Anda di halaman 1dari 5

NAMA : MIENA ALMANDARI

NIM : 041056133

Pengalaman praktis banyak menunjukkan bahwa tidak semua masalah bisa masuk ke agenda
pemerintah. Kegagalan dalam memperjuangkan masalah agar bisa masuk ke agenda
pemerintah akan berakibat pada matinya masalah itu dan tidak terpecahkannya masalah.
Lakukan analisis mengapa hal tersebut dapat terjadi, Pelajari Modul 5 untuk dapat
menganalisis masalah ini !

Analisis :

Terdapat banyak jenis isu atau masalah yang ditempatkan pada agenda sistematik,
agenda institusional, dan agenda keputusan, Lester dan Stewart (2000),
menjelaskan jenis isu tersebut sebagai berikut :

• Subject issues, yaitu isu atau masalah yang relative luas dan besar
seperti masalah polusi udara, air, perawatan kesehatan, dan sebagainya.
• Policy issues, yaitu isu atau masalah yang berada disekitar legislasi
tertentu seperti masalah yang telah diatur dalam UU Lingkungan Hidup.
• Project issues, yaitu isu atau masalah yang terkait dengan proyek dan
lokalitas tertentu misalnya masalah pembangunan gedung baru DPR-RI,
pembelian pesawat
kepresidenan, pencabutan subsidi BBM, dan sebagainya.
• New issues, yaitu isu atau masalah yang baru muncul seperti masalah
hujan asam, polusi udara dalam ruangan, radio aktif, dan sebagainya
• Cylical issues, yaitu isu atau masalah yang terjadi secara regular
seperti masalah defisit anggaran, masalah perlindungan TKI atau TKW,
dan sebagainya
Recurrent issues, yaitu isu atau masalah yang muncul kembali karena kegagalan pilihan
kebijakan sebelumnya seperti masalah kemiskinan.

Dengan begitu banyaknya jenis masalah, maka ada masalah yang dapat masuk kedalam agenda kebijan
dan ada masalah yang tidak dapat masuk kedalam agenda kebijakan. Puentes dan Markides (2007)
mengungkapkan beberapa alasan mengapa beberapa isu atau masalah masuk agenda kebijakan, yaitu
adanya :
• Peristiwa yang menimbulkan dan mencapai tingkat krisis tertentu
• Informasi atau bukti dari hasil evaluasi terhadap program yang ada
memunculkan
suatu situasi yang membutuhkan perhatian (karena kejelekanya, luas atau
besarnya dampak, jumlah orang yang terkena dampak)
• Nilai, kepercayaan, dan dorongan yang dapat mengubah situasi menjadi
masalah
• Tindakan berama dari kelompok kepentingan, protes, lobi, dan gerakan
sosial tentang suatu masalah tertentu.
• Peran media yang memperluas sebaran masalah
• Perubahan politik
Selain itu juga, terdapat beberapa alasan mengapa suatu masalah tidak dapat
masuk ke agenda kebijakan, yaitu :

• Adanya konflik dan kesalahan dalam mendefinisikan masalah


• Penjejalan atau pendesakan oleh masalah-masalah lain
• Masalah tidak dinilai atau tidak diakui sebagai masalah yang relevan
• Masalah tidak dilihat sebagai sesuatu yang menjadi urusan negara yang resmi
Pemerintah tidak ingin membuat keputusan terhadap masalah tersebut

Lebih lanjut lagi dalam menganalisis mengapa suatu masalah tidak dapat masuk ke
dalam agenda kebijakan, perlu diperhatikan syarat bagaimana suatu masalah dapat
masuk kedalam agenda kebijakan. Seperti yang diungkapkan oleh Althaus,
dkk.2007 (dalam Maddison & Dennis,2009), persyaratan masuknya suatu masalah
ke dalam agenda kebijakan, yaitu :

1) Harus ada persetujuan tentang suatu masalah tertentu. Suatu masalah hanya
eksis bila ada kepentingan yang menyetujui perlunya perubahan terhadap
kondisi yang ada sekarang. Untuk mencapai persetujuan ini biasanya
membutuhkan koalisi suara baik dari dalam maupun luar pemerintah
2) Harus ada peluang untuk menemukan sebuah solusi. Perumusan kebijakan
lebih menyukai masalah yang memungkinkannya ditemukan solusi yang
benar. Sangat sedikit politisi yang tertarik pada masalah yang akan gagal
diatasi.
3) Setiap masalah harus sesuai dengan kemampuan dana pemerintah untuk
mengatasinya.

Masalah itu sebenarnya punya siapa? Ideologi yang dipegang pemerintah dapat
berpengaruh terhadap keputusan para menteri, yaitu apakah mereka.

Dari penjalasan tersebut, dapat dipahami bahwa sutau masalah bisa masuk ke
agenda insitusional bila semua pihak merasa yakin bahwa memang ada
masalah yang layak untuk dapat diselesaikan, dan dimana perumus kebijakan
punya peluang untuk menemukan solusinya, pemerintah memiliki dana untuk
menyelesaikannya, dan ada kejelasan dan kepastian masalah itu menjadi
tanggung jawab siapa untuk mengatasinya.

Bagan diatas merupakan model kreasi masalah. Menurut Cobb & Elder (1972),
pemunculan masalah tergantung pada dinamika permainan yang terjadi antara
‘inisiator’ dan ‘pemicu’, artinya penghubung harus diciptakan antara pemicu
timbulnya masalah, misalnya runtuhnya jembatan yang menghubungkan dua
desa dengan pihak inisiator yang akan membawa dan mengubah masalah
tersebut masuk ke agenda sistematik menuju ke agenda institusional dan terus
menjadi agenda kebijakan.

Daripada hal tersebut, diperlukan identifikasi masalah secara cermat dan jelas,
kemudian perumus kebijakan membuat dan menggunakan simbol-simbol
tertentu sebagai label yang akan dipasang pada masalah tadi supaya lebih
banyak publik dan aktor kebijakan menaruh minat atau tertarik terhadap
masalah itu. Agar masalah tersebut dapat tersebar luas dan lebih banyak
anggota komunitas politik yang tertarik dan memersepsinya sebagai masalah
yang perlu mendapatkan perhatian utamanya yaitu pemerintah, maka masalah
itu perlu disebarluaskan lewat media massa baik cetak maupun elektronik.
Sampai pada titik ini, masalah sudah masuk kedalam agenda sistematik.
Perumus kebijakan banyak menaruh perhatian pada masalah lama karena
selain mereka sudah menggali masalah tersebut dengan baik dan
mempertimbangkannya juga telah tersaji alternatif pemecahannya. Walaupun
demikian, karena masalah itu karakteristiknya dapat beruabah dari waktu ke
waktu maka masalah lama yang muncul kembali mendapatkan perhatian
yang serius untuk dikenali sejauh mana perubahan yang terjadi pada masalah
tersebut. Alternatif solusinya pun juga perlu dicermati kembali agar lebih
sesuai dengan perkembangannya yang ada. Sedangkan pada masalah yang baru
perumus kebijakan harus memulainya dari awal dengan mencermati karakter
masalah, mendefinisikannya, memperoleh status dan agenda sistematik,
agenda institusional, dan agenda kebijakan. Dengan demikian, perumus
kebijakan butuh lebih banyak energi untuk dapat merumuskan kebijakan
secara berhasil. Jadi dapat dikatakan proses yang harus dilalui oleh suatu
masalah agar dapat sampai pada agenda kebijakan bukanlah sebuah rute yang
pendek dan selalu berjalan dengan mulus.

Dapat diambil kesimpulan bahwa proses bagaimana suatu masalah dapat


masuk kedalam agenda kebijakan, sebagai berikut :

a) Inisiator dan pemicu masalah yang kemudian dikreasi menjadi masalah


b) Diidentifikasi karakteristiknya dan dibuat simbol untuk lebih menarik
perhatian publik.
c) Agar lebih banyak lagi jumlah publik yang tertarik dan memersepsi
masalah perlu disebarluaskan lewat media massa
Kemudian, terus dikembangkan sebaran masalah sehingga sebagian besar
warga memersepsinya sebagai suatu masalah yang menjadi otoritas pemerintah
untuk mengatasinya, perumus mencari dan mengembangkan dukungan agar
status agenda sistematik segera bisa mencapai status agenda pemerintah dan
selanjutnya agenda kebijakan.

SUMBER REFERENSI ANALISA :

• BMP ADPU4410
• Lester, J.P. & J. Stewart. 2000. Public Policy: An Evolutionary
Approach. Belmont CA: Wadsworth.
• Cobb, R.W. & C.D. Elder. 1972. Participation in American Politics: The
Dynamics of Agenda Building. Baltimore Md: John Hopkins University
Press.
• Puentes-Markides, C. 2007. Policy Analysis and Decision Making.
Bridgetown, Barbados: PAHOWHO

Anda mungkin juga menyukai