Kecerdasan Emosional
(Emotional Intelligence)
Oleh :
Andre Dharmawan (19011099)
Athifa Meriza Salsabila (19011228)
Ervina Dwi Aryani (19011024)
Raudhatul Fauziah (19011303)
Dosen Pengampu :
Rinaldi, S.Psi., M.Si
JURUSAN PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2021
BAB I
LATAR BELAKANG
Setiap manusia yang lahir ke dunia membawa sifat positif dan negatif secara
bersamaan yang menyebabkan konflik dalam diri individu, oleh karenanya manusia
dituntut untuk mampu mengelolanya karena merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang
bersifat mulia. Sifat buruk manusia selalu menuruti hawa nafsu, jika mendominasi
maka individu akan terpuruk ke dalam nilai-nilai keburukan yang makin kelamaan
menjadi menguat.
Menurut (Hurlock, 2004) mahasiswa adalah individu yang berada pada fase
dewasa awal, terhitung memiliki usia di rentang 18 tahun – 40 tahun. Masa dewasa
awal merupakan periode penyesuaian diri terhadap pola-pola kehidupan baru dan
harapan-harapan sosial baru karena masa peralihan menjadi orang dewasa. Selain itu
orang dewasa awal juga diharapkan mampu menyesuaikan diri secara mandiri. Dari
pergejolakan emosi yang meletup-letup, kemudian menyesuaikan dan berubah
menjadi pribadi yang stabil secara emosi maupun kepribadian. Pergejolakan emosi
tak terlepas pengaruhnya dari lingkungan seperti keluarga, pendidikan formal lewat
interaksi teman sebaya, dan lapisan masyarakat. Apabila lingkungan tidak
mendukung dan memenuhi tuntutan gejolak energi dari mahasiswa, akan berimbas
pada munculnya perilaku negatif, misalnya kekerasan, pengonsumsian obat-obatan
terlarang, tawuran, dan hal lainnya.
Oleh karena itu, dibutuhkan adanya kecerdasan emosional yang didefinisikan
oleh Mayer dan Salovey dalam (García-Sancho et al., 2017) sebagai “kemampuan
untuk memahami secara akurat, menilai, dan mengekspresikan emosi; kemampuan
untuk mengakses dan atau membangkitkan perasaan ketika memfasilitasi pemikiran;
kemampuan untuk memahami emosi dan pengetahuan emosional; dan kemampuan
mengatur emosi untuk mendorong perubahan emosional dan intelektual”. Dengan
kecerdasan emosional, seseorang mampu secara sadar mengenal emosinya dalam
situasi tertentu, dan telah mengetahui tindakan apa yang dilakukan dalam usaha
mengontrolnya. Ditujukan kepada mahasiswa psikologi disebabkan oleh adanya
pemahaman selangkah lebih maju berkaitan dengan pengetahuan dan teori yang
berkenaan tentang ilmu kejiwaan.
BAB II
TINJAUAN TEORI
Aspek
Berdasarkan Sally Olderbak et al., 2018 terdapat model teoritis paling umum
dianut yakni model empat cabang dari teori Mayer & Salovey (1997) yang terdiri : (a)
memahami emosi, (b) memfasilitasi pemikiran menggunakan emosi, (c) memahami
emosi, dan (d) mengelola emosi (Mayer et al., 2016).
Persepsi emosi melibatkan identifikasi emosi dalam diri sendiri, emosi yang
diungkapkan oleh orang lain, dan konten emosional di lingkungan, termasuk
ketika emosi yang diungkapkan akurat atau tidak akurat, dan jujur atau tidak
jujur.
Memfasilitasi pemikiran menggunakan emosi melibatkan penggunaan emosi
yang dirasakan secara sadar untuk memfasilitasi pemikiran, seperti penilaian,
memori, dan perhatian, serta memilih masalah berdasarkan emosi yang dirasakan
saat ini.
Memahami emosi mengacu pada pengetahuan tentang sifat dan hubungan antara
emosi, termasuk situasi mana yang akan menyebabkan emosi tertentu, dan
bagaimana budaya dapat berbeda dalam evaluasi emosi mereka.
Mengelola emosi melibatkan pengelolaan emosi dalam diri sendiri dan orang lain
untuk mencapai hasil yang diinginkan, mengevaluasi strategi untuk
mengendalikan emosi yang dirasakan, dan melibatkan atau melepaskan emosi
yang dirasakan sesuai kebutuhan.
BAB III
METODE PENELITIAN
B. Subjek Penelitian
Subjek penelitian yang mengisi kuisioner ini adalah mahasiswa
jurusan Psikologi Universitas Negeri Padang yang berusia 18- 22 tahun
sebanyak 51 partisipan.
C. Skala Pengukuran
Dalam penelitian ini, pengukuran variabel menggunakan skala likert.
Skala ini digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi individu.
Kuisioner kecerdasan emosional ini berjumlah 48 item pernyataan, dengan
rincian masing-masing pernyataan favorable dan unfavorable sebanyak 32 dan
16 item pernyataan. Peneliti memberikan lima alternatif jawaban yaitu:
1) Sangat Sesuai (SS)
2) Sesuai (S)
3) Netral (N)
4) Tidak Sesuai (TS)
5) Sangat Tidak Sesuai (STS)
D. Blueprint
17.Ketika suasana
lingkungan sedang kacau,
saya tidak larut di dalamnya
19.Saya mengetahui
penyebab saya sedih
2. Memfa a. Mengeluar 23.Ketika cemas memikirkan 20.Saya akan sensitif ketika 6 25%
silitasi kan emosi deadline tugas, saya pemikiran sedang kalut
pemikir untuk langsung sigap 43.Saya membiarkan diri saya
an memfasilit mengerjakannya 26.Saya dikuasai oleh pikiran negatif
mengg asi mengekspresikan
unakan pemikiran emosi dengan menulis di
emosi buku harian
29.Saya merelaksasikan
badan ketika jenuh dengan
setumpuk tugas
41.Saya tetap tenang ketika
pikiran sedang kalut
Total 32 16 48 100%
E. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
korelasi item total. Korelasi item total adalah salah satu pengukuran yang
bertujuan untuk melihat kesesuaian fungsi butir dengan fungsi keseluruhan
skala. Menilai validasi masing-masing item pernyataan dapat dilihat dari
nilai Corrected item- Total Correlation masing-masing butir. Lalu,
pengujian reliabilitas dengan Alpha Cronbach yang bisa dilihat dari nilai
Alpha, jika nilai Alpha > dari nilai r tabel yaitu 0,7 maka dapat dikatakan
reliabel.
BAB IV
a. Uji Korelasi
Pada blueprint tersebut, terlihat bahwa aitem yang memiliki daya beda
yang baik sebanyak 14 butir. Selain itu, masing-masing aspek masih memiliki
keterwakilan, sehingga meskipun aitem yang gugur karena daya bedanya kurang
baik lebih dari separuh total aitem, maka peneliti tidak perlu menurunkan batas
daya beda atau membuat aitem baru lagi.
4.2. Pembahasan
Aitem 11 dinyatakan tidak valid sebab berada dibawah 0,300 dan tidak
menunjukkan adanya korelasi yang signifikan pada taraf 0,05 maupun 0,01 pada
skor total analisa SPSS. Aitem 12 dinyatakan valid sebab berada diatas 0,300 dan
menunjukkan adanya korelasi yang signifikan pada taraf 0,01 ditandai dengan
bintang dua pada skor total analisa SPSS. Aitem 13 dinyatakan valid sebab berada
direntang 0,250-0,299 dan menunjukkan adanya korelasi yang signifikan pada
taraf 0,05 ditandai dengan bintang satu pada skor total analisa SPSS. Aitem 14
dinyatakan tidak valid sebab berada dibawah 0,300 dan tidak menunjukkan
adanya korelasi yang signifikan pada taraf 0,05 maupun 0,01 pada skor total
analisa SPSS. Aitem 15 dinyatakan valid sebab berada diatas 0,300 dan
menunjukkan adanya korelasi yang signifikan pada taraf 0,01 ditandai dengan
bintang dua pada skor total analisa SPSS. Aitem 16 dinyatakan valid sebab berada
diatas 0,300 dan menunjukkan adanya korelasi yang signifikan pada taraf 0,01
ditandai dengan bintang dua pada skor total analisa SPSS. Aitem 17 dinyatakan
tidak valid sebab berada dibawah 0,300 dan tidak menunjukkan adanya korelasi
yang signifikan pada taraf 0,05 maupun 0,01 pada skor total analisa SPSS. Aitem
18 dinyatakan valid sebab berada diatas 0,300 dan menunjukkan adanya korelasi
yang signifikan pada
taraf 0,01 ditandai dengan bintang dua pada skor total analisa SPSS. Aitem 19
dinyatakan valid sebab berada direntang 0,250-0,299 dan menunjukkan adanya
korelasi yang signifikan pada taraf 0,05 ditandai dengan bintang satu pada skor
total analisa SPSS. Aitem 20 dinyatakan tidak valid sebab berada dibawah 0,300
dan tidak menunjukkan adanya korelasi yang signifikan pada taraf 0,05 maupun
0,01 pada skor total analisa SPSS.
Aitem 21 dinyatakan tidak valid sebab berada dibawah 0,300 dan tidak
menunjukkan adanya korelasi yang signifikan pada taraf 0,05 maupun 0,01 pada
skor total analisa SPSS. Aitem 22 dinyatakan valid sebab berada diatas 0,300 dan
menunjukkan adanya korelasi yang signifikan pada taraf 0,01 ditandai dengan
bintang dua pada skor total analisa SPSS. Aitem 23 dinyatakan valid sebab berada
diatas 0,300 dan menunjukkan adanya korelasi yang signifikan pada taraf 0,01
ditandai dengan bintang dua pada skor total analisa SPSS. Aitem 24 dinyatakan
valid sebab berada diatas 0,300 dan menunjukkan adanya korelasi yang signifikan
pada taraf 0,01 ditandai dengan bintang dua pada skor total analisa SPSS. Aitem
25 dinyatakan valid sebab berada diatas 0,300 dan menunjukkan adanya korelasi
yang signifikan pada taraf 0,01 ditandai dengan bintang dua pada skor total
analisa SPSS. Aitem 26 dinyatakan valid sebab berada diatas 0,300 dan
menunjukkan adanya korelasi yang signifikan pada taraf 0,05 ditandai dengan
bintang satu pada skor total analisa SPSS. Aitem 27 dinyatakan tidak valid sebab
berada dibawah 0,300 dan tidak menunjukkan adanya korelasi yang signifikan
pada taraf 0,05 maupun 0,01 pada skor total analisa SPSS. Aitem 28 dinyatakan
tidak valid sebab berada dibawah 0,300 dan tidak menunjukkan adanya korelasi
yang signifikan pada taraf 0,05 maupun 0,01 pada skor total analisa SPSS. Aitem
29 dinyatakan valid sebab berada direntang 0,250-0,299 dan menunjukkan adanya
korelasi yang signifikan pada taraf 0,05 ditandai dengan bintang satu pada skor
total analisa SPSS. Aitem 30 dinyatakan valid sebab berada diatas 0,300 dan
menunjukkan adanya korelasi yang signifikan pada taraf 0,01 ditandai dengan
bintang dua pada skor total analisa SPSS.
KESIMPULAN