Anda di halaman 1dari 4

BUKU JAWABAN TUGAS KULIAH

TUGAS 3

Nama Mahasiswa : ARA NAWANG WULANI

Nomor induk Mahasiswa/NIM : 030788668

Kode/Nama Mata Kuliah : ADPU4533/Etika Administrasi

Pemerintahan

Kode/Nama UPBJJ : 48/ PALANGKA RAYA

Masa Ujian : 2021/22.1 (2021.2)

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS TERBUKA

No. Soal
Komisi Aparatur Sipil Negara, 31 Juli 2018 - ASN dapat menjadi cerminan yang baik bagi masyarakat,
baik dalam profesionalitas kerja ataupun sebagai individu. ASN harus mulai memahami jika profesi
yang mereka miliki akan terus melekat meski sudah selesai dari jam kerja. Karena ASN merupakan
profesi yang berkaitan dengan birokrasi pemerintahan sehingga setiap tindakan yang dilakukan akan
mencerminkan martabat dan citra ASN secara umum. Dapat dibayangkan jika seorang ASN melakukan
pelanggaran etik, tentu akan menjadi cerminan buruk bagi pemerintahan.

Nuraida Mokhsen menyampaikan beberapa aspek yang perlu dilakukan dalam menerapkan strategi
pencegahan pelanggaran kode etik dan kode perilaku ASN diantaranya, (1) Regulasi PP secara
operasional, dimana pada PP 42 Tahun 2004 hukuman atas pelanggaran etik hanya berupa sanksi
moral, sedangkan PP 53 Tahun 2010 lebih menekankan pada disiplin pegawai ASN. Hal ini
mengakibatkan terjadinya bias dalam pemberian sanksi terhadap pelanggaran etik. (2) Membangun
komitmen Intansi Pemerintah (IP) berdasarkan kode etik dan kode perilaku ASN. Komitmen ini
dibangun sebagai strategi untuk membiasakan ASN dengan budaya organisasi di setiap Instansi
Pemerintah. (3) Pemimpin seharusnya dapat menjadi role model dalam penerapan kode etik dan kode
perilaku. Peran pemimpin dalam menerapkan kode etik menjadi sangat penting. Contohnya jika
pemimpin dapat disiplin kehadiran tentunya pegawai akan malu jika datang lebih lambat dari
pimpinannya.

Nurhasni menyampaikan sanksi moral masih disepelekan padahal sanksi moral merupakan sanksi
yang tertinggi dalam pelanggaran etika. Namun, ASN masih tidak takut dengan hukumannya. Dalam
pencegahannya, jangan hanya pada kepatuhan saja, tetapi bagaimana membudayakan dan melakukan
pencegahan pelanggaran atas nilai - nilai yang ada di instansi ASN itu sendiri. Kepatuhan tersebut
harus disesuaikan dengan regulasi yang ada, sehingga regulasi harus jelas jangan ada kekosongan
yang mengakibatkan adanya multitafsir. PPK harus bertanggungajawab untuk menjalankan
pengawasan kode etik kode perilaku ASN. Perlu adanya peraturan yang dibuat oleh setiap daerah
/instansi untuk pengawasan kode etik dan kode perilaku ASN di lingkungan instansinya masing -
masing.

Marcelino R. Pandin, menjelaskan cara menerapkan kode etik dan kode perilaku ASN pada instansi
pemerintah yang paling mudah adalah melalui peraturan yang disesuaikan dengan local wisdom
masing
– masing daerah. Penerapan aturan yang disesuaikan dengan local wisdom akan mempermudah
instansi dalam membentuk aturan yang sesuai dengan nilai – nilai budayanya. Selain itu,
penerapan local wisdom dianggap menjadi solusi yang paling efisien.

Teguh Kurniawan menyampaikan beberapa hal yang dibutuhkan untuk mendukung Penegakan kode
etik dan kode perilaku ASN diantaranya; (1) Kapasitas dan struktur administratif, dimana implementasi
kode etik dan kode perilaku membutuhkan administrator yang baik dan berkomitmen dengan otonomi,
sumber daya, dan kekuasaan yang memadai. (2) Komunikasi dan sosialisasi, dimana perlu dilakukan
sosialisasi secara langsung seperti seminar, media, dan pembuatan brosur.
(3) Pelatihan, konseling dan pemantauan, dimana hal ini dapat melihat perubahan – perubahan yang
terjadi pada instansi setelah dilakukan sosialisasi mengenai kode etik dan kode perilaku. (4) Insentif
dan sanksi, dimana implementasinya diberikan penghargaan dan sanksi terhadap penerapan kode etik
dan kode perilaku.

Oleh
Administrator Komisi Aparatur Sipil Negara Republik Indonesia

Dilansir dari https://www.kasn.go.id/details/item/295-focus-group-discussion-pengawasan-kode-etik-dan-


kode-perilaku-asn
1. Pertanyaan:
Disebutkan dalam artikel di atas bahwa Kode Etik PNS itu telah diatur dalam suatu Peraturan
Pemerintah No. 4 Tahun 2004. Coba kemukakan oleh saudara apa itu kode etik PNS dan bagaimana
poin-poin dari kode etik PNS tersebut baik itu etika dalam bernegara, berorganisasi, dan
bermasyarakat?

(petunjuk:)
- Kemukakan terlebih dahulu konsep Kode Etik Pegawai Negeri Sipil.
- Lalu kemukakan poin-poin tentang kode etik Pegawai Negeri Sipil berdasarkan pada PP 42
Tahun 2004 Tentang Pembinaan Jiwa KORPS dan Kode Etik Pegawai Negeri Sipil, baik etika
dalam bernegara, berorganisasi, dan bermasyarakat.

2. Pertanyaan:
Berdasarkan artikel berita di atas bahwa terdapat sejumlah kecenderungan Aparatur Sipil Negara untuk
melakukan pelanggaran etika jabatannya sebagaimana yang sudah diatur dalam Kode Etik dan Kode
Perilaku ASN. Bagaimana saudara menganalisis beberapa motivasi pelanggaran etika jabatan yang
dilakukan oleh ASN tersebut ?

(petunjuk):
- Kemukakan terlebih dahulu motivasi pelanggaran etika jabatan
- Lalu analisis beberapa motivasi pelanggaran etika jabatan yang dilakukan oleh ASN tersebu

3. Pertanyaan:
Bagaimana saudara menggambarkan Kode Etik Instansi dan Kode Etik Profesi?

(petunjuk):
- Kemukakan terlebih dahulu Kode Etik Instansi dan Kode Etik Profesi
- Lalu analisis bagaimana Kode Etik Instansi dan Kode Etik Profesi tersebut

4. Pertanyaan:
- Bagaimana analisis saudara terkait dengan pengawasan penyelenggaraan Pemrintahan dalam
rangka mencegah pelanggaran kode etik dan kode perilaku ASN sebagaimana berita di atas ?

(petunjuk):
- Kemukakan terlebih dahulu apa itu pengawasan terhadap penyelenggaraan pemerintahan
- Setelah itu berikan analisis saudara terkait pengawasan penyelenggaraan Pemrintahan dalam
rangka mencegah pelanggaran kode etik dan kode perilaku ASN

JAWABAN

1. Kode Etik Pegawai Negeri Sipil adalah pedoman sikap, tingkah laku, dan perbuatan Pegawai Negeri Sipil
di dalam melaksanakan tugasnya dan pergaulan hidup sehari-hari. ... Pelanggaran adalah segala bentuk
ucapan, tulisan atau perbuatan Pegawai Negeri Sipil yang bertentangan dengan butir-butir jiwa korps dan
kode etik.
a. Ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa;
b. Kesetiaan dan ketaatan kepada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945;
c. Semangat nasionalisme;
d. Mengutamakan kepentingan Negara diatas kepentingan pribadi atau golongan;
e. Ketaatan terhadap hukum dan peraturan perundang-undangan;
f. Penghormatan terhadap hak asasi manusia;
g. Tidak diskriminatif;
h. Profesionalisme, netralitas, dan bermoral tinggi;
i. Semangat jiwa korps.
2. Menurut Nigro& Nigro motivasi pelanggaran etika jabatan adalah sebagai berikut

a. Ketidakjujuran (dishonesty), yaitu suatu tindakan administrasi yang tidak jujur. Dikatakan tidak jujur
karena tindakan tersebut berbahaya dan menimbulkan ketidakpercayaan (distrust) dan dalam
beberapa contoh (mengambil uang barang publik untuk kepentingan sendiri, menerima uang suap dari
pelanggan, menarik pungutan liar, dsb) dapat merugikan kepentingan organisasi atau masyarakat.
b. Perilaku yang buruk (unethical behaviour), misalnya seorang pegawai administrator publik melakukan
tindakan dalam batas-batas yang diperkenankan hukum tetapi tindakan tersebut dapat digolongkan
sebagai tidak etis sehingga tidak dapat dituntut secara hukum, misalnya: seorang pimpinan minta agar
meluluskan seorang familinya dalam seleksi pegawai.
c. Mengabaikan hukum (disregard of the law), yaitu pegawai administrator publik yang mengabaikan
hukum atau membuat tafsiran hukum yang menguntungkan kepentingannya. Misalnya: seorang
pegawai kantor memakai mobil dinas untuk kepentingan keluarga padahal tahu secara hukum hanya
diperuntukkan kepentingan dinas.
d. Faforitisme dalam menafsirkan hukum, yaitu pejabat atau pegawai di suatu instansi tetap mengikuti
hukum yang berlaku tetapi hukum tersebut ditafsirkan untuk menguntungkan kepentingan tertentu.
e. Perlakukan yang tidak adil terhadap pegawai, yaitu seorang pegawai yang diperlakukan secara tidak
adil, misalnya seorang pimpinan yang menghambat karirnya karena merasa tersaing.
f. Inefisiensi bruto (gross ineffienssy), yaitu apapun bagus maksudnya jika suatu instansi tidak mampu
melakukan tugasnya secara memadai maka para adminsitrator tersebut dapat dikatakan gagal.
Misalnya: pemborosan dana secara berlebihan.
g. Menutup-nutupi kesalahan, yaitu seorang pegawai yang menutup-nutupi kesalahan sendiri atau
kesalahan bawahannya, menola diperiksa atau dikontrol legislatif, melarang pers meliput kesalahannya
atau instansinta semua itu dilakukan untuk melindungi diri atau posisi tertentu.
h. Gagal menunjukkan inisiatif, yaitu seorang pegawai yang gagal membuat keputusan yang positif atau
menggunakan diskresi (keleluasaan) yang diberikan hukum kepadanya

Berdasarkan bacaan diatas pelanggaran yang dilakukan antara lain adalah Perilaku yang buruk (unethical
behaviour), dimana ASN sering datang terlambat atau tidak disiplin dalam tanggung jawabnya sebagai
ASN

3. Kode etik profesi ditetapkan oleh pembina aparat negara atau pimpinan instansi atau pimpinan kolektif
lembaga aparat negara yang bersangkutan

Kode etik instansi ditetapkan oleh pejabat pembina kepegawaian masing-masing instansi

4. Perlu adanya peraturan yang dibuat oleh setiap daerah /instansi untuk pengawasan kode etik dan kode
perilaku ASN di lingkungan instansinya masing – masing

Kapasitas dan struktur administratif, dimana implementasi kode etik dan kode perilaku membutuhkan
administrator yang baik dan berkomitmen dengan otonomi, sumber daya, dan kekuasaan yang memadai

Komunikasi dan sosialisasi, dimana perlu dilakukan sosialisasi secara langsung seperti seminar, media,
dan pembuatan brosur.

Pelatihan, konseling dan pemantauan, dimana hal ini dapat melihat perubahan – perubahan yang terjadi
pada instansi setelah dilakukan sosialisasi mengenai kode etik dan kode perilaku. (4) Insentif dan sanksi,
dimana implementasinya diberikan penghargaan dan sanksi terhadap penerapan kode etik dan kode
perilaku

Anda mungkin juga menyukai