhan untuk membentuk interaksi dengan
orang lain), dan afeksi (kebutuhan untuk disukai dan menjalin hubungan). dikenalkan
oleh William Schutz

5. Action assembly theory

Dari mana pikiran datang dan bagaimana mengartikan berbagai macam pikiran
tersebut ke dalam komunikasi verbal dan komunikasi nonverbal. Teori ini dikenalkan
oleh John Green

6. Communication accommodation theory (Komunikasi Internasional)

Menitikberatkan pada bagaimana dan mengapa orang memodifikasi atau


mengubah perilaku komunikasi mereka dalam situasi yang berbeda. Teori
dikembangkan oleh Howard Giles

7. Social penetration theory (Psikologi Komunikasi)

Menggambarkan bagaimana self-disclosure menggerakan hubungan dari


superfisial ke intim. Ini adalah teori pertama yang mengkaji tentang bagaimana
perubahan dalam pola komunikasi dapat berdampak pada perubahan dalam hubungan.
Teori digagas oleh Irving Altman dan Dalmas Taylor

8. The relationship development model (Teori Komunikasi Persuasif)

Menyajikan sepuluh tahapan model hubungan yang dapat menyatukan atau


bahkan terpisah. Setiap tahapan bercirikan pola komunikasi yang berbeda. Teori ini
dikenalkan oleh Mark Knapp .
3.2 Karakteristik Komunikasi Interpersonal
1. Menurut Supratiknya (1995:30)
1. Keterbukaan
2. Empati yaitu sikap menjadi diri lawan biacara
3. Dukungan yaitu respon yang baik
4. Rasa positif
5. Kesamaan

2. Menurut Sugiyo (2005:5)


1. Keterbukaan yakni adanya kesediaan antara dua belah pihak untuk membuka diri
dan mereaksi kepada orang lain, merasakan pikiran dan perasaan orang lain
2. Empati dari komunikator
3. Dukungan dan partisipasi
4. Rasa positif
5. Kesamaan
6. Arus pesan yang cenderung dua arah, yaitu adanya hubungan antara komunikator
dan komunikan saling member dan menerima informasi.
7. Tatap muka
8. Tingkat umpan balik yang tinggi, adalah bahwa apa yang disampaikan dalam
komunikasi sudah sampai kepada penerima, yang ditandai dengan ketergantungan
interaktif.
9. Interaksi minimal dua orang
10. Adanya akibat yang menimbulkan adanya suatu komunikasi antar dua belah pihak

3. Aspek Komunikasi Inerpersonal


1. Rasa Percaya menimbulkan sika keterbukaan
2. Sikap Suportif 
Yang akan tampak dalam sikap ini adalah :
a. Deskripsi; artinya penyampaian perasaan dan persepsi tanpa menilai.
b. Orientasi masalah; mengkomunikasikan keinginan untuk bekerja sama
mencari pemecahan masalah. 
c. Spontanitas; sikap jujur dan tidak mau menyelimuti motif yang terpendam.
d. Empati merasakan apa yang dirasakan orang lain.
e. Persamaan; sikap yang menganggap sama derajatnya, menghargai dan
menghormati perbedaan pandangan dan keyakinan yang ada.
f. Profesionalisme; kesediaan untuk meninjau kembali pendapatnya dan
bersedia mengakui kesalahan.
3. Sikap Terbuka
Adapun karakteristik orang terbuka, sebagai berikut :
a. Menilai pesan secara objektif.
b. Berorientasi pada isi.
c. Mencari informasi dari berbagai sumber.
d. Lebih bersifat profesional dan bersedia merubah kepercayaan.
e. Mencari pengertian pesan yang tidak sesuai dengan rangkaian
kepercayaan. 

4. Tujuan Komunikasi Interpersonal


1. Menyampaikan informasi
2. Berbagi pengalaman.
3. Menumbuhkan simpati. Simpati adalah suatu sikap positif yang ditunjukkan oleh
seseorang yang muncul dari lubuk hati yang paling dalam untuk ikut merasakan
bagaimana beban derita, musibah, kesedihan, dan kepiluan yang sedang dirasakan
oleh orang lain.
4. Melakukan kerja sama yang beranffat bagi kedua belah pihak
5. Menceritakan kekecewaan atau kekesalan (berbagi cerita) secara tidak langsung
dapat mengurangi beban dan membantu menemukan solusi
6. Menumbuhkan motivasi
7. Belajar memahami lingkungan
8. Membina hubungan
9. Mempengaruhi

5. Prinsip Komunikasi Interpersonal


 Komunikasi interpersonal adalah suatu proses transaksional masing-masing elemen
saling bergantung satu sama lain.
 Komunikasi interpersonal memiliki tujuan
 Membantu salah satu contohnya melalui komunikasi interpersonal teknik
penyebuhan jiwa yang dikenal dengan metode komunikasi terapeutik dalam
keperawatan.
 Komunikasi interpersonal adalah ambigu. Masing-masing orang akan memberikan
makna yang berbeda terhadap pesan yang sama
 Hubungan interpersonal dapat berbentuk simetris atau komplementer. Interaksi
interpersonal dapat merangsang pola perilaku yang sama atau berbeda.
 Komunikasi interpersonal merujuk pada isi dan hubungan diantara para partisipan
 Komunikasi interpersonal tidak dapat dihindari, tidak dapat diulang, dan tidak
dapat diubah

6. Fungsi Komunikasi Interpersonal


 Membentuk dan melindungi pertalian baik antar individu
 Menyampaikan pengetahuan atau informasi
 Mengubah sikap dan perilaku
 Pemecahan kasus pertalian antar manusia
 Citra diri menjadi lebih baik
 Jalan menuju sukses
7. Komponen Komunikasi
Menurut DeVito (1996) :
 Konteks (lingkungan) komunikasi
 Sumber-penerima
 Enkoding-dekoding
 Kompetensi komunikasi
 Pesan dan saluran
 Umpan balik
 Gangguan
 Efek komunikasi

8. Tahapan Hubungan Interpersonal


 Kontak

Pada tahapan ini, terdapat beberapa jenis kontak persepsi seperti apa yang
dilihat, apa yang didengar, dan lain-lain. Para peneliti berpendapat pada tahapan
kontak inilah kita nantinya akan memutuskan apakah kita melanjutkan hubungan
atau tidak.

 Keterlibatan

Pada tahapan keterlibatan hubungan, berkembang rasa kesamaan karena


terhubung. Di sini mengalami dan mencoba untuk belajar lebih banyak tentang
orang lain.

 Keakraban

Tahap berkomitmen pada diri sendiri untuk tetap mengenal lebih jauh
seseorang dan membentuk sebuah hubungan.

 Kemunduran

Fase pertama pada tahapan kemunduran hubungan adalah ketidakpuasan


intrapersonal yang mulai dialami saat berinteraksi, berlanjut ke fase kedua, yaitu
kemunduran interpersonal. Di sinilah konflik berkembang dan sulit menemukan
solusi yang terbaik.

 Perbaikan

Mencoba untuk menelaah serta menganalisa apa yang salah dan mulai
menemukan titik terang atau cara untuk mengatasi keretakan hubungan yang
terjadi.
 Putusnya hubungan

Perpisahan interpersonal misalnya pisah rumah. Jika perpisahan ini diterima


dan jika hubungan sudah tidak bisa diperbaiki, maka kita memasuki fase perpisahan
sosial.

9. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Komunikasi Interpersonal


1. Citra Diri (Self Image) 

Setiap manusia merupakan gambaran tertentu mengenai dirinya, status


sosialnya, kelebihan dan kekurangannya. Dengan kata lain citra diri menentukan
ekspresi dan persepsi orang. Manusia belajar menciptakan citra diri melalui
hubungannya dengan orang lain, terutama manusia lain yang penting bagi dirinya.

2. Citra Pihak Lain (The Image of The Others) 

Citra pihak lain juga menentukan cara dan kemampuan orang


berkomunikasi. Pi hak lain, yaitu orang yang diajak berkomunikasi mempunyai
gambaran khas bagi dirinya. Kadang dengan orang yang satu komunikatif lancar,
tenang, jelas dengan orang lainnya tahu-tahu jadi gugup dan bingung. Ternyata
pada saat berkomunikasi dirasakan campur tangan citra diri dan citra pihak lain.

3. Lingkungan Fisik

Tingkah laku manusia berbeda dari satu tempat ke tempat lain, karena
setiap tempat ada norma sendiri yang harus ditaati. Disamping itu suatu tempat
atau disebut lingkungan fisik sudah barang tentu ada kaitannya juga dengan kedua
faktor di atas.

4. Lingkungan Sosial

Sebagaimana lingkungan, yaitu fisik dan sosial mempengaruhi tingkah laku


dan komunikasi, tingkah laku dan komunikasi mempengaruhi suasana lingkungan,
setiap orang harus memiliki kepekaan terhadap lingkungan tempat berada, memiliki
kemahiran untuk membedakan lingkungan yang satu dengan lingkungan yang lain.

5. Kondisi

Kondisi fisik punya pengaruh terhadap komunikasi, sedang sakit kurang


cermat dalam memilih kata-kata. Kondisi emosional yang kurang stabil,
komunikasinya juga kurang stabil, karena komunikasi berlangsung timbal balik.
Kondisi tersebut bukan hanya mempengaruhi pengiriman komunikasi juga
penerima. Komunikasi berarti peluapan sesuatu yang terpenting adalah
meringankan kesesalan yang dapat membantu meletakkan segalanya pada proporsi
yang lebih wajar.
6. Bahasa Badan

Komunikasi tidak hanya dikirim atau terkirim  melalui kata-kata yang


diucapkan. Badan juga merupakan medium komunikasi yang kadang sangat efektif
kadang pula dapat samar. Akan tetapi dalam hubungan antara orang dalam sebuah
lingkungan kerja tubuh dapat ditafsirkan secara umum sebagai bahasa atau
pernyataan.

10. Sifat Komunikasi Interpersonal


1. Melibatkan dua individu atau lebih yang masing-masing saling bergantung.
2. Secara inheren bersifat relasional : Cara kita berkomunikasi sebagian besar
ditentukan oleh jenis hubungan yang ada antara kita dan orang lain.
3. Berada pada sebuah rangkaian kesatuan : Membentang dari impersonal ke
personal yang lebih tinggi
4. Melibatkan pesan verbal maupun pesan nonverbal.
5. Berlangsung dalam berbagai bentuk : Peran dari hadirnya internet
6. Melibatkan berbagai pilihan yang ada pada diri kita masing-masing

4. Persepsi

Persepsi (dari bahasa Latin perceptio, percipio) adalah tindakan menyusun, mengenali,


dan menafsirkan informasi sensoris guna memeberikan gambaran dan pemahaman tentang
lingkungan. Menurut Indriyo Gitosudarma, 1997 Persepsi adalah proses memberi perhatian,
meyeleksi, mengorganisasikan kemudian menafsirkan stimulasi lingkungan. Menurut Robbins,
2001 Persepsi adalah suatu proses dengan mana individu mengorganisasikan dan menafsirkan
kesannya untuk memberi arti tertentu pada lingkungannya. Persepsi meliputi semua sinyal
dalam sistem saraf , yang merupakan hasil dari stimulasi fisik atau kimia dari organ pengindra.

 Penglihatan yang merupakan cahaya yang mengenai retina pada mata,


 Pencium yang memakai media molekul bau (aroma),
 Pendengaran yang melibatkan gelombang suara.

Persepsi bukanlah penerimaan isyarat secara pasif, tetapi dibentuk oleh pembelajaran, ingatan,
harapan, dan perhatian. Persepsi bergantung pada fungsi kompleks sistem saraf, tetapi tampak
tidak ada karena terjadi di luar kesadaran.

4.1 Jenis-jenis Persepsi


1. Persepsi Visual

Persepsi visual dibuat oleh manusia melalui informasi yang diperoleh dari indera
penglihatan, yakni mata. Penglihatan dapat didefinisikan sebagai kemampuan untuk
mengenali cahaya dan menafsirkannya. Mata merupakan indera yang paling awal
berkembang pada bayi dan memengaruhinya untuk bisa memahami dunianya,
karenanya manusia cenderung menggunakan mata untuk membuat persepsi
dibandingkan dengan indera yang lain. Persepsi visual adalah pemahaman hasil dari apa
yang telah dilihat, baik sebelum melihat objek atau saat masih membayangkan dan juga
sesudah melakukan pengamatan pada objek yang dituju.

2. Persepsi Auditori

Persepsi auditori didapatkan melalui indera pendengaran yaitu telinga.


Pendengaran dapat didefinisikan sebagai kemampuan untuk mengenali suara. Meskipun
suara ditangkap dengan telinga, namun proses “mendengarkan” juga melibatkan
berbagai syaraf dan otak.

3. Persepsi Perabaan

Persepsi perabaan didapatkan melalui indera taktil yaitu kulit. Kulit merupakan
bagian tubuh yang berada paling luar. Selain sebagai pelindung bagi organ-organ yang
ada di dalam tubuh, kulit juga dilengkapi dengan bermacam reseptor yang peka
terhadap berbagai rangsangan. Seseorang bisa mempersepsikan sesuatu melalui
pemahaman pengalaman dari apa yang dia sentuh atau berasal dari akibat persentuhan
suatu objek dengan kulitnya.

4. Persepsi Penciuman

Persepsi penciuman didapatkan dari indera penciuman yaitu hidung. Penciuman


dapat didefinisikan sebagai kemampuan untuk mengkap dan merasakan bau/aroma.
Penciuman merupakan sebuah bentuk kemosensor, artinya zat kimia lah yang
bertanggung jawab dalam proses penciumanan. Zat kimia mengaktifkan sistem olfaktori
(penciuman) dalam konsentrasi kecil yang sering kita sebut dengan istilah
bau. Seseorang bisa mempersepsikan sesuatu melalui dari apa yang pernah dia cium.

5. Persepsi Pengecpan

Persepsi pengecapan didapatkan dari indera pengecapan yaitu lidah.


Pengegecapan merujuk pada kemampuan mendeteksi rasa suatu zat seperti makanan
atau racun. Indera pengecapan terkait pada persepsi otak terhadap rasa. Pengecapan
merupakan suatu bentuk kemoreseptor yang dapat merasakan empat sensasi
pengecapan klasik, yakni manis, asin, masam, dan pahit. Namun belakangan ini ahli-ahli
psikofisik dan neurosains mengusulkan untuk menambah kategori lain, yakni rasa gurih
(umami) dan asam lemak. Persepsi rasa pengecapan yaitu jenis persepsi yang diperoleh
melalui pengalaman yang pernah dirasakan dari lidah atau indera pengecapan.
Seseorang bisa mempersepsikan sesuatu melalui dari apa yang pernah dirasakan atau
diecapnya.

4.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi


1. Pemberi Kesan atau pelaku persepsi : Memandang suatu obyek dan mencoba
menginterpretasikan apa yang dilihat.
2. Sasaran/target/obyek : Ciri-ciri pada sasaran/obyek yang sedang diamati dapat
mempengaruhi persepsi
3. Situasi : Unsur-unsur lingkungan sangat mempengaruhi persepsi seseorang

4.3 Kesalahan Persepsi


1. Ber-stereotipe (sterotyping) : Menilai seseorang atas dasar satu atau beberapa sifat dari
kelompoknya.
2. Proteksi : Kecenderungan menilai seseorang atas dasar perasaan dan sifatnya
3. Efek Halo : Menarik kesan umum terhadap seseorang individu berdasarkan
karakteristik tunggal.

4.4 Perbedaan Persepsi dan Sensasi

Sensasi hanya berupa kesan sesaat, saat stimulus baru diterima otak dan belum
diorganisasikan dengan stimulus lainnya dan ingatan-ingatan yang berhubungan dengan
stimulus tersebut.

 Misalnya meja yang terasa kasar, yang berarti sebuah sensasi dari rabaan terhadap
meja.
 Sebaliknya persepsi memiliki contoh meja yang tidak enak dipakai menulis, saat otak
mendapat stimulus rabaan meja yang kasar, penglihatan atas meja yang banyak coretan,
dan kenangan di masa lalu saat memakai meja yang mirip lalu tulisan menjadi jelek.

5. Negosiasi

Negosiasi merupakan perundingan antara dua pihak dimana didalamnya terdapat


proses memberi, menerima, dan tawar menawar utuk mencapai suuatu tujuan tertentu.
Negosiasi cara untuk menetapkan keputusan yang dapat disepakati dan diterima oleh dua pihak
dan menyetujui apa dan bagaimana tindakan yang akan dilakukan di masa mendatang (buku
"Teach Yourself Negotiating", karangan Phil Baguley).

5.1 Syarat Terjadinya Negosiasi


1. Ada dua pihak yang berbeda kepentingan
2. Setiap pihak memiliki daya tawar yang cukup untuk mendukung kepentingannya.
3. Harus mempunyai ketajaman dan kelihaian
4. Harus bersifat sabar
5. Mempunyai kemampuan beradaptasi
6. Mempunyai daya tahan
7. Mempunyai kemampuan bersosialisasi
8. Mempunyai konsentrasi yang tinggi
9. Mempunyai artikulasi
10. Memiliki selera humor
5.2 Komunikasi Negosiasi
 Melibatkan dua pihak/lebih.
 Kegiatan komunikasi langsung/lisan.
 Terjadi karena terdapat perbedaan kepentingan.
 Diselesaikan melalui tawarmenawar/tukar menukar.
 Menyangkut suatu rencana yang belum terjadi.
 Bermuara pada 2 hal : sepakat/tidak

5.3 Adapun tujuan negosiasi :


 Mencari Keadilan
 Mencapai Kemakmuran
 Mencapai Kesepakatan
 Mencari Masalah
 Mencari Pelanggan

Tujuan negosiasi dalam bisnis :

 Mencapai kata sepakat


 Mencapai kondisi penyelesaian atau jalan keluar dari masalah yang dihadapi bersama
 Mencapai kondisi saling menguntungkan(win-win solution)

5.4 Negosiasi Kooperatif & Kompetitif

Negosiasi kooperatif adalah negosiasi dimana konflik dapat diminimalisir dan seluruh
gagasan yang ada difokuskan kepada tujuan untuk mencapai solusi yang terbaik. Tujuan
Negosiasi Kooperatif :

 Mendapatkan tawaran yang lebih baik


 Meraih keuntungan dalam jumlah besar
 Mencapai solusi yang terbaik
 Menyelesaikan masalah
 Meraih kesuksesan

Negosiasi kompetitif adalah negosiasi dimana terjadi suasana tidak ramah sebab masing-masing
pihak berusaha untuk mendapatkan tawaran yang lebih baik

5.5 Manfaat Negosiasi :


 Mendapatkan keefektifan dan efisiensi dalam mencapai tujuan.
 Kesepakatan bersama yang saling menguntungkan (simbiosis mutualisme)
 Menjembatani perbedaan pandangan mereka yang bernegosiasi sehingga mengurangi,
bahkan dapat mencegah konflik.
 Menyepakati tujuan bersama, metode mencapai tujuan bersama yang belum jelas.
5.6 Proses Negosiasi
1. Pendapat yang dikemukakan disertai alasan, fakta, atau contoh yang jelas.
2. Pendapat yang dikemukakan disampaikan dengan lancar, jelas, dan sopan.
3. Perhatikan kejelasan pendapat yang dikemukakan.
4. Agar mudah dipahami orang lain, sampaikan pendapat-pendapat dengan intonasi dan
suara yang keras

Tahapan Dalam Mengawali Negosiasi :


1. Jangan memegang apa pun di tangan kanan ketika memasuki ruangan negosiasi; 
2. Ulurkan tangan untuk berjabat tangan terlebih dulu;
3. Jabat tangan dengan tegas dan singkat;
4. Berikan senyum dan katakan sesuatu yang pas untuk mengawali pembicaraan.

Memulai Proses Negosiasi :

1. Menyampaikan (proposing) apa yang menjadi keinginan atau tuntutan. Yang perlu
diperhatikan dalam proses penyampaian tujuan adalah :

a. Tunggu saat yang tepat bagi kedua pihak


b. Sampaikan pokok-pokok keinginan atau tuntutan secara jelas, singkat dan
penuh percaya diri
c. Tekankan bahwa ada keinginan untuk mencapai suatu kesepakatan bersama
d. Sediakan ruang untuk tawar-menawar dalam negosiasi, jangan membuat hanya
dua pilihan ya atau tidak;
e. Sampaikan bahwa ”jika mereka memberi anda ini anda akan memberi mereka
itu.

2. Mendengarkan dengan efektif apa yang ditawarkan atau yang menjadi tuntutan pihak
lain.

Mengakhiri negosiasi, pastikan hal-hal berikut :

a. Kekuatan tawar menawar


b. Kepentingan-kepentingan dalam negosiasi
c. Suasana negosiasi

5.7 Hambatan Keberhasilan Negosiasi


 Melihat negosiasi sebagai konfrontasi 
 Mencoba Menang Dengan Berbagai Cara
 Menjadi emosional 
 Tidak mencoba memahami orang lain 
 Fokus pada kepribadian, bukan isu
 Menyalahkan orang lain
5.8 Strategi Negosiasi
 Win-win strategy (Stragegi menang-menang), yaitu negosiasi yang berorientasi pada
kemenangan kedua belah pihak.
 Win-lose-strategy (strategi menang kalah), yakni negosiasi untuk memperoleh
kemenangan mutlak dengan mengalahkan orang lain.
 Lose-lose strategy (strategi kalah-kalah), yaitu strategi yang didasari oleh perasaan
untuk melampiaskan kemarahan dan kecenderungan emosional. Strategi seperti ini
banyak dihindarkan karena merugikan kedua belah pihak

5.9 Manajemen Konflik

Setiap negosiasi memiliki potensi konflik dalam seluruh prosesnya. Empat kuadran
manajemen konflik :

 Kuadran Kalah-Kalah (Menghindari konflik)

Mengabaikan masalah yang timbul yaitu bahwa kedua belah pihak tidak
sepakat untuk menyelesaikan konflik atau menemukan kesepakatan untuk
mengatasi konflik tersebut.

 Kuadran Menang-Kalah (Persaingan)

Biasanya kita menggunakan kekuasaan atau pengaruh kita untuk


memastikan bahwa dalam konflik tersebut kita yang keluar sebagai pemenangnya.
Biasanya pihak yang kalah akan lebih mempersiapkan diri dalam pertemuan
berikutnya, sehingga terjadilah suatu suasana persaingan atau kompetisi di antara
kedua pihak.

 Kuadran Kalah-Menang (Mengakomodasi)

Mengalah atau mengakomodasi kepentingan pihak lain. Mengalah dalam


hal ini bukan berarti kita kalah, tetapi kita menciptakan suasana untuk
memungkinkan penyelesaian yang paripurna terhadap konflik yang timbul antara
kedua pihak.

 Kuadran Menang-Menang (Kolaborasi/bekerja sama)

Mengatasi konflik dengan menciptakan penyelesaian melalui konsensus


atau kesepakatan bersama yang mengikat semua pihak yang bertikai.

6. Debat dan Dialog

Debat merupakan kegiatan adu argumentasi antara dua pihak atau lebih, baik secara
perorangan maupun kelompok, dalam mendiskusikan dan memutuskan masalah dan
perbedaan. Secara formal, debat banyak dilakukan dalam institusi legislatif seperti parlemen,
terutama di negara-negara yang menggunakan sistem oposisi. Dalam hal ini, debat dilakukan
menuruti aturan-aturan yang jelas dan hasil dari debat dapat dihasilkan melalui voting atau
keputusan juri.

Dialog (kadang-kadang dieja sebagai dialog pada bahasa Inggris Amerika) adalah sebuah
literatur dan teatrikal yang terdiri dari percakapan secara lisan atau tertulis antara dua orang
atau lebih.

Debat Dialog
 beranggapan hanya kita yang benar.  beranggapan bahwa semua orang
punya kebenaran atau punya sebagian
kebenaran
 memposisikan orang lain sebagai  memposisikan orang lain sebagai mitra
lawan (combative) untuk menciptakan kesepahaman
(collaborative)

 berbicara siapa yang kalah dan siapa  berbicara tentang bagaimana


yang menang (winner-loser) mengeksplorasi yang terbaik

 mendengarkan pendapat orang lain  mendengarkan untuk memahami atau


untuk mengetahui sisi mana yang bisa untuk mencapai kesepakatan
kita patahkan

 mempertahankan opini sebagai  menyatakan opini untuk dievaluasi atau


kebenaran mutlak disempurnakan

 hanya melihat dua pihak yang saling  melihat semua pihak


berlawanan (mempertimbangkan berbagai
perspektif)

 mempertahankan opini dengan  sadar bahwa masing-masing bisa saling


menyerang orang lain melengkapi

 menutup pintu diskusi  berusaha menemukan kelebihan dari


masing-masing

 membuat kesimpulan untuk  berusaha menemukan solusi, opsi, atau


memperjelas kebenaran kita dan alternatif baru
untuk memperjelas kesalahan orang
lain

6.1 Sebab-sebab Debat Kusir


 Menolak untuk memperbaiki diri atas inisiatif pribadi
 Kebiasaan menolak seluruh masukan positif dari orang lain
 Tidak mengetahui persoalan secara utuh atau baru mengetahui persoalan dari luarnya
saja
 Perasaan untuk “ingin beda” dari orang lain yang “asal beda”
 Tertutup oleh pengetahuan yang dimiliki atau pengalaman di masa lalunya.
 Ambisi untuk menguasai dengan cara “ the power to over ”, bukan “the power to do”.
 Terbiasa melihat persoalan dari satu perspektif
 Kurang mampu dalam membedakan antara jalan dan tujuan
 Terlalu “PD” dengan diri sendiri atau ingin menang sendiri

6.2 Dampak Negatif Debat


 Menghambat produktivitas.
 Mengganggu efektivitas dan efisiensi
 Membuka konflik pribadi (membuka masalah baru)
 Menciptakan hidup yang kurang “family-friendly”
 Menutup kompetisi dan membuka kongkurensi (saling menjatuhkan)
 Mengganggu Kesehatan Mental

7. Presentasi

Presentasi suatu kegiatan berbicara di hadapan banyak hadirin atau salah satu bentuk
komunikasi. Presentasi merupakan kegiatan pengajuan suatu topik, pendapat atau informasi
kepada orang lain. Berbeda dengan pidato yang lebih sering dibawakan dalam acara resmi dan
acarapolitik. Presentasi bagus memiliki 3 aturan :

1. Informatif : Sebuah presentasi yang baik mencakup semua informasi yang


dibutuhkan dan hanya informasi yang dibutuhkan untuk membuat sebuah poin.
2. Mengesankan : Bahwa presentasi perlu meliputi konten visual untuk membantu
mengesankan kata-kata kedalam pikiran audiens
3. Bercerita : Tidak berfokus pada bacaan

7.1 Fungsi dan Tujuan Presentasi


 Menyampaikan Informasi Atau Materi
 Meyakinkan Peserta
 Menghibur Pendengar
 Menyentuh Perasaan Dan Emosi Peserta
 Memperkenalkan Diri
 Melakukan Promosi/membujuk
 Memotivasi Dan Menginspirasi Peserta Untuk melakukan Tindakan
Tertentu/Meyakinkan
7.2 Unsur-unsur Presentasi
1. Moderator, untuk mengatur jalannya presentasi.
2. Pembicara, pihak yang melakukan presentasi atau menyampaikan informasi.
3. Audiense , peserta atau pendengar dari presentasi.
4. Tools atau peralatan, media atau alat-alat yang digunakan untuk menyampaikan
informasinya.

7.3 Menghilangkan Kegelisahan Presentasi


1. Pikirkan Tentang Audiens, Bukan Dirimu
2. Gunakan Building Blocks (Kerangka Bangun)

Tetap dapat fokus pada topik dan menjaga ritme dengan memecah presentasi
ke dalam menit- menit building block. Tiap building block harus fokus hanya pada satu
poin yang ingin dibuat

3. Rencanakan Untuk Berhenti Sejenak

Berhenti sejenak untuk memberikan mereka waktu untuk mempertimbangkan


apa yang telah dikatakan dan disamping itu juga memberi waktu untuk mengumpulkan
pikiran dan menangani poin berikutnya

4. Persiapkan Power Point Lebih Awal


5. Latihan, Latihan, Latihan (Mendalami poin-poinnya)
6. Rekam dan Review
7. Tiba Lebih Awal
8. Uji Teknologinya

Menguji teknologinya untuk memastikan semuanya berjalan lancar selama


presentasi. simpan presentasimu pada berbagai macam media (seperti sebuah USB,
laptop, dan penyimpanan berbasis web) yang dapat diakses dalam berbagai cara jika
sesuatu yang salah terjadi

9. Bernafas Yang Dalam

Bernafas yang dalam (terbukti secara ilmiah) membantu rileks, mengurangi


stres, dan meningkatkan penampilan pada situasi yang ada.

7.4 Ciri Slide yang Baik


 Satu slide, satu pesan
 Sederhana
 Perkuat penjelasannya, bukan mengulang pesannya
 Kuat secara visual
 Gunakan teks dengan ringkas
 Hindari bullet point
 Alur yang teratur

7.5 Slide Presentasi yang Baik dan Menarik

Sebuah slide yang baik akan mampu menjelaskan ide dan gagasan yang ingin
disampaikan presenter. Dengan demikian, audiens akan terbantu ketika melihat slide yang
ditampilkan dan presenter pun lebih mudah menjelaskan apa makna yang dikandung oleh slide
tersebut.

 Penggunaan Kata Kunci dan Gambar


Slide sebelah kanan lebih kreatif dan mudah dicerna audiens. Slide ini hanya
menggunakan gambar dan kata kunci saja.

 Meringkas Teks

Mengajukan pertanyaan yang lebih ringkas kepada audiens. Perhatikan contoh slide
presentasi di sebelah kanan. Ini membantu memperkuat pesan yang ingin disampaikan.

 Mengganti Teks Panjang dengan Gambar dan Angka

 Mengubah Cara Penyajian Lebih Menarik

 Penempatan Posisi Gambar


Walaupun demikian, contoh slide presentasi kanan terlihat lebih baik lagi
dengan memperbesar gambar tokoh tersebut dan menghilangkan latar belakangnya.
Teks diletakkan berhadapan langsung dengan wajah tokoh tersebut sehingga seolah-
olah dia berbicara langsung kepada audiens. Slide ini jauh lebih kuat lagi dampak
visualnya dan menggugah emosi daripada slide di kiri.

8. Meningkatkan Interpersonal Skill


1. Senyum : Energi positif yang dipancarkan saat tersenyum akan menarik yang lain
kepada kita.
2. Jadilah Apresiatif : Menjadi murah hati dengan pujian dan kata-kata yang mengobarkan
semangat. Mengucapkan terima kasih ketika seseorang menolong kita.
3. Perhatikanlah orang lain : Cermati apa yang sedang terjadi dalam kehidupan orang lain.
Ketahuilah momen-momen bahagia mereka, dan tunjukkan perhatian dan simpati pada
situasi-situasi sulit seperti waktu sakit atau kematian.
4. Melatih mendengarkan dengan aktif : Untuk mendengarkan dengan aktif adalah
dengan mendemonstrasikan bahwa kita memang mau untuk mendengar dan mengerti
akan pandangan orang lain. Itu berarti menegaskan kembali, dengan bahasa kita sendiri,
apa yang orang lain telah katakan.
5. Bawalah kebersamaan : Perlakukan setiap orang dengan sama. Jika rekan-rekan melihat
kita sebagai seseorang yang solid dan fair, mereka akan mempercayai kita.
6. Tangani konflik-konflik : Pelajari bagaimana menjadi mediator yang efektif. Dengan
mengambil peranan memimpin, kita akan mendapatkan respek dan kekaguman dari
orang sekitar
7. Berkomunikasi dengan jelas
8. Menghibur mereka : Menggunakan rasa humor kita sebagai alat efektif untuk
menurunkan batas dan menghimpun perhatian orang.
9. Melihat dari sisi mereka : Mencoba untuk melihat situasi dan respon-respon dari
perspektif orang lain.
10. Jangan mengeluh : Jika kita harus mengemukakan tentang sesuatu, simpanlah itu dalam
buku harian.
- Selesai -

Anda mungkin juga menyukai