(Untuk memenuhi tugas syarat UAS mata kuliah Social Group Work)
Disusun oleh:
KESEJAHTERAAN SOSIAL
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2015
I. SOCIAL GROUP WORK MURNI
Dalam bimbingan sosial kelompok atau social group work, kelompok berfungsi
sebagai wadah dan sarana untuk membantu individu melalui interaksi dan program yang
terarah. Program yang disusun oleh pekerja sosial kelompok menyediakan kemungkinan-
kemungkinan untuk anggota berinteraksi dengan anggota kelompok yang lain dan mengalami
proses kelompok. Fungsi social group work adalah mengusahakan terciptanya pengalaman-
pengalaman yang menyenangkan dan yang memberikan kesempatan kepada setiap individu
untuk berinteraksi, berpartisipasi, dan menyatakan perasaannya.
5 Prinsip Group Work dalam Therapeutic Group Work pada Games Kotak Ajaib
Sebelum memulai games, dibentuk satu kelompok. Di dalam satu kelompok itu
terdapat orang yang diantaranya kenal tetapi tidak memiliki kedekatan satu sama lain. Tapi
group work memiliki prinsip- prinsip dalam menerapkan pelaksanaan pekerjaan sosial.
Prinsip umum pekerjaan sosial merupakan dasar dari setiap praktek metode pekerjaan sosial
khususnya bimbingan sosial kelompok. Maka perasaan, sikap, pandangan dan tindakan-
tindakan para pekerja sosial harus diselenggarakan dengan prinsip- prinsisp umum pekerjaan
sosial.
Diawali dengan satu orang berani untuk bercerita sehingga suasana yang awalnya
dingin menjadi lebih dekat satu sama lain dan ingin mendengarkan apa yang temannya
utarakan. Itu artinya berdasarkan prinsip group work bahwa setiap orang mempuyai
kesempatan yang sama yang hanya di batasi oleh kemamapuan masing masing dan keyakinan
bahwa setiap manusia mempunyai kehormatan diri atau harga diri kemuliaan dan
kesempurnaan yang harus dihargai juga dijunjung tinggi. Lanjut kepada sesi yang lebih
dalam mengulik dari sisi pribadi tiap orang yang sedang mengikuti games kotak ajaib. Secara
tidak langsung mereka bercerita penuh dengan penghayatan yang membuat tetesan air mata
jatuh secara tidak langsung teman dikelompok tersebut ikut terbawa suasana haru atas apa
yang temannya utarakan. Berdasarkan prinsip bahwa setiap manusia yang mengalami
penderitaan pribadi, ekonomi, dan sosial mempuyai hak untuk menentukan diri sendiri,
mengenai apa kebutuhan-kebutuhan dan bagaimana cara mengatasinya. Dari sesi awal sampe
akhir prinsip pembentukan kelompok terencana karena kelompok merupakan kesatuan
tempat dimana para individu memperoleh pelayanan untuk mengembangkan pribadinya. Dan
prinsip yang kelima yaitu didalam games kotak ajaib sumber kekuatan utama untuk
menggerakan kelompok dan mempengaruhi individu anggota kelompok untuk melakukan
adalah interaksi untuk saling pengaruh mempengaruhi diantara para anggota. Jadi prinsip
umum tersebut adalah berhubungan dengan tanggung jawab sosial terhadap dirinya, keluarga,
dan masyarakat.
Di dalam persaingan seperti sekarang, kebutuhan akan tenaga kerja yang memiliki
profesionalisme dan manajerial skill yang berbasis kemampuan sudah merupakan tuntutan.
Terlebih di dunia kerja sekarang banyak dipengaruhi perubahan pasar, ekonomi dan
teknologi. Tenaga kerja yang memiliki kecerdasan emosional (Emotional Quatient) sangat
mendukung pemenuhan kebutuhan tersebut disamping kecerdasan intelektual. Keterampilan
sangat mempengaruhi tingkat kesuksesan seseorang. Dengan keterampilan yang ada
seseorang dapat menciptakan kehidupan yang lebih baik untuk dirinya maupun lingkungan
sekitarnya. Secara umum, keterampilan manusia dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu
keterampilan teknis (hard skill) dan keterampilan mengelola diri dan orang lain (soft skill).
Hard skill merupakan hal penting di dalam dunia kerja, namun keberhasilan seseorang dalam
dunia kerja biasanya ditentukan oleh kemampuan soft skill-nya yang baik. Berikut ini adalah
beberapa pengertian soft skill dalam dunia kerja:
Open Space Technology (OST) adalah suatu metode conference yang dikembangkan
oleh Harrison Owen pada tahun 1963. Metode ini terinspirasi dari coffee break sebagai sesi
yang paling ditunggu-tunggu pada suatu pertemuan atau seminar. Ciri-ciri OST yaitu:
1. Tidak ada kendali namun terkendali
2. Tidak ada aturan tapi mengatur diri sendiri
3. Tidak ada keharusan tapi keinginan diri sendiri
4. Tidak ada agenda tapi menentukan sendiri
5. Tidak ada moderasi tapi ada pertanggungjawaban
1. Pengumuman Topik
Setelah pengumuman topik/ide besar, setiap peserta yang memiliki ide berkaitan
dengan tema besar pertemuan, harus menempelkan kertas post-it di bagian dinding
yang telah ditentukan.
2. Pembukaan Market Place
Langkah ini mendorong peserta untuk mengajukan diri sebagai meeting owner.
Meeting owner bertugas untuk menjadi moderator dan pemimpin diskusi. Meeting
owner harus menentukan jadwal dimana dan kapan ia harus menyelenggarakan
meeting (buka lapak).
3. Negosiasi
Para peserta dengan tema yang serupa dapat bergabung dan untuk peserta yang
memiliki tema besar dapat dipecah dan disebar.
4. Pengumuman Market Place
Meeting owner membuka lapak pembahasan topiknya dengan sebuah kertas yang
ditempelkan di dinding dan beberapa kursi yang melingkarinya. Para peserta yang
mengajukan tema serupa dengan seorang meeting owner dapat bergabung dengan
lapaknya.
5. Sesi Meeting
Saat sesi meeting berlangsung, ada beberapa peraturan yang diterapkan dalam OST:
1) Whoever comes is the right person
2) Whatever happens is the only thing that could have
3) Whenever it starts is the right time
4) When it’s over, it’s over
Pada sesi meeting, para peserta harus mengingat “The Law of 2 Feet”:
“whenever you feel, that you’re not contributing, nor learning, it’s time for you to
use your 2 feet to move somewhere else”
Jadi, peserta bebas untuk berpindah lapak dari satu ide ke ide lain kapanpun ia mau.
6. News Room
7. Reflection and Recommendation
Dalam menjalankan OST, ada dua prinsip yang harus dipelajari, yaitu:
Senang. Metode OST yang terkesan santai dan tidak terlalu formal dapat memberikan
mood yang baik terhadap peserta karena tidak harus terus duduk lama dan terpaku
pada satu orang saja. Peserta dapat bebas mengelilingi setiap market place dan bebas
menentukan peran (bee or butterfly).
Percaya diri. Karena suasana santai yang tercipta, peserta dapat dengan leluasa
menyampaikan pendapatnya tanpa takut salah. Semua pendapat yang disampaikan
kepada meeting owner akan ditampung dan kemudian akan diolah oleh meeting
owner untuk disampaikan ke news room. Sehingga peserta akan lebih leluasa dan
berani dalam menyampaikan opininya.
1. Universality : Pada saat penentuan market place, gagasan yang serupa akan
digabungkan sehingga para a menemukan adanya kesamaan dengan orang lain.
Selain itu para peserta dapat menemukan pemikiran-pemikiran yang serupa
dengannya pada setiap market place ketika ia menyumbangkan ide.
2. Acceptance : para anggota/peserta merasa diterima karena setiap opini dan gagasan
yang disampaikan akan diterima dan didengarkan. Ketika menyampaikan ide di
setiap market place, ide tersebut akan dituliskan di kertas miliki meeting owner
sehingga peserta merasa didengarkan dan dihargai.
3. Hope : ide penyelesaian masalah oleh para peserta dari topik/ide besar
kemudian di pecah ke beberapa market place sesuai dengan kemiripan ide. Ide-ide yg
serupa tersebut dapat dikembangkan menjadi suatu ide baru yang diharapkan efektif
dalam menangani masalah tersebut. Atau ketika peserta stuck dengan satu ide, ia
dapat mengambil dan mempelajari ide-ide lain yang disampaikan oleh peserta lain
sehingga timbul harapan untuk dapat menyelesaikan masalah dengan inspirasi ide
baru yang didapatkan dari peserta lain.
4. Altruism : pendapat dan ide yang disampaikan dapat berguna untuk setiap
market place. Walaupun meeting owner tidak menelan pendapat tersebut bulat-bulat,
tetapi ide tersebut memiliki sumbangsih dalam penyelesaian masalah yang dihadapi.
5. Cognitive Restructing : beragamnya gagasan dan ide di dalam OST dapat
memberikan wawasan dan pengetahuan baru untuk setiap peserta.