Anda di halaman 1dari 14

TEORI DASAR NEGOISASI BAGI ANGGOTA SATPAM

MEMAHAMI TAHAPAN NEGOISASI


DALAM MENANGANI POTENSI GANGGUAN
KEAMANAN DI LOKASI TUGAS

Oleh : Doddy Hidayat, S.E.

Visualisasi Ka Satpam menjembatani perwakilan pengunjuk rasa untuk melaksanakan


negoisasi

Dalam melaksanakan tugas pengamanan anggota satpam akan menghadapi potensi gangguan
keamanan yang diakibatkan karena konflik yang bisa terjadi antara manajemen dengan karyawan,
dengan masyarakat atau dengan LSM/Ormas. Potensi gangguan keamanan ini apabila tidak
diselesaikan dengan baik akan menghambat operasional perusahaan bahkan mungkin saja dapat
menimbulkan ancaman keamanan.

Tugas Satpam untuk menjaga agar areanya tetap aman dan tertib, adalah dengan menjembatani
pihak yang berkonflik dengan mengadakan negoisasi. Untuk bisa mengadakan negoisasi dengan baik
Anggota Satpam harus memiliki keahlian dalam berkomunikasi.

Apa yang dimaksud dengan negoisasi? Kurang lebihnya negoisasi diartikan, sbb:
1. Negosiasi adalah proses dimana paling sedikit ada dua pihak dengan persepsi,
kebutuhan, dan motivasi yang berbeda mencoba untuk bersepakat tentang suatu hal
demi kepentingan bersama (Casse).
2. Negoisasi merupakan salah satu bentuk Penyelesaian Sengketa Alternatif dimana
par pihak yang bersengketa melakukan perundingan secara langsung (adakalanya
didampingi pengacara masing-masing) untuk mencari penyelesaian sengketa yang sedang
mereka hadapi ke arah kesepakatan atas dasar win-win solution (Runtung Sitepu).
3. Suatu proses untuk mencapai kesepakatan dengan pihak lain (Goodpaster, 1993).
Tujuan dilaksanakannya negoisasi adalah, sbb :
1. Mengatasi atau menyesuaikan perbedaan;
2. Memperoleh sesuatu dari pihak lain (yang tidak dapat dipaksakan);
3. Mencapai kesepakatan yang dapat diterima kedua belah pihak dalam rangka suatu
transaksi atau menyelesaikan sengketa.

Keuntungan melaksanakan Negoisasi :


1. Menciptakan pengertian yang lebih baik mengenai pandangan pihak lawan;
2. Mempunyai kesempatan untuk mengutarakan pikiran atau isi hati dengan
didengarkan oleh pihak lawan;
3. Memungkinkan penyelesaian masalah secara bersama-sama (joint problem solving);
4. Mengupayakan solusi terbaik yang dapat dipercayai, diterima, dan dijalankan kedua
belah pihak;
5. Dalam mengambil keputusan, para pihak tidak terikat pada kebenaran fakta-fakta
yang terjadi atau masalah penegakan hukum;
6. Dapat diadakan dan diakhiri sewaktu-waktu apabila dikehendaki;

Kekurangan Negoisasi :

1. Tidak dapat berjalan baik tanpa kemauan dan itikad baik para pihak untuk
bernegosiasi dan melakukan konsesi;
2. Tidak akan efektif apabila tidak dilakukan oleh pihak-pihak yang mempunyai
kewenangan untuk mengambil keputusan;
3. Sulit berjalan baik apabila para pihak berada dalam situasi atau posisi yang tidak
seimbang atau berat sebelah (misalnya jika salah satu pihak mempunyai kedudukan atau
kekuatan yang jauh lebih besar);
4. Mungkin saja dilakukan oleh pihak yang hanya bermaksud untuk menunda-nunda
penyelesaian suatu sengketa atau yang bermaksud untuk mengetahui informasi-informasi
tertentu yang dirahasiakan pihak lawan;
5. Dapat membuka rahasia mengenai kekuatan atau kelemahan salah satu pihak;
6. Mungkin membuat kesepakatan yang kurang menguntungkan;
7. Sengketa yang dapat diselesaikan hanyalah sengketa yang menurut hukum di
Indonesia dapat didamaikan;

Persyaratan Negoisasi yang Efektif :

1. Kemauan (willingness): mau menyelesaikan masalah dan bernegosiasi secara


sukarela;
2. Kesiapan (preparedness): siap melakukan negosiasi;
3. Kewenangan (authoritative): mempunyai wewenang mengambil keputusan;
4. Keseimbangan kekuatan (equal bargaining power): memiliki kekuatan yang relatif
seimbang sehingga dapat menciptakan saling ketergantungan;
5. Keterlibatan seluruh pihak terkait (stakeholdership): dukungan seluruh pihak terkait
dalam proses negosiasi;
6. Holistik (comprehensive): pembahasan permasalahan secara menyeluruh.
7. Komunikasi antara para pihak masih ada
8. Rasa percaya antara para pihak masih ada
9. Sengketa tidak terlalu pelik

Tahapan dalam melaksanakan Negoisasi :


1. Tahap persiapan : Persiapkan tempat dan waktu, kehadiran peserta yang merupakan
pengambil keputusan.
2. Tahap orientasi dan mengatur posisi/ tawaran awal : Pihak pertama yang memiliki
masalah/pengajuan/penawaran menyampaikan maksud dengan kalimat santun, jelas,
dan terinci.
3. Tahap argumentasi/ pemberian konsesi/ tawar-menawar : Pihak mitra bicara
menyanggah mitra bicara dengan santun dan tetap menghargai maksud pihak pertama.
Pihak Pertama mengemukakan argumentasi dengan kalimat santun dan meyakinkan
mitra bicara disertai dengan alasan yang logis
4. Tahap penutupan : Merancang kesepakatan atau menjalankan upaya alternatif
apabila tidak tercapai kesepakatan. Terjadi pembahasan dan kesepakatan terlaksana-nya
program/ maksud negosiasi

Dalam pelaksanaannya, sering muncul kendala-kendala seperti :

1. Tidak bereaksi / tidak mendukung.


2. Emosi
3. Memposisikan diri dengan keras.
4. Muncul ketidak puasan
5. Merasa dirugikan / tidak seimbang.

Studi kasus, apa yang akan anda lakukan apabila terjadi kejadian dengan kronologi, sbb:
“Di Perusahaan PT. ABCD terjadi pemutusan hubungan kerja karena perusahaan sedang mengalami
kerugian dan tidak ada order pekerjaan, banyak sekali karyawan yang berasal dari masyarakat
sekitar pabrik yang dihentikan/tidak diperpanjang kontrak kerjanya padahal dalam bulan depan
sudah memasuki bulan Ramadhan. Karyawan yang kecewa dengan keputusan tersebut kemudian
memblokir jalan masuk dan mengadakan demonstrasi sehingga kendaraan operasional perusahaan
tidak bisa keluar masuk. Demo dipimpin oleh Kepala Desa di area tsb”.
Catatan : Jumlah anggota 6 orang, 3 Danru dan 1 Koordinator.
Langkah-langkah apa yang akan dilakukan oleh Anggota Satpam apabila mengalami hal tersebut?.

Sebagai anggota Satpam yang melaksanakan pengamanan dan menegakan ketertiban dilingkungan
kerja, anggota satpam akan terlibat dalam negoisasi antara Manajemen dan Karyawan/Warga
apabila karyawan melaksanakan demonstrasi. Demonstrasi karyawan atau warga tidak bisa dicegah
karena mereka memiiki hak seperti yang tercantum dalam Undang Undang no. 9 tahun 1998 psl 2
(ayat 1) yg berbunyi setiap warga negara secara perorangan atau kelompok bebas menyampaikan
pendapat sebagai perwujudan hak & tanggung jawab berdemokrasi dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara”.

Diharapkan Modul ini bermanfaat sebagai dasar dalam melaksanakan negoisasi dilingkungan kerja.

Referensi :

1. Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2007


Tentang Sistem Manajemen Pengamanan Organisasi, Perusahaan dan/atau
Instansi/Lembaga Pemerintah.
2. Komunikasi Bisnis - Yatri Indah Kusumastuti, IPB Press, 2009.
3. Pengantar Negoisasi - Wiwiek Awiati & Fatahillah (Indonesian Institute for Conflict
Transformation (IICT).

Diposkan oleh doddy hidayat di 9:40 AM Tidak ada komentar:


Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
Label: Keterampilan Tambahan Untuk Kepala Satpam
Senin, 16 November 2015

MEMPERSIAPKAN DIRI DAN MENINGKATKAN KEMAMPUAN KEPALA SATPAM


Bagian 2 : Kemampuan Manajerial dan Administrasi Operasional
Oleh : Doddy Hidayat, SE.

SEORANG KEPALA SATPAM HARUS MEMASTIKAN BAHWA


PERFORMA ANGGOTANYA BAIK DAN SESUAI DENGAN KETENTUAN

Dasar Manajemen
Ricky W. Griffin mendefinisikan manajemen sebagai sebuah proses perencanaan, pengorganisasian,
pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran (tujuan) secara efektif dan
efesien. Efektif berarti bahwa tujuan dapat dicapai sesuai dengan perencanaan, sementara efisien
berarti bahwa tugas yang ada dilaksanakan secara benar, terorganisir, dan sesuai dengan jadwal.
Dari definisi diatas, seorang Kepala Satpam harus bisa :
1. Fungsi Perencanaan :
a. Membuat Renpam - Rencana Pengamanan.
Bagan Renpam, sbb :
a) SITUASI
1. Umum
2. Khusus
3. Dasar
b) TUGAS POKOK
c) PELAKSANAAN
1. Konsep Pengamanan
2. Sasaran Pengamanan
3. Target Pengamanan
4. Pengorganisasian
5. Cara Bertindak
6. Jadwal dan Tahapan Kegiatan
d) SUMBERDAYA DUKUNGAN
e) KOMANDO DAN PENGENDALIAN
1. Komando
2. Pengendalian
3. Pada Keadaan Darurat/Kontijensi
b. Membuat Renkon - Rencana Kontingensi.
c. Membuat Rengiat - Rencana Kegiatan.

Catatan : Untuk lebih jelasnya didalam penyusunan Renpam, Renkon, dan Rengiat, dapat dipelajari
di “Lampiran Perkapolri No.24 Tahun 2007 Bab X”

2. Fungsi Pengorganisasian :
a. Membuat Struktur organisasi.
Buatlah Struktur Organisasi seringkas mungkin, beri nama, no HP dan tempelkan photo wajah setiap
anggota kemudian pasang di dinding Pos Utama.
b. Membagi regu.
Buat regu dengan kekuatan dan kinerja yang berimbang, sebarkan anggota-anggota seniornya di
setiap group.
c. Membagi tugas.
Bagi tugas pada saat apel pagi/malam dan pastikan anggota mengetahui tugas-tugas apa saja yang
harus dilaksanakannya.
d. Menyusun jadwal tugas.
Susun Jadwal Tugas Jaga secara adil, buatlah sampai dengan 6 bulan kedepan, sehingga anggota tidak
akan meributkan siapa yang libur pada libur lebaran nanti. Pastikan dicantumkan nama-nama anggota
yang siaga untuk back up apabila diperlukan pada setiap harinya sehingga ketika dalam keadaan
darurat anggota untuk back up mudah untuk dipanggil/dikerahkan.
e. Menyusun SOP, PSO, Juknis.
1). Apa yang dimaksud dengan SOP, PSO dan Juknis? Secara sederhananya, adalah sbb :
a). SOP - Standard Operating Prosedur adalah suatu jenis pekerjaan yang harus dilakukan di pos tsb dan
bagaimana teknis (cara) melaksanakan pekerjaan tersebut.
b). PSO - Pos Standard Operating adalah SOP - SOP apa saja yang harus dilakukan oleh
seorang/sekelompok anggota Satpam di suatu Pos jaga tertentu.
2).
Bagaimana cara membuat suatu PSO/SOP?
a).SOP bisa berasal dari :
1).
Permintaan klien.
2).
Kebutuhan dilapangan.
3).
Hasil pengamatan.
4).
Hasil Evaluasi.
b) SOP harus tercatat, didokumentasikan, ditandatangani oleh pimpinan perusahaan /
penanggungjawab Satpam.
c) SOP dapat berubah sesuai dengan kebutuhan di lapangan.
f. dll.

3. Fungsi Koordinasi :
a. Mengadakan pertemuan rutin dengan manajemen.
b. Mengadakan Apel Anggota.
c. Koordinasi dengan aparat terkait (Binmas, Babinsa, RT, RW).
d. Membuat laporan pengamanan dan laporan kegiatan.

4. Fungsi Pengawasan :
a. Melakukan sidak untuk memastikan anggota melaksanakan tugas dengan
baik,
b. Memeriksa kelengkapan anggota dan kelengkapan pos,
c. Membaca / memeriksa dan menandatangani Buku Mutasi / Log Book,
d. Menerima laporan secara berkala.

Kemampuan lain yang harus dimiliki oleh seorang Kepala Satpam adalah :
1. Kemampuan menangani keadaan darurat.
2. Memahami ISO dan HSE (Bisa dipelajari dengan membaca buku atau surfing di
internet untuk membuka wawasan karena banyak perusahaan besar yang sudah
menerapkan masalah Mutu dan K3 diperusahaannya).
3. Memahami Perkapolri No. 24 Tahun 2007 Tentang Sistem Manajemen Pengamanan.
(Bisa dicari di internet).
4. Menggunakan Komputer, minimal Kepala Satpam harus bisa mengoperasikan MS
Word untuk membuat laporan.

Administrasi Operasional
Administrasi dalam arti sempit adalah kegiatan catat mencatat, surat-menyurat, pembukuan ringan,
dsb, yang bersifat ketatausahaan.
Tugas satpam adalah pengamanan dan penertiban, pada pelaksanaannya banyak sekali kegiatan itu
yang berhubungan dengan kegiatan administrasi, diantaranya adalah :
1. Buku Mutasi
a. Periksa dan baca Buku Mutasi setiap pagi untuk memastikan area dalam keadaan aman tka dan tidak
ada taruna yang menonjol.
b. Buku Mutasi Wajib ditandatangani oleh Ka Satpam.
2. Buku Tamu
3. Buku Pesan Telepon
4. Buku Keluar - masuk :
a. Karyawan
b. Barang
c. Kendaraan
5. Buku Keluar - masuk Kunci
Biasakan untuk memeriksa Buku Keluar - masuk Kunci dan mencocokannya dengan kunci - kunci yang
ada di Keys Box.
6. Buku Penerimaan dan Ekspedisi Surat/Paket.
Ingatkan anggota untuk tidak membiarkan surat atau dokumen menumpuk di pos satpam dan belum
di ekspedisikan.

Sedangkan dalam bentuk Formulir diantaranya adalah :


1. Form Pengantar Tamu
2. Form Ijin Keluar Pada Jam Kerja
3. Form (Surat) Kendaraan Keluar
4. Form (Surat) Pengiriman Barang
5. Form Perintah Pengawalan
6. Form Check List Patroli
7. Form Temuan Patroli
8. Form Laporan Kejadian (Lapdi)
9. Form Laporan Kehilangan
10. Form Ancaman Bom Via Telepon

Banyak sekali buku dan form yang harus diisi dan dicatat, apa manfaat nya? Kegunaannya adalah, sbb
:
1. Tertib Administrasi
a. Mempermudah pekerjaan
b. Perekaman data
c. Pengawasan dan pengendalian
d. Perbaikan
2. Sebagai bukti dari suatu even (kejadian)

Penegakan Disiplin
Salah satu tugas pokok seorang Kepala Satpam adalah menegakan disiplin, penegakan disiplin bisa
berbentuk peneguran dan penindakan. Peneguran dan penindakan inidilaksanakan berdasarkan
Peraturan Perusahaan dan tidak berdasarkan atas sentiment pribadi.

Penindakan bisa berbentuk hukuman atau pengurangan hak-haknya, hukuman harus disesuaikan
dengan keadaan fisik dan psikologi anggota, hindari sentuhan fisik dalam memberikan hukuman
(misalnya menampar).
Contoh bentuk hukuman :
1. Push Up.
2. Lari mengelilingi area.
3. Membersihkan Pos Jaga setiap pagi dalam beberapa hari.
4. Menghormat ke Bendera selama beberapa waktu tertentu.
5. Pemberian Surat Peringatan (SP).
6. Skorsing.
7. Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).
8. Dll.

Prosedure dalam melaksanakan peneguran dan penindakan :


1. Peneguran dan penindakan dilaksanakan segera (langsung) apabila menemukan pelanggaran
mengenai :
a. Prosedure Tetap Kerja Security
b. Sikap tampang (Pakaian seragam, rambut, janggut, Koppel, Sepatu, dll)
c. Performa security (Sikap, Kesigapan, Disiplin)
d. Kebersihan dan kerapihan Pos Jaga.
2. Pemberian Surat Peringatan (SP) berdasarkan peraturan perusahaan yang berlaku.
3. Kewenangan pemberian SP ada pada Kabag/manager HRD atas rekomendasi dari Kepala Satpam.
4. Tindakan hukuman langsung di lapangan dapat berupa Push Up sebanyak 10 – 25 kali yang
dilaksanakan di tempat yang tidak terlihat oleh karyawan perusahaan tempat anggota ditugaskan.
5. Anggota yang ditindak harus dipastikan bahwa dia mengetahui kesalahan / kekurangannya.
6. Segera menunjukan / memperbaiki cara kerja, sikap, penampilan yang baik / benar setelah dilakukan
tindakan hukuman.
7. Pelaksana penegak disiplin, wajib untuk memberikan contoh / tauladan dalam berprilaku, menjaga
penampilan (sikap tampan), bersikap yang baik dan berwibawa.
8. Melakukan pencatatan / pendataan anggota yang dikenai peneguran dan penindakan segera sebagai
pedoman pengambilan tindakan punishment untuk pelanggaran yang berulang.

Pembinaan Internal
1. Apel Anggota.
Selain sebagai sarana untuk koordinasi dan pemberian perintah/tugas, Apel anggota juga daoat diisi
dengan materi pembinaan mental kesatpaman, ada banyak materi, diantaranya tentang :
a. Sikap jujur dalam bertugas.
b. Bekerja dengan ikhlas.
c. Sikap bersyukur atas rezeki dan pekerjaan yang dimiliki.
d. Rasa memiliki perusahaan tempat bekerja.
e. Menjaga kehormatan diri.
f. Dll.
2. Pembinaan Sikap dan Kedisiplinan.
Pembinaan sikap dan kedisiplinan dapat diterapkan melalui latihan PBB dan penghormatan. Seorang
Kepala Satpam wajib menguasai teori dan praktek PBB dan Penghormatan serta mampu untuk
mengajarkannya ke anggota satpam.
Latih anggota satpam untuk menerapkan PBB dan Penghormatan dalam pelaksanaan tugas sehari-
hari, misalnya dalam sikap berdiri, duduk, berjalan, bertemu atasan, meghadap, dll.
3. Peningkatan Kemampuan Kesatpaman.
Banyak yang bisa kita dipelajari dan ajarkan bagi anggota satpam, siapkan diri dulu dengan banyak
belajar dan membaca (Salah satunya dengan rajin belajar di blog ini,- sedikit promosi), kemudian
ajarkan ke anggotanya.
Ada pepatah yang mengatakan :
”BERI SESEORANG IKAN, MAKA ANDA MEMBERINYA MAKAN SATU HARI.
BERI SESEORANG KAIL, MAKA ANDA MEMBERINYA MAKAN
SEUMUR HIDUP”.
4. Pendampingan.
Apabila ada anggota baru yang ditempatkan di area kita, maka sudah jadi kewajiban seorang Kepala
Satpam untuk memastikan bahwa anggota baru tersebut siap dan mampu utuk bekerja di area. Jangan
biarkan dia mempelajari sendiri tetapi dampingi dan ajarkan apa yang menjadi tugas pokoknya dan
bagaimana cara melakukannya, apa bila sudah mahir maka dapat dilepas secara perlahan tetapi tetap
dipantau perkembangannya.

Untuk bagian selanjutnya kita akan mempelajari bagaimana melaksanakan teknis pekerjaan sehari-
hari sebagai seorang Kepala Satpam. In Shaa Allah.
Diposkan oleh doddy hidayat di 2:03 PM Tidak ada komentar:
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
Label: Keterampilan Tambahan Untuk Kepala Satpam
Selasa, 20 Oktober 2015

MEMPERSIAPKAN DIRI DAN MENINGKATKAN KEMAMPUAN KEPALA SATPAM


Bagian 1 : Kepemimpinan Dan Kemampuan Memberikan Pengaruh
Oleh : Doddy Hidayat, SE.

SEORANG KEPALA SATPAM HARUS BISA MEMASTIKAN BAHWA SEMUA PERINTAHNYA


DAPAT DIFAHAMI OLEH SELURUH ANGGOTA DAN ANGGOTANYA
DAPAT MELAKSANAKAN PERINTAH ITU DENGAN BAIK DAN ANTUSIAS

Pada saat ini banyak Kepala Satpam (Pada perusahaan lain sering juga disebut sebagai Koordinator
Satpam atau Supervisor Satpam) diangkat menjadi Kepala Satpam karena dianggap telah memiliki
pengalaman yang cukup lama sebagai anggota satpam atau karena usianya sudah tidak layak lagi
menyandang jabatan anggota. Tapi apakah pengalaman saja sudah cukup untuk menjadi Kepala
Satpam?.

Menjadi seorang Kepala Satpam harus memahami dan memiliki kemampuan dibidang:
1. Kepemimpinan.
2. Manajerial dan Kemampuan dibidang lainnya yang mendukung.
3. Teknis Operasional Pengamanan.
4. Administrasi Operasional Pengamanan.

Pada Bagian 1 ini kita akan mempelajari aspek dasar kepemimpinan (Leadership) dan pemahaman
mengenai dasar manajemen. Seorang Kepala Satpam atau yang mau menjadi Kepala Satpam harus
memahami dasar kepemimpinan karena selain melaksanakan fungsi sebagai “Kepala” ia juga harus
melaksanakan fungsi sebagai “Pemimpin” bagi anak buahnya.
Kewenangan seorang “kepala, ketua, manajer, supervisor, koordinator, dsb” diberikan oleh atasan
melalui surat perintah / surat pengangkatan yang resmi, mau tidak mau anggotanya harus tunduk dan
patuh. Sedangkan kewenangan seorang “Pemimpin” diberikan oleh anak buahnya tanpa paksaan dan
anggotanya akan tunduk dan patuh dengan sukarela.

Banyak sekali dasar-dasar teori mengenai Ilmu Kepemimpinan, pada tulisan ini saya akan membatasi
hanya membahas mengenai :
1. Definisi Kepemimpinan
2. 30 Kiat Mempengaruhi
3. Cara Memberikan Instruksi (CMI) pada saat Apel / Briefing anggota Satpam.

Definisi Kepemimpinan
Menurut Tead; Terry; Hoyt (dalam Kartono, 2003) Pengertian Kepemimpinan yaitu kegiatan atau
seni mempengaruhi orang lain agar mau bekerjasama yang didasarkan pada kemampuan orang
tersebut untuk membimbing orang lain dalam mencapai tujuan-tujuan yang diinginkan kelompok.

Dari definisi diatas, ada poin-poin penting mengenai kepemimpinan, yaitu :


1. Seni mempengaruhi
2. Mau bekerjasama
3. Berdasarkan kompetensi/kemampuan
4. Membimbing orang

Mengapa kepemimpinan disebut sebagai seni? Karena kepemimpinan bukan masalah rumus
matematika yang bisa diterapkan disemua soal, kepemimpinan memerlukan “rasa”, memerlukan
“hati” untuk bisa mempengaruhi orang agar mau bekerjasama / melaksanakan perintah dengan suka
rela.

Salah satu “rasa” adalah rasa peduli pemimpin kepada anak buahnya, pemimpin yang peduli dengan
kondisi / keadaan / perasaan anak buahnya akan dihargai secara pribadi oleh anggotanya. Pemimpin
tidak bisa memaksakan kehendaknya, yang bisa ia lakukan adalah bagaimana mempengaruhi orang
untuk melaksanakan petunjuknya.

Pemimpin itu memastikan kesejahteraan anggotanya terpenuhi, baru memerintah, tidak mungkin
anggota bisa bekerja dengan baik dalam keadaan lapar atau banyak pikiran, bukan?

Pemimpin hanya akan memerintahkan seseorang sesuai dengan kemampuannya, akan percuma saja
memerintahkan orang melaksanakan sesuatu di luar kemampuannya, tugas seorang pemimpinlah
untuk melatih dan membinanya agar orang tersebut mampu melaksanakan tugas itu.

Dalam suatu pertempuran, pemimpin itu akan berteriak “Ikuti saya!” sambil bergerak maju ke depan,
bukan berteriak “Majuuuu!” sambil ia-nya tetap dibelakang. Pemimpin itu memberikan contoh,
memberikan teladan, ia bekerja!, bukan teriak-teriak memerintah saja tanpa membantu.

Pemimpin itu melayani! Bukan hanya ingin dilayani saja. Ia bekerja dan berani mengambil
tanggungjawab apabila ada kesalahan bukan mengorbankan anak buahnya demi karirnya (Apalagi
dengan pura-pura tidak tahu dan cuci tangan).

30 Kiat Mempengaruhi
Saya akan ringkaskan 30 Kiat Mempengaruhi yang bersumber dari buku Principle Centered Leadership
(Kepemimpinan Yang Berprinsip) – Stephen R. Covey, Binarupa Aksara, 1997.
Ada 3 Kelompok pengaruh, yaitu :
Memberi Teladan : Jatidiri Anda dan Tindakan Anda (Apa yang orang lain lihat terhadap anda)

1. Tidak mengatakan hal yang negatif atau tidak baik.


Pada saat mengalami provokasi atau dalam keadaan yang letih, tidak mengatakan hal yang negatif
dan tidak baik adalah suatu bentuk penguasaan diri yang sangat luar biasa. Apabila kita tidak
memberikan teladan untuk menahan diri, kita mungkin akan menumpahkan rasa frustasi kita ke
anggota kita.

2. Bersabar terhadap orang lain.


Pada saat stress ketidak sabaran akan muncul, kita mungkin mengucapkan kata-kata yang tidak kita
inginkan, mengkritik, menilai dan menolak. Muka kita akan terlihat cemberut, berkomunikasi melalui
emosi dan sikap bukan dengan perkataan. Dengan ketidak sabaran menghadapi anggota, maka
hubungan antara Pimpinan dengan anak buahnya akan menjadi tegang.

3. Pisahkan orang dari prilaku dan kinerja.


Sebagai seorang Kepala Satpam, kita tidak bisa menerima prilaku yang jelek atau kinerja yang buruk,
hal ini harus dikomunikasikan dengan anggota untuk membantu terbinanya harga diri anggota
tersebut.

4. Melayani orang lain dengan tulus.


Karena memimpin berarti juga melayani orang lain, maka layanilah anak buah dengan ikhlas tanpa
mengharapkan balas jasa atau publisitas.

5. Pilihlah respon yang proaktif.


Artinya kita harus memilih untuk menerima tanggungjawab atas sikap dan tindakan kita tanpa
menyalahkan situasi atau orang lain.

6. Penuhi janji anda.


Kemampuan kita membuat dan memenuhi janji adalah salah satu ukuran kepercayaan pada diri
sendiri dan pada integritas (kejujuran) kita.

7. Berfokus pada lingkaran pengaruh.


Kita bisa mengubah situasi kita hanya dengan mengubah sikap kita terhadap situasi yang terjadi, jadi
selalu berfikir positif.

8. Tunjukan rasa sayang.


Walaupun orang terlihat ulet dan mandiri, pada dasarnya setiap orang memiliki kelembutan masing-
masing.

Membina Hubungan : Apakah Anda Mengerti dan Peduli (Apa yang orang lain rasakan terhadap
anda)

9. Berprasangka yang baik, menimbulkan hasil yang baik.


Dengan bertindak berdasarkan anggapan bahwa orang lain ingin dan berniat melakukan yang terbaik,
anda dapat mempengaruhi dengan kuat dan mengeluarkan yang terbaik dari dalam diri mereka.

10. Berusaha memahami terlebih dahulu.


Ketika kita berkomunikasi dengan orang lain, kita harus benar-benar memberikan perhatian secara
penuh, sebelum orang merasa anda memahami mereka, mereka tidak akan menerima pengaruh anda.

11. Hargailah pernyataan atau pertanyaan yang terbuka dan jujur.


Satu-satunya penghalang untuk komunikasi adalah kecenderungan orang untuk mengkritik dan
menghakimi.

12. Berikan respon penuh perhatian.


Untuk bisa memahami dan memperoleh kejelasan dari suatu masalah, adalah merespon dengan
benar-benar berniat untuk memahami bukan untuk memanipulasi.

13. Bila disakiti ambilah inisiatif.


Apabila anda tidak bertindak dengan penuh kesadaran akan menimbulkan situasi yg tidak kondusif
dan menumbuhkan sikap defensif. Mengambil tindakan untuk membicarakan hal ini butuh
pengendalian diri dan kerendahan hati.

14. Akui kesalahan anda dan mintalah maaf.


Apabila kita terlibat didalam suatu hubungan yang sangat tegang, kita perlu mengakui bahwa
setidaknya kita juga patut disalahkan, apabila ada orang yg merasa tersakiti, dia akan menutup dan
menarik diri. Berprilaku yang baik saja tidak akan memperbaiki hubungan kita, biasanya satu-satunya
jalan adalah dengan meminta maaf tanpa mencari-cari alasan, penjelasan maupun pembenaran.

15. Tidak perlu melayani pertengkaran atau tuduhan yang tidak beralasan.
Apabila anda berusaha menjawab atau berargumentasi anda hanya akan membangkitkan
permusuhan yang terpendam. Jangan tergelincir kedalam suasana permusuhan yang akan menguras
energi anda.

16. Perhatikan orang perorang

17. Perbaharui komitmen anda pada hal-hal bersama.


Teruslah perbaharui komitmen anda pada hal-hal yg mempersatukan suatu kelompok, perbedaan
bukan diabaikan, namun dinomor duakan.

18. Membiarkan diri dipengaruhi oleh mereka terlebih dahulu.


Kita mempunyai pengaruh terhadap orang lain sebesar yang mereka rasakan mereka miliki terhadap
kita. Apabila anda secar tulus memperhatikan maka merekapun akan lebih terbuka.

19. Terimalah orang dengan situasinya.


Langkah pertama dalam mengubah atau memperbaiki orang lain adalah dengan menerima apa
adanya.

Memberi Pengarahan : Apa Yang Anda Katakan Kepada Saya (Apa yang orang lain dengar tentang
anda)

20. Persiapkan pikiran dan perasaan anda sebelum anda mempersiapkan ucapan anda.
Apa yang kita ucapkan mungkin tidak sepenting bagaimana cara kita mengucapkannya.

21. Jangan bertengkar atau melarikan diri. Bicarakan perbedaan yang ada.

22. Sadari dan sediakan waktu untuk mengajari.


23. Setujui batas, aturan, harapan dan konsekuensi.

24. Jangan menyerah dan jangan tunduk.


Apabila kita tunduk kepada prilaku yang tidak bertanggungjawab dan mencari alasan pembenaran
atau bersimpati padanya, kita memperkuat dan menumbuhkan prilaku manja pada mereka.

25. Berusaha memahami mereka tanpa mencerca atau menolaknya.

26. Gunakan bahasa logika dan bahasa emosi.

27. Delegasikan secara efektif.

28. Libatkan orang-orang dalam tugas-tugas yang berarti.

29. Latih mereka dalam hukum panen.


Kita memperkuat bahwa untuk mendapatkan hasil harus melalui suatu proses.

30. Ajarkan tentang konsekuensi bertanggungjawab.

Penerapan Cara Memberikan Instruksi (CMI) Pada Saat Apel Pagi/Malam


CMI adalah teknik komunikasi yang digunakan supaya proses belajar-mengajar dapat berfungsi
dengan baik. Selain untuk kegiatan belajar-mengajar, CMI juga dapat dipergunakan pada saat
mengambil apel pagi/malam supaya perintah/informasi dapat diterima dengan baik.

Pedoman Umum :
1. Sikap dan tindakan :
a. Berpenampilan yang baik :
1) Tampang yang rapih (tidak terlihat seperti baru bangun tidur, usahakan cuci muka dulu dan sisir
rambut).
2) Berpakaian yang rapih.
3) Menggunakan Sepatu.
4) Wajah terlihat bersemangat (tidak muram dan kusam).
b. Berdiri dengan tegak.
c. Bersikap tegas tetapi tidak dibuat-buat.
d. Berhadap-hadapan (tidak membelakangi).
e. Selalu menjaga hubungan (tidak satu arah adakan tanya-jawab).
f. Hindari kebiasaan yang mengganggu (contoh: menggaruk-garuk telinga,
menutup mulut, mengusap hidung, batuk kecil, dll).
g. Bersikap profesional (tidak membawa urusan pribadi ke pekerjaan).
h. Selalu berprasangka baik.
i. Lakukan evaluasi pelaksanaan tugas.
j. Tidak mengkritik tetapi mengkoreksi (mengarahkan) untuk perbaikan di masa
depan.
k. Tunjukan cara atau SOP yang benar.
2. Cara Berbicara :
a. Kuasai materi (persiapkan terlebih dahulu apa yang akan dibicarakan).
b. Tidak berbicara dengan emosi.
c. Gunakan bahasa yang sederhana.
d. Berbicara dengan ada jeda untuk memberikan waktu anggota memproses
informasi atau perintah.
e. Gunakan pendekatan personal dengan menanyakan kesehatan, sudah makan
atau belum?Bagaimana kabar keluarganya?, dll.
f. Jangan menjemukan, berikan selingan.
g. Berikan apresiasi (penghargaan) atas kinerja mereka (minimal ucapkan terima
kasih).
h. Sampaikan materi dari umum ke khusus secara tertata (tidak meloncat-loncat
dari satu materi ke materi yang lainnya).
i. Biasakan menggunakan catatan kecil/notes.
j. Pastikan anggota mengerti dengan cara memerintahkan anggota untuk
mengulang informasi/perintah yang diberikan.
Banyak orang yang mendiskusikan apakah seorang pemimpin itu dilatih atau dilahirkan? Secara
pribadi saya tidak terlalu mempermasalahkan hal ini, semua keahlian termasuk kemampuan
kepemimpinan dapat kita pelajari kalau ada kemauan dan bersungguh-sungguh untuk belajar,
“warna” kepemimpinan-nya akan didapat dengan seiring berjalannya waktu.

Anda mungkin juga menyukai