Anda di halaman 1dari 4

Dwi Ardian (530074386)

DISKUSI 11

Istilah Emotional Intelligence (EI) atau juga disebut dengan Emotional


Quotient sekarang begitu popular.

Menurut Anda bagaimana peran pentingnya dari EI/EQ tersebut dan bagaimana
dengan peranan Intelligent Quotient (IQ) yang selama ini kita kenal?

Jawaban:
Kecerdasan emosional (EQ) adalah kemampuan untuk mengenali perasaan diri sendiri dan
perasaan orang lain agar dapat memotivasi diri dan mengelola emosi yang ada dalam diri dan
orang lain secara efektif (Goleman, 2007). Kecerdasan emosional merupakan kemampuan yang
bersifat baik ke dalam diri maupun ke luar diri seseorang (intrapersonal dan antarpersonal) (Aziz
& Mangestuti, 2006).
Kecerdasan emosional merupakan kemampuan untuk memahami, mengidentifikasi, serta
mengatur emosi diri sendiri maupun emosi orang lain. Pekerja dengan kecerdasan emosional
tinggi tentu akan sangat berpengaruh positif dan sangat menguntungkan dalam pengembangan
karier dan kesuksesannya.
Kecerdasan intelektual (IQ) sering disebut sebagai penentu utama dalam perannya memberikan
kesuksesan pada seseorang dalam berkarier dan dalam permasalahannya. Ternyata banyak
penelitian yangtidak sejalan dengan itu, dikatakan bahwa kecerdasan emosional justru memiliki
peran yang lebih besar bagi kesuksesan seseorang (Widianti, 2017).
Kecerdasan emotional yang tinggi akan membuat seseorang mampu menguasai 5 soft skill
berikut ini:
Self-awareness – Mampu mengenali emosi, kekuatan, kelemahan, kemampuan, dan batasan diri
sendiri. Seseorang yang memiliki kesadaran terhadap diri sendiri yang tinggi akan mudah untuk
mendengar, menerima, dan menjalankan kritik dari orang lain.
Self-regulation – Mampu mengontrol emosi dan tindakan dengan baik sehingga jauh dari
tindakan impulsif yang merugikan. Selain itu, seseorang dengan self-regulation yang tinggi tahu
kapan saja harus mengeluarkan emosinya agar tidak memperkeruh suasana kantor.
Motivation– Seseorang yang cerdas secara emosional adalah orang yang self-motivated.
Motivasi dalam melakukan sesuatu akan datang dari diri sendiri, bukan karena tergiur uang
maupun jabatan.
Empathy – Empati dapat membuat seseorang memahami dan menumbuhkan koneksi dengan
orang lain secara emosional. Ia juga akan lebih peduli dan tulus dalam berhubungan dengan
rekan kerja.
Social Skill– Skill untuk bersosialisasi tentunya sangat penting dalam dunia pekerjaan. Dengan
memiliki social skill yang tinggi, secara langsung orang tersebut juga dapat memiliki
kemampuan untuk berkomunikasi dan membangun relasi dengan baik.
Dalam dunia kerja, manfaat yang besar uang bisa diperoleh jika memiliki kecerdasan emosional
yang tinggi adalah sebagai berikut.
Komunikasi lebih efektif. Untuk mencapai kerja sama tim yang baik, diperlukan juga skill
komunikasi yang baik. Kecerdasan emosional yang tinggi dapat membuat seseorang mampu
mendengarkan dan memberikan respon secara baik terhadap rekan kerjanya. Dengan ini,
komunikasi dalam tim kerja pun akan menjadi lebih efektif.
Lebih dipercaya dan mudah bekerja sama dengan rekan kerja. Kemampuan bekerja sama dalam
sebuah tim tentunya sangat penting dalam dunia pekerjaan. Orang yang cerdas secara emosional
akan lebih mudah membangun hubungan secara emosional dengan orang lain sehingga orang
tersebut akan lebih mudah mendapatkan kepercayaan dari orang lain.
Mengatasi tekanan pekerjaan lebih baik. Dengan besarnya tekanan di dunia pekerjaan, seseorang
harus mampu mengendalikan emosinya agar tidak merugikan orang sekitarnya. Karena
seseorang dengan kecerdasan emosional tinggi memiliki self-awareness yang tinggi, ia akan
lebih mudah mengatur tingkat stres yang ia alami.
Mampu menerima masukan dengan lebih terbuka. Kritik tentunya sangat penting untuk membuat
seseorang menjadi lebih berkembang. Seseorang yang cerdas secara emosional akan menerima
kritik dengan baik tanpa melakukan banyak pembelaan diri, khususnya jika kritik tersebut dapat
membantunya menjadi orang yang lebih baik.
Ada pun kecerdasan intelektual, menurut Alfred Binet adalah potensi yang dimiliki oleh
seseorang untuk mempelajari sesuatu lewat alat berpikir. Kecerdasan ini dapat dinilai dari
kemampuan verbal dan logika berpikir seseorang. Menurut William Stern, kemampuan
intelektual merupakan kesanggupan seseorang untuk menyesuaikan diri pada hal-hal baru
dengan alat berpikir sesuai tujuan atau masalah yang dihadapi (ESQ Leadership Center, 2018).
IQ sempat dianggap sebagai satu-satunya ukuran kemampuan berpikir paling penting bagi
manusia. Belakangan diketahui bahwa kecerdasan intelektual menurut para ahli dalam beberapa
penelitian, justru menunjukkan bahwa peran IQ dalam kehidupan manusia maksimal hanya
sebesar 20%. Menurut Steven J. Stein dan Howard E. Book, MD, fungsi kecerdasan intelektual
bahkan hanya 6% saja.
Sebagai makhluk yang diciptakan dengan kelebihan dalam berpikir, kecerdasan intelektual
menurut para ahli memiliki berbagai peranan dalam kehidupan antara lain:
Menjadi media penyimpanan pengetahuan baru.
Alat untuk mendapatkan pengetahuan baru.
Membantu memahami sesuatu secara lebih mendalam.
Membantu meningkatkan pengetahuan.
Beberapa penelitian tentang peranan EQ dalam pekerjaan adalah sebagai berikut.
Menurut penelitian Aziz & Mangestuti (2006) dijelaskan bahwa kecerdasan emosional pada
seseorang memberi manfaat yang besar dalam mengatasi berbagai masalah, dengan kecerdasan
emosional maka peluang kesuksesan akan lebih mudah diraih.
Menurut penelitian Vitaloka & Netra (2019) dijelaskan bahwa komitmen organisasional
karyawan dapat ditingkatkan dengan kecerdasan emosional yang pada akhirnya akan
meningkatkan kinerja karyawan dan organisasi tersebut.
Penelitian lain yang dilakukan Kristianingsih & Darmastuti (2015) berkesimpulan bahwa
kecerdasan emosi memiliki peran penting dalam meningkatkan kinerja karyawan. Terbukti
bahwa karyawan dengan kecerdasan emosi yang mumpuni bisa memberikan kinerja yang yang
baik bagi organisasi.
Penelitian-penelitian di atas sesuai pula dengan penelitian Andriani (2018) yang menjelaskan
bahwa dalam meningkatkan kinerja SDM yang optimal maka diperlukan kecerdasan emosional
yang mumpuni.
(*)

Rujukan:
Aziz, R., & Mangestuti, R. (2006). Pengaruh Kecerdasan Intelektual (IQ), Kecerdasan
Emosional (EI), dan Kecerdasan Spiritual (SI) terhadap Agresivitas pada Mahasiswa UIN
Malang. El-Qudwah Jurnal Penelitian dan Pengembangan Vol. 1 No. 1, 1-10.
Devi, A. (2018). Peran Kecerdasan EMosional dan Kecerdasan Spiritual untuk Meningkatkan
Kinerja SDM yang Optimal melalui Kepuasan Kerja. Undergraduate Thesis FE
Unissula.
ESQ Leadership Center. (2018). Kecerdasan Intelektual Menurut Para Ahli. Retrieved from
ESQ Leadership Center: https://esqtraining.com/kecerdasan-intelektual-menurut-para-
ahli-dan-perannya-bagi-kehidupan/, diakses pada 18 Desember 2021 pukul 19.11 WITA
Goleman, D. (2007). Kecerdasan Emosional Mengapa EI Lebih Penting daripada IQ. Jakarta:
PT Gramedia Pustaka Utama.
Kristianingsih, T. P., & Darmastuti, I. (2015). Pengaruh Kecerdasan Emosi Terhadap Kinerja
Pegawai dengan Ambiguitas Peran sebagai Variabel Intervening. Diponegoro Journal of
Management, 697-706.
Vitaloka, A. A., & Netra, I. G. (2019). Peran Kepuasan Kerja dalam Memediasi Pengaruh
Kecerdasan Emosional Terhadap Komitmen Organisasional. E-Jurnal Manajemen Unud
Vol. 8 No. 3, 1813-1843.
Widianti, N. (2017, Desember 07). Lifestyle. Retrieved from Beauty Jurnal:
https://journal.sociolla.com/lifestyle/kecerdasan-emosional/, diakses pada 18 Desember
2021 pukul 19.00 WITA

Anda mungkin juga menyukai