Anda di halaman 1dari 3

TABUNGAN EMAS YANG TIDAK ADA FISIKNYA

oleh : Kahar Mulyani

Tabungan EMAS adalah tabungan yang menggunakan uang pada saat penyetoran dan dikonversikan
menjadi emas sesuai dengan harga emas pada saat menabung, simpanan dicatat dalam ukuran emas
bukan jumlah uang yang disetorkan.

Contohnya, Tuan A menabung emas dengan transaksi sebagai berikut :

1. Pada Tanggal 1 Februari 2020 harga emas Rp. 700.000/Gram dan Tuan A menyetorkan uang Rp.
7.000.000 maka Tuan A dianggap sudah menabung 10 gram Emas. EMAS hanya dalam hitungan saja,
sedangkan emas FISIKNYA belum ada.

2. Pada Tanggal 1 Maret 2020 harga emas Rp. 800.000/Gram, Tuan A kembali menyetorkan uang untuk
tabungan emas sebesar Rp. 4.000.000, maka Tuan A kembali menabung 5 gram Emas, sehingga total
tabungan emas Tuan A menjadi 15 Gram. sama juga, 15 Gram hanya hitungan saja, sementara FISIK
EMAS belum ada.

3. Pada Tanggal 24 Maret 2020 harga emas masih Rp. 800.000/Gram dan Tuan A sudah mempunyai
tabungan emas sebesar 15 gram, Tuan A akan mengambil emas tersebut, oleh pihak penyelenggara
TABUNGAN EMAS dikasih 2 pilihan, Tuan A mau mengambil UANG atau EMAS. (karena pada saat itu
FISIK EMAS belum ada, yang ada hanya catatan saja bahwa Tuan A sudah punya TABUNGAN EMAS
sebanyak 20 gram)

Jika Tuan A Memilih UANG; Maka diberikan uang senilai 15 gram yang disesuaikan dengan HARGA EMAS
SAAT mengambil yaitu, 15 Gram x Rp. 800.000 = Rp. 12.000.000.

Jika Tuan A Memilih EMAS; Tidak bisa langsung mendapatkan EMAS saat itu juga, tetapi butuh waktu
untuk ‘mencetak’ EMAS 15 gram tersebut, karena EMAS fisik dari awal memang BELUM ada.

Analisis :

Pilihan UANG; Uang yang DIAMBIL pada saat penarikan adalah sebesar Rp. 12.000.000, sedangkan uang
yang DISETORKAN hanya Rp. 11.000.000 (yaitu 7 juta ditambah 4 juta). Disini terjadi selisih UANG
DISETOR dengan UANG DIAMBIL, terjadi pertukaran barang yang tidak sama nilainya, selisihnya adalah
RIBA.

Pilihan EMAS; kalau mengambil EMAS, maka terjadi pembelian emas yang tidak tunai, uangnya sudah
disetorkan sejak lama, sedangkan barangnya baru akan dicetak dengan harga yang baru pula, bahkan
pada saat diputuskan untuk mengambil EMAS itupun tidak bisa langsung, karena ada waktu untuk
‘pencetakan’, kelihatannya menguntungkan, tetapi itu adalah RIBA.

Sesuai dengan Hadist rasulullah shallallahu alaihi wasallam :


"Emas dengan emas, perak dengan perak, gandum dengan gandum, jewawut dengan jewawut, kurma
dengan kurma dan garam dengan garam, tidak mengapa jika dengan takaran yang sama, dan sama berat
serta tunai. Jika jenisnya berbeda, maka juallah sesuka hatimu asalkan dengan tunai dan langsung serah
terimanya."

(Shahih Muslim No. 2970, Shahih Bukhari No. 1990, Sunan Abu Daud No. 2907)

"Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melarang jual beli perak dengan emas dengan pembayaran yang
ditangguhkan."

(Shahih Muslim No. 2976, Shahih Bukhari No. 2033, Sunan Abu Daud No. 2530)

"Janganlah kalian menjual satu dinar dengan dua dinar, dan jangan pula kalian menjual satu dirham
dengan dua dirham."

(Shahih Muslim No. 2967, HR. Ahmad No. 5619)

"Suatu ketika sahabat pernah datang seraya berkata, 'Adakah di antara kalian yang ingin menukarkan
dirham? '

maka Thalhah bin Ubaidullah -yang saat itu dia sedang berada di samping [Umar bin Khattab] - berkata,

'Tunjukkanlah emasmu kepadaku dan berikanlah kepadaku, jika nanti pelayanku datang maka saya akan
memberikan dirham kepadamu.'

Maka Umar bin Khattab berkata,

"Demi Allah, janganlah kalian melakukan jual beli seperti ini, sebaiknya kamu berikan dirham ini
sekarang atau kamu kembalikan emasnya. Bukankah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah
bersabda:

"Dirham dengan emas adalah riba kecuali jika dengan tunai, gandum dengan gandum adalah riba kecuali
jika dengan tunai, dan kurma dengan kurma adalah riba kecuali jika dengan tunai."

(Shahih Muslim No. 2968, Shahih Bukhari No.2025, Sunan Abu Daud No. 2906)

Solusi yang mungkin adalah :

SOLUSI PERTAMA; pada saat penabung datang untuk menabung emas dengan membawa uang, maka
langsung dibelikan dalam bentuk emas (penyelenggara tabungan emas sudah menyediakan EMAS
terlebih dahulu), sehingga EMAS dibeli terlebih dahulu dan kemudian disimpan. Maka yang disimpan itu
adalah EMAS FISIK bukan UANG. Emas disimpan dengan AKAD pinjaman (Qardh) sehingga
penyelenggara TABUNGAN EMAS bisa menggunakan/memanfaatkan emas selama belum diambil oleh
pemilik emas, dan penyelenggara tabungan emas bertanggung jawab sejumlah emas yang dipinjamkan
karena AKADnya adalah pinjaman (qardh) bukan titipan (wadiah).
SOLUSI KEDUA; pada saat menabung emas, penabung langsung membawa FISIK EMAS sendiri, dengan
konsekuensi sama dengan solusi pertama.

Wallahu Ta’alaalam.

Anda mungkin juga menyukai