Anda di halaman 1dari 12

Tugas MKI

Rangkuman Diskusi Tujuh Pertemuan

Disusun oleh :

Fitra Fadila Faradiva 19311339


Dimas ivan Fuadi 19311262
M. Irsyad Al-Fikri 19311352
Rafi Wahyu Perdana 19311355

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS BISNIS DAN EKONOMIKA
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
YOGYAKARTA
2021
A. Pertemuan pertama
Pada pertemuan pertama dalam kelas mata kuliah Manajemen Keuangan
Internasional, mahasiswa dibawa kembali untuk meriview apa yang telah dipelajari dalam
mata kuliah Manajemen Keuangan yang mana telah diambil pada semester sebelumnya.
Diantaranya adalah pemahaman tentang apa saja keputusan yang ditentukan oleh divisi
keuangan dalam menjalankan tugasnya, antara lain:

- Keputusan pendanaan (Financing decision)

Dalam keputusan ini, manajer keuangan dituntut untuk mempertimbangkan dan


menganalisis kombinasi dari sumber-sumber dana yang ekonomis bagi perusahaan guna
mempelajari kebutuhan-kebutuhan investasi. Sehingga pengalokasian dan pengumpulan
dana yang menjadi sumber daya perusahaan dapat dimaksimalkan penggunaannya.
Kebijakan ini juga bisa disebut dengan kebijakan struktur modal.

- Keputusan Investasi (Investment decision)

Keputusan investasi adalah keputusan tentang bagaimana manajer keuangan harus


mengalokasikan dana ke dalam bentuk-bentuk investasi yang akan dapat mendatangkan
keuntungan di masa yang akan datang. Banyak instrument yang dapat digunakan
perusahaan untuk melakukan Investasi seperti pembelian lahan dan juga pembangunan
pabrik baru

- Keputusan deviden

Dalam keputusan ini, manajer diharuskan untuk menentukan seberapa besar persentase
laba yang akan dibagikan kepada para pemegang dalam bentuk cash dividend, stabilitas
dividen yang dibagikan , stock dividen, stock spilit, serta buyback saham beredar, yang
mana hal-hal tersebut ditujukan untuk kepentingan shareholder.

Secara garis besar keputusan-keputusan tersebut sama antara mata kuliah Manajemen
Keungan dan Manajemen Keuangan Internasional. Namun perbedaan yang ada adalah
dalam manajemen keuangan internasional yang menjadi pokok pembahasannya tentu
adalah perusahaan multinasional (multinational company) yang beroperasi dengan
menggunakan multicurrency dan dalam lingkungan yang bersifat multijurisdiction,
karena ruang lingkup kegiatan perusahaan tidak hanya dilakukan di satu negara saja.
B. Pertemuan kedua
Pada pertemuan kedua, kelas diawali dengan kegiatan reflective thinking yang
membahas garis besar tentang international flow of funds serta currency exchange
kemudian yang menjadi topic adalah pasar forex. Pasar valuta asing (valas) sangatlah
penting bagi perusahaan multinasional sehingga menjadi pembahasan yang menarik.

Lalu disebutkan juga faktor-faktor yang mempengaruhi internal flow of funds tersebut
antara lain adalah:
- Inflasi
- Tingkat suku bunga
- Exchange rate
- Kebijakan pemerintah

Pada pertemuan itu juga terdapat kegiatan presentasi kasus yang membahas tentang
the new rules of globalization kemudian didalamnya dibahas juga istilah guarded
globalization yang mana diangkat oleh Ian Bremmer. Dia perpendapat bahwa pemerintah
dari negara berkembang harus sadar akan dampak dari membuka pintu industry kepada
perusahaan multinasional serta pemerintah harus menjaga kepentingan lokal.

Dari segi perusahaan multinasional sendiri harus mencermati beberapa hal juga untuk
menghadapi hal tersebut, beberapa hal tersebut adalah apakah industry yang dilakukan,
secara strategis, penting bagi pemerintah negara yang ingin dimasuki, lalu apakah
industry yang akan dilakukan, secara strategis, penting bagi negara asal perusahaan.

Oleh karena itu perlu ada pemetaan industry yang akan dilakukan, maka dari itu
dijelaskan juga tentang pemetaan hal tersebut yaitu antara penting tidaknya industry yang
dilakukan bagi host maupun home country perusahaan multinasional tersebut.

Maka dari itu diharapkan dalam pembahasan tersebut adalah perusahaan dapat
menganalisis apa yang dibutuhkan oleh pemerintah host maupun home agar tidak
terhalang oleh birokrasi maupun regulasi yang menyulitkan yang mana hal tersebut
tentunya akan mengahambat perusahaan. Sehingga apabila perusahaan dapat
menganalisa dan menghindari hal tersebut diharapkan dapat meningkatkan daya tahan
dan daya saing perusahaan sehingga dapat eksis dalam kancah internasional.
C. Pertemuan ketiga
Pada pertemuan ini terdapat sedikit kesalahan dari kelompok yang membawakan
reflective thinking dalam penentuan materi yang dibawakan yaitu yang seharusnya
tentang international financial market namun kelompok tersebut membahas kembali
tentang international flow of funds. Namun tetap ada beberapa tambahan materi yang
dijabarkan disini, yaitu tentang bagaiamana dampak dari faktor-faktor yang
mempengaruhi flow of funds. Antara lain:

- Dampak Inflasi

Jika laju inflansi sebuah negara meningkat relatif terhadap negara-negara dagangnya,
neraca berjalannya akan menurun.

- Dampak Pendapatan Nasional

Jika tingkat pendapatan nasional sebuah negara meningkat dengan presentase relatif lebih
tinggi dari negara-negara lain, neraca berjalannnya akan menurun, (dalam kondisi cateris
paribus)

- Dampak kebijakan pemerintah

Ada tiga hal dari pemerintah yang mempengaruhi international flow of funds yaitu Tarif
yang disertakan oleh pemerintah atas produk-produk impor, Kuota yang dijadikan batas
maksimum untuk barang-barang yang diperbolehkan masuk kedalam negara, serta
dumping yaitu penjualan produk di luar negri dengan mematok harga yang sangat rendah.

Pada pertemuan ketiga juga membahas tentang kasus kebangkrutan Lehman Brothers
sebuah institusi dinansial di Amerika Serikat yang kebangkrutannya berpengaruh secara
luas yang biasa disebut dengan financial contagion yaitu situasi dimana krisis finansial
dipicu oleh krisis finansial yang terjadi di tempat lain atau dengan kata lain dari satu
institusi menyebar ke institusi lainnya.

Kebangkrutan lehman brother sendiri dipicu oleh tingkat investasi kredit pemilikan
rumah (kpr) yang cukup tinggi. Tergiur besarnya keuntungan, Lehman Brothers juga
menyalurkan KPR kepada masyarakat berpenghasilan rendah maupun tidak tetap yang
disebut sebagai subprime mortgage. Kategori ini memiliki risiko besar menyumbang
kredit bermasalah karena ketidakmampuan membayar cicilan.
Debitur yang gagal bayar juga menjadi keuntungan sendiri bagi Lehman Brothers.
Apabila nasabah gagal membayar hipotek, Rumahnya bisa disita dan menjadi aset
Lehman Brothers. Setelah itu, rumah itu bisa dijual kembali oleh Lehman Brother dengan
harga bersaing.

Kenyataanna, The Federal Reserve mulai menaikkan tingkat suku bunga acuan pada
2004. Ini dilakukan untuk mengendalikan inflasi. Naiknya FFR memengaruhi kenaikan
bunga dan cicilan KPR. Imbasnya, masyarakat kategori subprime mortgage adalah yang
pertama menyatakan ketidaksanggupan membayar cicilan rumah.

Dengan naiknya hal tersebut tentunya menurunkan juga nilai dari property yang
dibeli, namun harga yang harus dibayarkan tetap sama, sehingga hal ini menyebabkan
para debitur enggan membayar cicilan rumahnya. Hal ini menjadi masalah besar bagi
Lehman Brother.

Maka dari itu hal tersebut mempengaruhi Lehman Brother sehingga bangkrut.
Dikarenakan banyaknya investor yang juga tertarik dengan apa yang awalnya dilakukan
Lehman Brother, maka dengan bangkrutnya Lehman Brother menyebabkan dampak yang
sangat besar ke sektor-sektor lainnya.

D. Pertemuan keempat
Pada pertemuan keempat dalam kelas mata kuliah Manajemen Keuangan
Internasional, Kelompok kami mendapatkan bagian untuk perentasi pada materi
Exchange Rate Determination diawali dengan pemutaran video yang berisikan tentang
pelemahan nilai Rupiah terhadap Dolar diangka Rp 14.418,00 / Dolar, disini kami
menjelaskan tentang apa itu nilai tukar mata uang dan apa saja factor-faktor yang
mempengaruhinya.
Exchange rate atau dapat diartikan sebagai nilai tukar, dalam keuangan lebih dikenal
sebagai istilah “kurs” yaitu nilai tukar mata uang antara dua mata uang masing-masing
negara. Kurs memiliki peranan penting dalam hal transaksi, khususnya pada kegiatan
ekspor dan impor. Kenapa? karena kurs mampu menerjemahkan berbagai harga dengan
mata uang yang berbeda dari negara-negara lain, Selain itu, kurs juga memiliki peranan
yang penting di dalam pasar valuta asing atau yang biasa disebut dengan forex. Di dalam
pasar valuta asing ini, akan terjadi pertukaran mata uang dengan kurs yang sudah
disetujui oleh berbagai pihak yang bersangkutan.
Kurs juga bisa mengalami dua macam perubahan di dalamnya, yakni apresiasi dan
juga depresiasi.Arti dari apresiasi dalam hal ini adalah suatu peningkatan mata uang
terhadap mata uang asing lainnya. Apresiasi akan terjadi karena adanya daya tarik yang
sangat kuat antara permintaan dan penawaran yang ada di pasar valuta asing. Apabila
mata uang dari negara lain mengalami suatu apresiasi pada mata uang dari negara lain,
maka akan menyebabkan kegiatan ekspor menjadi lebih mahal dan kegiatan impor
menjadi murah. Sedangkan depresiasi adalah suatu penurunan pada nilai mata uang lokal
terhadap mata uang dari negara lain. Apabila mata uang lokal mengalami depresiasi atas
mata uang dari negara lain, maka akan menyebabkan kegiatan ekspor menjadi lebih
murah dan kegiatan impor menjadi lebih mahal
Ada dua jenis kurs yang saat ini berlaku di dunia, yakni kurs beli, dan kurs jual. Kurs
beli adalah kurs yang digunakan oleh pihak bank, penukaran mata uang asing, dan para
pedagang valuta asing untuk kegiatan pembelian valuta asing. Sederhananya, kurs beli
bisa disebut sebagai harga beli mata uang asing yang dilakukan oleh pihak bank, money
changer, dan juga para pedagang valuta asing lain. Contoh sederhananya, apabila kita
ingin menukarkan 100 USD dengan mata uang rupiah, maka kita harus menggunakan
kurs beli
Kurs jual merupakan kurs yang digunakan oleh pihak bank, money changer atau
tempat penukaran mata uang dan juga pedagang valuta asing dalam menjual valuta asing.
Sederhananya, kurs jual bisa disebut sebagai harga jual mata uang valuta asing yang
dilakukan oleh pihak bank, money changer, dan pedagang valuta asing. Contoh
sederhananya, apabila kita ingin menukarkan mata uang rupiah dengan yen, maka kurs
yang harus kita gunakan adalah kurs jual.
Faktor-faktor yang mempengaruhi nilai tukar, ada lima faktor yang mampu
memengaruhi kurs, kelima faktor tersebut adalah sebagai berikut:
1. Inflasi
Sederhananya, inflasi adalah suatu kenaikan harga pada barang atau jasa.
Inflasi juga adalah penurunan nilai mata uang lokal. Seperti yang sudah kita
ketahui, dasar utama yang terdapat di dalam pasar valuta asing adalah
perdagangan internasional antara suatu barang ataupun jasa. Hal ini membuat
adanya perubahan pada harga mata uang lokal dan harga mata uang asing. Kondisi
ini mampu menyebabkan pergerakan pada kurs valuta asing.
Contoh sederhananya adalah kerjasama perdagangan yang dijalin dengan
pemerintah Amerika Serikat dan pemerintah Indonesia. Saat Amerika mengalami
inflasi tinggi, maka harga barang asal Amerika juga akan lebih tinggi, sehingga
akan menyebabkan penurunan pada barang-barang tersebut.
Hal tersebut sesuai dengan dasar hukum ekonomi yang mengatakan bahwa
harga yang naik akan membuat permintaan yang menurun, dan sebaliknya.
Apabila tingkat inflasi pada suatu negara tinggi, maka nilai mata uang lokal akan
rendah, pun sebaliknya. Hal tersebut akan mengakibatkan kecenderungan untuk
menjatuhkan nilai tukar mata uang lokal.
2. Perbedaan Suku Bunga di Berbagai Negara
Tingkat bunga adalah suatu harga dari uang yang dimanfaatkan untuk jangka
waktu tertentu. Perubahan tingkat suku bunga yang tinggi pada suatu negara akan
turut memengaruhi arus modal internasional. Pada dasarnya, bila suatu suku
bunga meningkat, maka akan menstimulasi modal asing yang masuk. Contoh suku
bunga A.S. dan Inggris pada awalnya sama tetapi kemudian suku bunga A.S. naik
sementara suku bunga Inggris tetap konstan. Kemudian investor AS kemungkinan
akan mengurangi permintaan pound mereka, karena suku bunga AS sekarang
lebih menarik daripada suku bunga Inggris. Karena suku bunga A.S. sekarang
akan terlihat lebih menarik bagi investor Inggris dengan kelebihan uang tunai,
pasokan pound untuk dijual oleh investor Inggris akan meningkat karena mereka
membangun lebih banyak simpanan bank di Amerika Serikat.
Selain itu, suku bunga juga bisa turut memengaruhi operasi pasar valuta asing.
Hal tersebut dikarenakan saat akan melakukan kegiatan transaksi, maka pihak
bank akan melihat adanya perbedaan suku bunga pada pasar modal nasional
ataupun pasar global. Dalam hal ini, pihak bank akan memilih pinjaman di pasat
uang asing dengan bunga asing yang rendah. Disisi lain, pihak bank akan lebih
memilih pinjaman dari pasar uang lokal apabila tingkat bunga asing ternyata lebih
tinggi.
3. tingkat pendapatan
Karena pendapatan dapat mempengaruhi jumlah impor yang diminta, itu juga
dapat mempengaruhi nilai tukar
4. Kontrol Pemerintah
Kebijakan yang ditempuh oleh pemerintah juga akan turut memengaruhi
keseimbangan nilai tukar mata uang. Berbagai contoh dari kebijakan tersebut
adalah upaya pemerintah dalam menghindari masalah niai tukar valuta asing dan
juga perdagangan internasional, serta mengintervensi pasar uang.
5. Ekspektasi
Faktor lainnya yang turut memengaruhi nilai tukar pada valuta asing adalah
ekspektasi nilai tukar yang bisa terjadi di masa depan. Pasar valuta asing akan
memberikan reaksi yang cukup agresif pada setiap berita ataupun isu yang bisa
berefek di kemudian hari.
Sebagai contoh, berita tentang meningkatnya inflasi Amerika Serikat yang
bisa menyebabkan pedagang valuta asing menjual mata uang dolarnya, karena
nilai mata uang dolar bisa menjadi menurun di masa depan. Sehingga, hal tersebut
akan menekan nilai tukar mata uang dolar di dalam pasar valuta asing secara
otomatis.

E. Pertemuan kelima
Di pertemuan ini dijelaskan seputar hedging dan studi kasus dari beberapa kelompok.
Hedging merupakan kegiatan melindungi nilai dari suatu barang atau produk dari
ancaman kerugian fluktuasi nilai tukar. Pada penjelasan hedging diberikan contoh, ada
suatu perusahaan yang ingin membeli gandum pada petani gandum. Akan tetapi
perusahaan tidak ingin rugi karena tidak tahu harga dari gandum nanti di masa depan
pada saat panen di petani tersebut, begitu juga petani. Oleh karena itu perusahaan
membuat kontrak derivative yaitu menjalin kesepakatan harga gandum di angka X,
sehingga perusahaan di waktu panen nanti akan membeli gandum di petani tersebut di
harga X, begitu pula pada petani akan menjual gandumnya pada perusahaan tersebut di
angka X, tidak peduli harga gandum di pasar naik atau turun akan tetap bertransaksi di
angka X. tujuan dari kontrak ini ialah mengantisipasi resiko kerugian akibat fluktuasi
nilai tukar baik dari sisi petani maupun perusahaan.
Pada studi kasus juga dijelaskan terkait currency derivative , yang bahwasannya
kontrak derivative pada money market dikenal terdapat 3 jenis, yaitu kontrak future,
forward, dan opsi. Kontrak forward merupakan perjanjian atau kesepakatan antara MNC
dan bank komersil untuk bertukar mata uang dengan jumlah tertentu pada nilai yang telah
ditetukan (forward rate). Kontrak forward maksimal biasanya satu tahun dan hal yang
mendorongnya bila perusahaan MNC mengantisipasi adanya kebutuhan akan mata uang
asing dalam waktu dekat di masa yang akan dating, contohnya melakukan pembayaran,
membeli bahan baku, maka perusahaan bisa melakukan kontrak forward untuk mengunci
nilai dari mata uang asing yang akan dibeli atau dijual tersebut. Kontrak opsi merupakan
perjanjian untuk membeli (call) atau menjual (put) asset atau barang pada harga strike
atau harga yang ditentukan dalam kontrak pada tenggat waktu yang telah ditentutkan atau
jatuh tempo. Untuk kontrak future ialah kontrak yang menspesifikasikan nilai mata uang
tertentu yang akan di transaksikan di masa depan tanggal tertentu. Jadi kontrak future ini
sebenarnya serupa dengan kontrak forward dalam hal kewajiban namun berbeda dari cara
keduanya (jual & beli) diperdagangkan. Pada kontrak opsi terdapat 2 jenis, yaitu hak
membeli (call) mengharapkan harga pasar asset atau barang naik pada jatuh tempo
sehingga bisa mendapat keuntungan ketika dijual, sedangkan hak menjual (put)
mengharapkan harga pasar asset atau barang turun saat jatuh tempo sehingga
mendapatkan keuntungan ketika membelinya.
Kesimpulannya kontrak derivative merupakan kontrak keuangan antara (korporasi
dan lembaga keuangan bank komersial) pembeli dan penjual yang melibatkan pertukaran
mata uang dengan kurs yang telah ditentukan untuk ditransaksikan di masa depan.
Hedging merupakan kegiatan melindungi nilai asset atau barang dari resiko fluktuasi nilai
tukar di masa depan, sehingga kontrak derivative ini merupakan cara untuk melindungi
nilai.

F. Pertemuan keenam
Di pertemuan ini di jelaskan lagi tentang hedging terkait bid dan ask yang mana bid
artinya membeli mata uang, sedangkan ask artinya menjual mata uang. Lalu studi kasus
juga membahas terkait hubungan suku bunga, inflasi, dan nilai tukar.
Pada proses diskusi dijelaskan bahwa suku bunga yang rendah cenderung akan
menyebabkan modal dalam negeri mengalir keluar negeri. Apabila lebih banyak modal
mengalir ke suatu negara, permintaan atas mata uangnya bertambah, maka nilai mata
uang negara yang menjadi tujuan investasi akan meningkat dan nilai mata uang negara
yang mengalirkan dana menjadi turun, begitu juga sebaliknya jika suku bunga suatu
negara meningkat. Selain tingkat suku bunga, tingkat inflasi mempengaruhi juga nilai
tukar rupiah terhadap dolar Amerika, dikarenakan inflasi menyebabkan harga-harga di
dalam negeri lebih mahal dari harga di luar negeri, oleh sebab itu negara itu cenderung
akan mengimpor barang-barang dan pada akhirnya nilai mata uang negara tersebut
menjadi jatuh. Faktor terakhir adalah jumlah barang impor, semakin banyak barang impor
yang masuk ke suatu negara, maka nilai mata uang negara tersebut akan turun,
diakibatkan permintaan mata uang negara tersebut lebih sedikit dibandingkan permintaan
negara pengimpor.
Pada studi kasus juga dijelaskan tentang hedging yang dilakukan oleh mcdonald
menggunakan Fincand Analytical Suite yaitu menggunakan sistem software yang
memungkinkan Mcdonald menentukan harga portofolio derivative untuk masa depan
sehingga perusahaan bisa menjalin kontrak dervatif denga lebih efisien dan efektif karena
dalam penentuan nilai atau harga untuk masa depan sudah diperhitungkan lewat sistem
Fincand.
Suku bunga dan inflasi merupakan faktor yang mempengaruhi proses pembentukan
nilai tukar, sehingga perlu ada pihak yang mengontrol fluktuasi nilai tukar seperti
pemerintah agar kestabilannya tetap terjaga dan terkontrol. Oleh karena itu, apabila ingin
mengontrol fluktuasi nilai tukar yang perlu di atasi adalah faktor-faktor yang
mempengaruhinya. Terkait kegiatan hedging sebenarnya pun bisa dilakukan dengan
efektif dan efisien dengan bantuan software seperti fincand analytical suite sehingga
kontrak derivative pun bisa dipertimbangkan dengan mudah dan praktis.

G. Pertemuan ke 7
Di pertemuan ke 7 tujuh, Pertama, kita berduskusi tentang seputar hedging dan di
akhir pertemuan ke tujuh kita membicarakan tentang arbitrase di kegiatan ekonomi atau
di lingkup keuangan internasional. Jadi Hedging merupakan istilah melindungi nilai dari
suatu barang atau produk di masa depan terhadap fluktuasi dari nilai tukar mata uang.
Hedging bisa dilakukan dengan cara menggunakan kontrak derivative. Kontrak derivative
dibagi menjadi 3 jenis, yaitu yaitu future, forward, dan option. Kontrak future dan
forward bersifat kewajiban, jadi kontrak ini harus dilakukan dan tidak boleh dibatalkan,
namun jika option bersifat hak, jadi kontrak tersebut dapat dibatalkan.
Selanjutnya pada pertemuan ke tujuh membahas tentang 2 kasus, yaitu kasus
“adhesive baker” dan “J&L Railroad”.
Pertama kita akan membahas kasus “adhesive baker”, pada kasus ini membahas
tentang perusahaan baker. Perusahaan baker adalah perusahaan di bidang perekat yang
sangat bagus dari pada yang lain. Perusahaan baker mendapatkan masalah karena mereka
kurang pengetahuan terkait pengalaman industri pasar internasional. Oleh karena itu
perusahaan baker bekerja sama dengan perusahaan nuvo. Dalam kasus ini perusahaan
baker ada masalah tentang transaksi mata uang kepada perusahaan nuvo. Perusahaan
baker transaksi menggunakan mata uang USD sedangkan perusahaan nuvo menggunakan
mata uang BRL. Dengan mata uang berbeda tersebut terdapat risiko penurunan nilai tukar
mata uang USD terhadap BRL. Oleh karena itu Baker harus mengantisipasi tersebut
untuk meminimalkan kerugian atas penurunan nilai mata uang tersebut. Ada 3 cara
mengantisipasi tersebut yaitu dengan cara undhedging, hedge forward market, hedge
money market. Berdasarkan 3 cara tersebut, perusahaan baker melakukan penerimaan
terhadap pesanan baru novo dengan hedge forward market karena memberikan kepastian
beker terhadap nilai tukar BRL terhadap USD. Dengan itu baker dapat masuk ke dalam
pasar internasional.
Kedua, kita akan membahas kasus J&L Railroad, pada pembahasan diskusi kasus
J&L Railroad yaitu kegiatan hedging yang dilakukan perusahaan dengan melindungi nilai
dari bahan bakar kereta api di masa depan. Pada kasus ini yang dijadikan bahan
pertimbangan ialah berapa persen bahan bakar yang perlu di hedging selama satu tahun.
Perlu diperhatikan yang dijadikan bahan pertimbangan hedging bahan bakar ini ialah
fluktuasi dari nilai tukar mata uang.
Dalam kasus ini ada masalah tentang harga bahan bakar diesel untuk rel kereta api.
Kasus ini keuntungan J&L Railroad bergantung pada harga bahan bakar diesel tersebut,
karena biayanya yang besar dan sulit diprediksi terkait volatilitas harga bahan bakar. Oleh
karena itu J&L Railroad memiliki 3 cara untuk masalah tersebut yaitu dengan cara caps
(opsi panggilan), floor (opsi jual) dan collars (kombinasi). Kepala keungan J&L
memutuskan untuk melakuan lindung nilai atas biaya bahan bakarnya. Dengan
menggunakan caps untuk menghilangkan risiko harga bahan bakar yang tinggi yang akan
mengurangi masalah over- atau under-hedging.
Ketiga kita membahas presentasi dari kelompok 7 tentang Arbitrase
Internasional. Arbitrase internasional adalah penyelesaian sengketa melalui pihak ketiga
yang netral. Terdepat tiga bentuk abritase yaitu locational arbitrage, lriangular arbitrage,
covered Interest arbitrage.
Selain itu, dijelaskan juga tentang paritas suku bunga, yaitu kondisi ekuilibrium di
mana suku bunga dan nilai tukar menyesuaikan sedemikian rupa sehingga arbitrase bunga
yang tercakup tidak lagi layak. Jika kurs forward dan suku bunga yang digunakan tidak
terjadi pada waktu yang sama, maka akan terdistorsi. Jika paritas suku bunga tidak
berlaku, arbitrase perlindungan suku bunga harus dilakukan dengan berbagai
pertimbangan.

Anda mungkin juga menyukai