Anda di halaman 1dari 2

Kepemimpinan menurut Wirawan (2003), ialah sebagai proses pemimpin mewujudkan visi,

mempengaruhi sikap, tingkah laku, gagasan, norma dan nilai untuk merealisasikan visi.
Kepemimpinan itu membutuhkan proses bukan dapat terjadi dalam sekejap mata.

Menurut French dan Raven (1959), kekuasaan yaitu kemampuan bakat dari satu orang atau
satu kelompok orang untuk memimpin yang lainnya didalam sistem yang ada, dalam hal ini
kekuasaan sama dengan pengaruh. Kekuasaan itu sebagai potensi pengaruh dari seorang
pemimpin. Sumber kekuasaan ada lima yaitu paksaan, imbalan, keahlian, legitimasi, dan
referensi.

Kekuasaan imbalan yaitu apabila para pengikutnya patuh maka mereka berkeyakinan akan
dapat imbalan dari pemimpin.
Kekuasaan paksaan yaitu apabila para pengikutnya patuh maka mereka berkeyakinan dapat
menghindari sanksi yang dimiliki pemimpin.
Kekuasaan legitimasi yaitu para pengikut patuh karena mereka yakin pemimpin memiliki hak
untuk meminta mereka mematuhi perintahnya dan mereka berkewajiban melaksanakan
perintah pemimpin selagi masih dalam wewenang pemimpin tersebut.
Kekuasaan keahlian yaitu para pengikut patuh karena yakin bahwa pemimpin memiliki
kemampuan dan pengetahuan melebihi mereka.

Jadi menurut saya, dalam kepemimpinan diperlukannya kekuasaan legitimasi serta kekuasaan
keahlian. Kekuasaan legitimasi dapat membuat pengikut mengikuti arahannya karena posisinya
sebagai atasan selama arahan tersebut berada dalam jalur yang benar. Caranya yaitu buat
permintaan yang sopan dan jelas untuk meminta bawahan mengerjakan yang diperintahkan
dan dikomunikasikan langsung tanpa perantara. Permintaan tersebut tidak melewati
kewenangan pemimpin. Dan supaya bawahan tidak segan memenuhi permintaan tersebut,
pemimpin harus peka terhadap kondisi bawahan. Setelah itu cek kembali apakah permintaan
pemimpin sudah dikerjakan atau belum untuk melihat serius atau tidaknya perintah pemimpin
itu. Jika terdapat perlawanan, pemimpin dapat memaksa kepatuhan bawahannya.

Kemudian dengan memiliki keahlian dapat membuktikan bahwa sebagai pemimpin juga
kompeten terhadap bidang yang dipimpinnya. Untuk mempertahankan kekuasaannya dapat
dilakukan dengan cara mendapatkan informasi tentang masalah teknis, memperlihatkan
kemampuan dengan cara memecahkan masalah-masalah yang sulit, tidak membuat keputusan
yang tergesa-gesa serta selalu berdasarkan fakta yang ada.

Sebagai contoh, seorang kepala sekolah harus memiliki keahlian dalam mengarahkan rekan
kerjanya untuk membantu mensukseskan kegiatan-kegiatan yang ada didalam sekolah baik itu
dari administrasi yang baik, rancangan anggaran yang tepat, mampu memberikan solusi dari
masalah internal maupun eksternal yang berhubungan dengan warga sekolah tersebut. Apabila
mendapat masalah yang cukup serius, perlihatkan kemampuannya dalam memecahkan
masalah yang sulit dengan tidak merendahkan bawahannya. Kepala sekolah harus memiliki
visi, tujuan dan misi yang baik untuk masa depan sekolah yang dipimpinnya. Dengan
kekuasaan legitimasinya, kepala sekolah memang bisa membuat rekan kerjanya mengikuti
perintahnya, namun apabila tidak dengan diiringi keahliannya, maka akan membuat orang lain
merasa tidak puas dan kecewa dengan kepemimpinannya. Kekuasaan legitimasinya harus
diiringi dengan kekuasaan keahliannya.

Sumber :

Enceng., Aslichati, Lilik., Wulandari, F.R., Purwanto, Agus Joko. 2014. Kepemimpinan.
Tangerang Selatan: Universitas Terbuka.

Anda mungkin juga menyukai