Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

MEMBERDAYAKAN KECERDASAN IESQ

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas pada mata kuliah kecerdasan
intelektual, Emosianal dan Spritual semester 4 BPI B

Dosen pengampu :

Dr. Meisil B Wulur, S.Kom.,M.S.Sos.I

Oleh :

Nur Ekayani

50200122064

JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UIN ALAUDDIN MAKASSAR

2024
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur kita panjatkan hadirat Allah Subhanahu


wata’la, atas limpahan nikmat dan rahmat-Nya, saya bisa menyelesaikan makalah
ini shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad Saw
sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “CARA
MEMBERDAYAKAN KECERDASAN IESQ” yang Insya Allah bermanfaat bagi
semuanya.

Ucapan terima kasih pula tertuju pada ibu Dr. Meisil B Wulur,
S.Kom.,M.S.Sos.I yang memberikan arahan tentang mata kuliah psikoterappi
islam, yang telah menyuntikkan wawasan dan teori baru melalui tugas makalah
ini, sebagai rujukan untuk mempelajari dan memahami materi ini.

Kami mengucapkan pula terima kasih pada seluruh pihak yang


bersangkutan atas dukungan dan bantuannya selama proses pembuatan makalah ini.
Ini baru proses awal kami dan masih jauh dari kata sempurna, semoga tulisan ini
membawa berkah dan berguna untuk pembaca dalam memahami lebih lanjut terkait
yang penulis bahas.

Samata, 18 Maret 2024

Nur Ekayani

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................... ii

DAFTAR ISI .......................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................... 1

A. Latar Belakang ............................................................................ 1


B. Rumusan Masalah ....................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ....................................................................... 3

A. Strategi kecerdasan Intelektual, Emosional, dan Spiritual ........ 3


B. memberdayakan kecerdasan IESQ ............................................. 5

BAB III KESIMPULAN ....................................................................... 7

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................... 8

LAMPIRAN ........................................................................................... 9

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Manusia dilahirkan dengan akal sebagai rahmat yang diberikan Allah SWT,
dimana rahmat tersebut digunakan untuk membedakan hal yang bak dan buruk atau
biasa disebut haq dan bathil. Akal berkembang seiring dengan berjalannya wakt.
Dengan adanya pendidikan, pengalaman dan pengetahuan akal berkembang
sehingga membentuk kecerdasan. Dalam pandangan psikologis, kecerdasan
manusia dijabarkan ke dalam tiga ranah yakni kecerdasan intelektual (IQ),
kecerdasana emosi (EQ), dan kecerdasan spiritual (SQ). kecerdasan intelektual (IQ)
merupakan kecerdasan berfikir dan otak cemerlang yang mengelola otak kanan dan
otak kiri secara berimbang. IQ juga dijadikan sebagai sebagai patokan dalam
mengukur kecerdasan serta kemampuan seseorang dalam beberapa bidang
tertentu.1
Pendidikan adalah suatu proses untuk mendewasakan manusia dan
memanusiakan manusia. Melalui pendidikan manusia dapat tumbuh dan
berkembang secara wajar dan sempurna sehingga ia dapat melaksanakan tugas
sebagai manusia. Saat ini masih banyak masyarakat yang memahami bahwa
pendidikan atau keberhasilan seseorang itu berdasarkan pada intelegence quotient.
(IQ) nya. Namun dalam perkembangannya, pengetahuan kecerdasan dalam diri
seseorang tidak hanya dinilai berdasarkan intelegence quotient (IQ) nya saja
melainkan ada beberapa kecerdasan yang dapat menunjang keberhasilan seseorang.
Dalam konteks islam, spiritual atau ruhani mempunyai hubungan langsung dengan
Allah SWT. Karena itu Rasulullah Saw sangat menekankan kepada penjagaan
ruhani dan menegaskan bahwa baiknya seseorang itu bermula dengan baiknya
ruhani yang diistilahkan beliau dengan melati al-qalb maka kunci untuk
mendapatkan kecerdasan spiritual itu bermula dari hati.2

1
Desi rahmawati, peningkatan kecerdasan IESQ santri melalui pembelajaran tahfidzul
Qur’an, (jurnal ilmu-ilmu al-quran: vol 1, No 1, 2020, h. 1-2
2
Diana safitri, zakaria, ashabul kahfi, pendidikan kecerdasan spiritual prespektif al-gazali
dan referensinya dengan emotional spiritual quoetient, (jurnal tarbawi : vol 6, No. 1, 2023), h. 2

1
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana startegi yang efektif untuk meningkatkan kecerdasan IESQ?
2. Bagaimana cara memberdayakan kecerdasan IESQ?

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Strategi yang efektif untuk meningkatkan kecerdasan IESQ


Kecerdasan intelektual dapat dikembangkan optimal dengan memahami
bagaimana sistem kerja otak manusia, penelitian mutakhir menunjukkan bahwa
otak manusia terdiri dari 100 miliyar sel aktif.3
Melatih kecerdasan intelektual atau dalam aspek kognitif umumnya lebih
mudah dibandingkan melatih kecerdasan emosi dan spiritual. Kecerdasan spiritual
menuntun manusia untuk memaknai kebahagiaan melalui perilaku prososial.
Kecerdasan emosiaonal merupakan kemampuan memantau dan mengendalikan
perasaan sendiri dan orang lain, serta menggunakan perasaan-perasaan itu untuk
memandu pikiran dan tindakan.4
Tingkat IQ atau kecerdasan intelektual seseorang umumnya tetap,
sedangkan EQ (kecerdasan emosi) dapat terus ditingkatkan. Itu didukung oleh
pendapat para pakar EQ Daniel Goleman. Dalam hal peningkatan inilah
kecerdasan emosi sangat berbeda dengan IQ, yang umumnya hampir tidak berubah
selama kita hidup. Bila kemampuan murni kognitif relatif tidak berubah selam kita
hidup. Bila kemampuan murni kognitif relatif tidak berubah, kecakapan emosi
dapat dipelajari kapan saja. Tidak peduli apakah orangg tersebut tidak peka,
pemalu, pemarah, kikuk, atau sulit bergaul dengan orang lain sekalipun, dengan
motovasi dan usaha yang benar kita mampu mempelajari serta menguasai
kecakapan emosi tersebut. terdapat dalam QS Ta-ha ayat 7

ِّ ِ ‫َوا ِْن تَ ْج َه ْر ِب ْالقَ ْو ِل فَ ِانَّهٗ َي ْعلَ ُم ال‬


‫س َّر َوا َ ْخ ٰفى‬
Terjemahan
Dan jika engkau mengeraskan ucapanmu, sungguh, dia mengetahui rahasia dan
yang lebih tersembunyi.5

3
Mohammad iqbal abdullah kafi, syarifah habum, pendidikan kecerdasan intelektual
berbasis al-quran, (jurnal pendidikan dan pendidikan agama islam, vol 2, No 1, 2020) h. 3
4
Abdul qadir jaelani, laiulul ilham, strategi peningkatan kecerdasan emosional dan
spiritual siswa (jurnal dakwah dan komunikasi : vol 13, No 1, 2019), h. 3
5
Kementrian agama RI, Al-qur’an dan terjemahnya, h.

3
Robert K Cooper, phd dan Ayman sawaf memberikan sebuah metode
untuk meningkatkan kecerdasan emosi, yaitu bangun 5 menit lebih awal daripada
biasanya, dan luangkan waktu dua atau tiga menit, “duduklah dengan tenang,
pasang telinga hati anda, keluarlah dari pikiran anda dan masuklah kedalam hati,
yang terpenting disini menulis apa yang anda rasakan.6
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa rendahnya nilai kecerdasan emosi
berkolerasi positif terhadap perilaku negatif sesorang dan hasil penelitian smith dan
walden menunjukkan bahwa individu yang memiliki perilaku buruk menunjukkan
emosi yang buruk, cepat bertindak berdasarkan emosinya, dan tidak sensitif dengan
perasaan orang lain, sebaliknya bagi individu yang memiliki kecerdasan emosi yang
baik mereka bisa menghadapi tantangan hidup dan emosi yang lebih baik pula.
Kecerdasan emosi diyakini memiliki peran penting dalam kehidupan setiap
individu dan sangat berpengaruh terhadap perilaku manusia secara pribadi maupun
sosial melalui kecerdasan intelektualnya.
Goleeman menggambarkan hasil penelaahannyabahwa kecerdasan emosi
merupakan kemampuan sesorang dalam mengatur kehidupan emosinya dengan
intelegensi keselarasann emosi dan pengungkapannya, artinya bahwa kecerdasan
emosional hanya bisa aktif didalam diri seseorang yang memiliki kecerdasan
intelektual. Untuk mengasah kedua kemampuan tersebut dibutuhkan proses
pembelajaran yang mengarah pada peningkatan kompetensi individu dalam aspek
intelektual dan emosional. Keseimbangan diantara keduanya perlu distimulus agar
individu mampu mengontrol emosi, dapat memotovasi diri serta mampu membina
hubungan baik dengan orang lain.7

6
Ary ginanjar agustian, rahasia sukses membangun kecerdasan emosi dan spiritual, (PT
arga tilanta : jakarta 2016), h. 275
7
Ani siti anisah, hariman suntara, penerapan metode pembelajaran debate untuk
meningkatkan kecerdasan emosional siswa, (jurnal pendidikan islam, vol 14, No 1, 2020), h. 3

4
B. Memberdayakan kecerdasan IESQ
Kemampuan individu tidak hanya dapat diberdayakan melalui proses
belajar saja. Pelatihan motivasi merupakan salah satu cara yang dapat ditempuh
oleh individu untuk mampu memberdayakan kemampuan yang dimilikinya.
Pelatihan motivasi diberikan bertujuan untuk membangkitkan atau meningkatkan
motivasi seseorang. Pelatihan motivasi ini salah satunya adalah ESQ. pelatihan
ESQ atau yang lebih sering disebut training ESQ merupakan suatu metode yang
menggabungkan tiga aspek kecerdasan IQ, EQ, dan SQ dengan sebuah pelatihan
untuk melatih seseorang supaya mampu menjadi manusia yang mempunyai mental,
karakter yang kuat dan positif.8
Menurut ari ginanjar tidak cukup hanya memiliki IQ tinggi anda juga harus
memiliki ESQ yang tinggi, yang mencangkup kemampuan untuk memahami dan
menerapkan konsep-konsep seperti islam, iman, dan peristiwa terkini. Setiap
manusia memiliki sifat emosional, empati, dan emosi sejati berasal dari jiwa. Pusat
kekuatan semua emosi dan kepribadian yang dilarang oleh Allah SWT. Inilah
mengapa hati harus dilatih untuk memimpin, sedrangkan akal dan seluruh tubuh
harus mematuhi perintah dan larangannya. Karena hati seseorang adalah sumber
kesejahteraan emosional seseorang, karena berbicara dan memotivasi seseorang
untuk bertindak dengan cara yang membawa mereka lebih dekat kepada Allah SWT
dan karena akal seseorang membantu mengarahkan seseorang kearah yang benar.9
Sebagai bagian dari psikologi kecerdasan spiritual memandang bahwa
seorang yang taat beragama belum tentu memiliki sifat spiritual. Mereka kadang-
kadang masih menerapkan sikap fanatisme, ekslusivisme, dan intoleransi terhadap
pemeluk agama lain, sehingga mengakibatkan permusuhan diantaranya. Sebaliknya
bisa jadi seorang humanis non-agamis memiliki kecerdasan spiritual yang tinggi,
sehingga sikap hidupnya bernuansa inklusif, menghargai pliralitas dan bersikap
toleran. Sebagai suatu potensi, kedudukan kecerdasan spiritual disikapi sebagai hal
yang unik atau kontroversial. Ada yang berpendapat bahwa potensi spiritual berada

8
Dwi candra setiawan, primadya anantyarta, nila kartika sari, pemberdayaan motivasi
siswa melalui pelatihan esq, (jurnal masyarakat mandiri vol 2, No 2, 2018) h. 2
9
Refda petorena, ahmad suradi, moch ikbal, penerapan emosional spiritual Questiont pada
pendidikan agama islam, (jurnal penelitian ilmu sosial, vol 3, No 5, 2023) h. 4

5
pada hati qalb. Ada juga mengatakan bahwa kecerdasan spiritual ada pada otak.
Dalam pandangan barat, kecerdasan spiritual bukanlah bersumber pada hati atau
qalb, tetapi bersumber dari otak yang dinamakan “god spot” otak manusia
disamping memiliki kecerdasan intelektual, yaitu jaringan otak kiri, dan memiliki
kecerdasan emosional pada jaringan otak kanan, juga memiliki kecerdasan spiritual
yang berada pada noktah tuhan (god spot). Psikologi barat berpandangan bahwa
kecerdasan spiritual yang bertumpu pada otak manusia bermain secara anggun
dalam kehidupan manusia sadar.
Dari qalb lahirlah kecerdasan spiritual yang menyebabkan seseorang
cenderung menerima kebenaran dan kebaikan. Dalam bahasa Al-Qur’an qalb yang
memiliki kecenderungan kepada universilitas dikatakan sebagai basirah (mata hati)
sebagai pecahan kata basara dan absara. Menurut para pakar tafsir, basirah bisa
berarti mata batin atau akal sehat, yaitu akal yang jika digunakan secara optimum
akan menghasilkan kebenaran, karena ia memilih kekuatan yang sekuat pandangan
mata batin (ainun basirah) pada seseorang yang memiliki al-aql al-salim (akal
sehat). Basirah atau hati nurani senantiasa bersifat konsisten dan jujur.10

10
Moh sulaiman, m. djaswidi al hamdani, abdul azis, emotional spiritual dalam
pembelajaran pendidikan agama islam, (jurnal pendidikan islam, vol 6, No 1, 2018), h. 9-10

6
BAB III

KESIMPULAN

1. Stratetgi yang efektif untuk meningkatkan kecerdasan IESQ meliputi


pengembangan kesadaran diri, pengelolaan emosi. IESQ memandang individu
secara holistik, mengakui pentingkanya keseimbangan antara kecerdasan
emosional, spiritual dan intelktual dalam mencapi keberhasilan dan kebahagiaan
dalam kehidupan. IESQ mengajarkan bahwa keberhasilan sejati tidak hanya dapat
diukur dari tingkat kecerdasan intelektual semata, tetapi juga melibatkan
pemahaman dan pengelolaan emosi yang baik.
2. Dengan mengakui, mengembangkan dan mengintegrasikan kecerdasan emosional,
spiritual, dan intelktual individu dapat meningkatkan kualitas hidup mereka secara
keseluruhan. Dengan memahami dan mengelola emosi dengan baik individu dapat
merespons secara lebih efektif terhadap situasi dan tantangan kehidupan. Oleh
karena itu, memberdayakan kecerdasan IESQ merupakan upaya untuk menciptakan
individu yang lebih berdaya, seimbang dan bermakna dalam kehiudpan mereka.

7
DAFTAR PUSTAKA
Agustian, a. g. (2016). rahasia sukses membangun kecerdasan emosi dan spiritual.
jakarta: PT arga tilanta.
Anisah, a. s. (2020). penerapan metode pembelajaran debate untuk meningkatkan
kecerdasan emosional. jurnal pendidikan islam, 3.
Diana safitri, zakaria, ashabulkafi. (2023). pendidikan kecerdasan spiritual dengan
emotional spiritual quoetient. tarbawi, 2.
Iqbal, m. (2020). pendidikan kecerdasan intelektual berbasis al-quran . jurnal
pendidikan dan pendidikan agama islam, 3.
Jaeelani, a. q. (2019). strategi peningkatan emosional dan spiritual siswa. jurnal
dakwah dan komunikasi, 3.
Petorena, r. (2023). penerapan emosional spiritual questiont pada pendidikan agama
islam. jurnal penelitian ilmu sosial, 4.
Rahmawati, d. (2020). peningkatan kecerdasan IESQ santri melalui pembelajaran
tahfidzul Qur'an. ilmu-ilmu al-quran, 1-2.
Rahmawati, D. (2020). peningkatan kecerdasan IESQ santri melalui pembelajaran
tahfidzul Qur'an . jurnal pendidikan dan pendidikan agama islam, 3.
Setiawan, d. c. (2018). pemberdayaan motivasi siswa melalui pelatihan ESQ .
jurnal masyarakat mandiri, 2.
Sulaiman, m. (2018). emotional spiritual dalam pembelajaran pendidikan agama
islam. jurnal pendidikan islam, 9-10.

8
Lampiran

Anda mungkin juga menyukai