Anda di halaman 1dari 16

STANDARD OPERATING PROCEDUR (SOP) ANGGOTA

SATPAM

SOP adalah petunjuk untuk melakukan suatu tugas tertentu, terdiri dari :
1. Bagian 1 : SOP Tugas Rutin Satpam
2. Bagian 2 : SOP Tugas Pelayanan
3. Bagian 3 : SOP Penanganan Kejadian
4. Bagian 4 : SOP Kesehatan dan Keselamatan Kerja
5. Bagian 5 : SOP Penanggulangan Keadaan Darurat
6. Bagian 6 : SOP Administrasi Sekuriti

Bagian 1 : SOP Tugas Rutin Satpam

SOP TRS 101 : Patroli Area

Pokok :
Patroli dilaksanakan untuk memeriksa dan meyakinkan seluruh personil dan
asset perusahaan serta area dalam keadaan aman tka dan memastikan
bahwa ketertiban dapat dijaga.

Prosedur :
1. Anggota yang melaksanakan patroli harus mempersiapkan peralatan yang
menunjang pelaksanaan patroli (misal : Lampu Senter, Jas Hujan, Sepatu
Boot, Tongkat Satpam, Sangkur, Watch Man Clock/Guard Tour/Touch Probe,
dll)
2. Waktu pelaksanaan patroli area dilaksanakan dengan system acak.
3. Pelaksanaan patroli harus tercatat (Jam Keberangkatan, jam pulang, hasil
penemuan, dsb).
4. Patroli area dilaksanakan sesuai dengan arahan Komandan Regu, periksa
semua pos, lakukan pemeriksaan kunci kunci pintu, jendela, lampu
lampu, (Kalau dibutuhkan : genset, AC, Boiler, dll) dinding pembatas area
perusahaan.
5. Petugas Patroli area yang menemukan suatu kejanggalan atau kecurigaan
diwajibkan langsung menghubungi Pos security untuk berkoordinasi dan /
atau meminta bantuan.
6. Patroli ke dalam area kantor / area produksi dilaksanakan apabila sudah
ada ijin / perintah dari user.
7. Petugas patroli apabila menemukan karyawan yang melanggar tata tertib
perusahaan, agar menegur karyawan ybs dan mencatat identitasnya, lalu
melaporkan ke Kepala Bagian / Shift ybs atau melaporkan nya ke HRD
dengan melampirkan Berita Acara Kejadian.
8. Petugas Patroli harus menanyakan kepentingan / keperluan orang orang
yang tidak dikenal yang berada dalam lingkungan areal patroli / areal
kawasan.

SOP TRS 102 : Pengontrolan Kunci-kunci


Pokok :
Penyimpanan semua kunci kunci harus terpusat serta terdata, Keluar masuk
kunci kunci dari tempat penyimpanan harus tercatat dan dilaporkan secara
berkala.

Prosedur :
1. Semua kunci kunci harus tersimpan dalam kotak kunci (Key Box) di Pos
Security.
2. Hanya Anggota Security yang berhak untuk mengambil dan menyimpan
kunci kunci tersebut.
3. Setelah mempergunakan kunci kunci, anggota security harus segera
menyimpannya ke Kotak kunci agar tidak terjadi kelalaian, kunci terbawa
bawa oleh anggota.
4. Kunci kunci yang tersimpan harus terdata.
5. Orang yang berhak mempergunakan kunci kunci tersebut harus tercatat
dan diketahui oleh petugas security.
6. Pengambilan dan penyimpanan kunci kunci harus sepengetahuan dan
ditandatangani oleh Komandan Regu.
7. Buku laporan (mutasi) keluar/masuk kunci kunci harus terpisah
peruntukannya.
8. Security harus mengetahui apabila ada penggandaan kunci kunci.
9. Anak kunci yang tidak ada di dalam kotak penyimpanan dan tidak terdata
keluar di dalam buku mutasi, harus segera dipertanggungjawabkan
keberadaannya, berada dimana?, oleh siapa?, atas perintah dan/atau ijin
siapa?, mengapa?. Semuanya harus tercatat di dalam buku mutasi kunci
dan ditandatangani oleh Danru Shift jaga yang bertugas saat kejadian.
10. Apabila anak kunci dinyatakan hilang, maka harus dilakukan
penyelidikan dan segera melaporkan ke user untuk pengajuan
penggantian kunci / gembok yang anak kuncinya hilang.
11. Pelanggaran terhadap prosedur ini akan dikenakan sangsi disiplin yang
tegas.

SOP TRS 103 : Karyawan Keluar Pada Jam Kerja

Pokok :
Karyawan yang keluar area perusahaan pada saat jam kerja, harus memiliki
ijin keluar kantor dan ditandatangni oleh penjabat yang berwenang.

Prosedur :
1. Setiap karyawan yang akan meninggalkan area pada saat jam kerja harus
menunjukan surat/form ijin tertulis yang ditandatangani oleh penjabat
yang berwenang.
2. Anggota security harus konfirmasi kepada penjabat yang berwenang
apabila menemukan kejanggalan / tidak menemukan tanda tangan
penjabat yang berwenang pada Surat / Form ijin meninggalkan tempat
kerja.
3. Anggota Security wajib mendata nama, keperluan, jam keluar/masuk
karyawan yang ijin meninggalkan area kerja.
4. Petugas security tetap wajib melaksanakan body check terhadap karyawan
yang meninggalkan area kerja sesuai dengan prosedur yang berlaku.
5. Karyawan yang meninggalkan area kerja wajib melakukan check clock
pada kartu absensinya masing-masing.
6. Pada saat meninggalkan area kerja, karyawan harus tetap mengenakan ID
Card-nya.
7. Pengecualian untuk peraturan ini adalah dalam kondisi darurat dan atas
sepengetahuan / mendapat ijin dari HRD / Kasatpam / Danru security.

SOP TRS 104 : Keluar Masuk Karyawan

Pokok :
Pengawasan keluar masuk karyawan harus dilaksanakan secara ketat untuk
menghindari terjadinya pengeluaran asset asset perusahaan secara illegal.

Prosedur :
1. Setiap karyawan yang keluar masuk wajib melalui pintu akses yang telah
ditetapkan oleh perusahaan dan tidak diperkenankan melalui pintu akses
yang lainnya.
2. Karyawan wajib memakai ID Card pada saat memasuki area perusahaan.
3. Security ditugaskan untuk meminta karyawan memakai ID Card pada saat
memasuki pintu akses karyawan.
4. Security ditugaskan untuk menahan karyawan yang tidak memakai ID
Card untuk tidak memasuki area perusahaan dan konfirmasi kepada
penjabat yang berwenang untuk laporan dan meminta petunjuk.
5. Security wajib mencatat identitas karyawan yang tidak memakai ID Card
yang diijinkan oleh penjabat yang berwenang untuk memasuki area
perusahaan.
6. Security ditugaskan untuk melakukan Body Check terhadap karyawan
yang melewati pintu akses sesuai dengan prosedur Body Check.
7. Security ditugaskan untuk memeriksa barang bawaan karyawan yang
melewati pintu akses sesuai dengan prosedur pemeriksaan barang
bawaan.
8. Anggota security harus mengetahui dengan pasti jenis-jenis barang yang
tidak boleh dibawa masuk / keluar area perusahaan.
9. Anggota security diwajibkan melaksanakan prosedur ini dengan sopan dan
tegas.

SOP TRS 106 : Body Check

Pokok :
Body Check dilaksanakan untuk mencegah dan meminimalisasi penguasaan
asset asset perusahan secara illegal.

Prosedur :
1. Anggota security harus mengetahui tujuan dilaksanakannya body check.
2. Anggota security harus mengetahui secara pasti barang barang yang
tidak boleh dibawa keluar dari area perusahan.
3. Body check dilaksanakan di pintu body check.
4. Setiap karyawan yang keluar-masuk pintu wajib diperiksa.
5. Body check dimulai dari sekitar area lengan, samping pinggang, depan
dan belakang pinggang menuju ke area paha luar dan paha dalam.
6. Apabila anggota security menemukan hal hal yang mencurigakan,
angota berhak untuk meminta karyawan menunjukan barang yang
dibawanya.
7. Anggota security dapat menahan karyawan ybs apabila ternyata karyawan
ybs tidak bisa menunjukan ijin untuk membawa barang tersebut.
8. Anggota diwajibkan untuk melaksanakan pemeriksaan dan membuat
Berita Acara Pemeriksaan sebagai bahan laporan dan meminta petunjuk
kepada user / klien.
9. Body check harus dilaksanaan secara beretika dan tegas serta
mengedepankan prinsip kesopanan.

SOP TRS 107 : Pemeriksaan Barang Bawaan

Pokok :
Pemeriksaan barang bawaan dilaksanakan untuk menyaring dan menahan
benda benda yang dibawa masuk ke area perusahaan yang dapat
mengganggu kinerja karyawan / membahayakan operasional perusahaan.

Prosedur :
1. Anggota security harus mengetahui tujuan dilaksanakannya Pemeriksaan
Barang Bawaan.
2. Anggota security harus mengetahui secara pasti barang barang yang
tidak boleh dibawa masuk ke area perusahan.
3. Pemeriksaan barang bawaan dilakukan dengan meminta karyawan untuk
membuka tas atau barang bawaannya, security melakukan pemeriksaan
visual ke dalam tas atau barang bawaan karyawan.
4. Anggota security tidak selalu harus melakukan contact fisik (memegang)
tas atau barang bawaan karyawan.
5. Apabila anggota security menemukan hal hal yang mencurigakan,
anggota berhak untuk meminta karyawan mengeluarkan barang dari tas
yang dibawanya.
6. Anggota security dapat menahan benda atau barang bawaan karyawan
yang dilarang untuk dibawa masuk ke dalam area.
7. Anggota diwajibkan untuk mengamankan barang bawaan yang disita
untuk dikembalikan kepada pemiliknya setelah jam kerja selesai. Dan
membuat Berita Acara Pemeriksaan sebagai bahan laporan untuk user /
klien.
8. Pemeriksaan barang bawaan harus dilaksanaan secara sopan dan tegas
serta mengedepankan prinsip kesopanan.

SOP TRS 108 : Pemeriksaan Kendaraan Masuk

Pokok :
Setiap kendaraan yang akan masuk ke dalam area wajib diperiksa untuk
mencegah terjadinya hal -hal yang tidak diinginkan

Prosedur :
1. Kendaraan (truck, mobil, sepeda motor) yang akan masuk diwajibkan antri
di depan pos akses masuk dan pintu gerbang harus selalu dalam keadaan
tertutup.
2. Anggota security yang bertugas menghampiri kendaraan tersebut dan
mengucapkan salam :
Selamat pagi / siang / sore / malam
3. Menanyakan keperluan pengemudi atau orang yang berada di dalam
kendaraan untuk memasuki area perusahaan dan dengan mengucapkan :
Ada yang bisa saya bantu?
4. Anggota memeriksa dokumen yang dibutuhkan.
5. Anggota konfirmasi ke staff / bagian yang dituju tentang kedatangan
kendaraan.
6. Mengarahkan kendaraan ke tempat yang telah ditentukan.

SOP TRS 109 : Pemeriksaan Kendaraan Keluar

Pokok :
Setiap kendaraan yang keluar dipastikan membawa dokumen perjalanan
yang telah ditentukan oleh perusahaan dan dipastikan tidak membawa
barang barang milik perusahaan tanpa izin.

Prosedur :
1. Anggota menanyakan dan memeriksa Surat Jalan.
2. Memastikan bahwa Surat Jalan telah diferivikasi (ditandatangani) oleh
otoritas yang berwenang.
3. Apabila menemukan kejanggalan / kurang tandatangan / Cap perusahaan,
kendaraan tidak diijinkan keluar dan anggota segera konfirmasi ke
manajemen.
4. Anggota memeriksa bagian dalam (Ruang kaki pengemudi) dan
memeriksa bak kendaraan.
5. Apabila menemukan barang yang mencurigakan agar memeriksa dan
memastikan bahwa barang tersebut bukan milik perusahaan / sudah
mendapat ijin.

SOP TRS 110 : Pemeriksaan Kendaraan Di Object Vital

Pokok :
Pemeriksaan kendaraan berkaitan dengan potensi ancaman bom dan untuk
menerapkan proteksi dini. Pemeriksaan dilakukan secara visual untuk
menjaga kenyamanan dan privasi penumpang dan dilakukan dengan sungguh
sungguh untuk mencari segala bentuk hal hal yang tidak lazim /
mencurigakan.

Prosedur :
1. Anggota meminta ijin untuk melakukan procedure pemeriksaan dengan
ramah.
2. Pemeriksaan Kendaraan dimulai dari sisi kanan kendaraan
3. Anggota membuka pintu pengemudi dan melakukan pemeriksaan visual :
a. Dashboard depan
b. Perhatikan tempat dudukan kemudi , radio tape, dan laci-laci. Apabila
semuanya tampak normal dan standar, maka dapat dinyatakan aman /
bersih.
c. Bagian kaki / Bawah kursi
d. Perhatikan ruang kosong di bawah kemudi / dashboard, kabin kemudi,
kabin penumpang.
e. Perhatikan ruang kosong antara dek / lantai dengan kursi penumpang
dan kemudi di bagian depan dan belakang.
f. Dashboard belakang (sedan)
g. Pemeriksaan pada ruang kosong antara sandaran jok belakang dengan
kaca belakang.
4. Membuka pintu penumpang
5. Petugas mengamati bagian dalam kendaraan, bila didalam kendaraan ada
penumpang, pemeriksa mengambil jarak sekitar 50cm untuk menghindari
keberatan dari penumpang. Amati dengan seksama isi serta bentuk bagian
dalam kendaraan.
6. Membuka pintu bagasi, perhatikan hal - hal berikut:
a. Lapisan penutup: dinding samping bagasi, penutup ruang ban
cadangan.
b. Kotak peralatan dan benda lainnya.
7. Memeriksa dengan Inspection Mirror:
a. Bagian bawah depan.
b. Bagian bawah mesin.
c. Bagian bawah belakang.
d. Memutar ke depan lagi.
8. Khusus :
a. Pemeriksaan meliputi perlengkapan yang terletak pada rangka (chasis)
dan dek bawah yang tidak terlihat oleh mata.
b. Perhatikan dengan teliti apakah ada hal yang mencurigakan dan
janggal? Misalnya, kabel tambahan atau alat distributor listrik ganda.
c. Pemeriksaan dengan metal detector hanya dilakukan apabila dalam
pemeriksaan visual ditemukan benda ganjil / mencurigakan, mintalah
dengan sopan kepada pengemudi/penumpang untuk menjelaskan.
e. Dilarang untuk memeriksa dan membuka sendiri isi bungkusan yang
mencurigakan. Mintalah dengan sopan kepada pembawa / pemilik
barang untuk membuka sendiri dan menjelaskan kepada petugas.

SOP TRS 111 : Parkir Kendaraan

Pokok :
Membantu pengemudi dengan mengarahkan kendaraannya dan menerapkan
safety first.

Prosedur :
1. Mempergunakan alat pendukung yang ada kalau diperlukan (Lampu lalin,
peluit, rompi lalin, perlengkapan PKD).
2. Mengarahkan kendaraan ke slot parkir yang telah ditentukan agar tidak
semrawut
3. Mengarahkan kendaraan dengan posisi yang memudahkan untuk keluar.
4. Posisi Anggota di arah belakang, anggota berada di sisi kanan kendaraan
agar terlihat dari kaca spion.
5. Mengarahkan dengan gerakan tangan dan dengan instruksi suara yang
terdengar oleh pengemudi atau mempergunakan peluit.
6. Arahan untuk pengemudi harus jelas.
7. Untuk menghindari klaim sepihak, setelah kendaraan terparkir maka
dilakukan pemeriksaan secara visual dan singkat :
a. Kondisi fisik kendaraan (Cat body, bumper, ban)
b. Kunci pintu.
c. Jendela mobil.
d. Barang barang di dalam kendaraan.
8. Mengingatkan pengemudi apabila ditemukan pintu tdk terkunci, jendela
yang terbuka atau ada barang berharga yang ditinggalkan di dalam
kendaraan.
9. Meminta pengemudi untuk mempergunakan / tidak, rem tangan / posisi
gear sesuai dengan keadaan.
10. Memberikan kartu parkir.
11. Kendaraan keluar :
a. Mengambil kartu parkir.
b. Melakukan pemeriksaan STNK apabila diharuskan.
c. Menerapkan aturan Pengaturan Lalulintas standar Polri.
d. Posisi Anggota menempati posisi yang paling strategis / maksimal
untuk mengatur lalin.
e. Menerapkan aturan safety first.
f. Secara umum anggota dilarang menerima uang tip.
12. Administrasi perparkiran :
a. Mencatat jenis dan Nopol kendaraan.
b. Mencatat jam keluar masuk kendaraan.

SOP TRS 114 : Pintu Gerbang

Pokok :
Area Pabrik / Industri, adalah area tertutup (Restricted Area).

Prosedur :
1. Memastikan pintu gerbang selalu dalam keadaan tertutup dan terkunci.
2. Memastikan orang / kendaraan yang akan masuk sudah dikenali sebelum
membuka pintu gerbang.
3. Memastikan slot sudah terkunci ketika mengarahkan kendaraan memasuki
/ keluar pintu gerbang.
4. Memastikan kendaraan yang akan masuk bisa memasuki gerbang tanpa
masalah / mampu mengukur / memperkirakan ukuran kendaraan bisa
melewati pintu gerbang (tinggi dan lebar nya)
5. Segera menutup pintu gerbang ketika kendaraan telah memasuki / keluar
area dan segera mengunci kembali.

SOP TRS 115 : Pengawalan

Pokok : Pengamanan dilaksanakan dengan standar yang ada berdasarkan


penilaian nilai (value) objek pengawalan dan resiko pengawalan.

Prosedur :
1. Pengawalan dilaksanakan atas sepengetahuan Chief Security atau Danru
setelah ada permintaan pengawalan dari klien yang mengisi Escorting
Request Form (ER Form).
2. Pelajari ER Form dengan teliti, kemudian lakukan persiapan pengawalan
sesuai kebutuhan berupa pemilihan personil sesuai dengan kualifikasi,
kendaraan, senjata, alat komunikasi, body protector, dll.
3. Kualifikasi dasar personil untuk melakukan pengawalan adalah sbb:
a. Skill beladiri (tangan kososng dan alat).
b. Skill penggunaan alat komunikasi.
c. Skill mengemudikan R4 dan R2 untuk antisipasi apabila ada keadaan
darurat.
d. Menguasai rute perjalanan.
4. Pelajari rute perjalananan dengan teliti, apakah ada titik titik kemacetan,
dimana Pos Polisi terdekat.
5. Usulkan alternatif alternatif perjalanan yang paling aman.
6. Semua kronologis pengawalan dicatat dalam Buku Laporan Pengawalan
(Escorting Report)
7. Pengawalan dilakukan dengan prinsip kehati-hatian dan kecurigaan /
kewaspadaan.

SOP TRS 116 : Penggunaan Radio Komunikasi

Pokok :
Radio komunikasi merupakan sarana pelaporan dari pos jaga ke Pos Utama,
penyebaran informasi dari Pos Utama ke seluruh pos jaga, sarana untuk
meminta bantuan dalam keadaan darurat dan alat penunjang operasional
security dalam satu area.

Prosedur :
1. Radio komunikasi tidak boleh digunakan untuk komunikasi pribadi
(ngobrol, bercanda, dll)
2. Radio komunikasi di pos harus selalu dalam keadaan stand by.
3. Pelaporan dari area jaga harus dilaksanakan minimal 1 jam sekali.
4. Dilarang melakukan jamming (mengganggu frekuensi) dengan
memasukan suara suara lain, atau dengan menekan tombol PTT tanpa
keperluan operasional.
5. Sebelum melakukan panggilan (berbicara) tekan tombol PTT selama 2
detik, baru berbicara.
6. Rawatlah HT seperti anda merawat HT milik sendiri
7. Dilarang untuk mengkotak-katik pesawat HT baik sengaja maupun tidak
sengaja, apabila terjadi kerusakan pesawat segera laporkan ke Pos Utama.
8. Ketika pesawat sedang di charge, harus dalam keadaan mati (off).
Menggunakan HT dalam keadaan di charge dapat menyebabkan kerusakan
pesawat.
9. HT harus dibawa dengan menggunakan antena pendek ketika sedang
melaksanakan patroli dengan cara digantung di samping badan.
10. Apabila jaringan sedang digunakan, yang lain harus sabar menunggu,
dan apabila ada taruna yang mendesak, harus menggunakan kata
Intrap.
11. Gunakanlah etika berkomunikasi yang baik.
12. Seluruh pelanggaran dari petunjuk teknis protap penggunaan radio
komunikasi ini akan dikenakan sangsi.
Bagian 2 : SOP Tugas Pelayanan

SOP TP 201 : Penerimaan Tamu

Pokok :
Tamu harus dilayani agar merasa nyaman dan terpenuhi kepentingannya
dengan baik.

Prosedur :
1. Dipasang sign (papan tanda) Tamu Wajib Lapor.
2. Tamu wajib lapor security.
3. Apabila tamu menggunakan kendaraan, petugas mengarahkannya
ketempat parkir khusus tamu yang tersedia.
4. Security wajib menyeleksi tamu tamu yang berhubungan dengan
perusahaan dan dengan sopan.
5. Memperlakukan tamu dengan penuh kesopanan dan ramah tamah tetapi
tegas sehingga tercipta suasana yang nyaman dan aman.
6. Tamu diarahkan untuk mengisi buku tamu yang telah disediakan dimeja
pelayanan Security.
7. Tamu dimohonkan menitipkan kartu identitas ( KTP atau SIM ) yang masih
berlaku kemudian petugas memberikan kartu Visitor Pass untuk
dikenakan / dipasang disaku baju tamu tersebut.
8. Untuk menjaga hal hal yang tidak diinginkan, identitas yang diterima
security hanya boleh berupa KTP atau SIM yang masih berlaku, Kartu nama
dan ID Card lain tidak diperbolehkan.
9. Sampaikan informasi mengenai tamu (Nama, perusahaan, tujuan /
kepentingan, jumlah tamu) kepada staff yang dituju.
10. Dilarang memberikan informasi mengenai staff yang dituju sebelum
konfirmasi (Tamu silahkan menunggu, staff sedang keluar, dll).
11. Security mempersilahkan tamu menunggu di Ruang tunggu tamu
sampai ada persetujuan (Konfirmasi) dari karyawan yang dituju.
12. Pastikan bahwa staff yang dituju mengetahui ada tamu yang
menunggu.
13. Konfirmasikan kenapa tamu harus menunggu (Staff yang dituju sedang
on line, keluar, sibuk, ada tamu lain, dll).
14. Tamu dilarang keras berkeliaran diarea perkantoran kecuali ada izin dari
managemen.
15. Tamu diberi blanko Surat Pengantar Tamu (Visitors Slip) untuk
diserahkan tamu kepada Staff yang dituju.
16. Pada saat keluar apabila membawa barang yang mencurigakan maka
security wajib menghubungi karyawan yang ditemui oleh tamu tersebut.
17. Pada saat tamu hendak keluar kartu Visitor Pass diminta untuk
diserahkan kembali kepada Security sekaligus dikembalikan kartu identitas
yang bersangkutan.
18. Aturan dan prosedur ini wajib ditatati oleh Security dan tamu.
19. Apabila tamu tidak mengindahkan prosedur yang berlaku, Security
memiliki wewenang penuh untuk tidak mengizinkan tamu masuk ke area.

SOP TP 202 : Penerimaan Tamu Bersenjata


Pokok :
Apabila menemukan tamu ( Customer ) dengan membawa senjata api atau
senjata tajam dan sejenisnya, maka security harus tetap bersikaplah tenang,
jangan menunjukkan sikap panik.

Prosedur :
1. Apabila tamu dari anggota TNI / POLRI dengan berseragam dinas lengkap
dan bermaksud bertemu Staff / pimpinan Kantor, tanyakan dengan sopan
Kartu Tanda Pengenal ( Kartu Anggota ) dan perlakukan sesuai prosedur
pelayanan tamu.
2. Apabila Staff / pimpinan berkenan menerima tamu tersebut, dampingi
tamu sampai bertemu langsung dengan Staff / pimpinan.
3. Apabila Staff / Pimpinan menolak tamu tersebut, sampaikan dengan baik
dan tepat.
4. Apabila tamu mengaku dari angota TNI / POLRI dengan berpakaian preman
( tidak berseragam dinas ) dan tidak dikenali. Tanyakan dengan sopan
Kartu Tanda Pengenal ( Kartu Anggota ) dan perlakukan dengan prosedur
pelayanan tamu.
5. Apabila tamu bukan dari anggota TNI / POLRI ( warga sipil ), perlakukan
sesuai dengan prosedur pelayanan tamu serta dengan sopan meminta
tamu menunjukkan Surat Izin Membawa Senjata Api / Tajam. Apabila dapat
menunjukkan surat tersebut dan sah, Security meminta tamu menitipkan
senjata yang dibawa untuk disimpan di tempat khusus penitipan Senjata
Api / Tajam yang disediakan setelah terlebih dahulu mengisi formulir
penitipan barang.
6. Apabila tamu menolak ketentuan diatas, Security berhak menolak tamu
tersebut berada di dalam area bahkan apabila tamu warga sipil dan tidak
dapat menunjukkan Surat Izin yang sah segera mengamankan senjata
tersebut beserta pelakunya, selanjutnya melaporkan kepada Pimpinan /
Supervisor dan berkoordinasi dengan pihak berwajib ( Kepolisian ) untuk
diproses sesuai hukum yang berlaku.

SOP TP 203 : Penerimaan Telepon

Pokok :
Penerimaan telephone yang baik dan benar dapat meningkatkan image
perusahaan / klien dan harus disampaikan dengan sopan, ramah, jelas.

Prosedur :
1. Siapkan alat tulis.
2. Segera angkat telephone pada deringan pertama dengan menggunakan
tangan kanan (tangan yg aktif).
3. Telephone tidak boleh berdering lebih dari 3 kali.
4. Dilarang menyapa dengan kata Hallo.
5. Ucapkan :
Assalamualaikum waRahmatullahi waBarakatuh
Telephone dari luar : Dengan Madrasah Assakinah.., ada yang
bisa saya Bantu?
Telephone dari dalam : Dengan security.......(Ucapkan nama), ada yang
bisa saya Bantu?
6. Kalau minta bicara dengan seseorang tanyakan nama penelepon dan dari
instansi / lembaga mana?
7. Katakan : Bisa tunggu sebentar? Saya sambungkan
8. Bila No Extension yang di tuju tidak diangkat atau sedang sibuk (Dalam 5
kali deringan), sampaikan : : Maaf Pak/Bu, Bp/Ibunya sedang online,
bisa telepon sebentar lagi ? atau ada pesan?
9. Bila No Extention yang di tuju diangkat, katakan : Maaf Pak/Bu ada
telephone dari.., (sebutkan nama orang dan Perusahaan nya).
10. Pergunakanlah Bahasa Indonesia yang benar dengan nada kalimat yang
resmi/dinas.
11. Bila sedang berbicara di telephone, anggap lawan bicara kita seakan
akan berada di hadapan kita langsung.
12. Segera sampaikan pesan pe-nelephone ke orang yang di tuju begitu
ada kesempatan.
13. Catat identitas penelephone, keperluan, orang yang di tuju dan apabila
ada pesan, catat di dalam buku Telephone Log Book.

SOP TP 204 : Menangani Keluhan (Komplen)

Pokok :
Atasi dan laporkan keluhan sesegera mungkin.

Prosedur :
1. Meminta maaf kepada tamu atas ketidak nyamanan tsb.
2. Tanyakan kepada tamu apa yang dikehendaki atau yang menjadi
komplenannya.
3. Mendengarkan komplain tanpa memotong pembicaraan.
4. Tunjukan rasa empati, perhatian dan keinginan untuk membantu.
5. Nyatakan bahwa semua keluhan atau masalahnnya akan segera ditangani:
a. Mengatakan apa yang hendak dilakukan untuk menangani masalah
b. Menyarankan alternatif pemecahannya
c. Selesaikan sekarang (bila mungkin), jika tidak tentukan waktu
penyelesaiannya.
6. Catat keluhan tamu tsb dalam Buku Guest Complain Log Book.
7. Segera informasikan masalah ini kepada pihak terkait (atasan) untuk
memperoleh tindakan dan petunjuk selanjutnya.

SOP TP 205 : Menangani Orang Yang Marah


Pokok :
Atasi dan laporkan sesegera mungkin.

Prosedur :
1. Bila memungkinkan, ajak tamu ke tempat yang lebih nyaman dan tertutup.
2. Persilahkan duduk.
3. Persiapkan minuman kalau ada.
4. Mendengarkan keberatan tanpa memotong pembicaraan.
5. Memberikan rasa empati (memaklumi/memahami).
6. Tidak terpancing emosi dan tetap berpikir rasional.
7. Tidak berbicara dengan gaya berlebihan.
8. Bila diperlukan minta maaf.
9. Berbuat sesuatu untuk menangani masalah seperti, mencatat, mencari,
membantu.
10. Menjelaskan kebijakan yang tidak menyenangkan bagi pelanggan :
a. Sampaikan rasa empati
b. Dengarkan dan perhatikan keberatan dan keinginan pelanggan
c. Gunakan teknik sedemikian rupa agar pelanggan mendapat
kesimpulannya sendiri
d. Turunkan suasana yang tegang dengan nada bicara ramah dan sopan
tetapi tegas serta menjelaskan permasalahan dengan alasan yang
rasional
e. Untuk mencegah kebuntuan coba memberikan saran-saran sebagai
alternatif
f. Ajukan pertanyaan mengenai pendapat pelanggan tentang saran
alternatif tersebut.
g. Mencatat apa yang dikeluhkan pelanggan dan tindak lanjutnya.
11. Catat keluhan tamu tsb dalam Buku Guest Complain Log Book.
12. Segera informasikan masalah ini kepada pihak terkait (atasan) untuk
memperoleh tindakan dan petunjuk selanjutnya.

SOP TP 206 : Pelayanan Terhadap Pimpinan Perusahaan

Pokok :
Pelayanan dilakukan dengan wajar dan penuh keikhlasan.

Prosedur :
1. Pada saat Pimpinan tiba di kantor.
a. Segera melaksanakan penghormatan dan mengucapkan salam.
b. Berdiri disamping kendaran, lurus dengan tempat duduk pimpinan.
c. Segera bukakan pintu dengan menggunakan tangan kiri dan tunggu
sampai pimpinan keluar dari kendaraan.
d. Tutup pintu kendaraan dengan perasaan, tidak boleh menutup pintu
dengan keras.
e. Apabila pimpinan membawa tas atau map, segera sampaikan ijin untuk
membawakan tas atau map tsb, dengan mengucapkan : Mohon ijin,
biar kami yang bawa.
f. Segera ikuti pimpinan sampai di depan kantor/ruangan dan mohon ijin
masuk ruangan untuk meletakan tas/map.
h. Setelah selesai, ucapkan mohon ijin kembali dan segera kembali ke pos
jaga.
2. Pada saat pimpinan akan keluar kantor :
a. Satpam mempersiapkan diri dengan sikap sempurna berdiri tegap di
depan kantor/ruangan kantor, pada saat pimpinan keluar segera
melaksanakan penghormatan dan mengucapkan salam.
b. Antarkan ke kendaraan dan bukakan pintu penumpang sebelah kanan,
setelah pimpinan duduk, pintu ditutup dengan perasaan dan tidak
boleh ditutup dengan keras.
c. Segera sikap sempurna dan laksanakan penghormatan sampai
kendaraan lewat.
d. Apabila pimpinan membawa tas/map, pada saat pimpinan keluar
ruangan mohon ijin untuk membawakan tas/map. Ketika pimpinan
sudah duduk di kendaraan maka tas/map disampaikan kepada
pimpinan dengan mengucapkan mohon petunjuk dimana meletakan
tas/map.
3. Apabila hujan / panas terik :
a. Satpam sudah mempersiapkan diri dengan payung terbuka.
b. Pada saat pimpinan keluar, payung dipegang dengan tangan kiri,
laksanakan penghormatan, pada saat pimpinan akan masuk ke
kendaraan, payung berada di tangan kanan, posisi payung merapat dan
payung agak condong ke depan menuju ke pintu kendaraan.
c. Bukakan pintu dan tutupkan setelah pimpinan masuk.
d. Berdiri di samping kendaraan, laksanakan penghormatan, tunggu
sampai pimpinan lewat.

Bagian 3 : SOP Penanganan Kejadian

SOP TP 301 : Tindakan Pertama di TKP

Pokok :
Sebagai pembantu Polisi dalam melaksanakan fungsinya, Anggota Satpam
memiliki kewenangan kepolisian yang terbatas didalam menangani TKP.

Prosedur :
1. Segera beri pertolongan kepada korban (Bila ada).
2. Segera amankan TKP dengan cara memberi batas di TKP dengan alat yang
ada (Security Line, Tali, Kayu/Bambu, dll).
3. Larang orang - orang yang tidak berkepentingan untuk memasuki TKP.
4. Anggota Satpam dilarang menyentuh atau memindahkan barang bukti
yang ada.
5. Dokumentasikan apabila memungkinkan.
6. Cari dan catat informasi pendahuluan mengenai :
a. Ada kejadian apa?
b. Dimana tempatnya?
c. Kapan terjadi?
d. Siapa yang terlibat (Pelaku, Korban, Saksi)?
e. Kerugian atau kerusakan, cedera apa?
f. Mengapa terjadi?
7. Buat kronologis singkat.
8. Segera laporkan ke atasan dan manajemen perusahaan.
9. Jangan tinggalkan dan membersihkan/membereskan TKP sebelum ada
pihak berwenang yang memerintahkan (Bisa manajemen perusahaan atau
kepolisian).

SOP TP 302 : Menangani Pencurian:

Pokok :
Setiap menerima atau mengetahui adanya tindak pencurian harus segera
ditelusuri tanpa melihat nilai kerugian dan jumlah barangnya, segera
laporkan.

Prosedur :
1. Segera datangi TKP untuk melaksanakan prosedur TP TKP.
2. Telusuri jejak / jalur akses keluar masuk pencuri dan cari informasi kepada
penduduk di luar area untuk informasi tambahan.
3. Laporkan kepada atasan langsung dan manajemen perusahaan untuk
meminta petunjuk.
4. Segera buat Berita Acara Kejadian (BAK) atau kronologis kejadian.
5. Amankan Buku Mutasi, Buku Patroli, Buku Catatan Kunci, rekaman CCTV.
6. Laporkan kepada pihak kepolisian apabila diperintahkan oleh user.

SOP TP 303 : Menangani Kecelakaan Kerja Karyawan

Pokok :
Korban harus segera mendapatkan pertolongan pertama.

Prosedur :
1. Lakukan P3K apabila sudah terlatih.
2. Catat kronologis kejadian untuk disampaikan kepada petugas medis yang
melakukan perawatan medis terhadap korban.
3. Apabila kecelakaan mengakibatkan luka berat, segera bawa ke rumah
sakit terdekat untuk mendapatkan perawatan.
4. Laksanakan prosedur TP TKP apabila perlu dilakukan penyelidikan dari
pihak kepolisian.
5. Buat Berita Acara Kejadian dengan lengkap untuk dilaporkan ke
manajemen perusahaan.

SOP TP 304 : Menangani Insiden

Pokok :
Hadapi dengan tenang semua bentuk provokasi dari karyawan/warga dan
selalu bersikap waspada.

Prosedur :
1. Usahakan hadapi dengan tenang segala bentuk provokasi yang menjurus
ke bentrok fisik.
2. Cobalah untuk bernegosiasi secara persuasif, usahakan mengenali siapa
penggerak / provokator dari karyawan/warga tersebut, sehingga apabila
terjadi tindak anarkis, mereka sudah teridentifikasi.
3. Segera laporkan perkembangan situasi ke atasan dan manajemen
perusahaan untuk perintah lebih lanjut.
4. Catat semua kejadian untuk dibuatkan Berita Acara Kejadian.
5. Apabila anggota satpam menjadi korban pemukulan, segera dievakuasi
dan di bawa ke instansi kesehatan untuk mendapatkan perawatan dan
visum.

SOP TP 305 : Perlakuan Terhadap Premanisme / Pengemis /


Pemalak (Prowers)
Pokok :
Apabila menemukan prowers, segera dekati oknum tersebut.

Prosedur :
1. Tanyakan siapa dan mengapa ada di area tsb.
2. Tanyakan dan catat identitasnya.
3. Apabila anggota mendapatkan laporan mereka sebagai pengganggu, maka
segera laporkan kepada atasan.
4. Berusaha membawa mereka ke luar area dengan tindakan persuasif.
5. Apabila mereka menolak dan melakukan perlawanan, segera lakukan
tindakan represif dan segera laporkan kepada pihak berwajib bahwa
anggota telah melakukan penangkapan.
6. Catat semua kejadian untuk dibuatkan Berita Acara Kejadian.

SOP TP 306 : Menemukan Kerusakan Mesin / Asset Klien

Pokok :
Apabila menemukan kerusakan mesin / asset klien, segera laporkan ke pihak
yang berkepentingan.

Prosedur :
1. Datangi lokasi kerusakan untuk verifikasi.
2. Catat kronologis kejadian / informasi informasi mengenai kejadian.
3. Laporkan ke pihak yang berkepentingan.
4. Buatkan Berita Acara Kejadian.

SOP TP 307: Menemukan Perbuatan / Tindakan Asusila

Pokok :
Anggota Satpam tidak boleh mentolelir semua bentuk perbuatan / tindakan
asusila yang dilakukan di area perusahaan.

Prosedur :
1. Dekati pelaku dan tanyakan identitasnya
2. Mintai keterangan pelaku di Pos Satpam.
3. Buat surat pernyataan pelaku untuk tidak melakukan perbuatan / tindak
asusila lagi.
4. Apabila tidak ada yang berkeberatan, pelaku dapat dipersilahkan untuk
kembali bekerja / pulang.
5. Buatkan Berita Acara Kejadian sebagai bahan laporan.

Bagian 4 : SOP Kesehatan dan Keselamatan Kerja

Bagian 5 : SOP Penanggulangan Keadaan Darurat


Bagian 6 : SOP Administrasi Security

Anda mungkin juga menyukai