Perilaku Organisasi
Disusun Oleh Kelompok 1 :
Program Tatap
Fakultas Kode MK Disusun Oleh
Studi Muka/Materi
Ekonomi
Akuntansi 01 KELOMPOK 1
Abstract Kompetensi
Perilaku organisasi adalah suatu Mahasiswa mampu memahami kontrak
disiplin imu yang mempelajari tentang perkuliahan, menjelaskan dan
perilaku tingkat individu dan tingkat mengidentiikasikannya.
kelompok dalam suatu organisasi serta Mampu dan memahami konsep, definisi,
dampaknya terhadap kinerja (baik kinerja prinsip Perilaku Organisasi.
individual, kelompok maupun organisasi). Memahami Masalah pokok perilaku
Perilaku organisasi juga dikenal sebagai organisasi, keterampilan interpersonal,
studi tentang organisasi. Studi ini adalah tugas pokok manajer, tantangan dan
sebuah bidang telaah akademik khusus peluang untuk perilaku organisasi, dan
yang mempelajari organisasi, dengan model organisasi.
memanfaatkan metode-metode dari Memahami Ruang lingkup perilaku
ekonomi, sosiologi, ilmu politik, antropologi. organisasi dan aspek yang berkaitan
Disiplin-disiplin lain yang terkait dengan dengannya.
dengan studi ini adalah studi tentang
sumber daya manusia dan psikologi
industri. Organisasi dalam pandangan
beberapa pakar seolaholah menjadi suatu
“bintang” yang berwujud banyak, namun
tetap memiliki kesamaan konseptual. Atau
dengan kata lain, rumusan mengenai
organisasi sangat bergantung kepada
konteks dan perspektif tertentu dari
seseorang yang merumuskan tersebut.
Setiap manusia mempunyai tujuan yang
berbeda dalam hidupnya, karena pengaruh
pengetahuan dan pengalamannya yang
berbeda. Namun setiap manusia akan sama
dalam satu hal yaitu ingin mempertahankan
hidup dan memenuhi kebutuhan hidupnya.
Bagi masyarakat pada era industrialisasi
sekarang ini, pekerjaan merupakan suatu
aspek kehidupan yang sangat penting. Bagi
masyarakat modern bekerja merupakan
suatu tuntutan yang mendasar, baik dalam
rangka memperoleh imbalan berupa uang
atau jasa, ataupun dalam rangka
mengembangkan dirinya
Manusia adalah faktor utama dalam setiap organisasi apapun bentuknya. Ketika
manusia memasuki dunia organisasi maka itulah awal perilaku manusia yang berada dalam
organisasi itu. Oleh karena persoalan-persoalan manusia senantiasa berkembang
berdasarkan situasi dan kondisi dan semakin sulit dikendalikan, maka persoalan-persoalan
organisasi dan khususnya persoalan perilaku organisasi semakin hari semakin berkembang.
Perilaku organisasi hakikatnya mendasarkan pada ilmu perilaku itu sendiri.
Dalam suatu organisasi atau perusahaan peran manajer sangat penting. Dengan kata
lain keberlangsungan suatu organisasi atau perusahaan sangat bergantung pada bagaimana
manajer menjalankan kebijakan dan segala kegiatan, Henry Mintzberg (1973) menyebutkan
bahwa setiap manager memiliki sepuluh peran saling berkaitan. Dari sepuluh peran tersebut
yang akan dibahas lebih lanjut disini adalah keterampilan interpersonal.
Dengan memiliki keterampilan interpersonal yang baik dapat memberikan manfaat yang
banyak ataupun keuntungan. Salah satunya adalah mampu menciptakan serta menjaga
keharmonisan hubungan dalam pergaulan. Contohnya, mudah mendapatkan teman baru
karena banyak yang merasa nyaman ketika berkomunikasi atau berinteraksi dengan orang
tersebut. Apalagi jika mampu berbagi baik itu pengetahuan, informasi, dan sebagainya.
Selain itu keterampilan interpersonal juga dapat dijadikan sebagai media untuk
mendapatkan kesuksesan. Seseorang yang memiliki keterampilan interpersonal yang baik
pasti bisa memperoleh posisi atau jabatan lebih tinggi dibandingkan yang tidak memilikinya.
Ketika memiliki bisnis sendiri, relasi makin mudah diperoleh. Dengan menjalin hubungan
yang baik dengan orang lain akan mencegah kesalahan serius yang dapat menyebabka
tuntutan negatif, mengurangi resiko masalah pelanggan, dan lebih banyak menciptakan
lebih banyak peluang kerja sehingga dapat mengarah pada kesuksesan karir. Manfaat
berikutnya adalah untuk membentuk citra diri, kemampuan dan kepandaian serta kemahiran
saat berkomunikasi akan membuat seseorang selalu dianggap oleh orang lain sebagai
sosok yang baik. Contoh sederhananya antara lain berbicara dengan sopan, bersikap
ramah dan sebagainya.
Manajer adalah seseorang yang bertanggung jawab untuk mengarahkan usaha yang
bertujuan membantu organisasi dalam mencapai sasarannya. Dalam setiap jabatan manajer
selalu melekat suatu tanggung jawab utama membantu organisasi untuk mencapai kinerja
a. Perencanaan adalah proses yang ditunjukan untuk menentukan tujuan dan sasaran
yang ingin dicapai dan mengambil langkah-langkah yang strategis guna mencapai
tujuan tersebut. Dengan kata lain perencanaan adalah menentukan tujuan dan
bagaimana mencapai tujuan tersebut. Manajer memikirkan dengan matang terlebih
dahulu sasaran dan tindakan mereka berdasarkan pada metode, rencana, atau
logika dan bukan berdasarkan perasaan
b. Pengorganisasian adalah proses penugasan, pengalokasian sumber daya, serta
pengaturan dan pengkoordinasian kegiatan kepada setiap individu dan/atau
kelompok yang akan berperan dalam rencana yang bertujuan untuk mencapai suatu
suatu sasaran organisasi.
c. Pengarahan adalah suatu proses mengarahkan, membimbing dan menyemangati
karyawan dalam pelaksanaan suatu rencana untuk mencapai tujuan. Proses
pengarahan ini mempengaruhi aktivitas dari pekerjaan anggota kelompok atau
organisasi.
d. Pengendalian adalah proses mengawasi dan mnengevaluasi kesesuaian antara
kegiatan yang dilakukan oleh suatu organisasi beserta hasil yang diperoleh dengan
rencana yang telah disusun oleh organisasi tersebut beserta tujuan ang telah
ditetapkannya. Manajer harus yakin tindakan yang dilakukan oleh anggota organisasi
benar-benar menggerakkan organisasi kea rah sasaran yang lebih baik.
Menjadi seorang manajer bukan hal yang mudah, perlu pengalaman yang lama dan jam
terbang serta bidang keilmuwan yang mencukupi sehingga bisa menjadikan pantas menjadi
seorang manajer. Seorang manajer harus mampu mengatasi masalah dan meramalkan
kejadian yang akan terjadi bila sesudah keputusan diambil. Hal ini tentu tidak mudah.
Seringkali dalam keseharian organisasi ada manajer yang tidak bisa memerintah dan tidak
mau dikoreksi, padahal pemimpin yang baik adalah pemimpin yang mau mendengarkan
keluhan dan kritik dari bawahannya. Peranan manajer sangat penting karena dapat
berpengaruh dalam keberhasilan suatu organisasi. Selain itu, seorang manajer harus dapat
memotivasi bagi bawahan supaya tujuan organisasi dapat berjalan dengan baik.
Salah satu tugas seorang manajer adalah harus dapat mengatasi konflik yang ada dalam
suatu organisasi yang dipimpin olehnya sehingga setiap konflik dapat terselesaikan dengan
baik dan tidak ada pihak manapun yang merasa di rugikan. Peran sebagai manajer menjadi
sangat krusial dan diharapkan mempunyai peranan dalam meningkatkan serta menjaga
keseimbangan dalam suatu organisasi. Dalam menjalankan tugasnya manajer harus dapat
menjamin ketersediaan, keakuratan, ketepatan, dan keamana informasi serta memiliki
pengaturan organisasi yang baik untuk mencapai tujuan dari organisasi tersebut.
Keberhasilan ini menysaratkan manajer mempunyai kemampuan multi disiplin, seperti dalam
bidang : teknologi, bisnis, manajemen, serta kepemimpinan
a) Keahlian Teknis (Technical skills), yaitu keahlian yang diperlukan untuk melakukan
pekerjaan yang spesifik tertentu, seperti mengoperasikan komputer, mendesain
bangunan, membuat lay out perusahaan, dan lain-lain.
b) Keahlian berkomunikasi dan berinteraksi dengan masyarakat (Human Relation Skills),
yaitu keahlian dalam memahami dan melakukan interaksi dengan berbagai jenis orang di
masyarakat. Contohnya adalah keahlian dalam bernegosiasi, memotivasi, meyakinkan
orang, dan lain sebaginya.
c) Keahlian Konseptual (Conceptual skills), yaitu keahlian dalam berfikir secara abstrak,
sistematis, termasuk di dalamnya menganalisis berbagai masalah dalam situasi yang
berbeda-beda, bahkan keahlian untuk memprediksi di masa yang akan datang.
Dari tingkatan organisasi, manajemen dapat dibagi dalam tiga tingkatan yaitu :
1. Manajemen Puncak (Top Management), manajer bertanggung jawab atas pengaruh yang
di timbulkan dari keputusan-keputusan manajemen seluruh organisasi.misalnya direktur,
wakil direktur, direktur utama. Keahlian yang dimiliki oleh manajer tingkat puncak adalah
konseptual, artinya keahlian untuk membuat dan merumuskan konsep untuk dilaksanakan
oleh tingkatan manajer dibawahnya.
2. Manajemen Menengah (Middle Management), manajer menengah harus memiliki
keahlian interpersonal/manusiawi, artinya keahlian untuk berkomunikasi, bekerja sama,
dan memotivasi orang lain. Manajer bertanggungjawab melaksanakan rencana dan
memastikan tercapainya suatu tujuan. Misalnya manajer wilayah, kepala divisi, direktur
produk.
3. Manajemen Bawah/Lini (Low Management), manajer bertanggungjawab menyelesaikan
rencana-rencana yang telah ditetapkan oleh manajer yang lebih tinggi. Pada tingkatan ini
juga memliki keahlian yaitu keahlian yang mencangkupi prosedur, teknik, pengetahuan
dan keahlian dalam bidang khusus. Misalnya supervisior/pengawas produksi, mandor.
Oleh karena itu, bagi seseorang yang ingin menjadi manajer, maka kedua aspek dari
manajeman, yaitu pengetahuan dan pengalaman perlu untuk dikuasi secara bersamaan.
Disebutkan bahwa seorang pemimpin merupakan peran yang sangat vital dalam
menentukan maju mundurnya sebuah organisasi, sebab sebesar apapun oragnisasi jika
pemimpinnya tidak memiliki otoritas, legalitas, dan kredibilitas yang bagus akan
mengalami perkembangan yang mundur. Selain itu, seorang manajer yang baik harus
memiliki komptensi yang mencangkup ilmu pengetahuan (knowledge), kemampuan
(skills), dan sikap (attitude). Ketiga unsur ini merupakan salah satu faktor penting dalam
menentukan keberhasilan suatu organisasi. Manajer dalam oragnisasi merupakan
individu yang paling menentukan keberhasilan atau kegagalan proyek. Karena dalam hal
ini manajer adalah orang yang memegang peranan penting dalam mengintegrasikan,
mengkoordinasi semua sumber daya yang dimiliki dan bertanggung jawab sepenuhnya
atas keberhasilan dalam pencapaian sasaran organisasi.
Perilaku organisasi pada hakekatnya mendasar pada ilmu itu sendiri yang
dikembangkan dengan pusat perhatiannya pada tingkah laku manusia dalam suatu
organisasi. Pendekatan pada perilaku organisasi adalah suatu unsur yang kompleks dan
oleh karenanya adanya suatu kebutuhan pemahaman teori yang didukung oleh riset yang
empiris sangat diperlukan sebelum diterapkan dalam mengelola manusia itu sendiri secara
efektif.
Perilaku organisasi adalah suatu disiplin ilmu yang mempelajari tentang perilaku
tingkat individu dan tingkat kelompok dalam suatu organisasi serta dampaknya terhadap
kinerja (baik kinerja individual, kelompok, maupun organisasi). Perilaku organisasi juga
dikenal dengan studi tentang organisasi. Studi ini adalah sebuah bidang telaah akademik
khusus yang mempelajari organisasi, dengan memanfaatkan metode-metode ekonomi,
sosiologi, ilmu politik, antropologi, dan psikologi. Perilaku organisasi berkaitan dengan
bagaimana orang bertindak dan bereaksi dalam semua jenis organisasi. Dalam kehidupan
organisasi, orang dipekerjakan, dididik dan dilatih, diberi informasi, dilindungi dan
dikembangkan. Dengan kata lain, maka perilaku organisasi adalah bagaimana orang
berperilaku di dalam suatu organisasi. Beberapa pengertian perilaku organisasi menurut
para ahli yaitu:
Menurut Robbins dan Judge perilaku organisasi adalah suatu bidang studi yang
menginvestigasi dampak perilaku dari individu, kelompok dan struktur dalam organisasi,
dengan maksud menerapkan pengetahuan untuk memperbaiki efektivitas organisasi.
Sopiah (2008: 13) untuk dapat memahami perilaku individu dengan baik, terlebih dahulu kita
harus memahami karakteristik yang melekat pada individu. Adapun karakteristik yang
dimaksud adalah ciri-ciri biografis, kepribadian, persepsi dan sikap. Perilaku organisasi pada
hakikatnya adalah hasil-hasil interaksi antara individu-individu dalam organisasinya. Oleh
karena itu, untuk memahami perilaku organisasi sebaiknya diketahui terlebih dahulu individ-
individu sebagai pendukung organisasi tersebut. Perilaku manusia adalah sebagai suatu
fungsi dari interaksi antara person atau individu dengan lingkungannya. Individu membawa
ke dalam tatanan organisasi kemampuan, kepercayaan pribadi, pengharapan kebutuhan,
dan pengalaman masa lalunya. Ini merupakan karakteristik yang dipunya individu, dan
karakteristik ini akan dibawa olehnya manakala akan memasuki suatu lingkungan baru, yakni
organisasi atau lainnya. Organisasi yang juga merupakan suatu lingkungan bagi individu
memepunyai karakteristik pula. Adapun karaktersitik yang dipunyai organisasi antara lain:
keteraturan yang diwujudkan dalam susunan hirarki, pekerjaan-pekerjaan, tugas-tugas,
wewenang dan tanggung jawab, sistem pengkajian, sistem pengendalian dan sebagiannya.
Kelompok merupakan bagian dari kehidupan manusia. Setiap hari manusia akan
terlibat dalam aktivitas kelompok. Masing-masing dari kita ada yang telah menjadi dan masih
Herman sofyandi (2007: 19) kelompok tidak hanya terbentuk karena tindakan
manajerial, tetapi juga karena adanya usaha-usaha individu para manajer menciptakan
kelompok-kelompok kerja untuk menangani tugas dan pekerjaan yang diberikan. Kelompok-
kelompok semacam itu, yang diciptakan oleh keputusan manajerial disebut kelompok formal.
Kelompok juga sebagai bentuk konsekuensi dari tindakan para pegawai disebut kelompok
informal, yang terbentuk karena kepentingan yang sama.
Intuisi adalah firasat yang tidak selau didukung oleh riset. Sedangkan kajian sistematis
adalah alat untuk membuat prediksi akurat yang wajar, melihat pada hubungan, mencoba
untuk mengatribusikan sebab akibat, serta mendasarkan kesimpulan pada bukti ilmiah.
Setiap dari kita menggunakan intuisi atau insting dalam menjelaskan suatu fenomena.
Bidang perilaku organisasi mencoba mengganti penafsiran yang menggunakan intuisi
dengan studi sistematis yaitu menggunakan bukti-bukti ilmiah yang kemudian dikumpulkan
secara terkendali dan terukur serta diterjemahkan dengan cara teliti sehingga ditemukan
penyebab dan dampak dari persoalan yang ada. Hal ini dilakukan tentu saja untuk menarik
kesimpulan yang lebih akurat. Sehingga bidang perilaku organisasi seluruh teori dan
kesimpulan berdasarkan pada banyaknya jumlah studi penelitian yang dirancang secara
sistematis. Perilaku dan sikap menjadi kajian sistematis pada perilaku organisasi, tetapi tidak
seluruhnya tindakan dan sikap.
Ada tiga hal yang menyita perhatian besar dari studi perilaku organisasi yang telah
terbukti menjadi penentu kinerja karyawan. Tiga hal tersebut adalah produktifitas, kehadiran
serta ketidakhadiran. Pentingnya produktivitas sangatlah jelas. Manajer secara jelas
berkaitan dengan kuantitas dan kualitas dari produk yang dihasilkan oleh karyawan. Tetapi
kehadiran serta ketidakhadiran berada pada tingkatan yang tinggi karena dapat
mempengaruhi hasil kerja dari karyawan. Istilah absensi, sulit bagi karyawan untuk produktif
bila mereka tidak bekerja. Sebagai tambahan, tingginya ketidakhadiran menyebabkan
meningkatnya biaya dan masalah. Hal ini cenderung timbul disebabkan oleh penempatan
orang-orang yang kurang berpengalaman dalam bekerja.
Perilaku organisasi dalam disiplin ilmu relatif masih baru yang merupakan ilmu
keperilakuan terapan, dan dibangun atas kontribusi sejumlah disiplin ilmu keperilakuan lain
yang lebih dahulu ada. Ilmu-ilmu perilaku yang amat besar sumbangnya terhadap
perkembangan perilaku organisasi diantaranya adalah : psikologi, sosiologi, psikologi sosial,
antropologi, dan ilmu politik (Robbin, 1986). Ilmu psikologi memberi sumbangan yang besar
pada satuan analisis individual atau mikro, sementara ilmu-ilmu yang lainnya menyumbang
a. Psikologi
Psikologi adalah ilmu yang berkenaan dengan usaha untuk mengukur, menjelaskan,
dan kadang-kadang mengubah perilaku manusia. Ilmu yang memanfaatkan diri untuk
membahas kepribadian/personal dari diri seseorang menyangkut karakter, perawakan
tubuh, penampilan, dan perbuatan. Oleh karena itu para psikolog melibatkan diri
mereka dalam studi dan usaha untuk memahami perilaku individu. Adapun sumbangan
terbesar dari bidang psikolog kepada perilaku organisasi datang dari teoritisi dan ahli
proses belajar, kepribadian, konseling, dan psikolog untuk organisasi. Secara lebih
spesifik dengan masalah-masalah antara lain : kebosanan, kelelahan, kondisi kerja,
persepsi, kepribadian, latihan, kepemimpinan, motivasi, pengambilan keputusan, dan
pengukuran sikap.
b. Sosiologi
Jika para psikolog memusatkan perhatian mereka pada individu, maka sosiologi
mempelajari sistem sosial dimana para individu memainkan peranannya. Artinya,
sosiologi itu mempelajari manusia dalam hubungannya dengan manusia lain. Sosiologi
membahas interaksi dan keterlibatan individu di dalam lingkungan sosial. Dalam
kaitannya dengan perilaku organisasi, sosiologi memberikan kontribusi besar dalam
persoalan-persoalan yang berkenaan dengan perilaku kelompok didalam organisasi,
khususnya dalam organisasi yang formal dan kompleks. Dari konsep-konsep yang
berasal dari sosiologi, perilaku organisasi mendapatkan berbagai masukan seperti
dimana kelompok, proses sosialisasi budaya organisasi, struktur organisasi formal,
birokrasi, komunikasi, status, kekuasaan, dan konflik.
c. Psikologi Sosial
Ilmu psikologi sosial mempelajari perilaku antar pribadi. Kalau psikologi dan soisologi
masing-masing berusaha untuk menjelaskan perilaku individu dan perilaku kelompok,
maka psikologi sosial berusaha mencari penjelasan tentang bagaimana dan mengapa
para individu berprilaku tertentu dari dalam kegiatan kelompoknya. Dalam psikologi
sosial lebih menitikberatkan penempatan diri seseorang. Dalam interaksinya dengan
individu lain untuk mengutamakan kepentingan bersama dengan memberi perubahan,
mempercepat pencapaian tujuan organisasi dengan memahami perubahan. Salah satu
kontribusi utama ilmu ini terhadap perilaku organisasi adalah dalam masalah
perubahan, yaitu : bagaimana menerapkan perubahan dan bagaimana mengurangi
hambatan agar suatu perubahan dapat diterima. Selain itu hal-hal seperti mengukur,
memahami dan mengubah sikap, pola komunikasi, dan cara-cara bagaimana kegiatan
kelompok memnuhi kebutuhan individu juga merupakan kontribusi ilmu psikologi sosial
yang penting terhadap bidang perilaku organisasi.
d. Antropologi
Para antropolog mempelajari masyarakat untuk mengetahui seluk beluk manusia dan
aktivitasnya. Pengakuan bahwa cara kita berprilaku merupakan fungsi dari pada
e. Ilmu politik
Para ilmuwan politik mempelajari perilaku individu dan kelompok dalam suatu
lingkungan politik. Walau sering kali diabaikan, sesungguhnya kontribusi ilmuwan
politik terhadap perilaku organisasi cukup besar dalam memahami perilaku manusia
dalam organisasi. Beberapa topik spesifik yang menjadi minat ilmuwan politik dan
diserap oleh bidang perilaku organisasi diantaranya adalah struktur konflik, alokasi
kekuasaan,dan bagaimana orang memanipulasi kekuasaan untuk kepentingan
pribadinya.
Dari uraian diatas, jelaslah kiranya bahwa perilaku organisasi lahir dan
berkembang dengan mengadopsi berbagai konsep, prinsip di analisis yang berasal
dari disiplin ilmu-ilmu perilaku yang lebih dahulu sudah ada.
Hamalik (1993) mengemukakan perilaku adalah semua kegiatan manusia yang dapat
diamati dengan menggunakan alat tertentu. Adapun sikap adalah predisposisi untuk
melakukan perbuatan, suatu keadaan siap untuk bertindak dengan cara tertentu. Sikap
adalah keadaan umum pada individu yang mengacu ke berbagai cara bertingkah laku.
Dengan kata lain tingkah laku seseorang adalah konsisten dengan sikapnya, seperti
menyukai, berteman, menghormati, dan sebagainya. Sikap adalah proses orientasi, yakni
proses yang memungkinkanseseorang berinteraksi secara selektif dengan lingkungannya.
Dengan sikap itu maka seseorang akan berorientasi untuk melakukan suatu perbuatan yang
serasi dengan sikapnya.
Perilaku seseorang akan terbawa dalam menjalankan kehidupan dan kegiatan dalam
organisasi, baik organisasi bisnis maupun organisasi publik. Bila suatu organisasi
mempunyai SDM yang mempunyai tanggung jawab yang tinggi, tanggung jawab moral yang
tinggi, tanggung jawab hukum yang handal, maka dapat dipastikan organisasi tersebut akan
mempunyai kinerja yang baik, dan pada gilirannya kinerja organisasi juga akan baik. Dari
penjelasan diatas, bahwa unsur manusia menjalankan dan menggerakan organisasi
tersebut. Artinya tanpa unsur manusia, tidak mungkin organisasi dapat dijalankan untuk
mencapai tujuan. Jadi peranan manusia adalah mutlak dalam meningkatkan kinerja suatu
organisasi.
3) Kekurangan ketrampilan
Menurut Grenberg dan Baron (2003:5) merupakan bidang yang bersifat multi disipilin
yang membahas perilaku organisasi sebagai proses individu kelompok and organisasional.
Pengetahuan ini dipergunakan ilmuan yang tertarik dalam meningkatkan efektivitas
organisasional dan kesejahteraan individu.
Dengan dasar ini mereka mengemukakan adanya tiga tingkatan analisis yang
dipergunakan dalam perilaku organisasi, yaitu proses individual, kelompok dan
organisasional. Menekankan sebagai hasil adalah individual outcome yang berupa job
performance, kinerja dan organization Commitment, komitmen organisasional. Di samping
itu, pendapat lain cenderung membagi perilaku organisasi dalam tiga tingkatan, yaitu
perilaku individu, perilaku kelompok dan perilaku klasifikasi. Sedangkan MC Shane dan Von
Glinov yang dikutip Wibowo (2013:10) merumuskan perilaku individu sebagai model MARS
dan digambarkan seperti di bawah ini.
Aptitudes adalah bakat alamiah yang membantu pekerja mempelajari tugas spesifik
lebih cepat dan mengerjakannya dengan lebih baik. Learned capabilities adalah
keterampilan dan pengetahuan yang diperoleh. Learned capability cenderung berkurang
selama berjalannya waktu apabila tidak dipergunakan.
Keempat elemen model MARS, motivasion, ability, role perception, dan situasional
faktor memengaruhi secara sukarela semua perilaku ditempat pekerjaan dan hasil kinerja
mereka. Elemen ini dengan sendirinya dipengaruhi oleh perbedaan individual lainnya
DAFTAR PUSTAKA
Muizu, Wa Ode Zusnita & Ernie Trisnawati Sule. 2017. Manajer Dan Perangkat Manajemen
Baru. Pekbis Jurnal, 9(02), 151-160.
Triyono. 2010. Manajer Dan Pengelolaan Pada Era Milenium. Jurnal Added Value, 6(02), 1-
15.