Anda di halaman 1dari 15

STANDARD OPERATING PROCEDUR (SOP) ANGGOTA SATPAM

(Bagian 1 : Petunjuk Teknis SOP Tugas Rutin Satpam )


STANDARD OPERATING PROCEDUR (SOP) ANGGOTA SATPAM
(Bagian 1 : Petunjuk Teknis SOP Tugas Rutin Satpam )

Post Operating Procedures (PSO), PSO ini terdiri dari beberapa Standard Operating Procedure (SOP) atau
Prosedur Kerja, SOP adalah petunjuk untuk melakukan suatu tugas tertentu.

Dengan adanya SOP, maka terdapat suatu keseragaman pola atau cara didalam melakukan suatu tugas
tertentu, dengan melaksanakan tugas sesuai SOP maka diharapkan tugas dapat dilaksanakan dengan
benar, mencapai tujuan/berhasil dan selamat.

SOP dapat dirubah / dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan di suatu pos jaga. SOP
harus tertulis, terdata dan ditandatangani oleh user/klien dan penanggungjawab keamanan (Kepala
Satpam). Setiap anggota yang bertugas wajib memahami SOP yang berlaku di area kerjanya.

STANDARD OPERATING PROCEDUR (SOP) ANGGOTA SATPAM


terdiri dari beberapa bagian :
· Bagian 1 : SOP Tugas Rutin Satpam
· Bagian 2 : SOP Tugas Pelayanan
· Bagian 3 : SOP Penanganan Kejadian
· Bagian 4 : SOP Kesehatan dan Keselamatan Kerja
· Bagian 5 : SOP Penanggulangan Keadaan Darurat
· Bagian 6 : SOP Administrasi Sekuriti

Bagian 1 : SOP Tugas Rutin Satpam


SOP – TRS 101 : Patroli Area
Pokok : Patroli dilaksanakan untuk memeriksa dan meyakinkan seluruh personil dan asset perusahaan
serta area dalam keadaan aman tka dan memastikan bahwa ketertiban dapat dijaga.
Prosedur :
1. Anggota yang melaksanakan patroli harus mempersiapkan peralatan yang menunjang pelaksanaan
patroli (misal : Lampu Senter, Jas Hujan, Sepatu Boot, Tongkat Satpam, Sangkur, Watch Man
Clock/Guard Tour/Touch Probe, dll)
2. Waktu pelaksanaan patroli area dilaksanakan dengan system acak.

3. Pelaksanaan patroli harus tercatat (Jam Keberangkatan, jam pulang, hasil penemuan, dsb).
4. Patroli area dilaksanakan sesuai dengan arahan Komandan Regu, periksa semua pos, lakukan
pemeriksaan kunci – kunci pintu, jendela, lampu – lampu, (Kalau dibutuhkan : genset, AC, Boiler, dll)
dinding pembatas area perusahaan.
5. Petugas Patroli area yang menemukan suatu kejanggalan atau kecurigaan diwajibkan langsung
menghubungi Pos security untuk berkoordinasi dan / atau meminta bantuan.
6. Patroli ke dalam area kantor / area produksi dilaksanakan apabila sudah ada ijin / perintah dari user.
7. Petugas patroli apabila menemukan karyawan yang melanggar tata tertib perusahaan, agar
menegur karyawan ybs dan mencatat identitasnya, lalu melaporkan ke Kepala Bagian / Shift ybs atau
melaporkan nya ke HRD dengan melampirkan Berita Acara Kejadian.
8. Petugas Patroli harus menanyakan kepentingan / keperluan orang – orang yang tidak dikenal yang
berada dalam lingkungan areal patroli / areal kawasan.

SOP – TRS 102 : Pengontrolan Kunci-kunci


Pokok : Penyimpanan semua kunci – kunci harus terpusat serta terdata, Keluar masuk kunci – kunci dari
tempat penyimpanan harus tercatat dan dilaporkan secara berkala.
Prosedur :
1. Semua kunci – kunci harus tersimpan dalam kotak kunci (Key Box) di Pos Security.
2. Hanya Anggota Security yang berhak untuk mengambil dan menyimpan kunci – kunci tersebut.

3. Setelah mempergunakan kunci – kunci, anggota security harus segera menyimpannya ke Kotak
kunci agar tidak terjadi kelalaian, kunci terbawa – bawa oleh anggota.
4. Kunci – kunci yang tersimpan harus terdata.
5. Orang yang berhak mempergunakan kunci – kunci tersebut harus tercatat dan diketahui oleh
petugas security.
6. Pengambilan dan penyimpanan kunci – kunci harus sepengetahuan dan ditandatangani oleh
Komandan Regu.
7. Buku laporan (mutasi) keluar/masuk kunci – kunci harus terpisah peruntukannya.
8. Security harus mengetahui apabila ada penggandaan kunci – kunci.
9. Anak kunci yang tidak ada di dalam kotak penyimpanan dan tidak terdata keluar di dalam buku
mutasi, harus segera dipertanggungjawabkan keberadaannya, berada dimana?, oleh siapa?, atas
perintah dan/atau ijin siapa?, mengapa?. Semuanya harus tercatat di dalam buku mutasi kunci dan
ditandatangani oleh Danru Shift jaga yang bertugas saat kejadian.
10. Apabila anak kunci dinyatakan hilang, maka harus dilakukan penyelidikan dan segera melaporkan ke
user untuk pengajuan penggantian kunci / gembok yang anak kuncinya hilang.
11. Pelanggaran terhadap prosedur ini akan dikenakan sangsi disiplin yang tegas.

SOP – TRS 103 : Karyawan Keluar Pada Jam Kerja


Pokok : Karyawan yang keluar area perusahaan pada saat jam kerja, harus memiliki ijin keluar kantor
dan ditandatangni oleh penjabat yang berwenang.
Prosedur :
1. Setiap karyawan yang akan meninggalkan area pada saat jam kerja harus menunjukan surat/form
ijin tertulis yang ditandatangani oleh penjabat yang berwenang.
2. Anggota security harus konfirmasi kepada penjabat yang berwenang apabila menemukan
kejanggalan / tidak menemukan tanda tangan penjabat yang berwenang pada Surat / Form ijin
meninggalkan tempat kerja.
3. Anggota Security wajib mendata nama, keperluan, jam keluar/masuk karyawan yang ijin
meninggalkan area kerja.
4. Petugas security tetap wajib melaksanakan body check terhadap karyawan yang meninggalkan area
kerja sesuai dengan prosedur yang berlaku.
5. Karyawan yang meninggalkan area kerja wajib melakukan check clock pada kartu absensinya
masing-masing.
6. Pada saat meninggalkan area kerja, karyawan harus tetap mengenakan ID Card-nya.
7. Pengecualian untuk peraturan ini adalah dalam kondisi darurat dan atas sepengetahuan / mendapat
ijin dari HRD / Kasatpam / Danru security.

SOP – TRS 104 : Keluar Masuk Karyawan


Pokok : Pengawasan keluar – masuk karyawan harus dilaksanakan secara ketat untuk menghindari
terjadinya pengeluaran asset – asset perusahaan secara illegal.
Prosedur :
1. Setiap karyawan yang keluar – masuk wajib melalui pintu akses yang telah ditetapkan oleh
perusahaan dan tidak diperkenankan melalui pintu akses yang lainnya.
2. Karyawan wajib memakai ID Card pada saat memasuki area perusahaan.
3. Security ditugaskan untuk meminta karyawan memakai ID Card pada saat memasuki pintu akses
karyawan.
4. Security ditugaskan untuk menahan karyawan yang tidak memakai ID Card untuk tidak memasuki
area perusahaan dan konfirmasi kepada penjabat yang berwenang untuk laporan dan meminta
petunjuk.
5. Security wajib mencatat identitas karyawan yang tidak memakai ID Card yang diijinkan oleh
penjabat yang berwenang untuk memasuki area perusahaan.
6. Security ditugaskan untuk melakukan Body Check terhadap karyawan yang melewati pintu akses
sesuai dengan prosedur Body Check.
7. Security ditugaskan untuk memeriksa barang bawaan karyawan yang melewati pintu akses sesuai
dengan prosedur pemeriksaan barang bawaan.
8. Anggota security harus mengetahui dengan pasti jenis-jenis barang yang tidak boleh dibawa masuk /
keluar area perusahaan.
9. Anggota security diwajibkan melaksanakan prosedur ini dengan sopan dan tegas.

SOP – TRS 105 : Pengawasan Absensi


Pokok : Pelaksanaan Absensi (Amano Card, Fingger Print, Magnetic Card) harus diawasi untuk
menegakan tertib administrasi, menghindari penyalahgunaan absensi dan pencegahan terhadap
sabotase (Perusakan mesin) yang mungkin terjadi.
Prosedur :
1. Setiap karyawan yang keluar masuk wajib melakukan absensi sesuai dengan system yang berlaku di
perusahaan.
2. Absensi wajib dilakukan oleh karyawan yang bersangkutan.

3. Anggota security ditugaskan untuk mengingatkan karyawan yang lupa / tidak melaksanakan peng-
absen-an.
4. Security ditugaskan untuk melarang karyawan yang melakukan peng-absen-an bagi karyawan lain
(titip absen).
5. Anggota security dapat mengatur jarum jam / memprogram penunjuk waktu mesin absensi apabila
diperlukan dan ditugaskan oleh user.
6. Pengecualian pelaksanaan prosedur ini berlaku sesuai dengan instruksi dari user / klien.

SOP – TRS 106 : Body Check


Pokok : Body Check dilaksanakan untuk mencegah dan meminimalisasi penguasaan asset – asset
perusahan secara illegal.
Prosedur :
1. Anggota security harus mengetahui tujuan dilaksanakannya body check.
2. Anggota security harus mengetahui secara pasti barang – barang yang tidak boleh dibawa keluar
dari area perusahan.
3. Body check dilaksanakan di pintu body check.
4. Setiap karyawan yang keluar-masuk pintu wajib diperiksa.
5. Body check dimulai dari sekitar area lengan, samping pinggang, depan dan belakang pinggang
menuju ke area paha luar dan paha dalam.
6. Apabila anggota security menemukan hal – hal yang mencurigakan, angota berhak untuk meminta
karyawan menunjukan barang yang dibawanya.
7. Anggota security dapat menahan karyawan ybs apabila ternyata karyawan ybs tidak bisa
menunjukan ijin untuk membawa barang tersebut.
8. Anggota diwajibkan untuk melaksanakan pemeriksaan dan membuat Berita Acara Pemeriksaan
sebagai bahan laporan dan meminta petunjuk kepada user / klien.
9. Body check harus dilaksanaan secara beretika dan tegas serta mengedepankan prinsip kesopanan.

SOP – TRS 107 : Pemeriksaan Barang Bawaan


Pokok : Pemeriksaan barang bawaan dilaksanakan untuk menyaring dan menahan benda – benda yang
dibawa masuk ke area perusahaan yang dapat mengganggu kinerja karyawan / membahayakan
operasional perusahaan.
Prosedur :
1. Anggota security harus mengetahui tujuan dilaksanakannya Pemeriksaan Barang Bawaan.
2. Anggota security harus mengetahui secara pasti barang – barang yang tidak boleh dibawa masuk ke
area perusahan.
3. Pemeriksaan barang bawaan dilakukan dengan meminta karyawan untuk membuka tas atau barang
bawaannya, security melakukan pemeriksaan visual ke dalam tas atau barang bawaan karyawan.
4. Anggota security tidak selalu harus melakukan contact fisik (memegang) tas atau barang bawaan
karyawan.
5. Apabila anggota security menemukan hal – hal yang mencurigakan, anggota berhak untuk meminta
karyawan mengeluarkan barang dari tas yang dibawanya.
6. Anggota security dapat menahan benda atau barang bawaan karyawan yang dilarang untuk dibawa
masuk ke dalam area.
7. Anggota diwajibkan untuk mengamankan barang bawaan yang disita untuk dikembalikan kepada
pemiliknya setelah jam kerja selesai. Dan membuat Berita Acara Pemeriksaan sebagai bahan laporan
untuk user / klien.
8. Pemeriksaan barang bawaan harus dilaksanaan secara sopan dan tegas serta mengedepankan
prinsip kesopanan.

SOP – TRS 108 : Pemeriksaan Kendaraan Masuk


Pokok : Setiap kendaraan yang akan masuk ke dalam area wajib diperiksa untuk mencegah terjadinya
hal -hal yang tidak diinginkan
Prosedur :
1. Kendaraan (truck, mobil, sepeda motor) yang akan masuk diwajibkan antri di depan pos akses
masuk dan pintu gerbang harus selalu dalam keadaan tertutup.
2. Anggota security yang bertugas menghampiri kendaraan tersebut dan mengucapkan salam :
“Selamat pagi / siang / sore / malam”.
3. Menanyakan keperluan pengemudi atau orang yang berada di dalam kendaraan untuk memasuki
area perusahaan dan dengan mengucapkan :
“Ada yang bisa saya bantu?”
4. Anggota memeriksa dokumen yang dibutuhkan.
5. Anggota konfirmasi ke staff / bagian yang dituju tentang kedatangan kendaraan.
6. Mengarahkan kendaraan ke tempat yang telah ditentukan.

SOP – TRS 109 : Pemeriksaan Kendaraan Keluar


Pokok : Setiap kendaraan yang keluar dipastikan membawa dokumen perjalanan yang telah ditentukan
oleh perusahaan dan dipastikan tidak membawa barang – barang milik perusahaan tanpa izin.
Prosedur :
1. Anggota menanyakan dan memeriksa Surat Jalan.
2. Memastikan bahwa Surat Jalan telah diferivikasi (ditandatangani) oleh otoritas yang berwenang.
3. Apabila menemukan kejanggalan / kurang tandatangan / Cap perusahaan, kendaraan tidak diijinkan
keluar dan anggota segera konfirmasi ke manajemen.

4. Anggota memeriksa bagian dalam (Ruang kaki pengemudi) dan memeriksa bak kendaraan.
5. Apabila menemukan barang yang mencurigakan agar memeriksa dan memastikan bahwa barang
tersebut bukan milik perusahaan / sudah mendapat ijin.

SOP – TRS 110 : Pemeriksaan Kendaraan Di Object Vital


Pokok : Pemeriksaan kendaraan berkaitan dengan potensi ancaman bom dan untuk menerapkan
proteksi dini. Pemeriksaan dilakukan secara visual untuk menjaga kenyamanan dan privasi penumpang
dan dilakukan dengan sungguh – sungguh untuk mencari segala bentuk hal – hal yang tidak lazim /
mencurigakan.

Prosedur :
1. Anggota meminta ijin untuk melakukan procedure pemeriksaan dengan ramah.
2. Pemeriksaan Kendaraan dimulai dari sisi kanan kendaraan
3. Anggota membuka pintu pengemudi dan melakukan pemeriksaan visual :
a. Dashboard depan
b. Perhatikan tempat dudukan kemudi , radio tape, dan laci-laci. Apabila semuanya tampak normal dan
standar, maka dapat dinyatakan aman / bersih.
c. Bagian kaki / Bawah kursi
d. Perhatikan ruang kosong di bawah kemudi / dashboard, kabin kemudi, kabin penumpang.
e. Perhatikan ruang kosong antara dek / lantai dengan kursi penumpang dan kemudi di bagian depan
dan belakang.
f. Dashboard belakang (sedan)
g. Pemeriksaan pada ruang kosong antara sandaran jok belakang dengan kaca belakang.
4. Membuka pintu penumpang
5. Petugas mengamati bagian dalam kendaraan, bila didalam kendaraan ada penumpang, pemeriksa
mengambil jarak sekitar 50cm untuk menghindari keberatan dari penumpang. Amati dengan seksama isi
serta bentuk bagian dalam kendaraan.
6. Membuka pintu bagasi, perhatikan hal - hal berikut:
a. Lapisan penutup: dinding samping bagasi, penutup ruang ban cadangan.
b. Kotak peralatan dan benda lainnya.
7. Memeriksa dengan Inspection Mirror:
a. Bagian bawah depan.
b. Bagian bawah mesin.
c. Bagian bawah belakang.
d. Memutar ke depan lagi.
8. Khusus :
a. Pemeriksaan meliputi perlengkapan yang terletak pada rangka (chasis) dan dek bawah yang tidak
terlihat oleh mata.
b. Perhatikan dengan teliti apakah ada hal yang mencurigakan dan janggal? Misalnya, kabel tambahan
atau alat distributor listrik ganda.
c. Pemeriksaan dengan metal detector hanya dilakukan apabila dalam pemeriksaan visual ditemukan
benda ganjil / mencurigakan, mintalah dengan sopan kepada pengemudi/penumpang untuk
menjelaskan.
d. Dilarang untuk memeriksa dan membuka sendiri isi bungkusan yang mencurigakan. Mintalah
dengan sopan kepada pembawa / pemilik barang untuk membuka sendiri dan menjelaskan kepada
petugas.

SOP – TRS 111 : Parkir Kendaraan


Pokok : Membantu pengemudi dengan mengarahkan kendaraannya dan menerapkan safety first.
Prosedur :
1. Mempergunakan alat pendukung yang ada kalau diperlukan (Lampu lalin, peluit, rompi lalin,
perlengkapan PKD).
2. Mengarahkan kendaraan ke slot parkir yang telah ditentukan agar tidak semrawut

3. Mengarahkan kendaraan dengan posisi yang memudahkan untuk keluar.


4. Posisi Anggota di arah belakang, anggota berada di sisi kanan kendaraan agar terlihat dari kaca
spion.
5. Mengarahkan dengan gerakan tangan dan dengan instruksi suara yang terdengar oleh pengemudi
atau mempergunakan peluit.
6. Arahan untuk pengemudi harus jelas.
7. Untuk menghindari klaim sepihak, setelah kendaraan terparkir maka dilakukan pemeriksaan secara
visual dan singkat :
a. Kondisi fisik kendaraan (Cat body, bumper, ban)
b. Kunci pintu.
c. Jendela mobil.
d. Barang – barang di dalam kendaraan.
8. Mengingatkan pengemudi apabila ditemukan pintu tdk terkunci, jendela yang terbuka atau ada
barang berharga yang ditinggalkan di dalam kendaraan.
9. Meminta pengemudi untuk mempergunakan / tidak, rem tangan / posisi gear sesuai dengan
keadaan.
10. Memberikan kartu parkir.
11. Kendaraan keluar :
a. Mengambil kartu parkir.
b. Melakukan pemeriksaan STNK apabila diharuskan.
c. Menerapkan aturan Pengaturan Lalulintas standar Polri.
d. Posisi Anggota menempati posisi yang paling strategis / maksimal untuk mengatur lalin.
e. Menerapkan aturan safety first.
f. Secara umum anggota dilarang menerima uang tip.
12. Administrasi perparkiran :
a. Mencatat jenis dan Nopol kendaraan.
b. Mencatat jam keluar – masuk kendaraan.
SOP – TRS 112 : Pengawasan Loading – Unloading
Pokok : Memastikan barang yang loading – unloading sesuai dengan surat jalan dan membantu
perusahaan dalam memenuhi standar (Buyer) untuk ekspor.
Prosedur :
1. Mengarahkan kendaraan ke tempat penimbangan sebelum dan sesudah proses loading - unloading.
2. Mencatat hasil penimbangan kendaraan.
3. Area loading – unloading harus steril dari orang – orang yang tidak berkepentingan termasuk sopir
dan kenek.
4. Nama dan photo petugas Loading – unloading harus tertera di area loading – unloading.
5. Anggota harus memastikan pelaksana loading – unloading adalah petugas yang telah ditunjuk oleh
manajemen dan memakai ID card.
6. Petugas memeriksa kelengkapan administrasi / surat – surat.
a. Jenis.
b. Jumlah.
c. Tanda tangan / Cap perusahaan.
7. Petugas memeriksa segel dan kunci (Gembok) box kendaraan.
8. Mendokumentasikan (Mem-photo) segel dan kunci box kendaraan apabila diperlukan.
9. Mengawasi proses loading – unloading.
10. Melakukan penghitungan jumlah dan jenis barang yang loading – unloading apabila diperlukan.
11. Mengawasi pelaksanaan buka - kunci gembok dan segel.

SOP – TRS 113 : Pengawasan Ruang Locker Karyawan


Pokok : Memastikan keamanan barang – barang yang disimpan di locker dan memastikan karyawan
untuk menyimpan barang – barang yang dilarang dibawa masuk ke ruang produksi ( tempat kerja) di
locker.
Prosedur :
1. Memastikan sign/tanda himbauan untuk tidak membawa barang – barang berharga ditempel di
tempat yang mudah dilihat karyawan.
2. Memastikan pintu locker terkunci pada jam – jam setelah karyawan masuk dan setelah karyawan
istirahat.
3. Mengamankan anak kunci locker yang tergantung / tertinggal.
4. Menginformasikan pintu locker yang tidak terkunci kepada karyawan yang bersangkutan apabila
ditemukan locker tidak terkunci.
5. Mengawasi orang – orang yang memasuki area locker room.
6. Melarang orang yang tidak berkepentingan di luar jam istirahat, masuk / pulang berada di area
locker room.

SOP – TRS 114 : Pintu Gerbang


Pokok : Area Pabrik / Industri, adalah area tertutup (Restricted Area).
Prosedur :
1. Memastikan pintu gerbang selalu dalam keadaan tertutup dan terkunci.
2. Memastikan orang / kendaraan yang akan masuk sudah dikenali sebelum membuka pintu gerbang.
3. Memastikan slot sudah terkunci ketika mengarahkan kendaraan memasuki / keluar pintu gerbang.
4. Memastikan kendaraan yang akan masuk bisa memasuki gerbang tanpa masalah / mampu
mengukur / memperkirakan ukuran kendaraan bisa melewati pintu gerbang (tinggi dan lebar nya)
5. Segera menutup pintu gerbang ketika kendaraan telah memasuki / keluar area dan segera mengunci
kembali.
SOP – TRS 115 : Pengawalan
Pokok : Pengamanan dilaksanakan dengan standar yang ada berdasarkan penilaian nilai (value) objek
pengawalan dan resiko pengawalan.
Prosedur :
1. Pengawalan dilaksanakan atas sepengetahuan Chief Security atau Danru setelah ada permintaan
pengawalan dari klien yang mengisi Escorting Request Form (ER Form).
2. Pelajari ER Form dengan teliti, kemudian lakukan persiapan pengawalan sesuai kebutuhan berupa
pemilihan personil sesuai dengan kualifikasi, kendaraan, senjata, alat komunikasi, body protector, dll.
3. Kualifikasi dasar personil untuk melakukan pengawalan adalah sbb:
a. Skill beladiri (tangan kososng dan alat).
b. Skill penggunaan alat komunikasi.
c. Skill mengemudikan R4 dan R2 untuk antisipasi apabila ada keadaan darurat.
d. Menguasai rute perjalanan.
4. Pelajari rute perjalananan dengan teliti, apakah ada titik – titik kemacetan, dimana Pos Polisi
terdekat.
5. Usulkan alternatif – alternatif perjalanan yang paling aman.
6. Semua kronologis pengawalan dicatat dalam Buku Laporan Pengawalan (Escorting Report)
7. Pengawalan dilakukan dengan prinsip kehati-hatian dan kecurigaan / kewaspadaan.

SOP – TRS 116 : Penggunaan Radio Komunikasi


Pokok : Radio komunikasi merupakan sarana pelaporan dari pos jaga ke Pos Utama, penyebaran
informasi dari Pos Utama ke seluruh pos jaga, sarana untuk meminta bantuan dalam keadaan darurat
dan alat penunjang operasional security dalam satu area.
Prosedur :
1. Radio komunikasi tidak boleh digunakan untuk komunikasi pribadi (ngobrol, bercanda, dll)
2. Radio komunikasi di pos harus selalu dalam keadaan stand by.
3. Pelaporan dari area jaga harus dilaksanakan minimal 1 jam sekali.
4. Dilarang melakukan jamming (mengganggu frekuensi) dengan memasukan suara – suara lain, atau
dengan menekan tombol PTT tanpa keperluan operasional.
5. Sebelum melakukan panggilan (berbicara) tekan tombol PTT selama 2 detik, baru berbicara.
6. Rawatlah HT seperti anda merawat HT milik sendiri
7. Dilarang untuk mengkotak-katik pesawat HT baik sengaja maupun tidak sengaja, apabila terjadi
kerusakan pesawat segera laporkan ke Pos Utama.
8. Ketika pesawat sedang di charge, harus dalam keadaan mati (off). Menggunakan HT dalam keadaan
di charge dapat menyebabkan kerusakan pesawat.
9. HT harus dibawa dengan menggunakan antena pendek ketika sedang melaksanakan patroli dengan
cara digantung di samping badan.
10. Apabila jaringan sedang digunakan, yang lain harus sabar menunggu, dan apabila ada taruna yang
mendesak, harus menggunakan kata “Intrap”.
11. Gunakanlah etika berkomunikasi yang baik.

12. Seluruh pelanggaran dari petunjuk teknis protap penggunaan radio komunikasi ini akan dikenakan
sangs
STANDARD OPERATING PROCEDUR (SOP) ANGGOTA SATPAM (Bagian 2 : Tugas Pelayanan )
STANDARD OPERATING PROCEDUR (SOP) ANGGOTA SATPAM
(Bagian 2 : Tugas Pelayanan )
Oleh : Doddy Hidayat, SE.

ANGGOTA SATPAM DENGAN SIGAP MEMBUKAKAN PINTU KENDARAAN

Pada Bagian I kita telah membahas mengenai SOP Tugas Rutin Satpam, pada Bagian II ini kita akan
membahas tentang Tugas Pelayanan yang dilakukan oleh anggota Satpam di area.

Tugas pelayanan harus dipastikan berjalan sesuai dengan SOP yang telah ditetapkan agar kualitas
pelayanan dapat dipenuhi. SOP pelayanan yang dilaksanakan oleh anggota Satpam adalah, sbb :

SOP – TP 201 : Penerimaan Tamu


Pokok : Tamu harus dilayani agar merasa nyaman dan terpenuhi kepentingannya dengan baik.
Prosedur :
1. Dipasang sign (papan tanda) Tamu Wajib Lapor.
2. Tamu wajib lapor security.
3. Apabila tamu menggunakan kendaraan, petugas mengarahkannya ketempat parkir khusus tamu
yang tersedia.
4. Security wajib menyeleksi tamu – tamu yang berhubungan dengan perusahaan dan dengan
sopan.
5. Memperlakukan tamu dengan penuh kesopanan dan ramah tamah tetapi tegas sehingga tercipta
suasana yang nyaman dan aman.
6. Tamu diarahkan untuk mengisi buku tamu yang telah disediakan dimeja pelayanan Security.
7. Tamu dimohonkan menitipkan kartu identitas ( KTP atau SIM ) yang masih berlaku kemudian
petugas memberikan kartu Visitor Pass untuk dikenakan / dipasang disaku baju tamu tersebut.
8. Untuk menjaga hal – hal yang tidak diinginkan, identitas yang diterima security hanya boleh
berupa KTP atau SIM yang masih berlaku, Kartu nama dan ID Card lain tidak diperbolehkan.
9. Sampaikan informasi mengenai tamu (Nama, perusahaan, tujuan / kepentingan, jumlah tamu)
kepada staff yang dituju.
10. Dilarang memberikan informasi mengenai staff yang dituju sebelum konfirmasi (Tamu silahkan
menunggu, staff sedang keluar, dll).
11. Security mempersilahkan tamu menunggu di Ruang tunggu tamu sampai ada persetujuan
(Konfirmasi) dari karyawan yang dituju.
12. Pastikan bahwa staff yang dituju mengetahui ada tamu yang menunggu.
13. Konfirmasikan kenapa tamu harus menunggu (Staff yang dituju sedang on line, keluar, sibuk, ada
tamu lain, dll).
14. Tamu dilarang keras berkeliaran diarea perkantoran kecuali ada izin dari managemen.
15. Tamu diberi blanko Surat Pengantar Tamu (Visitors Slip) untuk diserahkan tamu kepada Staff yang
dituju.
16. Pada saat keluar apabila membawa barang yang mencurigakan maka security wajib menghubungi
karyawan yang ditemui oleh tamu tersebut.
17. Pada saat tamu hendak keluar kartu Visitor Pass diminta untuk diserahkan kembali kepada
Security sekaligus dikembalikan kartu identitas yang bersangkutan.
18. Aturan dan prosedur ini wajib ditatati oleh Security dan tamu.
19. Apabila tamu tidak mengindahkan prosedur yang berlaku, Security memiliki wewenang penuh
untuk tidak mengizinkan tamu masuk ke area.

SOP – TP 202 : Penerimaan Tamu Bersenjata


Pokok : Apabila menemukan tamu ( Customer ) dengan membawa senjata api atau senjata tajam dan
sejenisnya, maka security harus tetap bersikaplah tenang, jangan menunjukkan sikap panik.
Prosedur :
1. Apabila tamu dari anggota TNI / POLRI dengan berseragam dinas lengkap dan bermaksud
bertemu Staff / pimpinan Kantor, tanyakan dengan sopan Kartu Tanda Pengenal ( Kartu Anggota ) dan
perlakukan sesuai prosedur pelayanan tamu.
2. Apabila Staff / pimpinan berkenan menerima tamu tersebut, dampingi tamu sampai bertemu
langsung dengan Staff / pimpinan.
3. Apabila Staff / Pimpinan menolak tamu tersebut, sampaikan dengan baik dan tepat.
4. Apabila tamu mengaku dari angota TNI / POLRI dengan berpakaian preman ( tidak berseragam
dinas ) dan tidak dikenali. Tanyakan dengan sopan Kartu Tanda Pengenal ( Kartu Anggota ) dan
perlakukan dengan prosedur pelayanan tamu.
5. Apabila tamu bukan dari anggota TNI / POLRI ( warga sipil ), perlakukan sesuai dengan prosedur
pelayanan tamu serta dengan sopan meminta tamu menunjukkan Surat Izin Membawa Senjata Api /
Tajam. Apabila dapat menunjukkan surat tersebut dan sah, Security meminta tamu menitipkan senjata
yang dibawa untuk disimpan di tempat khusus penitipan Senjata Api / Tajam yang disediakan setelah
terlebih dahulu mengisi formulir penitipan barang.
6. Apabila tamu menolak ketentuan diatas, Security berhak menolak tamu tersebut berada di dalam
area bahkan apabila tamu warga sipil dan tidak dapat menunjukkan Surat Izin yang sah segera
mengamankan senjata tersebut beserta pelakunya, selanjutnya melaporkan kepada Pimpinan /
Supervisor dan berkoordinasi dengan pihak berwajib ( Kepolisian ) untuk diproses sesuai hukum yang
berlaku.

SOP – TP 203 : Penerimaan Telepon


Pokok : Penerimaan telephone yang baik dan benar dapat meningkatkan image perusahaan / klien dan
harus disampaikan dengan sopan, ramah, jelas.
Prosedur :
1. Siapkan alat tulis.
2. Segera angkat telephone pada deringan pertama dengan menggunakan tangan kanan (tangan yg
aktif).
3. Telephone tidak boleh berdering lebih dari 3 kali.
4. Dilarang menyapa dengan kata “Hallo”.
5. Ucapkan :
§ “Selamat pagi/siang/malam”
§ Telephone dari luar : “Dengan PT……….., ada yang bisa saya Bantu?”
§ Telephone dari dalam : ”Dengan security.......(Ucapkan nama), ada yang bisa saya Bantu?”
6. Kalau minta bicara dengan seseorang tanyakan nama penelepon dan dari instansi / lembaga
mana?
7. Katakan : “Bisa tunggu sebentar? Saya sambungkan”
8. Bila No Extension yang di tuju tidak diangkat atau sedang sibuk (Dalam 5 kali deringan),
sampaikan : : “Maaf Pak/Bu, Bp/Ibu…nya sedang online, bisa telepon sebentar lagi ? atau ada pesan?”
9. Bila No Extention yang di tuju diangkat, katakan : “Maaf Pak/Bu ada telephone dari……..,
(sebutkan nama orang dan Perusahaan nya).
10. Pergunakanlah Bahasa Indonesia yang benar dengan nada kalimat yang resmi/dinas.
11. Bila sedang berbicara di telephone, anggap lawan bicara kita seakan – akan berada di hadapan
kita langsung.
12. Segera sampaikan pesan pe-nelephone ke orang yang di tuju begitu ada kesempatan.
13. Catat identitas penelephone, keperluan, orang yang di tuju dan apabila ada pesan, catat di dalam
buku Telephone Log Book.

SOP – TP 204 : Menangani Keluhan (Komplen)


Pokok : Atasi dan laporkan keluhan sesegera mungkin.
Prosedur :
1. Meminta maaf kepada tamu atas ketidak nyamanan tsb.
2. Tanyakan kepada tamu apa yang dikehendaki atau yang menjadi komplenannya.
3. Mendengarkan komplain tanpa memotong pembicaraan.
4. Tunjukan rasa empati, perhatian dan keinginan untuk membantu.
5. Nyatakan bahwa semua keluhan atau masalahnnya akan segera ditangani:
a. Mengatakan apa yang hendak dilakukan untuk menangani masalah
b. Menyarankan alternatif pemecahannya
c. Selesaikan sekarang (bila mungkin), jika tidak tentukan waktu penyelesaiannya.
6. Catat keluhan tamu tsb dalam Buku Guest Complain Log Book.
7. Segera informasikan masalah ini kepada pihak terkait (atasan) untuk memperoleh tindakan dan
petunjuk selanjutnya.

SOP – TP 205 : Menangani Orang Yang Marah


Pokok : Atasi dan laporkan sesegera mungkin.
Prosedur :
1. Bila memungkinkan, ajak tamu ke tempat yang lebih nyaman dan tertutup.
2. Persilahkan duduk.
3. Persiapkan minuman kalau ada.
4. Mendengarkan keberatan tanpa memotong pembicaraan.
5. Memberikan rasa empati (memaklumi/memahami).
6. Tidak terpancing emosi dan tetap berpikir rasional.
7. Tidak berbicara dengan gaya berlebihan.
8. Bila diperlukan minta maaf.
9. Berbuat sesuatu untuk menangani masalah seperti, mencatat, mencari, membantu.
10. Menjelaskan kebijakan yang tidak menyenangkan bagi pelanggan :
a. Sampaikan rasa empati
b. Dengarkan dan perhatikan keberatan dan keinginan pelanggan
c. Gunakan teknik sedemikian rupa agar pelanggan mendapat kesimpulannya sendiri
d. Turunkan suasana yang tegang dengan nada bicara ramah dan sopan tetapi tegas serta menjelaskan
permasalahan dengan alasan yang rasional
e. Untuk mencegah kebuntuan coba memberikan saran-saran sebagai alternatif
f. Ajukan pertanyaan mengenai pendapat pelanggan tentang saran alternatif tersebut.
g. Mencatat apa yang dikeluhkan pelanggan dan tindak lanjutnya.
11. Catat keluhan tamu tsb dalam Buku Guest Complain Log Book.
12. Segera informasikan masalah ini kepada pihak terkait (atasan) untuk memperoleh tindakan dan
petunjuk selanjutnya.

SOP – TP 206 : Pelayanan Terhadap Pimpinan Perusahaan


Pokok : Pelayanan dilakukan dengan wajar dan penuh keikhlasan.
Prosedur :
1. Pada saat Pimpinan tiba di kantor.
a. Segera melaksanakan penghormatan dan mengucapkan salam.
b. Berdiri disamping kendaran, lurus dengan tempat duduk pimpinan.

c. Segera bukakan pintu dengan menggunakan tangan kiri dan tunggu sampai pimpinan keluar dari
kendaraan.
d. Tutup pintu kendaraan dengan perasaan, tidak boleh menutup pintu dengan keras.
e. Apabila pimpinan membawa tas atau map, segera sampaikan ijin untuk membawakan tas atau map
tsb, dengan mengucapkan : “Mohon ijin, biar kami yang bawa”.
f. Segera ikuti pimpinan sampai di depan kantor/ruangan dan mohon ijin masuk ruangan untuk
meletakan tas/map.
g. Setelah selesai, ucapkan mohon ijin kembali dan segera kembali ke pos jaga.
2. Pada saat pimpinan akan keluar kantor :
a. Satpam mempersiapkan diri dengan sikap sempurna berdiri tegap di depan kantor/ruangan kantor,
pada saat pimpinan keluar segera melaksanakan penghormatan dan mengucapkan salam.
b. Antarkan ke kendaraan dan bukakan pintu penumpang sebelah kanan, setelah pimpinan duduk,
pintu ditutup dengan perasaan dan tidak boleh ditutup dengan keras.
c. Segera sikap sempurna dan laksanakan penghormatan sampai kendaraan lewat.
d. Apabila pimpinan membawa tas/map, pada saat pimpinan keluar ruangan mohon ijin untuk
membawakan tas/map. Ketika pimpinan sudah duduk di kendaraan maka tas/map disampaikan kepada
pimpinan dengan mengucapkan mohon petunjuk dimana meletakan tas/map.
3. Apabila hujan / panas terik :
a. Satpam sudah mempersiapkan diri dengan payung terbuka.
b. Pada saat pimpinan keluar, payung dipegang dengan tangan kiri, laksanakan penghormatan, pada
saat pimpinan akan masuk ke kendaraan, payung berada di tangan kanan, posisi payung merapat dan
payung agak condong ke depan menuju ke pintu kendaraan.
c. Bukakan pintu dan tutupkan setelah pimpinan masuk.
d. Berdiri di samping kendaraan, laksanakan penghormatan, tunggu sampai pimpinan lewat.
STANDARD OPERATING PROCEDUR (SOP) ANGGOTA SATPAM (Bagian 3 : Penanganan Kejadian )
STANDARD OPERATING PROCEDUR (SOP) ANGGOTA SATPAM
(Bagian 3 : Penanganan Kejadian )
Oleh : Doddy Hidayat, SE.

ANGGOTA SATPAM MEMERIKSA PINTU YANG DICONGKEL


PADA SUATU KASUS PENCURIAN

Tugas seorang anggota Satpam adalah melaksanakan pengamanan di area kerjanya, setiap hari akan
menghadapi masalah dan kejadian yang berhubungan dengan keamanan dan ketertiban area.

Anggota Satpam harus siap dan sigap bertindak menyelesaikan masalah - masalah keamanan yang
timbul. SOP ini dibuat untuk memastikan anggota Satpam dapat bertindak dengan benar ketika
menghadapi suatu kejadian.

SOP – TP 301 : Tindakan Pertama di TKP


Pokok : Sebagai pembantu Polisi dalam melaksanakan fungsinya, Anggota Satpam memiliki kewenangan
kepolisian yang terbatas didalam menangani TKP.
Prosedur :
1. Segera beri pertolongan kepada korban (Bila ada).
2. Segera amankan TKP dengan cara memberi batas di TKP dengan alat yang ada (Security Line, Tali,
Kayu/Bambu, dll).

3. Larang orang - orang yang tidak berkepentingan untuk memasuki TKP.


4. Anggota Satpam dilarang menyentuh atau memindahkan barang bukti yang ada.
5. Dokumentasikan apabila memungkinkan.
6. Cari dan catat informasi pendahuluan mengenai :
a. Ada kejadian apa?
b. Dimana tempatnya?
c. Kapan terjadi?
d. Siapa yang terlibat (Pelaku, Korban, Saksi)?
e. Kerugian atau kerusakan, cedera apa?
f. Mengapa terjadi?
7. Buat kronologis singkat.
8. Segera laporkan ke atasan dan manajemen perusahaan.
9. Jangan tinggalkan dan membersihkan/membereskan TKP sebelum ada pihak berwenang yang
memerintahkan (Bisa manajemen perusahaan atau kepolisian).

SOP – TP 302 : Menangani Pencurian:


Pokok : Setiap menerima atau mengetahui adanya tindak pencurian harus segera ditelusuri tanpa
melihat nilai kerugian dan jumlah barangnya, segera laporkan.
Prosedur :
1. Segera datangi TKP untuk melaksanakan prosedur TP TKP.
2. Telusuri jejak / jalur akses keluar masuk pencuri dan cari informasi kepada penduduk di luar area
untuk informasi tambahan.

3. Laporkan kepada atasan langsung dan manajemen perusahaan untuk meminta petunjuk.
4. Segera buat Berita Acara Kejadian (BAK) atau kronologis kejadian.
5. Amankan Buku Mutasi, Buku Patroli, Buku Catatan Kunci, rekaman CCTV.
6. Laporkan kepada pihak kepolisian apabila diperintahkan oleh user.

SOP – TP 303 : Menangani Kecelakaan Kerja Karyawan


Pokok : Korban harus segera mendapatkan pertolongan pertama.
Prosedur :
1. Lakukan P3K apabila sudah terlatih.
2. Catat kronologis kejadian untuk disampaikan kepada petugas medis yang melakukan perawatan
medis terhadap korban.
3. Apabila kecelakaan mengakibatkan luka berat, segera bawa ke rumah sakit terdekat untuk
mendapatkan perawatan.
4. Laksanakan prosedur TP TKP apabila perlu dilakukan penyelidikan dari pihak kepolisian.
5. Buat Berita Acara Kejadian dengan lengkap untuk dilaporkan ke manajemen perusahaan.

SOP – TP 304 : Menangani Insiden


Pokok : Hadapi dengan tenang semua bentuk provokasi dari karyawan/warga dan selalu bersikap
waspada.
Prosedur :
1. Usahakan hadapi dengan tenang segala bentuk provokasi yang menjurus ke bentrok fisik.
2. Cobalah untuk bernegosiasi secara persuasif, usahakan mengenali siapa penggerak / provokator dari
karyawan/warga tersebut, sehingga apabila terjadi tindak anarkis, mereka sudah teridentifikasi.
3. Segera laporkan perkembangan situasi ke atasan dan manajemen perusahaan untuk perintah lebih
lanjut.
4. Catat semua kejadian untuk dibuatkan Berita Acara Kejadian.
5. Apabila anggota satpam menjadi korban pemukulan, segera dievakuasi dan di bawa ke instansi
kesehatan untuk mendapatkan perawatan dan visum.

SOP – TP 305 : Perlakuan Terhadap Premanisme / Pengemis / Pemalak (Prowers)


Pokok : Apabila menemukan prowers, segera dekati oknum tersebut.
Prosedur :
1. Tanyakan siapa dan mengapa ada di area tsb.
2. Tanyakan dan catat identitasnya.
3. Apabila anggota mendapatkan laporan mereka sebagai pengganggu, maka segera laporkan kepada
atasan.
4. Berusaha membawa mereka ke luar area dengan tindakan persuasif.

5. Apabila mereka menolak dan melakukan perlawanan, segera lakukan tindakan represif dan segera
laporkan kepada pihak berwajib bahwa anggota telah melakukan penangkapan.
6. Catat semua kejadian untuk dibuatkan Berita Acara Kejadian.
SOP – TP 306 : Menemukan Kerusakan Mesin / Asset Klien
Pokok : Apabila menemukan kerusakan mesin / asset klien, segera laporkan ke pihak yang
berkepentingan.
Prosedur :
1. Datangi lokasi kerusakan untuk verifikasi.
2. Catat kronologis kejadian / informasi – informasi mengenai kejadian.
3. Laporkan ke pihak yang berkepentingan.
4. Buatkan Berita Acara Kejadian.

SOP – TP 307: Menemukan Perbuatan / Tindakan Asusila


Pokok : Anggota Satpam tidak boleh mentolelir semua bentuk perbuatan / tindakan asusila yang
dilakukan di area perusahaan.
Prosedur :
1. Dekati pelaku dan tanyakan identitasnya
2. Mintai keterangan pelaku di Pos Satpam.
3. Buat surat pernyataan pelaku untuk tidak melakukan perbuatan / tindak asusila lagi.
4. Apabila tidak ada yang berkeberatan, pelaku dapat dipersilahkan untuk kembali bekerja / pulang.
5. Buatkan Berita Acara Kejadian sebagai bahan laporan.

Anda mungkin juga menyukai