Anda di halaman 1dari 6

HYPERTRUST

Saya akan ceritakan sebuah kisah tentang para raja dan para ahli sihir. Tentang persaingan antara
makhluk ras tanah, api dan cahaya. Lupakan tentang Harry Potter, Fantastic Beasts atau Lord of The
Rings. Kisah mereka tidak ada apa-apanya, karena hanya fiksi. Sedangkan kisah ini adalah fakta.

Ribuan tahun yang lalu. Di sebuah peradaban kuno, dimana seorang raja bisa bicara dengan binatang,
dan memiliki pasukan metahuman yang menguasai “teknologi” teleportasi yang mampu memindahkan
singgasana sekejap mata. Lalu hadir juga dua sejoli half-blood prince yang diyakini sebagai sumber dari
segala sumber ilmu sihir.

Peradaban itu bernama Babylonia. Sang Raja bernama Nabi Sulaiman as. Serta dua sejoli “half-blood
prince” adalah Harut dan Marut. Wa unzila ‘ala malakayni, bi babila; harut wa marut. At-Thabari
menyatakan mereka tergolong spesies malaikat. Sedangkan Al-Qasimi menyatakan mereka tergolong
“homo sapiens". Saya sebut saja mereka half-blood prince.

Ribuan tahun berselang, tepatnya tiga tahun lalu, saya didatangi oleh seorang klien. Dia mengeluh; salah
seorang bawahannya membocorkan dokumen rahasia ke seluruh lima ratus email karyawan. Lalu ia
mengerahkan puluhan stafnya untuk menghapus email tadi satu per satu. Masalahnya itu butuh waktu
berhari-hari.

Seperti Harry Potter yang mengeluarkan alat sihirnya yang berwujud tongkat kayu 11 inch, lalu
mengucapkan mantra-mantra sihir seperti Avada Kedavra dan Sectumsempra. Saat itu saya juga
mengeluarkan alat sihir saya, yang berwujud laptop 13 inch. Lalu saya menuliskan beberapa “mantra-
mantra sihir”.

Mantra-mantra tadi harus ditulis, karena alat sihir saya belum mendukung voice and gesture command
seperti milik Harry Potter. Mantra-mantra sihir tersebut berbentuk kode-kode rajah kombinasi shell
programming dan email scripting.

Ketika saya tekan enter, ribuan “makhluk ras digital” tak kasat mata melesat menghapus lima ratus
email tadi dalam hitungan detik. Makhluk ras digital tadi menurut Dan Brown masuk ke kingdom ketujuh
bernama Technium. Selama ini kita baru mengenal enam kingdom spesies: Animalia, Plantae, Fungi,
Protista, Archaea dan Bacteria.

Beberapa tahun pun berselang, tepatnya setengah tahun yang lalu, saya didatangi lagi oleh seorang
klien dari Singapore. Seperti biasa, saya diminta “menciptakan” makhluk spesies Technium yang selincah
ras Elves dan sekuat ras Balrogs. Kali ini buat jaga toko online berbasis Android dan iOS.

Kenapa tidak pakai spesies manusia saja untuk jaga toko online? Karena ketika flash sale, ribuan produk
bisa laku dalam hitungan detik. Bisakah manusia melayani ribuan pembeli dalam detik yang sama? Anda
menerima dua panggilan telepon secara bersamaan saja tidak mampu.

Ini project pertama saya di Indonesia, kata klien saya tadi. Saya bisa saja bawa tim saya dari Singapore ke
sini. Tapi saya ingin membangun bisnis yang 100% Indonesia, maka saya ingin teman-teman yang
mengerjakannya. Tapi tolong jangan sampai gagal.

Jika yang pertama saja gagal, bagaimana mungkin bisnis saya bisa berkembang? Bagaimana saya
mengembalikan reputasi saya yang rusak? Tanya klien saya retoris. Apalagi si pemilik toko online tadi
dengan klien saya sudah bersahabat puluhan tahun seperti keluarga.

Dalam hati saya berfikir; jika saya dan tim gagal, maka konsekuensinya akan memunculkan “irreversible
distrust chain reaction”. Si pemilik toko online akan distrust ke klien saya dan keluarganya. Kedekatan
mereka yang sudah seperi saudara pasti akan terganggu. Lalu impiannya membangun bisnis di Indonesia
pun sirna, minimal tertunda.

Saya dan tim merasa, trust yang diberikan kepada kami bukan trust biasa. Dan kami belum pernah
mengerjakan project yang melibatkan trust sebesar ini. This is not a normal trust. This is a Supertrust.
Jika kami mampu pegang amanat, semua bahagia. Tapi jika kami khianat, semua sengsara.

Supertrust itulah yang menjadi bahan bakar beroktan super yang “membakar” saya dan tim bekerja
keras siang-malam tanpa kenal lelah; membangun produk terbaik, dengan teknologi terkini dan
tercanggih yang kami mampu. Karena kami merasa bernilai dan berharga diberi trust sedemikian besar.
Di sisi mobile kami mengadopsi teknologi terbaru milik Google. Teknologi yang sama yang dipakai
Google dalam membangun OS masa depannya: Fuchsia. Di sisi server kami pakai teknologi serverless
milik Amazon (ini ras server tertinggi). Di sisi web kami pakai Hummingbird project terbaru punya
Google.

Kembali ke kisah half-blood manusia-malaikat di Babylonia; pernahkah kita berfikir mengapa manusia
sedemikian dimuliakan oleh Allah SWT? Padahal sudah ada makhluk ras cahaya bernama malaikat yang
selalu taat. Ada juga makhluk ras api bernama jin yang sehabitat dengan malaikat. Lalu di mana
istimewanya makhluk ras tanah bernama manusia?

Manusia mulia dan istimewa karena ia mendapatkan trust yang sedemikian besar dari Penciptanya.
Tidak cukup sekedar Supertrust, tapi Hypertrust. Yang mana Hypertrust tersebut tidak diberikan kepada
makhluk ras cahaya dan ras api. Lalu apakah Hypertrust tersebut? Inni jaa’ilun fil ardhi khalifah. Aku
akan menjadikan seorang khalifah di muka bumi.

Keputusan Allah SWT tadi nampaknya tidak direspon positif oleh makhluk ras cahaya. Ataj’alu fiihaa man
yufsidu fiihaa wayasfiku dimaa’. Apakah Engkau akan menjadikan mereka kaum yang berbuat kerusakan
dan menumpahkan darah? Wanahnu nusabbihu bihamdika wanuqadisu lak. Sedangkan kami senantiasa
bertasbih memuji dan mensucikan Engkau?

Allah SWT hanya menjawab; inni a’lamu mala ta’lamun. Aku tahu apa yang tidak kamu ketahui. Dan
makhluk ras cahaya pun hanya bisa tunduk dan taat ketika diminta Allah SWT sujud dihadapan makhluk
ras tanah. Namun bagi makhluk ras api, hal ini jadi masalah besar. Ia tak sudi sujud dihadapan makhluk
ras tanah.

A’asjudu liman khalaqta tiinan? Apakah aku harus sujud kepada makhluk yang terbuat dari tanah? Tanya
makhluk ras api tanpa basa basi. Ara aytaka hadza ladzi karamta alayya? Terangkan kepadaku, inikah
orangnya yang Engkau muliakan atas diriku? Sindirnya sinis.

Tetap tidak terima, akhirnya salah satu pemimpin besar makhluk ras api bernama Iblis mengajukan satu
permintaan kepada Allah SWT. Agar dia tidak dimatikan sampai hari kebangkitan. Dia bersumpah akan
berusaha sekuat tenaga menyesatkan makhluk ras tanah. Sehingga terbukti mereka tak layak diberi
kemuliaan dan kepercayaan sedemikian besar.
Kadang kita mengalami hari-hari yang buruk. Merasa dicampakkan, gagal, tidak dihargai, dilukai atau
mungkin diperlakukan tidak adil. Bisnis bangkrut, karir stuck, patah hati, patah kaki, atau sekedar
bingung mau berbuat dan berkarya apa (been there done that). Ingatlah kisah di atas. You are a magical
creature. And you are capable of doing magic.

Ingat langit yang hampir-hampir pecah, “hanya” karena hadirnya kaum ras tanah seperti saya dan Anda.
Akibatnya terjadi “perang abadi” antara kaum ras tanah dan kaum ras api. Siapa yang akan jadi
pemenangnya? Apakah Iblis dan bala tentaranya berhasil membuktikan manusia tidak layak mendapat
kemuliaan dan kepercayaan Allah SWT?

Seberapa pun down Anda, seragu apa pun Anda terhadap diri Anda sendiri. Ingat, Anda sangat bernilai
dan berharga. Anda bernilai dan berharga bukan karena baju branded Anda, wajah rupawan Anda, harta
kekayaan Anda atau kejeniusan Anda. Jika Anda berfikir demikian, maka Iblis telah menang.

Anda bernilai dan berharga karena Hypertrust atau kepercayaan maha besar yang diberikan oleh Sang
Maha Besar kepada Anda: Khalifatullah fil ardh. Anda dipercaya menjadi wakil-Nya di muka Bumi, bukan
kaum ras cahaya atau ras api, tapi Anda. Anda dipercaya untuk mewakili Allah SWT di muka bumi.

Menjadi wakil Allah SWT tidak cukup hanya pada lingkup personal. Kita juga harus menjadi wakil-Nya
sebagai umat yang bersatu dalam satu kepemimpinan politik, sebagaimana di masa Nabi saw dan
sahabat. Imam Qurthubi dalam Al-Jâmi’ li Ahkâm al-Qur’ân menjelaskan ayat inni jaa’ilun fil ardhi
khalifah, adalah asal perintah mengangkat imam dan khalifah.

Jika Anda menyewa seorang lawyer untuk mewakili Anda di pengadilan, Anda tentu ingin lawyer
tersebut berusaha semaksimal mungkin merealisasikan keinginan Anda bukan? Demikian pula ketika
Allah SWT menjadikan kita sebagai wakil-Nya di dunia, Dia tentu ingin kita berusaha semaksimal
mungkin merealisasikan keinginan-Nya. Baik di lingkup personal maupun politik.

Jangan sia-siakan Hypertrust dari Sang Pencipta. Bayangkan, Dia bisa saja tidak menciptakan Anda. Tapi
menciptakan sosok malaikat bernama X yang selalu taat, atau menciptakan sosok jin bernama Y yang
tidak dimuliakan, atau menciptakan sebongkah batu geologi bernama Z yang tidak bisa berfikir dan
bertindak.
Tapi Dia memutuskan untuk menciptakan Anda. Dia memberi Anda Hypertrust, sebuah kepercayaan
maha besar, yang dicemburui makhluk ras cahaya dan api. Serta memberikan Anda kesempatan untuk
membuktikan bahwa Anda layak mendapatkannya. Hypertrust ini seharusnya jadi bahan bakar kita
untuk berusaha sekuat tenaga mempersembahkan amal dan peradaban terbaik di muka Bumi.

Saya mengawali tulisan ini dengan kisah peradaban kuno bernama Babylonia, juga kisah Nabi Sulaiman
as beserta pasukan magisnya. Dulu saya berfikir, betapa serunya jika saya hidup di masa-masa itu,
menjadi salah satu pasukan magis Nabi Sulaiman as. Menyaksikan semua keajaiban dan sihirnya yang
dahsyat. Ternyata saya keliru.

Saya, Anda, kita semua saat ini berada di pasukan akhir zaman, pasukan bisyarah kelima, atau fifth
prophecy army, yang mengemban misi lebih dahsyat dari pasukan Nabi Sulaiman as. Misi tersebut
menjadi penutup dari semua kisah para Nabi. Misi terebut juga menjadi babak final yang menentukan
siapa pemenang perang abadi antara makhluk ras api dan ras tanah.

Jika kisah di film menjadi sangat seru dan kalah-menang ditentukan pada detik-detik terakhirnya.
Demikian pula dengan kisah para Nabi ditentukan oleh detik-detik terakhir Nabi Muhammad saw dan
umatnya. Detik-detik yang menentukan; apakah kita termasuk makhluk mulia dan layak mendapatkan
Hypertrust, atau makhluk hina yang terhasut Iblis dan menjadi bala tentaranya.

Detik-detik yang menentukan; apakah kita termasuk dalam barisan yang ikut mewujudkan bisyarah
kelima Nabi saw; tsumma takunu khilafatan ‘ala minhajin nubuwah. Kelak akan kembali kekhilafahan
yang berada di atas manhaj kenabian. Atau justru termasuk dalam barisan Iblis dan sekutunya yang
menghalanginya?

Terakhir, ingat baik-baik. Anda mungkin seorang loper koran, pedagang kaki lima, guru sekolah dasar,
politisi, pengusaha atau profesi lainnya itu tidak penting. Anda mungkin sekarang sedang sedih atau
bahagia itu juga tidak penting. Ada misi dan pertarungan besar yang dimulai sejak awal terciptanya
semesta, sampai alam ini sirna. Tentukan Anda di barisan mana.

On your feet soldier! Fight bravery and fearlessly. Always remember, you are a magical creature. And
you are capable of doing magic.
Yudha Pedyanto

Yogyakarta, 12 Agustus 2019

Anda mungkin juga menyukai