Anda di halaman 1dari 15

TUGAS PERKULIAHAN

Perilaku Organisasi
Disusun Oleh Kelompok 1 :

1. Putri Nurjanah Irnanda (193403516010)


2. Dilla Madi Yanti (193403516016)
3. Melly Lutfia Nurul Haque (193403516072)
4. Jehanara Aura Safitri (193403516077)
5. Nur Fitriani (193403516079)

Pokok Bahasan : Pentingnya kemampuan


interpersonal, apa yang dilakukan manajer,
memasuki perilaku organisasi, disiplin yang
berkontribusi dalam bidang perilaku organisasi,
hal mutlak dalam perilaku organisasi, tantangan
dan peluang untuk perilaku organisasi, model
perilaku organisasi.

Program Tatap
Fakultas Kode MK Disusun Oleh
Studi Muka/Materi
Ekonomi
Akuntansi 01 KELOMPOK 1

Abstract Kompetensi
Perilaku organisasi adalah suatu Mahasiswa mampu memahami kontrak
disiplin imu yang mempelajari tentang perkuliahan, menjelaskan dan
perilaku tingkat individu dan tingkat mengidentiikasikannya.
kelompok dalam suatu organisasi serta Mampu dan memahami konsep, definisi,
dampaknya terhadap kinerja (baik kinerja prinsip Perilaku Organisasi.
individual, kelompok maupun organisasi). Memahami Masalah pokok perilaku
Perilaku organisasi juga dikenal sebagai organisasi, keterampilan interpersonal,
studi tentang organisasi. Studi ini adalah tugas pokok manajer, tantangan dan
sebuah bidang telaah akademik khusus peluang untuk perilaku organisasi, dan
yang mempelajari organisasi, dengan model organisasi.
memanfaatkan metode-metode dari Memahami Ruang lingkup perilaku
ekonomi, sosiologi, ilmu politik, antropologi. organisasi dan aspek yang berkaitan
Disiplin-disiplin lain yang terkait dengan dengannya.
dengan studi ini adalah studi tentang
sumber daya manusia dan psikologi
industri. Organisasi dalam pandangan
beberapa pakar seolaholah menjadi suatu
“bintang” yang berwujud banyak, namun
tetap memiliki kesamaan konseptual. Atau
dengan kata lain, rumusan mengenai
organisasi sangat bergantung kepada
konteks dan perspektif tertentu dari
seseorang yang merumuskan tersebut.
Setiap manusia mempunyai tujuan yang
berbeda dalam hidupnya, karena pengaruh
pengetahuan dan pengalamannya yang
berbeda. Namun setiap manusia akan sama
dalam satu hal yaitu ingin mempertahankan
hidup dan memenuhi kebutuhan hidupnya.
Bagi masyarakat pada era industrialisasi
sekarang ini, pekerjaan merupakan suatu
aspek kehidupan yang sangat penting. Bagi
masyarakat modern bekerja merupakan
suatu tuntutan yang mendasar, baik dalam
rangka memperoleh imbalan berupa uang
atau jasa, ataupun dalam rangka
mengembangkan dirinya

2020 PERILAKU ORGANISASI Pusat Bahan Ajar dan eLearning


2 KELOMPOK 1 http://www.mercubuana.ac.id
Pembahasan.
BIDANG STUDI PERILAKU ORGANISASI

Dewasa ini perkembangan perilaku organisasi semakin terasa kemajuannya bahkan


telah menjadi sesuatu hal yang ramai dibicarakan orang, bukan hanya di kalangan
akademisi. Ini disadari karena disamping perilaku organisasi ini mudah dipahami, juga
persoalan-persoalan organisasi yang cenderung semakin sulit, ditambah juga berbagai
persoalan-persoalan manusia dengan berbagai karakter dan perilaku berlanjut menjadi
tantangan utama yang sering dihadapi oleh setiap pimpinan organisasi baik orgnaisasi
pemerintah maupun organisasi swasta dewasa ini. Oleh sebab itu seorang pimpinan sangat
dituntut peranannya untuk bagaimana memahami perilaku organisasi.

Manusia adalah faktor utama dalam setiap organisasi apapun bentuknya. Ketika
manusia memasuki dunia organisasi maka itulah awal perilaku manusia yang berada dalam
organisasi itu. Oleh karena persoalan-persoalan manusia senantiasa berkembang
berdasarkan situasi dan kondisi dan semakin sulit dikendalikan, maka persoalan-persoalan
organisasi dan khususnya persoalan perilaku organisasi semakin hari semakin berkembang.
Perilaku organisasi hakikatnya mendasarkan pada ilmu perilaku itu sendiri.

1. Pentingnya Keterampilan Interpersonal

Dalam suatu organisasi atau perusahaan peran manajer sangat penting. Dengan kata
lain keberlangsungan suatu organisasi atau perusahaan sangat bergantung pada bagaimana
manajer menjalankan kebijakan dan segala kegiatan, Henry Mintzberg (1973) menyebutkan
bahwa setiap manager memiliki sepuluh peran saling berkaitan. Dari sepuluh peran tersebut
yang akan dibahas lebih lanjut disini adalah keterampilan interpersonal.

Secara garis besar keterampilan interpersonal dapat diartikan sebagai suatu


kemampuan ataupun keterampilan milik seseorang untuk mengenal, menghadapi dan
berkomunikasi atau interaksi dengan pihak lain, baik secara individu dan kelompok.
Keterampilan interpersonal juga dapat dimaknai sebagai ketempilan khusus milik seseorang
dalam mengenali dan memberi respon yang baik kepada perasaan, perilaku, sikap, dan
keinginan orang lain. Intinya adalah kemampuan seseorang untuk membangun hubungan
yang haramonis dengan orang-orang disekitarnya.

Keterampilan interpersonal mencerminkan bagaimana seorang manajer berhubungan


dengan orang lain. Pada peran ini manajer berperilaku sebagai pemegang simbol suatu
organisasi ataupun perusahaan itu sendiri, sehingga secara tidak langsung manajer
bertanggung jawab menjaga nama baik perusahaan. Di samping itu manajer adalah seorang
pemimpin, sehingga dia harus berperilaku sebagaimana halnya seorang pemimpin yang
membawahi karyawan operasional serta harus menjadi suri tauladan yang baik kepada
bawahannya. Peran lainnya adalah sebagai penghubung pihak-pihak yang berkepentingan.
Sebagai penghubung, manajer bertanggung jawab atas semua mekanisme hubungan
dengan karyawan sendiri, di samping juga dengan pihak luar yang ada kaitannya dengan
aktivitas organisasi. Misalnya bagaimana hubungan yang dijalin dengan pihak
pemerintah,yaitu dengan direktorat jendral pajak, atau dengan departemen perdagangan

2020 PERILAKU ORGANISASI Pusat Bahan Ajar dan eLearning


3 KELOMPOK 1 http://www.mercubuana.ac.id
dan perindustrian. Selanjutnya hubungan dengan serikat pekerja karyawan juga perlu dibina
dengan sebaik-baiknya.

Keterampilan interpersonal dapat dibagi menjadi beberapa jenis, antara lain:

1) keterampilan mendengar. Komponen terpenting dari komunikasi adalah mendengar.


Maksudnya adalah tidak hanya mendengar secara harfiah, namun mampu mencerna
serta menerjemahkan maksud dari pemberi pesan atau orang yang mengajaknya
berbicara.
2) umpan balik atau providing. Umpan balik merupakan suatu kemampuan
interpersonal seseorang untuk memahami segala dampak atas perilaku terhadap diri
sendiri atau orang lain. Misalnya ketika berbicara sesuatu akan membuat sakit hati
atau sebaliknya membuat senang.
3) keterampilan membujuk atau persuading. Dalam hal ini harus dapat memberikan
pengertian atau bujukan kepada orang lain. Sehingga orang tersebut bersedia
mengikuti kehendak maupun keinginan dari orang yang mengajaknya secara
sukarela.
4) resolving conflict. Maksudnya yaitu kemampuan menyelesaikan masalah ketika
sedang mendapatkan konflik dan masalah dengan orang lain.

Dengan memiliki keterampilan interpersonal yang baik dapat memberikan manfaat yang
banyak ataupun keuntungan. Salah satunya adalah mampu menciptakan serta menjaga
keharmonisan hubungan dalam pergaulan. Contohnya, mudah mendapatkan teman baru
karena banyak yang merasa nyaman ketika berkomunikasi atau berinteraksi dengan orang
tersebut. Apalagi jika mampu berbagi baik itu pengetahuan, informasi, dan sebagainya.
Selain itu keterampilan interpersonal juga dapat dijadikan sebagai media untuk
mendapatkan kesuksesan. Seseorang yang memiliki keterampilan interpersonal yang baik
pasti bisa memperoleh posisi atau jabatan lebih tinggi dibandingkan yang tidak memilikinya.
Ketika memiliki bisnis sendiri, relasi makin mudah diperoleh. Dengan menjalin hubungan
yang baik dengan orang lain akan mencegah kesalahan serius yang dapat menyebabka
tuntutan negatif, mengurangi resiko masalah pelanggan, dan lebih banyak menciptakan
lebih banyak peluang kerja sehingga dapat mengarah pada kesuksesan karir. Manfaat
berikutnya adalah untuk membentuk citra diri, kemampuan dan kepandaian serta kemahiran
saat berkomunikasi akan membuat seseorang selalu dianggap oleh orang lain sebagai
sosok yang baik. Contoh sederhananya antara lain berbicara dengan sopan, bersikap
ramah dan sebagainya.

Kemampuan interpersonal sangat mempengaruhi kita mempersepsikan diri kita terhadap


orang lain. Ketika kita memiliki kemampuan interpersonal yang tinggi kita akan memiliki
tingkat kepercayaan diri yang tinggi juga, sehingga kita kana dihargai orang lain, dan pada
akhirnya kita akan membangun hubungan yang harmonis dengan orang lain. Keterampilan
interpersonal tidak dapat dianggap sebagi keterampilan semata melainkan sebuah
kebutuham. Sehingga setiap orang perlu mempelajari dan menerapkannya dalam kehiduan
sehari-hari agar dapat menjadi pribadi yang selalu disenangi orang lain.

2. Apa yang dilakukan Manajer

Manajer adalah seseorang yang bertanggung jawab untuk mengarahkan usaha yang
bertujuan membantu organisasi dalam mencapai sasarannya. Dalam setiap jabatan manajer
selalu melekat suatu tanggung jawab utama membantu organisasi untuk mencapai kinerja

2020 PERILAKU ORGANISASI Pusat Bahan Ajar dan eLearning


4 KELOMPOK 1 http://www.mercubuana.ac.id
yang tinggi melalui pemanfaatan semua sumber daya yang dimiliki, baik manusia maupun
material. Ini akan tercapai melalui proses manajeman yang secara formal diartikan sebagai
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian terhadap penggunaan
sumber daya untuk mencapai tujuan (Ike Kusdyah Rachmawati, 2014). Proses adalah cara
sistematik yang sudah ditetapkan dalam melakukan kegiatan atau metode sistematik dalam
menangani aktivitas. Tugas manajerial seorang manajer adalah sebagai berikut:

a. Perencanaan adalah proses yang ditunjukan untuk menentukan tujuan dan sasaran
yang ingin dicapai dan mengambil langkah-langkah yang strategis guna mencapai
tujuan tersebut. Dengan kata lain perencanaan adalah menentukan tujuan dan
bagaimana mencapai tujuan tersebut. Manajer memikirkan dengan matang terlebih
dahulu sasaran dan tindakan mereka berdasarkan pada metode, rencana, atau
logika dan bukan berdasarkan perasaan
b. Pengorganisasian adalah proses penugasan, pengalokasian sumber daya, serta
pengaturan dan pengkoordinasian kegiatan kepada setiap individu dan/atau
kelompok yang akan berperan dalam rencana yang bertujuan untuk mencapai suatu
suatu sasaran organisasi.
c. Pengarahan adalah suatu proses mengarahkan, membimbing dan menyemangati
karyawan dalam pelaksanaan suatu rencana untuk mencapai tujuan. Proses
pengarahan ini mempengaruhi aktivitas dari pekerjaan anggota kelompok atau
organisasi.
d. Pengendalian adalah proses mengawasi dan mnengevaluasi kesesuaian antara
kegiatan yang dilakukan oleh suatu organisasi beserta hasil yang diperoleh dengan
rencana yang telah disusun oleh organisasi tersebut beserta tujuan ang telah
ditetapkannya. Manajer harus yakin tindakan yang dilakukan oleh anggota organisasi
benar-benar menggerakkan organisasi kea rah sasaran yang lebih baik.

Menjadi seorang manajer bukan hal yang mudah, perlu pengalaman yang lama dan jam
terbang serta bidang keilmuwan yang mencukupi sehingga bisa menjadikan pantas menjadi
seorang manajer. Seorang manajer harus mampu mengatasi masalah dan meramalkan
kejadian yang akan terjadi bila sesudah keputusan diambil. Hal ini tentu tidak mudah.
Seringkali dalam keseharian organisasi ada manajer yang tidak bisa memerintah dan tidak
mau dikoreksi, padahal pemimpin yang baik adalah pemimpin yang mau mendengarkan
keluhan dan kritik dari bawahannya. Peranan manajer sangat penting karena dapat
berpengaruh dalam keberhasilan suatu organisasi. Selain itu, seorang manajer harus dapat
memotivasi bagi bawahan supaya tujuan organisasi dapat berjalan dengan baik.

Salah satu tugas seorang manajer adalah harus dapat mengatasi konflik yang ada dalam
suatu organisasi yang dipimpin olehnya sehingga setiap konflik dapat terselesaikan dengan
baik dan tidak ada pihak manapun yang merasa di rugikan. Peran sebagai manajer menjadi
sangat krusial dan diharapkan mempunyai peranan dalam meningkatkan serta menjaga
keseimbangan dalam suatu organisasi. Dalam menjalankan tugasnya manajer harus dapat
menjamin ketersediaan, keakuratan, ketepatan, dan keamana informasi serta memiliki
pengaturan organisasi yang baik untuk mencapai tujuan dari organisasi tersebut.
Keberhasilan ini menysaratkan manajer mempunyai kemampuan multi disiplin, seperti dalam
bidang : teknologi, bisnis, manajemen, serta kepemimpinan

2020 PERILAKU ORGANISASI Pusat Bahan Ajar dan eLearning


5 KELOMPOK 1 http://www.mercubuana.ac.id
 Keahlian Manajerial

Untuk mengimplementasikan kegiatan manajemen tersebut sesuai dengan dengan


fungsinya masing-masing, maka diperlukan beberapa keahlian manajemen (managerial
skills) yang diperlukan untuk setiap orang yang terlibat dalam kegiatan organisasi.
Keahlian tersebut meliputi :

a) Keahlian Teknis (Technical skills), yaitu keahlian yang diperlukan untuk melakukan
pekerjaan yang spesifik tertentu, seperti mengoperasikan komputer, mendesain
bangunan, membuat lay out perusahaan, dan lain-lain.
b) Keahlian berkomunikasi dan berinteraksi dengan masyarakat (Human Relation Skills),
yaitu keahlian dalam memahami dan melakukan interaksi dengan berbagai jenis orang di
masyarakat. Contohnya adalah keahlian dalam bernegosiasi, memotivasi, meyakinkan
orang, dan lain sebaginya.
c) Keahlian Konseptual (Conceptual skills), yaitu keahlian dalam berfikir secara abstrak,
sistematis, termasuk di dalamnya menganalisis berbagai masalah dalam situasi yang
berbeda-beda, bahkan keahlian untuk memprediksi di masa yang akan datang.

Dari tingkatan organisasi, manajemen dapat dibagi dalam tiga tingkatan yaitu :

1. Manajemen Puncak (Top Management), manajer bertanggung jawab atas pengaruh yang
di timbulkan dari keputusan-keputusan manajemen seluruh organisasi.misalnya direktur,
wakil direktur, direktur utama. Keahlian yang dimiliki oleh manajer tingkat puncak adalah
konseptual, artinya keahlian untuk membuat dan merumuskan konsep untuk dilaksanakan
oleh tingkatan manajer dibawahnya.
2. Manajemen Menengah (Middle Management), manajer menengah harus memiliki
keahlian interpersonal/manusiawi, artinya keahlian untuk berkomunikasi, bekerja sama,
dan memotivasi orang lain. Manajer bertanggungjawab melaksanakan rencana dan
memastikan tercapainya suatu tujuan. Misalnya manajer wilayah, kepala divisi, direktur
produk.
3. Manajemen Bawah/Lini (Low Management), manajer bertanggungjawab menyelesaikan
rencana-rencana yang telah ditetapkan oleh manajer yang lebih tinggi. Pada tingkatan ini
juga memliki keahlian yaitu keahlian yang mencangkupi prosedur, teknik, pengetahuan
dan keahlian dalam bidang khusus. Misalnya supervisior/pengawas produksi, mandor.

Oleh karena itu, bagi seseorang yang ingin menjadi manajer, maka kedua aspek dari
manajeman, yaitu pengetahuan dan pengalaman perlu untuk dikuasi secara bersamaan.
Disebutkan bahwa seorang pemimpin merupakan peran yang sangat vital dalam
menentukan maju mundurnya sebuah organisasi, sebab sebesar apapun oragnisasi jika
pemimpinnya tidak memiliki otoritas, legalitas, dan kredibilitas yang bagus akan
mengalami perkembangan yang mundur. Selain itu, seorang manajer yang baik harus
memiliki komptensi yang mencangkup ilmu pengetahuan (knowledge), kemampuan
(skills), dan sikap (attitude). Ketiga unsur ini merupakan salah satu faktor penting dalam
menentukan keberhasilan suatu organisasi. Manajer dalam oragnisasi merupakan
individu yang paling menentukan keberhasilan atau kegagalan proyek. Karena dalam hal
ini manajer adalah orang yang memegang peranan penting dalam mengintegrasikan,
mengkoordinasi semua sumber daya yang dimiliki dan bertanggung jawab sepenuhnya
atas keberhasilan dalam pencapaian sasaran organisasi.

2020 PERILAKU ORGANISASI Pusat Bahan Ajar dan eLearning


6 KELOMPOK 1 http://www.mercubuana.ac.id
3. Memasuki Perilaku Organisasi

Perilaku organisasi pada hakekatnya mendasar pada ilmu itu sendiri yang
dikembangkan dengan pusat perhatiannya pada tingkah laku manusia dalam suatu
organisasi. Pendekatan pada perilaku organisasi adalah suatu unsur yang kompleks dan
oleh karenanya adanya suatu kebutuhan pemahaman teori yang didukung oleh riset yang
empiris sangat diperlukan sebelum diterapkan dalam mengelola manusia itu sendiri secara
efektif.

Perilaku organisasi adalah suatu disiplin ilmu yang mempelajari tentang perilaku
tingkat individu dan tingkat kelompok dalam suatu organisasi serta dampaknya terhadap
kinerja (baik kinerja individual, kelompok, maupun organisasi). Perilaku organisasi juga
dikenal dengan studi tentang organisasi. Studi ini adalah sebuah bidang telaah akademik
khusus yang mempelajari organisasi, dengan memanfaatkan metode-metode ekonomi,
sosiologi, ilmu politik, antropologi, dan psikologi. Perilaku organisasi berkaitan dengan
bagaimana orang bertindak dan bereaksi dalam semua jenis organisasi. Dalam kehidupan
organisasi, orang dipekerjakan, dididik dan dilatih, diberi informasi, dilindungi dan
dikembangkan. Dengan kata lain, maka perilaku organisasi adalah bagaimana orang
berperilaku di dalam suatu organisasi. Beberapa pengertian perilaku organisasi menurut
para ahli yaitu:

Menurut Robbins dan Judge perilaku organisasi adalah suatu bidang studi yang
menginvestigasi dampak perilaku dari individu, kelompok dan struktur dalam organisasi,
dengan maksud menerapkan pengetahuan untuk memperbaiki efektivitas organisasi.

Menurut Larry L. Cummingsmenekankan bahwa perilaku organisasi adalah suatu


cara berfikir, suatu cara untuk memahami persoalan-persoalan dan menjelaskan secara
nyata hasil-hasil penemuan berikut tindakan-tindakan pemecahan.

 Perilaku Individu dalam Organisasi

Sopiah (2008: 13) untuk dapat memahami perilaku individu dengan baik, terlebih dahulu kita
harus memahami karakteristik yang melekat pada individu. Adapun karakteristik yang
dimaksud adalah ciri-ciri biografis, kepribadian, persepsi dan sikap. Perilaku organisasi pada
hakikatnya adalah hasil-hasil interaksi antara individu-individu dalam organisasinya. Oleh
karena itu, untuk memahami perilaku organisasi sebaiknya diketahui terlebih dahulu individ-
individu sebagai pendukung organisasi tersebut. Perilaku manusia adalah sebagai suatu
fungsi dari interaksi antara person atau individu dengan lingkungannya. Individu membawa
ke dalam tatanan organisasi kemampuan, kepercayaan pribadi, pengharapan kebutuhan,
dan pengalaman masa lalunya. Ini merupakan karakteristik yang dipunya individu, dan
karakteristik ini akan dibawa olehnya manakala akan memasuki suatu lingkungan baru, yakni
organisasi atau lainnya. Organisasi yang juga merupakan suatu lingkungan bagi individu
memepunyai karakteristik pula. Adapun karaktersitik yang dipunyai organisasi antara lain:
keteraturan yang diwujudkan dalam susunan hirarki, pekerjaan-pekerjaan, tugas-tugas,
wewenang dan tanggung jawab, sistem pengkajian, sistem pengendalian dan sebagiannya.

 Perilaku Kelompok dalam Organisasi

Kelompok merupakan bagian dari kehidupan manusia. Setiap hari manusia akan
terlibat dalam aktivitas kelompok. Masing-masing dari kita ada yang telah menjadi dan masih

2020 PERILAKU ORGANISASI Pusat Bahan Ajar dan eLearning


7 KELOMPOK 1 http://www.mercubuana.ac.id
menjadi anggota kelompok yang berbeda. Ada kelompok sekolah, kelompok kerja, kelompok
keluarga, kelompok sosial, kelompok keagamaan, kelompok formal, dan kelompok informal (
Ivancevich dkk, 2006: 05). Demikian kelompok merupakan bagian dari kelompok organisasi.
Dalam organisasiakan banyak dijumpai kelompok-kelompok ini. Hampir pada umumnya
manusia yang menjadi anggota suatu organisasi besar atau kecil adalah sangat kuat
kecenderungannya untuk mencari keakraban dalam kelompok-kelompok tertentu. Dimulai
dari adanya kesamaan tugas pekerjaan yang dilakukan, kedekatan tempat kerja, sering
berjumpa, dan barang kali adanya kesamaan kesenangan bersama, maka timbullah
kedekatan satu sama lain. Mulailah mereka berkelompok dalam organisasi tertentu.

Herman sofyandi (2007: 19) kelompok tidak hanya terbentuk karena tindakan
manajerial, tetapi juga karena adanya usaha-usaha individu para manajer menciptakan
kelompok-kelompok kerja untuk menangani tugas dan pekerjaan yang diberikan. Kelompok-
kelompok semacam itu, yang diciptakan oleh keputusan manajerial disebut kelompok formal.
Kelompok juga sebagai bentuk konsekuensi dari tindakan para pegawai disebut kelompok
informal, yang terbentuk karena kepentingan yang sama.

4. Melengkapi Intuisi dengan Kajian Sistematis

Intuisi adalah firasat yang tidak selau didukung oleh riset. Sedangkan kajian sistematis
adalah alat untuk membuat prediksi akurat yang wajar, melihat pada hubungan, mencoba
untuk mengatribusikan sebab akibat, serta mendasarkan kesimpulan pada bukti ilmiah.
Setiap dari kita menggunakan intuisi atau insting dalam menjelaskan suatu fenomena.
Bidang perilaku organisasi mencoba mengganti penafsiran yang menggunakan intuisi
dengan studi sistematis yaitu menggunakan bukti-bukti ilmiah yang kemudian dikumpulkan
secara terkendali dan terukur serta diterjemahkan dengan cara teliti sehingga ditemukan
penyebab dan dampak dari persoalan yang ada. Hal ini dilakukan tentu saja untuk menarik
kesimpulan yang lebih akurat. Sehingga bidang perilaku organisasi seluruh teori dan
kesimpulan berdasarkan pada banyaknya jumlah studi penelitian yang dirancang secara
sistematis. Perilaku dan sikap menjadi kajian sistematis pada perilaku organisasi, tetapi tidak
seluruhnya tindakan dan sikap.

Ada tiga hal yang menyita perhatian besar dari studi perilaku organisasi yang telah
terbukti menjadi penentu kinerja karyawan. Tiga hal tersebut adalah produktifitas, kehadiran
serta ketidakhadiran. Pentingnya produktivitas sangatlah jelas. Manajer secara jelas
berkaitan dengan kuantitas dan kualitas dari produk yang dihasilkan oleh karyawan. Tetapi
kehadiran serta ketidakhadiran berada pada tingkatan yang tinggi karena dapat
mempengaruhi hasil kerja dari karyawan. Istilah absensi, sulit bagi karyawan untuk produktif
bila mereka tidak bekerja. Sebagai tambahan, tingginya ketidakhadiran menyebabkan
meningkatnya biaya dan masalah. Hal ini cenderung timbul disebabkan oleh penempatan
orang-orang yang kurang berpengalaman dalam bekerja.

5. Disiplin Ilmu yang Berkontribusi dalam Bidang Perilaku Organisasi

Perilaku organisasi dalam disiplin ilmu relatif masih baru yang merupakan ilmu
keperilakuan terapan, dan dibangun atas kontribusi sejumlah disiplin ilmu keperilakuan lain
yang lebih dahulu ada. Ilmu-ilmu perilaku yang amat besar sumbangnya terhadap
perkembangan perilaku organisasi diantaranya adalah : psikologi, sosiologi, psikologi sosial,
antropologi, dan ilmu politik (Robbin, 1986). Ilmu psikologi memberi sumbangan yang besar
pada satuan analisis individual atau mikro, sementara ilmu-ilmu yang lainnya menyumbang

2020 PERILAKU ORGANISASI Pusat Bahan Ajar dan eLearning


8 KELOMPOK 1 http://www.mercubuana.ac.id
pada pemahaman mengenai konsep-konsep makro yaitu, proses kelompok dan organisasi.
Secara singkat, kontribusi berbagai disiplin ilmu lain kepada perilaku organisasi dapat
disajikan dalam uraian berikut ini.

a. Psikologi

Psikologi adalah ilmu yang berkenaan dengan usaha untuk mengukur, menjelaskan,
dan kadang-kadang mengubah perilaku manusia. Ilmu yang memanfaatkan diri untuk
membahas kepribadian/personal dari diri seseorang menyangkut karakter, perawakan
tubuh, penampilan, dan perbuatan. Oleh karena itu para psikolog melibatkan diri
mereka dalam studi dan usaha untuk memahami perilaku individu. Adapun sumbangan
terbesar dari bidang psikolog kepada perilaku organisasi datang dari teoritisi dan ahli
proses belajar, kepribadian, konseling, dan psikolog untuk organisasi. Secara lebih
spesifik dengan masalah-masalah antara lain : kebosanan, kelelahan, kondisi kerja,
persepsi, kepribadian, latihan, kepemimpinan, motivasi, pengambilan keputusan, dan
pengukuran sikap.

b. Sosiologi

Jika para psikolog memusatkan perhatian mereka pada individu, maka sosiologi
mempelajari sistem sosial dimana para individu memainkan peranannya. Artinya,
sosiologi itu mempelajari manusia dalam hubungannya dengan manusia lain. Sosiologi
membahas interaksi dan keterlibatan individu di dalam lingkungan sosial. Dalam
kaitannya dengan perilaku organisasi, sosiologi memberikan kontribusi besar dalam
persoalan-persoalan yang berkenaan dengan perilaku kelompok didalam organisasi,
khususnya dalam organisasi yang formal dan kompleks. Dari konsep-konsep yang
berasal dari sosiologi, perilaku organisasi mendapatkan berbagai masukan seperti
dimana kelompok, proses sosialisasi budaya organisasi, struktur organisasi formal,
birokrasi, komunikasi, status, kekuasaan, dan konflik.

c. Psikologi Sosial

Ilmu psikologi sosial mempelajari perilaku antar pribadi. Kalau psikologi dan soisologi
masing-masing berusaha untuk menjelaskan perilaku individu dan perilaku kelompok,
maka psikologi sosial berusaha mencari penjelasan tentang bagaimana dan mengapa
para individu berprilaku tertentu dari dalam kegiatan kelompoknya. Dalam psikologi
sosial lebih menitikberatkan penempatan diri seseorang. Dalam interaksinya dengan
individu lain untuk mengutamakan kepentingan bersama dengan memberi perubahan,
mempercepat pencapaian tujuan organisasi dengan memahami perubahan. Salah satu
kontribusi utama ilmu ini terhadap perilaku organisasi adalah dalam masalah
perubahan, yaitu : bagaimana menerapkan perubahan dan bagaimana mengurangi
hambatan agar suatu perubahan dapat diterima. Selain itu hal-hal seperti mengukur,
memahami dan mengubah sikap, pola komunikasi, dan cara-cara bagaimana kegiatan
kelompok memnuhi kebutuhan individu juga merupakan kontribusi ilmu psikologi sosial
yang penting terhadap bidang perilaku organisasi.

d. Antropologi

Para antropolog mempelajari masyarakat untuk mengetahui seluk beluk manusia dan
aktivitasnya. Pengakuan bahwa cara kita berprilaku merupakan fungsi dari pada

2020 PERILAKU ORGANISASI Pusat Bahan Ajar dan eLearning


9 KELOMPOK 1 http://www.mercubuana.ac.id
kebudayaan kita merupakan contoh sumbangan ilmu antropologi sosial terhadap
perilaku organisasi. Secara lebih spesifik, perbedaan-perbedaan fundamental dalam
nilai, sikap dan norma tentang perilaku yang dapat diterima mempengaruhi cara orang
bertindak dan dalam taraf tertentu dapat menjelaskan perbedaan-perbedaan antara
bangsa yang satu dengan yang lain atau antara masyarakat kota dengan masyarakat
petani dipedesaan adalah bentuk sumbangan yang diserap oleh perilaku organisasi
dari antropologi.

e. Ilmu politik

Para ilmuwan politik mempelajari perilaku individu dan kelompok dalam suatu
lingkungan politik. Walau sering kali diabaikan, sesungguhnya kontribusi ilmuwan
politik terhadap perilaku organisasi cukup besar dalam memahami perilaku manusia
dalam organisasi. Beberapa topik spesifik yang menjadi minat ilmuwan politik dan
diserap oleh bidang perilaku organisasi diantaranya adalah struktur konflik, alokasi
kekuasaan,dan bagaimana orang memanipulasi kekuasaan untuk kepentingan
pribadinya.

Dari uraian diatas, jelaslah kiranya bahwa perilaku organisasi lahir dan
berkembang dengan mengadopsi berbagai konsep, prinsip di analisis yang berasal
dari disiplin ilmu-ilmu perilaku yang lebih dahulu sudah ada.

6. Ada Sedikit Hal Mutlak dalam Perilaku Organisasi

Hamalik (1993) mengemukakan perilaku adalah semua kegiatan manusia yang dapat
diamati dengan menggunakan alat tertentu. Adapun sikap adalah predisposisi untuk
melakukan perbuatan, suatu keadaan siap untuk bertindak dengan cara tertentu. Sikap
adalah keadaan umum pada individu yang mengacu ke berbagai cara bertingkah laku.
Dengan kata lain tingkah laku seseorang adalah konsisten dengan sikapnya, seperti
menyukai, berteman, menghormati, dan sebagainya. Sikap adalah proses orientasi, yakni
proses yang memungkinkanseseorang berinteraksi secara selektif dengan lingkungannya.
Dengan sikap itu maka seseorang akan berorientasi untuk melakukan suatu perbuatan yang
serasi dengan sikapnya.

Perilaku seseorang akan terbawa dalam menjalankan kehidupan dan kegiatan dalam
organisasi, baik organisasi bisnis maupun organisasi publik. Bila suatu organisasi
mempunyai SDM yang mempunyai tanggung jawab yang tinggi, tanggung jawab moral yang
tinggi, tanggung jawab hukum yang handal, maka dapat dipastikan organisasi tersebut akan
mempunyai kinerja yang baik, dan pada gilirannya kinerja organisasi juga akan baik. Dari
penjelasan diatas, bahwa unsur manusia menjalankan dan menggerakan organisasi
tersebut. Artinya tanpa unsur manusia, tidak mungkin organisasi dapat dijalankan untuk
mencapai tujuan. Jadi peranan manusia adalah mutlak dalam meningkatkan kinerja suatu
organisasi.

7. Tantangan dan Peluang Perilaku Organisasi

Organisasi sebagai suatu kelompok dipengaruhi oleh perilaku-perilaku, baik yang


datangnya dari internal organisasi maupun dari eksternal organisasi. Perilaku yang demikian
ini berlaku untuk organisasi bisnis maupun organisasi sosial yang kegiatannya lebih fokus

2020 PERILAKU ORGANISASI Pusat Bahan Ajar dan eLearning


10 KELOMPOK 1 http://www.mercubuana.ac.id
pada tanggung jawab sosial terhadap lingkungan masyarakat. Dewasa ini banyak tantangan
dan peluang yang dihadapi oleh para manajer maupun pimpinan untuk menggunakan
konsep perilaku organisasi. Hal ini dikarenakan begitu cepatnya perubahan-perubahan yang
terjadi dalam organisasi baik perubahan dari dalam organisai (internal) maupun dari luar
organisasi (eksternal). Tantangan dan peluang tersebut antara lain:

1) Keanekaragaman Tenaga Kerja

Keanekaragaman tenaga kerja diartikan bahwa organisasi menjadi lebih


heterogen dalam bentuk jenis kelamin, kesukuan, dan kebangsaan.
Keanekaragaman juga menyangkut masalah ketidaknormalan seperti cacat fisik,
homoseksualitas, kekuatan, dan masalah berat badan. Di negara maju seperti Eropa,
Amerika Serikat, Jepang, dan sejumlah negara lainnya keragaman sudah demikian
berkembang dengan latar belakang tenaga kerja dari berbagai etnis, rasa, umur yang
beragam dan keberagaman lainnya. Keberagaman ini merupakan potensi yang harus
dipelihara dan dikelola dengan baik antara lain dapat dipergunakan untuk
pendekatan pada pelanggan

Setiap individu pada dasarnya memiliki perbedaan karakteristik kepribadian


(personality), antara lain kecerdasan inteligen (inteligent quotient), kecerdasan
emosional (emotional quotient), sikap (attitude), keterampilan (skill), kemampuan
(ability) dan sebagainya. Keanekaragaman memiliki implikasi yang penting dalam
praktik manajemen dalam organisasi, Para manajer dan pemimpin organisasi perlu
mengubah filosofinya dari memperlakukan karyawan dan atau anggota organisasi
secara sama menjadi mengenal perbedaan-perbedaan yang memerlukan repons
yang berbeda pula dengan cara-cara yang bisa mempertahankan atau meningkatkan
produktivitas kerja tanpa terkesan melakukan diskriminasi.

Pendekatan masalah dan pemecahan masalah tidak sama untuk masing-


masing individu, tentu hal ini dipengaruhi oleh potensi dan latar belakang masing-
masing tenaga kerja maupun anggota organisasi. Dengan demikian dapat ditegaskan
bahwa keanekaragaman tenaga kerja maupun anggota organisasi jika diolah atau
dikelola dengan baik dan benar dengan prosedur yang benar dapat meningkatkan
kreativitas dan inovasi anggota dalam organisasi. Kemudian dalam pengambilan
keputusan dapat dilakukan dengan memberikan perspektif yang berbeda terhadap
masalah-masalah yang dihadapi anggota organisasi secara keseluruhan. Namun,
apabila keanekaragaman tenaga kerja dan anggota organisasi tidak dikelola dengan
baik, akan dapat menyebabkan meningkatnya angka pindah kerja bagi tenaga kerja
potensial, komunikasi yang sulit, dan konflik antar karyawan.

2) Produktivitas dan Kualitas


Produktivitas dapat dilihat dari berbagai sudut pandang, tergantung tujuan
masing-masing organisasi misalnya organisasi profit, organisasi publik, organisasi
swasta, organisasi sosial, dan lainnya. Berbagai ungkapan menurut Bernandin dan
Joice (1993) seperti output, kinerja, efisiensi, dan efektivitas, sering dihubungkan
dengan produktivitas. Secara umum produktivitas menunjukan rasio output terhadap
input yang diukur berdasarka standar yang telah ditetapkan sebelumnya.
Produktivitas dipengaruhi oleh knowledge, skiils, abilities, dan behaviors oleh karena
itu semakin produktif seseorang, maka semakin tinggi keunggulan kompetitifnya.

2020 PERILAKU ORGANISASI Pusat Bahan Ajar dan eLearning


11 KELOMPOK 1 http://www.mercubuana.ac.id
Sedangkan produktivitas organisasi menggambarkan keunggulan dan
kemampuan daya saing yang mampu dicapainya. Tantangan dalam memperbaiki
produktivitas organisasi dan kualitas produk dan jasa yang ditawarkan saat ini
banyak dihadapi oleh manajer dan pimpinan organisasi. Adapun kualitas menurut
Carvin (1988) kualitas adalah suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan
produk, manusia, proses, tugas, dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi. Jadi
kualitas menggambarkan produk yang memberi kepuasaan pada pelanggan atau
pengguna jasa organisasi.
Untuk melakukan perbaikan produktivitas dan kualitas pada organisasi
perusahaan diperlukan program-program seperti manajemen kualitas total, rekayasa
ulang dan program-program yang menuntut keterlibatan seluruh anggota organisai
secara luas. Produktivitas dan kualitas bukan hanya menjadi kekuatan utama dalam
melaksanakan perubahan, melainkan juga akan semakin aktif berperan dalam
perubahan-perubahan secara kreatif dan inovatif.

3) Kekurangan ketrampilan

Kemampuan tenaga kerja yang di perlukan terutama adalah terkaitan dengan


ketrampilan, pemahan akan bidang pekerjaan , dengan mempersiapkan model,
sreategi,dan metode yang sistematis dan berkorelasi dengan baik, jelas dan efektif
dengan klien.

Jika tenaga kerja tidak menguasai ketrampilan tersebut secara memadai,


maka perilaku di dalam organisasi cenderung pada kegiatan rutin dan tidak ada
kemajuan berarti perusahan dihadapkan pada kenyataan bahwa banyak tenaga kerja
yang tidak memiliki ketrampilan yang sesuai dengan kebutuhan organisasi
perusahaan .

Pemerintah dan beberapa organisasi telah melakukan penurunan standar


ketrampilan untuk pekerjaan tertentu (de-skiling jobs), yaitu dengan membuat
pekerjaan pekerjaan kurang komplek dan rutin sifatnya penurunan standar ini
berdampak pada penurunan kualitas kerja / anggota organisasi yang tidak mampu
meningkatkan kualitas dirinya oleh karena itu perusahaan dituntut untuk lebih
bertanggung jawab memenuhi anggota organisasi terampil dan mempertahankan
mereka

4) Simulasi inovasi dan perubahan

Sekarang perusahaan perusaaan yang ingin sukses harus memelihara dan


meningkatkan inovasi serta menguasai seni perubahan, keberhasilan akan diperoleh
perusahaan perusaan yang mempertahankan kualitas secara terus menerus, dan
mengalahkan saingan dipasaran dengan produk atau jasa yang inovatif dan konstan

Para anggota organisasi dapat menjadi pencetus inovasi atau bahkan


menjadi penghalang untuk hal hal serupa. Dalam hal ini, menstimulus kreatifitas,
inovasi dan teloransi para karyawan untuk suatu perubahan mnjadi tantangan bagi
para manajer bidang perilaku organisasi disini adalah memberikan berbagai kekayan
ide dan tekik untuk merealisasikan organisasi yang menghargai kreativitas,inovasi,
dan berbagai perubahan sehingga kualitas yang tinggi tetap terjaga dan terpeihara

2020 PERILAKU ORGANISASI Pusat Bahan Ajar dan eLearning


12 KELOMPOK 1 http://www.mercubuana.ac.id
5) Kekurangan perilaku etis
Perilaku saat ini yang banyak dihadapi oleh anggota di berbagai organisasi
adalah situasi dimana dituntut untuk menetapkan tingkah laku yang benar atau salah.
Anggota organisasi menyaksikan orang disekitarnya ikut serta dalam praktek-praktek
tidak etis, misalnya eksekutif sukses yang menggunakan informasi pihak lain dalam
mengambil keuntungan pribadi. Perilaku dan tindakan tersebut dilakukan secara tiak
etis, egois, dan mementingkan diri sendiri maupun golongan.
Dengan demikian, pimpinan dan para manajer perlu menciptakan suatu iklim
yang sehat secara etis dalam menentukan kebijakan sehingga mereka dapat
melakukan pekerjaan secara produktif. Cara yang dipakai pimpinan dan manajer
dalam masalah ini antara lain dengan menegakan perilaku etis pada diri mereka
kemudian menulis dan membagikan kode etik sebagai pedoman bagi anggota
organisasi perusahaan dalam melewati dilemma etis tersebut. Menawarkan seminar
lokakarya, menyediakan penasehat dalam organisasi yang dapat dihubungi untuk
membantu menangani isu-isu etis yang mengandung perilaku jujur, objektif, adil dan
memanusiakan manusia.

8. Model Perilaku organisasi

Menurut Grenberg dan Baron (2003:5) merupakan bidang yang bersifat multi disipilin
yang membahas perilaku organisasi sebagai proses individu kelompok and organisasional.
Pengetahuan ini dipergunakan ilmuan yang tertarik dalam meningkatkan efektivitas
organisasional dan kesejahteraan individu.

Dengan dasar ini mereka mengemukakan adanya tiga tingkatan analisis yang
dipergunakan dalam perilaku organisasi, yaitu proses individual, kelompok dan
organisasional. Menekankan sebagai hasil adalah individual outcome yang berupa job
performance, kinerja dan organization Commitment, komitmen organisasional. Di samping
itu, pendapat lain cenderung membagi perilaku organisasi dalam tiga tingkatan, yaitu
perilaku individu, perilaku kelompok dan perilaku klasifikasi. Sedangkan MC Shane dan Von
Glinov yang dikutip Wibowo (2013:10) merumuskan perilaku individu sebagai model MARS
dan digambarkan seperti di bawah ini.

2020 PERILAKU ORGANISASI Pusat Bahan Ajar dan eLearning


13 KELOMPOK 1 http://www.mercubuana.ac.id
Motivation atau motivasi mencerminkan kekuatan adlam diri orang yang
memengaruhi direction (arah), intensity (intersitas) dan persistence (kekuatan) orang
tersebut dalam perilaku sukarela. Direction menunjukan jalan yang diikuti orang yang terikat
pada usahanya. Sebenarnya, orang yang mempunyai pilihan kemana menempatkan usaha.
Dengan demikian motivasi diarahkan oleh tujuan, atau goal directed. Sedangkan intensity
adalah tentang seberapa besar orang mendorong dirinya untuk menyelesaikan tugas.
Sementara itu, persistence menunjukan usaha berkelanjutan selama waktu tertentu. Ability
atau kemampuan merupakan natural attitude, kecerdasan alamiah dan learned capabilities,
kapabilitis yang dipelajari yang diperlukan untuk berhasil menyelesaikan suatu tugas.

Aptitudes adalah bakat alamiah yang membantu pekerja mempelajari tugas spesifik
lebih cepat dan mengerjakannya dengan lebih baik. Learned capabilities adalah
keterampilan dan pengetahuan yang diperoleh. Learned capability cenderung berkurang
selama berjalannya waktu apabila tidak dipergunakan.

Role perception atau persepsi terhadap peran diperlukan untuk mewujudkan


pekerjaan dengan baik. Persepsi peran merupakan tingkatan dimana orang memahami
tugas pekerjaan atau peran yang ditugaskan kepada mereka. Persepsi ini asngat penting
karena mereka membimbing arah usaha pekerja dan memperbaiki koordinasi dengan teman
sekerja, pemasok, dan stakeholder atau pemangku kepentingan. Situational Factors atau
faktor situasi merupakan kondisi diluar kontrol langsung pekerja yang membatasasi atau
memfasilitiasi perilaku dan kinerja.

Beberapa karakteristik situasional, presensi konsumen dan kondisi ekonomi, bermula


dari lingkunagn eksternal dan konsekuensinya, berada diluar kontrol pekerja dan organisasi.
Tetapi faktor situasional lain seperti waktu, orang, anggaran dan fasilitas kerja fisik,
dikendalikan oleh orang di dalam organisasi. Karenanya, pemimpin korporasi perlu secara
hati-hati mengatur kondisi ini, sehingga pekerja dapat mencapai potensi kinerjanya.

Keempat elemen model MARS, motivasion, ability, role perception, dan situasional
faktor memengaruhi secara sukarela semua perilaku ditempat pekerjaan dan hasil kinerja
mereka. Elemen ini dengan sendirinya dipengaruhi oleh perbedaan individual lainnya

2020 PERILAKU ORGANISASI Pusat Bahan Ajar dan eLearning


14 KELOMPOK 1 http://www.mercubuana.ac.id
Daftar Pustaka

DAFTAR PUSTAKA

Duha, Timotius. 2018. Perilaku Organisasi. Yogyakarta: Deepublish.

Krisnandi, Herry dkk. 2019. Pengantar Manajemen. Jakarta: LPU-UNAS.

Kurniasih, Yuni & Anggorowati. 2017. Keterampilan Interpersonal : Upaya Menciptakan


Komunikasi Yang Efektif. Journal of Health Studies, 1(01), 72-77.

Muizu, Wa Ode Zusnita & Ernie Trisnawati Sule. 2017. Manajer Dan Perangkat Manajemen
Baru. Pekbis Jurnal, 9(02), 151-160.

Mustapa, Zainuddin. 2018. Perilaku Organisasi Dalam Persepektif Manajemen Organisasi.


Makassar: Celebes Media Perkasa.

Sutrisno, Edy. 2018. Budaya Organisasi, Jakarta: Prenadamedia Group.

Tahir, Arifin. 2014. Perilaku Organisasi. Yogyakarta: Deepublish.

Triyono. 2010. Manajer Dan Pengelolaan Pada Era Milenium. Jurnal Added Value, 6(02), 1-
15.

Wibowo. 2014. Perilaku dalam Organisasi. Jakarta: Rajawali Pers

Wijaya, H Chandra. 2017. Perilaku Organisasi. Medan: Lembaga Peduli pengembangan


Pendidikan Indonesia.

2020 PERILAKU ORGANISASI Pusat Bahan Ajar dan eLearning


15 KELOMPOK 1 http://www.mercubuana.ac.id

Anda mungkin juga menyukai