Anda di halaman 1dari 16

Komunikasi dalam Tim

Virtual
Peran Kecerdasan
Emosional
Mata Kuliah : Komunikasi Bisnis
Dosen Pengampu : Fatma Poni Mardiah, S.E., M.S.M
Anggota Kelompok

1. Dona Safitri (2110552004)


2. Yulia Fitri Hanifa (2110552006)
3. Nur Muhammad Furqana Zikri (2110552002)
4. Sindy Pramitha Sari (2110551022)
AGENDA
Meeting

01 Gambaran Umum
03 Kesimpulan

Pembahasan
02 Masalah
05 Penutup
1
Gambaran Umum
Gambaran Umum
Peran emosi dalam mendorong efektivitas organisasi sudah menjadi perhatian yang berkembang pada saat
ini.Kecerdasan emosional tidak menjadi topik di beberapa dekade terakhir.Penelitian empiris
mengungkapkan bahwa kecerdasan emosional adalah kemampuan seseorang untuk mendeteksi,memahami
dan mengelola emosi orang lain.
Kecerdasan emosional sebagai pendorong efektivitas terbagi menjadi 2 yaitu dengan tatap muka dan
dengan virtual.Dalam tim virtual terdapat masalah yang perlu yaitu kekurangan isyarat verbal dan non
verbal.Dalam penelitian,individu dengan kecerdasan emosional yang lebih tinggi efektif dalam mendeteksi
dan mengelola emosi yang berkurang dalam lingkungan virtual.Kecerdasan emosional adalah pendorong
kelangsungan hidup tim sebagai penilaian anggota tim tentang kemampuan mereka untuk bekerja sama
sebagai satu unit di masa yang akan datang.Untuk itu kami membahas bagaimana peran kecerdasan
emosional dalam tim virtual yang dapat kita rasakan saat ini.Dan dengan kita mempelajari perbedaan
individu dalam menyikapi kecerdasan emosional berfungsi sebagai salah satu mekanisme untuk mencapai
sebuah tim virtual yang sukses.
Pembahasan
2 Masalah
Pengertian
Kecerdasan emosional menurut Goleman adalah kemampuan mengenali
perasaan diri sendiri dan perasaan orang lain, kemampuan memotivasi diri sendiri
dan kemampuan mengelola emosi dengan baik pada diri sendiri dan dalam
hubungan dengan orang lain. Dalam bukunya yang berjudul “Emotional
Intelligence: Why It Can Matter More Than IQ” Goleman juga menyebutkan
beberapa indikator kecerdasan emosional, yaitu:
1. Membentuk tim yang kolaboratif
Kolaborasi mendukung produktivitas di tempat kerja. Ini lebih mudah
dilakukan jika anggota tim saling berempati, saling percaya, dan memahami
emosi satu sama lain. Anggota tim yang cerdas emosional akan terbuka dan jujur
dalam hubungan interpersonal. Mereka terbiasa terbuka dalam meminta bantuan,
mengakui kesalahan, berbagi kesulitan, dan menerima perbedaan perspektif yang
unik dari masing-masing individu. Dari sini, pengambilan keputusan,
penyelesaian tugas, koordinasi, dan kerja sama tim dapat dilakukan secara
efisien.
 
2. Karyawan yang inovatif
Dinamika kerja yang berubah dengan cepat menuntut siapa saja untuk
mampu beradaptasi dan menghadapi perubahan tak terduga. Karyawan yang
cerdas emosional memungkinkan mereka memiliki fleksibilitas dan mampu
beradaptasi. Ketika menghadapi perubahan, mereka akan bersikap proaktif
daripada reaktif. Karyawan yang cerdas emosional berani mengambil risiko,
tidak takut melakukan kesalahan, dan mampu mengenali solusi kreatif (inovatif).
3. Tidak rentan terkena stres
American Psychological Association menjelaskan, 65% pekerja
mengaku pekerjaan adalah sumber stres utama mereka. Hal ini disebabkan
karena beban kerja yang berat, jam kerja yang panjang, serta lingkungan
kerja yang tidak sehat. Untuk itu, selain kecerdasan intelektual, karyawan
juga harus memiliki kecerdasan emosional. Goleman menjelaskan bahwa
kecerdasan emosional adalah kemampuan lebih seseorang dalam
memotivasi diri, ketahanan menghadapi kegagalan, mengendalikan emosi,
dan mengatur keadaan jiwa.Kecerdasan emosional membantu seseorang
untuk bisa mengatur keadaan jiwa dan menghadapi tekanan kerja.Setiap
perusahaan pasti ingin karyawannya untuk bisa memberikan kinerja yang
baik, memiliki motivasi diri yang tinggi, empati, dan inisiatif. Hal-hal
tersebut merupakan keterampilan kecerdasan emosional.Kabar baiknya,
kecerdasan emosional adalah keterampilan yang bisa dilatih.
Tujuan Penelitian

 Menyelidiki peran kecerdasan emosional sebagai


pendorong efektivitas tim virtual.
Positif
Mengurangi biaya perjalanan dan
peningkatan fleksibelitas pekerja

Negatif
Lebih sulit dijalankan jika dibandingkan
dengan komunikasi tatap muka atau
offline,karena lewat virtual atau online

Dampak Positif
ini reaksi verbal dan non verbal bahkan
tidak ada.
Kecerdasan emosional secara positif terkait
dan Dampak dengan tim yang efektif dalam tatap muka dan
bisa menghadapi tim.Kecerdasan emosional

Negatif
digunakan untuk mengumpulkan tugas dan
informasi sosial sehingga menunjang
komunikasi didalam virtual meskipun isyarat
berkurang.
Komponen Utama
Kecerdasan Emosional
Persepsi dan Penilaian Emosi
Memahami Emosi
Kemampuan individu untuk menganalisi emosi
Kemampuan seseorang untuk mengenterprestasikan dan memahami konsekuensi dari perubahan
ekspresi wajah dan isyarat non verbal dan emosi.
menyampaikan pengalaman emosional orang lain.

Fasilitasi Emosi Mengelola Emosi


Kemampuan seseorang untuk memanfaatkan
emosi untuk mempromosikan pemikiran
rasional.Misalnya,orang yang memiliki Bisa mengatur emosi diri sendiri.
kemampuan ini dapat memanfaatkan untuk
perencanaan dan pemecahan masalah.
Hasil Penelitian
Model efektifitas tim biasanya menggunakan kerangka kerja input-process-output(IPO). Input yang di
maksudkan disini adalah aspek tugas tersebut dan hal yang dimiliki oleh anggota tim seperti keahlian ,
demografi, dan kepribadian. Input bertujuan agar proses yang dilakukan oleh tim dapat menjadi cermin dan
mengarahkan interaksi antar anggota kelompok dalam mencapai tujuan. Kemudian proses tim merupakan
langkah dimana terjadinya diskusi terbuka, koordinasi, dan manajemen konflik, semua yang dihasilkan dari
dalam diskusi yang berkualitas dapat di usulkan agar bisa mendorong output tim yang meliputi tujuan seperti
laba, kinerja terkait tugas, dan juga subjektif misalnya kemanjuran kolektif, dan kelangsungan tim. Dengan
begitu proses tim dapat dijadikan sebagai penengah antara input tim dan output tim. Penelitian ekstensif pada
tim tatap muka tradisional juga telah mendukung keefektifitasan kerangka kerja/tim IPO.
Bukti empiris terbaru, meskipun terbatas menujukkan bahwa keangka kerja/tim IPO seteah digeneralisasikan
ke tim virtual. Serupa dengan penelitian tetntang tim tradisonal, badan penelitian firtual menunjukkan bahwa
komunikas yang efektif sebagai proses tim, yaitu IPO sebagai pendorong utama ukuran objektif dan subjektif
dari efektivitas tim virtual. Mengingat peneltian ini yang menyoroti mengenai penting nya komunikasi dalam
kefektifitasan tim virtual, dan hasil penelitaian yang menunjukkan bahwa anggota tim virtual mengalami
pengurangan komunikasi dibanding tim tatap muka, maka penelitian mengenai mekanisme yang
menghasilkan komunikasi yang efektif di perlukan. Dalam kerangka kerja IPO ini tingkat kecerdaan
emosional yang tinggi dapat memiliki peran pentin. Hal ini disebabkan orang memiliki tingkat kecerdasan
emosional yang tinggi cenderung menyesuaikan diri dengan emosi orang lain, mereka juga mampu
meningkat kat kualitas komunikasi di antara para anggota tim dengan menangkap isyarat non verbal.
berdasarkan kerangka kerja IPO, kami setuju bahwa tingkat kecerdasan emosional juga merupakan faktor
penting dalamkelangsungan hidup tim dan kualitas komunikasi antar individu dalam tim.
Peran kecerdasan emosional sebagai pendorong efektivitas tim virtual
yang memiliki dampak positif dan negatifnya.Ada 4 Komponen utama
kecerdasan emosional yaitu,persepsi,fasilitasi emosi,memahami emosi dan
mengelola emosi.
Input-process-output(IPO) merupakan model terjadinya efektivitas
tim.Dimana proses dijadikan penengah antara input dan output.Dalam IPO
kecerdasan emosional yang tinggi menjadi peran penting.

Kesimpulan
Thank
You

Anda mungkin juga menyukai