Anda di halaman 1dari 21

ETIKA

PROFESI
ETIKA PROFESI
PENDAHULUAN
Etika Profesi bila dilihat dari causa kata terdiri dari dua suku kata yakni
Etika yang berarti Tata-Krama, aturan tidak tertulis, sikap mental secara keseluruhan atau
attitude.
Profesi dapat diartikan keahlian tertentu dibidang pengetahuan atau keterampilan yang
dimiliki oleh seseorang sacara spesifik.
Jadi Etika Profesi dapat diartikan sikap mental secara keseluruhan / utuh yang harus
dimiliki oleh seseorang yang berkaitan erat dengan bidang/keahliannya baik pengetahuan
(knowledge) maupun keterampilan (skill).

Etika Profesi sebagai anggota Satpam artinya, seseorang yang telah mempunyai atau
memiliki kualifikasi sebagai Satpam (yg bersertifikat/punya KTA) dan bekerja atau
bertugas sebagai anggota Satpam, harus benar-benar memahami apa arti Satpam,
bagaimana harus bersikap sehari-harinya baik saat melaksanakan tugas maupun tidak
sedcang melaksanakan tugas, serta harus juga memahami benar-benar apa yang menjadi
tugabs pokoknya, fungsi dan peranannya serta kegiatan yang harus ia lakukan.
Etika Profesi yang berhubungan dengan Sikap Sehari-Hari sebagai Anggota Satuan
Pengamanan :
1. Sebagai anggota Satpam harus memahami apa yang dimaksud dengan Sxatuan
Pengamanan atau Satpam.
Satuan Pengamanan atau Satpam adalah Satuan atau Kelompok Pertugas yang di
bentuk oleh Instansi/Badan Usaha untuk melaksanakan Pengamanan dalam rangka
menyelenggarakan Keamanan Swakarsa di Lingkungan Kerjanya.
2. Setelah memahami apa yang dimaksud dengan Satuan Pengamanan langkah
berikutnya adalah tiap-tiap individu sebagai anggota Satpam haruslah menjiwai betul-
betul apa tugas pokok, fungsi, perfanan serta kegiatan satpam didalam melaksanakan
tugas dan tanggungjawabnya.
3. Secara performen, sikap dcan kepribadiannya setiap anggota Satuan Pengamanan
harus dapat menampilkan dengan prima yang berkaitan dengan tugas pokok, fungsi,
peranan serta kegiatannya yang sering disebut sebagai “Front Liners” (Ujung
Tombak).
Beberapa hal yang harus diperhatikan yang berkaitan dengan etika sebelum anggota
Satuan Pengamanan melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya :
1. Penampilan sebagai Pribadi, mulai dari ujung rambut, wajah, tubuh yang
semuanya harus dijaga kerapihannya, kebersihannya, badan jangan sampai
mengeluarkan aroma tidak sedap dan hindari melakukan gerakan-gerakan tubuh
yang berlebihan atau tidak perlu.
2. Penampilan sebagai Satuan / Kelompok. Bila sudah menggunakan pekaian
seragam/uniform Satuan Pengamanan lengkap dengan atribut dan kelengkapan
lainnya harus juga dijaga kerapihan, kebersihannya jangan sekali-kali memakai
pakaian yang kelewatan ketat atau kelewatan kedodoran, serta pakaian, sepatu
atau kaos kaki yang mengeluarkan bau tidak sedap, sikap harus tegas dan
bersemangat, percaya diri.
3. Penampilan secara umum. Berbicaralah dengan wajar tidak keras dan tidak terlalu
pelan, gunakan logat atau dialek dengan bahasa Indonesia yang baik dan benar
serta hindari bahasa tubuh yang berlebihan atau kurang sopan.
4. Dari ketiga penampilan tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa semua itu
merupakan pengembangan kepribadian dan pada dasarnya pengembangan
kepribadian dapat diambil antara lain dari :
4 Dari ketiga penampilan tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa semua itu
merupakan pengembangan kepribadian dan pada dasarnya pengembangan
kepribadian dapat diambil antara lain dari :
a. Pancasila. Dengan mengamalkan makna dan arti dari ke Lima Sila didalam
kehidupan sehari-hari :
1) Ke Tuhanan Yang Maha Esa-Lakukan Ibadah sesuai agamanya.
2) Kemanusian yang Adil dan Beradab-Bertindak Manusiawi.
3) Persatuan Indonesia-Jalin kerja sama baik dengan semua unsur.
4) Kerakyatan yang dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan / perwakilan-Tangani masalah secara mufakat
b. Ikrar Satpam. Segala perbuatannya disamping harus Pancasialis juga harus
berpegang pada Ikrar Satpam, yang berbunyi :
Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa,
Pengabdian saya selaku anggota Satuan Pengamanan :
1) Beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2) Menjunjung Tinggi Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
3) Menjaga ketentraman umum dengan penuh rasa Tanggung Jawab
berdasarkan Ketauladanan Diri.
4) Selalu Waspada dalam mengadapi setiap kemungkinan Gangguan
Kamtibmas dilingkungan Tugbas.
5) Setiap saat Sanggup melaksanakan Pengabdian Luhur ini
berdasarkan Hati Nurani.
Kiranya Tuhan Yang Maha Esa memberkahi Kami.
c. Penuntun Satpam. Anggota Satpam harus bertingkah laku sesuai dengan
Penuntun Satpam, yaitu :
1) Kami Anggota Satuan Pengamanan Memegang Teguh Disiplin, Patuh
dan Taat Pimpinan, Jujur dan bertanggung Jawab.
2) Kami Angota Satuan Pengamanan Senantiasa Menjaga Kehormatan
Diri dan menjunjung Tinggi Kehormatan Satuan Pengamanan.
3) Kami Anggota Satuan Pengamanan Senantiasa Waspada
Melaksanakan, Tugas sebagai Pengamanan dan Penertib di Lingkungan
Kerja.
4) Kamia Anggota Satuan Pengamanan senantiasa bersikap Open, tidak
Manganggap Remeh sesuatu yang terjadi di Lingkungan Kerja.
5) Kami Anggota Satuan Pengamanan adalah Petugas yang Tangguh dan
Senantiasa bersikap Etgis dalam Menegakkan Peraturan.
b. Sikap Tanggap, Tanggon dan Trengginas. Yang mengandung arti :
1) Tanggap artinya dapat melihat gelagat dan kemudian
menyimpulkan.
2) Tanggon artinya tahan uji dalam menghadapi segala situasi apa
pun.
3) Trengginas, artinya cekatan/cakap, terfampil, tepat waktu,
menguasai dan mampu melaksanakan tugas dan kewajib an, memiliki
inisiatif.
Etika Profesi yang berhubungan dengan Tugas Pokok, Fungsi, Peranan, dan Kegiatan
sebagai anggota Satuan Pengamanan.
Pertama-tama anggota Satuang Pengamanan harus memahami :
1. Tugas Pokok adalah menyelenggarakan keamanan dan ketertiban
dilingkungan/tempat kerjanya yang meliputi aspek pengamanan fisik, personel,
informasi dan pengamanan teknis lainnya.
2. Fungsi Satpam adalah melindungi dan mengayomi lingkungan/tempat kerjanya dari
setiap gangguan keamanan, serta menegakkan peraturan dan tata tertib yang berlaku
dilingkungan kerjanya.
3. Peranan Satpam. Dalam pelaksanaan tugasnya sebagai pengemban fungsi Kepolisiab
Terbatas, Satpam berperan sebagai :
a. Unsur Pembantu Pimpinan organisasi, perusahaan dan /atau instansi/lembaga
pemerintah, pengguna Satpam dibidang pembinaan keamanan dan ketertiban
lingkungan/tempat kerjanya.
b. Unsur Pembantu Polri dalam pembinaan keamanan dan ketertiban
masyarakat, penegakan peraturan perundang-undangan serta menumbuhkan
kesadaran dan kewaspadaan keamanan (security Mindedness dan security
awareness)) dilingkungan/tempat kerjanya.
Kegiatan Satpam adalah menciptakan keamanan dan ketertiban dilingkungan kerjanya
dengan melakukan kegiatan Pengaturan, Penjagaan, Pengawalan, dan Patroli atau
disingkat “Turjawali” supaya aman.
Pada dasarnya Turjawali adalah bentuk-bentuk tanggung jawab kewenangan Polri secara
Nasional, namun dengan keterbatasan Polri sehingga banyak tempat yang tidak
terjangkau oleh Polri misalnya, Bank-Bank, Pabrik-pabrik dll. Sehingga Polri perlu
dibantu Satpam dengan Kewenangan Kepolisian Terbatas, yaitu :
1. Terbatas Tempat. Hanya dilingkungan tugasnya.
2. Terbatas Sifat.
a. Preventif / Pencegahan.
b. Represif, sangat terbatas dan hanya saat tertangkap tangan.
3. Terbatas Kegiatannya, yaitu Turjawali (dilingkungan kerjanya)
4. Bantuk-bentuk Lain Kewenangan adalah :
a. Tindakan Pertama atau TP, antara lain :
1) TP – TKP
2) TP – Kebakaran
3) TP – Deteksi Bom
4) TP – Menolong Korban.
Hal-hal yang Mempengaruhi Tugas sebagai anggota Satuan pengamanan, antara lain :
1. Keberhasilan Pengamanan tidak semata-mata bergantung pada Satpam, tetapi
diperlukan peran serta semua personel/karyawan perusahaan dari yang terendah
sampai dengan top manager.
2. Sikap. Faktor yang menentukan antara lain :
a. Lingkungan yaitu keluarga, tempat kerja dan masyarakat.
b. Pengalaman yaitu langsung maupun tidak langsung.
c. Pendidikan yaitu formal maupun nonformal.
3. Kepribadian petugas Satpam. Antara lain :
a. Kualitas Fisik. Latihan fisik akan meningkatkan daya tahan tubuh, yang
meliputi, Ketahanan, Kelenturan, Kekuatan dan keterampilan.
1) Memelihara kebersihan tubuh setiap saat
2) Menjaga kondisi kesehatan dan bentuk tubuh.
3) Memiliki kekuatan fisik yang dipelihara secara berlanjut.
b. Kualifikasi Penampilan
1) Mengenakan pakain seragam dgn rapih sesuai ketentuan.
2) Mengenakan perlengkapan dan atribut secara tertib.
3) Bahasa dan gerak tubuh yang sopan dan santun.
c. Kualitas Sikap dan Mental
1) Memiliki dedikasi dan loyalitas yang tinggi.
- Menyenangi dan selalu berusaha menguasai tugas.
- Rasa bangga terhadap profesi Satpam.
- Rela untuk berbuat lebih banyak.
2) Mampu mengendalikan sikap, perbuatan dan ucapan.
- Bersifat tegas dan correct
- Tidak melakukan perbuatan yang tercela
- Menjaga ucapan kata dalam berbicara.
- Memperhatikan etika dan eriket pergaulan
3) Disiplin dan Berwibawah.
- Memancarkan sikap kepribadian yang berwibawa
- Memelihara pancaran mutu fisik (kuat, kekar dan tegar)
- Tepat waktu dalam melaksanakan tugas,
- Selalu berpegang pada aturan ketentuan yang berlaku.
Etika yang berhubungan dengan Satuan Pengamanan sebagai Pengemban Fungsi
Kewenangan Kepolisian Terbatas.
1. Payung hukum Etika Profesi Satuan Pengamanan sebagai pengemban fungsi
Kewenangan Kepolisian Terbatas adalah :
a. Disatu pihak sesuai UU RI Nomor 2 Tahun 2002 Pasal 13 yang menyatakan
bahwa Tugas Pokok Kepolisian Negara Republik Indonesia adalah :
1) memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat (Kamtibmas).
2) Menegakkan hukum (Gakkum).
3)Memberikan perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada
masyarakat (P 3 M).
b. Disiplin pihak Polri didalam melaksanakan Tugas Pokok tersebut diatas
mempunyai kendala/problem baik internal maupun eksternal, yaitu :
1) Internal : Keterbatasan personil, anggaran dan peralatan sebagai
perbandingan standart PBB dengan ratio, 1 : 400 yg artinya 1(satu) anggota
Polri melayani 400 orang. Negara Singgapura 1 : 250, mungkin karena
penduduknya yg sedikit. Sedangkan Indonesia 1 : 1000 (jumlah minimal).
2) Eksternal :
- perkembangan penduduk. Dgn naiknya jumlah penduduk,
maka angka kriminalitaspun akan bertambah/naik, krn jumlah pengangguran
naik/meningkat.
- Perkembangan teknologi. Semakin canggih maka kejahatan
juga akan semakin canggiih dgn menggunakan metode atau cara-cara
berbasis teknologi.
- Perkembangan Globalisasi artinya hubungan antara negara
sudah tidak ada batasnya.
c. Ketidak mampuan Polri tersebut diatas dapat kita simak didalam UU RI
Nomor 2 Tahun 2002 pasal 3 ayat (1) yang menyatakan bahwa :
Pengemban fungsi Kepolisian adalah Kepolisian Negara Republik Indonesia,
yang dibantu oleh :
1) Kepolisian Khusus (Polsus)
2) Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS)
3) Bentuk-bentuk Pengamanan Swakarsa (Pamswakarsa)
d. Pengamanan Swakarsa yg telah memiliki Juklak dan yg telah dikukuhkan oleh
Polri adalah :
1) Satuan Pengamanan (Satpam).
2) Badan Usaha Jasa Pengamanan (BUJP).
3) Sistim Keamanan Lingkungan (Siskamling).
e. Satuan Pengamanan (Satpam) sesuai Peraturan Kapolri Nomor 24 Tahun 2007
yaitu tentang Sistem Managemen Pengamanan dlm BAB III Psl 6 dijelaskan ttg
tugas pokok, fungsi dan perfanan Satpam, yang salah satu dari peranan Satpam
adalah sebagai :
Pengemban fungsi Kepolisian Terbatas beberapa disamping sebagai unsur
pembantu pimpinan/perusahaan juga berperan sebagai unsur pembantu Polri dalam
pembinaan kamtibmas, penegakan peraturan perundang-undangan serta
menumbuhkan kesadaran dan kewaspadaan keamanan seperti yang telah dijelaskan
dalam pasal-pasal atau bab-b ab sebelumnya.
f. Dalam BAB II UU RI Nomor 2 Tahun 2002 Psl 14 ayat (1) huruf f yg
menyatakan bahwa :
Dalam melaksanakan Tupoknya sebagaimana dimaksud dalam pasal 13, Polri
bertugas melakukan koordinasi, pengawasan, dan pembinaan teknis terhadap
Polsus, PPNS dan pamswakarsa.
Kemudian dalam BAB yg sama yaitu Psl 15 ayat (2) huruf g, yang
menyatakan bahwa Polri sesuai dengan peraturan perundang-undangan berwenang :
Memberikan petunjuk, mendidik dan melatih aparat kepolisian khusus dana
Petugas Pengamanan Swakarsa dlm bidang Teknis Kepolisian.
PENUTUP

Sebelumnya akan dijelaskan hal-hal lain yang sangat erat kaitannya dengan etika profesi
sebagai anggota Satpam, antara lain :
1. Himbauan keberadaan anggota Satpam atau hak anggota Satpam untuk tidak menjadi
anggota Serikat Kerja.
a. Ratifikasi Konvensi ILO (International Labour Organization), No. 87 tentang
Keabsahan berserikat dan perlindungan hak untuk berorganisasi dan telah
diratifikasi dengan Keppres No. 83 Tahun 1989 dinyatakan bahwa :
Konvensi ILO No. 87 berlaku bagi seluruh pekerja swasta, Badan Usaha
Milik Negara (BUMN), bahkan bagi Pegawai Negeri Sipil (PNS), kecuali bagi
Kepolisian dan Angkatan Bersenjata sebagai mana disebutkan pada Pasal 9.
b. Dalam Pasal 3 UU RI Nomor 2 Tahun 2002 ttg Kepolisian Negara republik
Indonesia dinyatakan bahwa pengemban fungsi kepolisian adalah Polri yg dlm
melaksanakan tugasnya dibantu oleh :
1) Kepolisian Khuaus (Polsus)
2) Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS)
3) Bentuk-bentuk Pengamanan Swakarsa (Pamsawakarsa).
2. Yang dimaksud dengan bentuk-bentuk pamswakarsa adalah :
Satpam, oleh karena Satpam sebagai Pengemban Fungsi Kepolisian Terbatas maka
bagi Satpam tidak berlaku ketentuan tentang kebebasan berserikat.
3. Dalam prinsip-prinsip dasar UU No. 21 Tahun 2001 ttg Serikat Pekerja /Serikat Buruh
dinyatakan bahwa hak pekerja /buruh harus diartikan pula hak untuk tidak menjadi
anggota Serikat Pekerja/Serikat / Buruh.
Maka bagi anggota Satpam semestinya telah menyadacri bahwa baginya harus
memilih hak unntuk tidak menjadi anggota Serikat Pekerja / Serikat Buruh.
4. Surat Keputusan Kepolisian Republik Indonesia yg berkaitan dgn profesi anggota
Satuan Pengamanan adalah ;
a. Surat Keputusan Kapolri No.Pol : SKEP/26/XII/1980 tanggal 30 Desember
1980 ttg pola pembinaan Satuan Pengamanan /Pola Bin Satpam.
b. Surat Keputusan Kapolri No.Pol : SKEP/73/IV/1981 tanggal 11 April 1981
ttg pedoman pelaksanaan pembinaan Satpam/Lak Bin Satpam.
c. Surat Telegram Rahasia (STR) Ketua Bakorstanas Nomor :
STR/80/Stanas/VIII/1991 tanggal 31 Agustus 1991 ttg Diklat serta Pembinaan
Kemampuan Teknis Operasional Satpam hanya dilakukan oleh Polri.
5. Dalam Keputusan bersama Menteri Tenaga Kerja RI dan Kepala Kepolisian RI,
yakni :
No.Pol : KEP/04/V/1989 dan Nomor : KEP/275/Men/1989 tanggal 22 Mei 2001
tentang pengaturan jam kerja Satpam, Menteri Tenaga Kerja RI fan Kepala Kepolisian
RI untuk “sebagai unsur penertib dan pengaman perusahaan atau badan hukum
lainnya.
Keterlibatan tenaga Kerja Satpam dalam organisasi non struktural berpedoman
kepadapetunjuk kepolisian negara RI selaku pembina teknis.
Sedangkan sebagai pekerja pembinaan dan perlindungannya dilakukan Departemen
Tenaga Kerja RI.
6. Petunjuk Kepolisian ttg hak anggota Satpam untuk tidak menjadi anggota Serikat
Pekerja / Serijkat Buruh, telah dinyatakan dalam Surat telegram Kapolri No,.Pol
:STR/227/2001 tanggal 31 Mei 2001, tentang anggota Satpam dilarang menjadi
anggota Serikat Pekerja/Serikat Buruh dlm Surat Kapolda Metro Jaya No.Pol ;
B/6741/VIII/1997 Datro tgl 5 Agustus 1997 ttg keberadaan Satpam tidak sebagai
anggota SPSI.
7. Satpam adalah bagian dari Pengemban Kepolisian, sehingga merupakan bagian dari
aparat penegak hukum yang harus bertindak mandiri, adil dan netral.
Kepentingan pekerja dan kepentingan penegakan semua ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku, maka bagi anggota satpam dilarang menjadi
anggota serikat pekerja, tetapi anggota satpam dapat menjadi anggota assosiasi di
bidang Profesi Security, seperti AMSI (Asosiasi Manajemen Security Indonesia), guna
dapat menyalurkan aspirasi dan memperjuangkan hak dan kewajiban sebagai
karyawan (Satpam).
bila anggota Satpam masih tetap berkeingginan menjadi anggota serikat pekerja,
maka yang bersangkutan harus meninggalkan keanggotaan satpam atau akan dicabut
Kartu Tanda Pengenal/KTA-nya sebagai tanda keabsahan kewenangan yg dimilikinya,
yg berarti dgn sendirinya yg bersangkutan harus dipindahkan /diberhentikan dari
anggota Satpam.
kewenangan pemindahan atau pemberhentian anggota Satpam menjadi wewenang
pimpinan perusahaan dimana dia bekerja.
Mengingat Satpam merupakan karyawan yang mempunyai profesi Petugas dibidang
keamanan dan sehari-hari bertugas mengamankan secara fisik seluruh asset dan hasil
produksi serta unsur SDM, sedangkan karyawan biasa (diluar Satpam) merupakan pekerja
yang sehari-harinya untuk menhasilkan produk (barang dan jasa), sehingga tidak mungkin
dua pekerjaan yang berbeda tugasnya dilaksanakan oleh karyawan yang sama.
Atau dengan kata lain apabila terjadi kerusuhan / pemogokan yang dilakukan oleh intern
karyawan, maka petugas keamanan / Satpam dapat melakukan tindakan pertama sesuai
dengan fungsinya sebagai anggota satpam.
Sebagai Contoh :
Anggota TNI dan Polri pd dasarnya tetap mempunyai hak pilih dalam pemilu karena
anggota TNI dan Polri juga merupakan komponen bangsa yang sama haknya dengan
komponen bangsa yang lain (non TNI/Polri). Tapi megingat tugas pokok TNI / Polri
sebagai unsur keamanan, hak pilihnya tidak digunakan selama dia masih aktif berdinas
karena sebagai unsur keamanan harus berbuat netral tidak memihak siapapun / golongan
manapun (TNI dan Polri adalah milik semua golongan).
Lampiran Etika Profesi :
1. Anggota Security harus menyadari bahwa dalam melaksanakan fungsi, tugas dan
tanggung jawabnya melekat 4 (empat kemampuan yaitu :
a. SAFETY: Kemampuan dpt memberikan Rasa Selamat dr Bahaya/rasa takut.
b. SECURITY : Kemampuan dapat memberikan rasa terlindung dari segala
macam Gangguan.
c. SURITY : Kemampuan dapat memberikan Kepastian Akan Rasa Aman.
d. PEACE : Kemampuan dapat memberikan Rasa Damai / Tentram.

2. 4 (empat) Pilar Anggota Satpam :


a. adalah Pengemban Fungsi Kepolisian Terbatas, yg membantu sebagai
Kepanjangan Tangan Kepolisian Negara RI.
b. Adalah Mitra Petugas Kepolisian Negara RI dalam membangun Industrial
Security.
c. Adalah Profesional Security dimana selaku Corporate Security harus mampu
menekan asset-lost, Inefisiency, meningkatkan produktivitas.
d. Adalah mempunyai tugas Akhir “Keamanan Nasional”.
I A N
SE K
& H
K A S I
R I M A
T E

Anda mungkin juga menyukai