Anda di halaman 1dari 2

KELOMPOK PSIKOLOGI PENDIDIKAN

METRILANI YANRA (200011232)


MIRANDA PRATIWI (20011234)
NATASHA ZAHRA (20011242)
NURHAMIDAH (20011247)
NURUL FAIZA (20011248)

JUDUL ARTIKEL Moral disengagement, victimization, empathy, social and


emotional competencies as predictors of violence in children
and adolescents.
PENGARANG Raquel Espejo-Silesa, Izabela Zycha, David P. Farringtonb,
Vicente J. Llorenta
NAMA JURNAL Children and Youth Service Review
VOLUME, ISSUE, August 2020 DOI: 10.1016/j.childyouth.2020.105337 (tidak
TAHUN, HALAMAN ada volume karna Children and Youth Service Review jurnal
online)
TUJUAN Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki sejauh mana
pelepasan moral dan viktimisasi merupakan faktor risiko, dan
empati serta kompetensi sosial dan emosional merupakan
faktor pelindung untuk perkembangan perilaku kekerasan satu
tahun kemudian dalam konteks yang berbeda, seperti sekolah
atau rumah.
MATERIAL (BAHAN) Anak-anak dan remaja adalah populasi sasaran karena perilaku
kekerasan biasanya dimulai sejak dini
PROSEDUR Moral disengagement lebih mementingkan perilaku kekerasan
teman sebaya daripada kekerasan langsung terhadap orang
dewasa. Bullying merupakan faktor risiko kekerasan di rumah
dan di sekolah. Mengurangi bullying di sekolah sangat penting
untuk mengurangi kekerasan dalam konteks yang berbeda di
masa depan. Mengajarkan lebih banyak strategi prososial
untuk pemecahan masalah kepada kaum muda dengan
perilaku kekerasan dapat membantu mereka untuk
mengevaluasi kembali manfaat dalam mencegah kekerasan
dan untuk menghindari pengurangan penggunaan Moral
disengagement. Studi ini difokuskan pada kekerasan di
sekolah, (memukul guru dan memukul siswa lain), kekerasan
di rumah (memukul orang tua dan memukul saudara kandung)
dan perilaku kekerasan lainnya (gaduh di depan umum,
membawa senjata, dan melempar batu).
HASIL DAN Meskipun penelitian di lapangan telah membuahkan hasil,
PEMBAHASAN kekerasan di dalam dan di luar sekolah masih menjadi masalah
penting dan masih banyak kesenjangan pengetahuan yang
perlu diatasi. Studi longitudinal yang berfokus pada berbagai
jenis perilaku kekerasan masih diperlukan untuk lebih
memahami bagaimana mengurangi kekerasan, karena
beberapa perilaku kekerasan seperti bullying adalah perilaku
yang relatif stabil yang dapat berlangsung sepanjang tahun
(Zych, Ttofi et al., 2020 ).
KESIMPULAN Mengenai kekerasan di rumah, penelitian biasanya difokuskan
pada kekerasan yang dilakukan laki-laki terhadap perempuan.
Pelepasan moral telah dikaitkan dengan perilaku kekerasan.
Rekonstruksi, membuat perilaku yang merugikan dapat
diterima dengan menggambarkannya untuk tujuan sosial atau
moral yang bernilai. Di sekolah, pelepasan moral terkait
dengan lebih banyak korban teman sebaya (Thornberg,
Wänström, & Pozzoli, 2017). Studi menunjukkan bahwa
bullying sebelumnya dapat memprediksi kekerasan. Juga, anak
muda yang menjadi korban dan pelaku memiliki risiko lebih
tinggi mengalami masalah kesehatan mental.
KELEBIHAN Artikel ini mengevaluasi tentang pelepasan moral, viktimisasi,
empati, kompetensi sosial dan emosional sebagai prediktor
kekerasan pada anak dan remaja. Riset didalam artikel ini
dilakukan dengan sangat signifikan dan teruji melalui
penelitian secara langsung.
KEKURANGAN

Anda mungkin juga menyukai