Anda di halaman 1dari 4

KETERKAITAN KECERDASAN MANUSIA

(IQ, EQ DAN SQ)


Oleh: Aulia Nur Aisyah
NPM:5221611026

A. PENDAHULUAN
Kecerdasan merupakan salah satu anugerah besar dari Allah SWT kepada
manusia dan menjadikannya sebagai salah satu kelebihan manusia dibandingkan
dengan makhluk lainnya. (Rohmah, 2018) Seseorang pasti memiliki kecerdasan dalam
bidang apapun itu, bahkan ada orang yang bisa menguasai dan melakukan banyak hal
dan punya kemampuan tinggi dengan kecerdasan diatas rata rata, orang tersebut biasa
disebut jenius. Kecerdasan tidak bisa didapat secara instan, namun harus dengan proses.
Bahkan yang mewarisi kecerdasan dari orang tuanya pun juga harus melalui proses agar
menjadi cerdas. Orang yang terbilang kurang cerdas dapat menjadi cerdas apabila orang
tersebut terus berlatih, baik berlatih untuk kecerdasan intelektual, emosi, maupun untuk
memupuk spiritual. Orang yang cerdas secara intelektual belum tentu cerdas secara
emosi. Ketidak seimbangan hal tersebut dapat menjadikan ketimpangan dalam diri
seseorang. Ketiga kecerdasan tersebut seharusnya seimbang agar mencapi kecerdasan
yang sesungguhnya.
Pada dasarnya manusia memiliki 3 potensi kecerdasan yang harus
dikembangkan yaitu kecerdasan intelektual (IQ), kecerdasan emosional (EQ) dan
kecerdasan spiritual (SQ ). Kecerdasan Intelektual merupakan kecerdasan tunggal dari
setiap individu yang pada dasarnya hanya bertautan dengan aspek kognitif dari setiap
masing-masing individu tersebut.Namun kecerdasan intelektual (IQ) dinilai kurang
lengkap jika harus digunakan dalam dunia karier atau pekerjaan, memanglah IQ penting
untuk mendapatkan suatu pekerjaan namun kemudian jadi kurang penting dalam
menapak tahapan karier (Misbach, 2008). Karena untuk terjun dalam dunia karier atau
pekerjaan ada sejumlah unsur lain yang lebih penting. Misalnya seberapa jauh dia bisa
bekerja dalam tim, bisakah ia menerima dan menghormati perbedaan, seberapa bisa ia
berkomunikasi dan menangkap bahasa tubuh orang lain, dan bisakah ia menyesuaikan
diri terhadap lingkungan. Disinilah kecerdasan emosi(EQ) membuktikan eksistensinya.
Dari kedua kecerdasan tersebut ada yang dianggap paling penting yaitu
kecerdasan spiritual (SQ). (SQ) adalah landasan yang diperlukan untuk memfungsikan
kecerdasan intelektual (IQ) dan kecerdasan emosional (EQ) secara efektif. Karena
ketika orang sudah memiliki kecerdasan spiritual (SQ), maka ia mampu memaknai
kehidupan sehingga dapat hidup dengan penuh kebijaksanaan.

1|Page
B. PEMBAHASAN
1. Pengertian IQ, EQ DAN SQ
IQ merupakan kecerdasan yang pertama kali ditemukan dan diperkenalkan oleh
Alfred Binet, ahli psikologi asal Perancis pada awal abad ke 20. Intelektual Quotient
adalah kemampuan seseorang untuk menalar atau memecahkan masalah, memahami
gagasan ,mengingat, berpikir dan merencanakan sesuatu. Kecerdasan ini digunakan
untuk memecahkan masalah yang melibatkan logika.
Quotient Emotion (EQ) merupakan kemampuan seseorang untuk mengenali,
mengendalikan dan menata emosi serta perasaan baik itu perasaan sendiri atau perasaan
orang lain. Kecerdasan ini juga memberi kesadaran mengenai rasa empati cinta dan
kemampuan untuk memotivasi diri serta kemampuan mengatur emosi.
Quotient Spiritual (SQ) merupakan kecerdasan jiwa, yang dapat membantu
kita menyembuhkan dan membangun diri kita secara utuh. Yang dengan kesadarannya
kita tidak hanya mengakui nilai - nilai yang ada, tetapi secara kreatif menemukan nilai-
nilai baru. Kehidupan kehidupan spiritual ini meliputi hasrat untuk hidup bermakna
(The Will To Meaning), yang memotivasi kehidupan manusia untuk senantiasa mencari
makna hidup (The Meaning Of Life), dan mendambakan hidup bermakna (The
Meaningfull Life) (Rohmah, 2018).

2. Keterkaitan Antara IQ, EQ dan SQ


Pendidikan disekolah seharusnya tidak hanya terlalu membidik satu kecerdasan
saja misalnya seperti kecerdasan intelektual. Tetapi harus dibarengi dengan pendidikan
kecerdasan EQ dan SQ karna itu sangat penting bagi masa depan seseorang.
(IQ) diyakini menjadi sebuah ukuran standar kecerdasan selama bertahun tahun.
Bahkan hingga kini masih banyak orangtua yang mengharapkan anak-anaknya pintar,
terlahir dengan IQ di atas level normal (lebih dari 100). Mereka berpikir jika anaknya
mempunyai IQ yang tinggi dan mendapatkan nilai bagus disekolah maka akan menjadi
anak yang sukses, padahal hal itu belum tentu dapat dipastikan, jika anak tersebut hanya
menguasai kecerdasan intelektual saja tanpa menguasai kecerdasan emosional dan
spiritual. Terbukti dengan banyak orang-orang yang memiliki kecerdasan intelektual
tinggi, terpuruk di tengah persaingan. Sebaliknya banyak orang yang kecerdasan
intelektualnya biasa-biasa saja, justru sukses menjadi bintang-bintang kinerja, pegusaha
sukses, dan pemimpin di berbagai kelompok. Karena orang yang memiliki kecerdasan
ini mampu mengontrol emosi dan tindakan dengan baik sehingga jauh dari tindakan
implusif, kemudian dapat mengenali kemampuan, kekuatan, kelemahan, dan batasan
diri sendiri. Sehingga orang yang memiliki kesadaran diri dapat mudah untuk
mendengar, menerima, dan menjalankan kritik dari orang lain. Kemudian dapat
memotivasi dirinya sendiri. Namun keduanya tetaplah sama-sama penting, misalkan
saja jika kita sudah mempunyai jiwa pebisnis namun belum meguasai ilmu- ilmu
berbisnis itu Cuma-cuma saja.
EQ sendiri dipopulerkan oleh Daniel Goleman. Berdasarkan hasil penelitian
para neurolog dan psikolog, Goleman berkesimpulan bahwa setiap manusia memiliki
dua potensi pikiran, yaitu pikiran rasional dan pikiran emosional. Dari kedua
kecerdasan tadi ada kecerdasan yang lebih penting atau sangat penting dimiliki
seseorang, yaitu kecerdasan Spiritual (SQ). SQ atau kecerdasan jiwa merupakan konsep
yang berhubungan dengan bagaimana seseorang cerdas dalam mengelola dan

2|Page
mendayagunakan makna-makna, nilai-nilai, dan kualitas-kualitas kehidupan
spiritualnya. Kecerdasan spiritual akan mendorong kita untuk berfikir dan memandang
hidup dari berbagai sisi, bukan hanya berfikir dari satu sisi saja. Kecerdasan spiritual
mampu mengoptimalkan kerja kecerdasan yang lain. Individu yang mempunyai
kebermaknaan SQ yang tinggi, mampu menyadarkan jiwa sepenuhnya berdasarkan
makna yang ia peroleh, dari sana ketenangan hati akan muncul. Bila ia telah tenang
maka individu akan dapat berpikir secara optimal (IQ), sehingga ia lebih tepat dalam
mengambil keputusan. Manajemen diri untuk mengolah hati dan potensi kemanusiaan
tidak cukup hanya dengan IQ dan EQ. Kecerdasan spiritual adalah kecerdasan yang
sangat berperan dalam diri manusia sebagai pembimbing kecerdasan lain. Kini tidak
cukup orang dapat sukses berkarya hanya dengan kecerdasan rasional (yang bekerja
dengan rumus dan logika kerja), melainkan orang perlu kecerdasan emosional agar
merasa gembira, dapat bekerja sama dengan orang lain, punya motivasi kerja,
bertanggung jawab dan life skill lainnya. Perlunya mengembangkan kecerdasan
spiritual agar ia merasa bermakna, berbakti dan mengabdi secara tulus luhur dan tanpa
pamrih yang menjajahnya.
Kesuksesan manusia dapat dilihat dari tiga aspek, yaitu IQ (aspek kecerdasan),
EQ (aspek emosi), dan SQ (aspek relegius). Jika salah satu tidak terpenuhi, maka
keberhasilan itu diragukan. Apabila tidak terjadi integrasi antara otak dan hati, kondisi
ini pada suatu saat akan menimbulkan krisis multi dimensi yang sangat
memprihatinkan. Hal ini telah menyadarkan para pakar bahwa kesuksesan seseorang
tidak hanya ditentukan oleh kemampuan otak dan daya pikir semata, malah lebih
banyak ditentukan oleh kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual (Inatrira, 2016).

C. KESIMPULAN
IQ, EQ & SQ adalah perangkat yang bekerja dalam satu kesatuan sistem yang
saling terkait di dalam diri kita, sehingga tidak mungkin juga kita pisah-pisahkan
fungsinya. Kecerdasan spiritual merupakan kecerdasan tertinggi, karena ia bisa
menjembatani dan lebih memfungsikan dua kecerdasan lain yaitu IQ dan EQ secara
lebih efektif. Hubungan ketiganya dapat dikatakan saling membutuhkan dan
melengkapi. Kecerdasan spiritual mengajarkan interaksi manusia dengan al-Khaliq,
sementara IQ dan EQ mengajarkan interaksi manusia dengan dirinya dan alam
sekitarnya. (SQ) adalah kecerdasan yang berperan sebagai landasan yang diperlukan
untuk memfungsikan IQ dan EQ secara efektif. Untuk menjadi seorang pribadi yang
sukses, maka pribadi tersebut harus mampu menggabungkan dan mensinergakan IQ,
EQ, dan SQ.
Ilmu tanpa hati adalah buta, sedangkan ilmu tanpa hati dan jiwa adalah hampa
(Inatrira, 2016).

3|Page
DAFTAR PUSTAKA

Inatrira, R. (2016, 9 30). MAKALAH Psikologi Belajar. IQ,EQ dan SQ. Diambil kembali dari
blogspot.com: http://rinainatrira.blogspot.com/2016/09/psikologi-iqeq-dan-sq.html?m=1

Misbach, I. H. (2008). ANTARA IQ, EQ, DAN SQ. http://file.upi.edu/, 2-4.

News, S. (2020, Juni 10). perbedaan IQ, EQ,dan SQ. Diambil kembali dari sekolahnews.com:
https://sekolahnews.com/perbedaan-iq-eq-sq-dan-tq/

Rohmah, N. (2018). Kecerdasan Manusia. INTEGRASI KECERDASAN INTELEKTUAL (IQ), KECERDASAN


EMOSI (EQ) DAN KECERDASAN SPIRITUAL (SQ) DALAM MENINGKATKAN ETOS KERJA, 81-85.

4|Page

Anda mungkin juga menyukai