Disusun oleh:
JURUSAN PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2022
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pada suatu perusahaan terdapat berbagai macam instrumen guna mendorong
tercapainya tujuan dari perusahaan tersebut. Instrumeninstrumen yang dimaksud
adalah bahan baku, tenaga kerja, teknologi, dan modal. Diantara instrumen tersebut,
terdapat salah satu yang paling penting yaitu tenaga kerja atau bisa disebut sumber
daya manusia, dimana sumber daya manusia merupakan pendorong berkembangnya
suatu perusahaan atau organisasi.Faktor sumber daya manusia merupakan aset yang
paling penting untuk memberikan suatu keuntungan disamping sebagai penggerak
dinamika organisasi atau perusahaan.Setiap manusia ingin berprestasi dalam segala
hal, terutama dalam bidang pekerjaan, saat ini keberhasilan dan kesuksesan dalam
kerja tidak hanya didukung dari kemampuan intelektual saja, namun juga didukung
oleh kemampuan mengelola emosi.
Kecerdasan emosi merupakan wacana yang baru dalam bidang ilmu psikologi
setelah bertahuntahun masyarakat sangat meyakini bahwa faktor penentu keberhasilan
hidup seseorang adalah IQ. Berdasarkan penelitian dalam bidang psikologi bahwa
kemampuan yang dimiliki oleh seseorang tidak hanya diukur berdasar pada
kecerdasan logis dan linguistik saja namun terdapat kecerdasan lain yang mampu
membuka pemikiran banyak orang mengenai faktor keberhasilan dalam hidup salah
satunya adalah kecerdasan emosional. Oleh karena itu prestasi yang diperoleh dalam
pekerjaan salah satunya dipengaruhi oleh kecerdasan emosional yang menempati
posisi pertama dan kecerdasan intelektual menempati posisi kedua (Wibowo, 2011:2).
Barista adalah karyawan coffee shop yang melayani dan membuatkan pesanan
terhadap pelanggan. Barista ternyata adalah seseorang yang mengkhususkan diri
dalam membuat dan menyajikan berbagai minuman. Mereka biasanya bekerja di
kedai kopi, toko buku, atau di bar yang menyajikan minuman khusus kopi atau
espresso. Selain itu, kebanyakan barista melakukan lebih dari sekadar membuat
minuman dengan rasa yang enak. Barista adalah orang yang membuat minuman kopi
berbasis espresso. Barista biasanya dipekerjakan oleh kedai kopi secara khusus. Dan,
ini mungkin adalah pengertian barista yang dikenal oleh masyarakat umum di seluruh
dunia secara luas. Untuk menjadi seorang barista, Anda harus belajar bagaimana
membuat berbagai jenis minuman kopi. Anda mungkin juga perlu sedikit skill artistik.
Sebagian besar kedai kopi khusus menyajikan minuman kopi berdasarkan espresso.
Espresso bukanlah biji kopi atau jenis panggang tertentu (yang berarti bagaimana biji
tersebut dimasak). Sebaliknya, espresso adalah cara khusus untuk menyeduh kopi.
Kata barista berasal dari Italia, yang berarti "bartender" yang menyajikan minuman
beralkohol dan non-alkohol, termasuk kopi dan minuman espresso. Istilah Italia
adalah netral gender bila tunggal, melansir dari thespruceeats.com. Dalam bahasa
Inggris, netral gender bila tunggal atau jamak (baristas), tetapi dalam bahasa Italia,
spesifik gender bila jamak, baik maskulin "baristi", yang berarti "barmen" atau
"bartenders," atau feminine "bariste,""yang berarti" pelayan bar". Di Amerika Serikat,
istilah ini terbatas pada server minuman berbasis kopi dan tidak termasuk server yang
menyiapkan dan menyajikan minuman beralkohol.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang diatas, rumusan masalah pada penelitian ini adalah
bagaimana pengaruh kecerdasan emosional terhadap kinerja barista ?
C. SIGNIFIKASI PENELITIAN
D. TUJUAN PENELITIAN
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
E. MANFAAT PENELITIAN
1. Manfaat Teoritis
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kecerdasan Emosional
1. Pengertian Kecerdasan
Kecerdasan berasal dari kata cerdas yang berarti pintar dan cerdik,
cepat tanggap dalam menghadapi masalah dan cepat mengerti jika mendengar
keterangan. Kecerdasan adalah kesempurnaan perkembangan akal budi. Kecerdasan
adalah kemampuan seseorang untuk memecahkan masalah yang dihadapi, dalam hal
ini adalah masalah yang menuntut kemampuan fikiran. Kecerdasan atau yang biasa
disebut dengan inteligensi berasal dari bahasa Latin “intelligence” yang berarti
menghubungkan atau menyatukan satu sama lain (to organize, to relate, to bind
together). Menurut KBBI kecerdasan diartikan sebagai intelegensi atau perihal cerdas,
dengan makna lain diartikan perkembangan akal budi yang menuju ke arah sempurna.
Menurut Gardner dalam Rose (2002:58) mengemukakan bahwa kecerdasan adalah
kemampuan untuk memecahkan masalah atau menciptakan suatu produk yang
memiliki nilai dalam satu latar belakang budaya atau lebih. Sedangkan Super dan
Cites dalam Dalyono (2009:183) mengemukakan definisi kecerdasan sebagai
kemampuan menyesuaikan diri terhadap lingkungan disekitar atau belajar diri sebuah
pengalaman. Hal ini menunjukkan bahwa manusia hidup dan berinteraksi di dalam
lingkungannya yang komplek.
2. Pengertian Emosi
Emosi yaitu suatu perasaan yang mendorong individu yntuk merespon
atas rangsangan yang muncul dari dalam dirinya maupun dari luar dirinya, sehingga
individu dapat merasakan suatu perubahan sistem terhadap fisilogis dan psikologisnya
dalam waktu yang cepat. Crow dalam Hartati (2004:90) menyebutkan bahwa emosi
merupakan keadaan pada diri individu yang bergejolak domana berfungsi sebagai
individu adjustment terhadap suatu lingkungan untuk mencapai kesejahteraan dan
keselamatan individu.
Menurut Ibda dalam Yusuf (2009:114), emosi merupakan suatu perasaan dengan
pikiran-pikiran khasnya, keadaan biologis dan psikologis, serta serangkaian
kecenderungan untuk bertindak. Emosi berperan dalam pengambilan sebuah
keputusan yang menentukan kesejahteraan dan keselamatan individu atau sekelompok
orang.
1. Kesadaran diri
Kesadaran diri yaitu kemampuan individu dalam mengenali perasaan diri
sendiri dan perasaan orang lain, serta mampu mengenali kekuatan dan kelemahan diri
sendiri.
2. Pengaturan diri.
Pengaturan diri adalah suatu kemampuan untuk mengelola emosi pada diri
sendiri. Semakin baik pengaturan diri dalam emosi maka semakin terkontrol pula
tindakan yang akan dilakukan sehingga tetap memiliki hubungan yang baik dengan
orang lain.
3. Motivasi.
Motivasi adalah suatu dorngan yang menggerakkan karyawan agar mampu
mencapai tujuan yaitu kinerja yang maksimal.
4. Empati
Empati adalah sebuah kemampuan untuk mengetahui dan memahami perasaan
orang lain yang digunakan untuk menyesuaikan diri dengan baik kepada banyak
orang.
5. Keterampilan sosial
Keterampilan sosial adalah kemampuan menciptakan hubungan yang
harmonis antar individu, yaitu dengan memberikan respon baik terhadap lawan bicara
dan menjaga perilaku serta ucapan ketika berhadapan dengan orang lain.
C. Kinerja
1. Pengertian Kinerja
Menurut Mangkunegara (2017:67,) kinerja adalah hasil kerja secara
kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan
tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Menurut Fahmi
(2017:188), kinerja adalah hasil dari suatu proses yang mengacu dan diukur selama
periode waktu tertentu berdasarkan ketentuan atau kesepakatan yang telah ditetapkan
sebelumnya.
2. Penilaian Kinerja
Penilaian kinerja (job measurement) dilakukan sebagai upaya untuk
mengetahui bagaimana tingkat kinerja karyawan. Hasil dari penilaian kinerja ini yang
akan menjadi catatan tersendiri dalam memberikan penilaian terhadap kinerja masing-
masing karyawan. Menurut Dharma (2003:355), penilaian terhadap kinerja masing-
masing karyawan dapat diukur dengan indikator kuantitas, kualitas, dan ketepatan
waktu.
No Jenis Kelamin f %
1 21 1 20,0
2 23 2 40,0
3 24 1 20,0
4 25 1 20,0
Jumlah 5 100
1 Pengaturan Diri 21 19 35 5
Meningkat
2 Empati 23 7 30 0
Meningkat
3 Keterampilan Sosial 20 10 27 3
Meningkat
Berdasarkan hasil dari penyebaran kuesioner pre test dan post test sebelum
dan sesudah diberikan Focus Group Discussion di dapatkan hasil bahwa terjadi
peningkatan pada pengaturan diri, empati dan keterampilan social barista di Coffe
Shop Malacca. Dengan total hasil pre-test pada pengaturan diri responden yang setuju
sebanyak 21 meningkat menjadi 35, dan empati dari 23 meningkat menjadi 30 dan
keterampilan social dari 20 meningkat menjadi 27 setelah dilakukan Focus Group
Discussion.
BAB V
KESIMPULAN
Pemberian Focus Group Discussion (FDG) yang dilakukan pada barista Coffe
beberapa aspek keterampilan kinerja barista seperti pada aspek pengaturan diri,
Hidayati, R., Purwanto, Y., & Yuwono, S. (2011). Kecerdasan emosi, stres kerja dan
kinerja karyawan. Jurnal Psikologi, 2(1).
Saragih, R., Luturlean, B. S., & Hadiyanto, F. (2020). Employee job satisfaction in
mediating the relationship between work motivation and affective commitment in
roof tile industry. Jurnal Bisnis dan Manajemen, 21(1), 16-26.