Anda di halaman 1dari 15

Page |1

CATATAN TAFSIR
SURAH AL-MURSALAT (77)
AYAT 1 S/D 3, 16,17, 20, 29 S/D 40
Kuliah Subuh Ust. LUTHFI HASAN ISHAAQ

Selasa, 25 Januari 2022

Kemarin hingga ayat ke-18, di ayat 16 disebutkan:

QS. Al-Mursalat (77): 16. Bukankah telah Kami binasakan orang-orang yang
dahulu?

QS. Al-Mursalat (77): 17. Lalu Kami susulkan (azab Kami terhadap) orang-orang
yang datang kemudian.

Disebutkan,”Tidaklah Kami yang membinasakan generasi sebelum kalian?


Bukankah Kami yang membinasakan peradaban yang diraih oleh generasi sebelum
kalian?” Ayat ini memerintahkan kita untuk memahami highligt sejarah. Ada
sejumlah bangsa-bangsa besar yang pernah eksis di sejumlah benua. Ada Babilonia,
ada Mesir, ada Yunani, ada Persia, ada Campa di kawasan Asia, ada Majapahit yang
kita kenal, ada pada para penjajah dahulu, Perancis, Inggris, Belanda, sebelum
mereka ada Romawi, dan sekian peradaban yang telah diraih oleh kemanusiaan
dengan segala capaian di sektor militer, di sektor ekonomi, disektor arsitektur,
disektor teknologi dan beragam capaian yang sangat luar biasa.
Allah bertanya tentang mereka,”Tidakkah kalian ingat tentang mereka?
Bukankah Kami yang menghanguskan atau menghapuskan peradaban mereka?”
Berikutnya adalah generasi yang belakangan, yang kemudian kita mengenal Uni
Soviet sekarang tinggal Rusia, kita mengenali Yugoslavia sekarang tinggal beberapa
kawasan di Balkan, ada Montenegro, ada Kroasia, ada Slovenia yang dulu adalah
sebuah negeri besar.
Jadi berita tentang,”Bukankah Kami yang telah membinasakan peradaban
mereka, kemudian generasi berikutnya pun akan punah, lalu ditutup,”Demikianlah
Kami memperlakukan orang-orang yang bergelimang dosa dan yang mendustakan
ajaran agama Allah, dan celakalah orang-orang yang masih juga mendustakan
kekuasaan Allah Subhanahu Wa Ta'ala.” Ini kaliamat paragraf pertama dari surat Al
Mursalat.
Sebelum Allah membahas ini, tentang generasi sebelum, Allah menjelaskan
agar kita memiliki bayangan, tidak akan bisa kita memahami detail, tetapi jangan pula
tidak punya bayangan sama sekali karena nanti pada akhirnya ada orang-orang yang
sama sekali tidak punya bayangan tentang kekuasaan Allah, tentang kedigdayaan
Allah, tentang kedudukan Allah dan status kita dihadapan Allah Subhanahu Wa
Ta'ala.
Page |2

Itulah bisa karena pembangkangan, bisa karena tidak mendapatkan informasi


yang benar, bisa karena kita tidak berusaha memahami apa yang Allah jelaskan, dan
itu terjadi pada kitab yang disebutkan dalam tiga ayat, yaitu dalam QS. An-An’am:
91, QS. Al-Hajj: 73 dan QS. Az-Zumat 67.
Gambaran orang-orang yang sama sekali tidak punya bayangan tentang
kedikdayaan dan kekuasaan Allah, kita hanya mengenal Allah serba bisa, itu tidak
salah, itu benar, walaupun kita meyakini bahwa Dia tidak menyerupai makhlukNya,
kalau pun ada bayangan di kita tentang Allah bahwa dia beyong imagination, yang
tidak bisa diungguli dan tidak bisa dibayangkan oleh imajinasi dan pikiran manusia
sehingga kita tidak terlalu jauh dengan apa yang Allah uraikan tentang diri-Nya dalam
Al-Quran kalau tidak kita akan meremehkan Allah. Kan orang-orang yang
meremehkan selalu under estimate. Kita over estimate secara berlebihan tentang
pelaksanaan hukum pidana tipikor dan pidana umum di negeri kita, sehingga seolah-
olah kita hanyut dengan bayangan dan imajinasi pengacara, yang mendeskripsikan
posisi kita di kasus ini, lalu dikatakan bahwa kita aman kita bebas tapi ternyata
kebalikan, malah dihukum entah berapa tahun.
Hal ini menimbulkan banyak persoalan, informasi yang tidak proprosional,
informasi yang berbasis bayang-bayang dan imajinasi. Maka kita diperintahkan untuk
memahami Allah sebagaimana yang dijelaskan di dalam Al-Quran, soal kemudian
daya imajinasi kita membayangkan La yukallifullahu nafsan illa wus'aha, Allah tidak
membebani kita, tapi jangan tidak sama sekali, atau jangan berlebihan sehingga
membayangkan Allah itu melampaui apa yang diuraikan dalam Al-Quran dan atau
sama sekali tidak punya bayangan tentang Allah.
Maka di sini orang yang celaka itu adalah mereka yang telah…. disebutkan
dalam ayat:

QS. Al-An’am (6): 91. Mereka tidak mengagungkan Allah sebagaimana mestinya
ketika mereka berkata, “Allah tidak menurunkan sesuatu pun kepada manusia.”
Katakanlah (Muhammad), “Siapakah yang menurunkan Kitab (Taurat) yang dibawa
Musa sebagai cahaya dan petunjuk bagi manusia, kamu jadikan Kitab itu lembaran-
lembaran kertas yang bercerai-berai, kamu memperlihatkan (sebagiannya) dan
banyak yang kamu sembunyikan, padahal telah diajarkan kepadamu apa yang tidak
diketahui, baik olehmu maupun oleh nenek moyangmu.” Katakanlah, “Allah-lah
(yang menurunkannya),” kemudian (setelah itu), biarkanlah mereka bermain-main
dalam kesesatannya.

Disini disebutkan”Mereka tidak menghormati.” Ma qadar itu artinya tidak


mengkalkulasi, tidak memperhitungkan. Lebih tepat diartikan “mereka tidak memiliki
gambaran”, bukan “menghormati”, walaupun salah satu maknanya bisa diartikan
menghormati, tetapi dia bukan satu-satunya, maknanya bisa diartikan tidak
mengkalkulasi tidak memiliki informasi yang utuh, tidak memiliki bayangan yang
benar dan tidak memiliki referensi yang bisa membuat dia memahami siapa Allah.
Nah di sini,”Tatkala mereka mengatakan bahwa Allah tidak akan menurunkan
apapun buat manusia, diciptakan dan sudah.” Ini bayangan mereka, yang
mengingkari kedatangan para nabi dan yang mengingkari wahyu. Mungkin kita salah
satu diantara mereka karena persepsi kita tentang kenabian, dan persepsi kita tentang
wahyu under estimate, padahal ini diturunkan oleh Allah. Jadi dia diturunkan dengan
Page |3

para malaikat yang entah berapa jumlahnya, para malaikat yang mengiringi turunnya
Al-Quran dan dia diturunkan berbasis Allah, tetapi kita memperlakukannya sama
dengan karya-karya ilmiah orang lain, manusia, kita membacanya sama dengan thesis
atau skripsi yang dibuat oleh orang-orang S1 atau S2, karya ilmiah profesor yang
mereka menulisnya dan menelitinya sambil mabuk dan sambil minum-minuman
keras. Padahal ini adalah datang dari Allah.
Jadi demikian cara kita menyikapi Al-Quran, cara kita menyikapi kedudukan
nabi, padahal ini dari Allah. Disebutkan,”Mereka tidak mendudukkan, tidak
memahami kedudukan Allah sebagaimana mestinya, tidak memperlakukan
Allah……..” Disebut cara Rasulullah menyebutkan,”Ya Rabb milikmulah segala puji
setara dengan kemuliaan-Mu, dan kekuasaan-Mu yang tidak terhingga, setara
dengan ketinggian-Mu setara dengan kekuasaan-Mu yang tidak terhingga, yang
pantas dan yang setara yang sesuai dengan kepatutan bagi kemuliaan dan ketinggian
kedudukan-Mu dan kekuasaan-Mu yang tidak terhingga.”
Ini rasulullah mengajarkan agar kita mengucapkannya setiap pagi dan sore, di
pagi hari kita diperintahkan untuk mengucapkan dan mengakui kedudukan Allah, di
sore hari diperintahkan untuk mengulang kembali.
Kemudian bahwa Allah tidak menurunkan apapun untuk manusia, katakan
bukankah Allah yang telah menurunkan wahyu kepada Musa dan Kitab yang kau bisa
dapat, tetapi kemudian kitab yang diturunkan kepada Nabi Musa sebagai nur,
penerang jalan hidup dan petunjuk hidup bagi seluruh manusia, lalu kalian
memperlakukannya, kalian hanya anggap segepong dokumen yang boleh sebagian
kalian buka dan sebagian boleh ditutup, sebagian boleh disebarkan dan sebagian boleh
disembunyikan.
Kira-kira kita seperti apa kita memperlakukan kepada Al-Quran, dalam
memperlakukan Al-Quran, apakah memperlakukan Al-Quran seperti dokumen yang
disimpan yang kadang dibuka, kadang ditutup, dan kadang-kadang disampaikan
kepada anak dan istri kita, kadang kita kunci lemarinya atau kita sembunyikan karena
takut dimarahi oleh istri. Kadang dalam menerapkan hukum waris karena takut ribut,
kita sembnyuikan sebagian ayatnya.
Jadi kita tidak mensosialisasikan bahkan kepada anak kita sendiri, kita tidak
mendatangkan orang yang bisa memahamkan mereka tentang Al-Quran, kita hanya
mencari dan mamakai Al-Quran saat kita mau pakai melamar istri kita, untuk mas
kawin, setelah itu disimpan, padahal mas kawin di zaman Rasul itu mengajarkannya
sampai hafal.
Mas kawinnya Al-Quran dengan mengajar mengajarkan Al-Quran kepada
isteri kita hingga hafal, itu hanya beberapa surat, tetapi kita memberikan beberapa
surat kita kasih gelondongan Quran hanya dibaca kalau ada yang mati, itu pun hanya
Surat Yasin saja yang dibaca, selebihnya tidak, tetapi gelondongan Quran kita
berikan, tanpa dihafalkan kepada isteri kita, yang sampai sekarang masih ada
disimpan di dalam lemari dan tidak pernah dibuka.
Jadi ini gambaran orang-orang yang tidak memahami kedudukan Allah atau
tidak memperlakukan Allah sebagaimana mestinya, tidak memperlakukan utusan
Allah, tidak menghormati utusan Allah, dan tidak menganggap yang datang dari Allah
sebagaimana mestinya.
Kemudian di ayat berikut:
Page |4

QS. Al-Hajj (22): 73. Wahai manusia! Telah dibuat suatu perumpamaan. Maka
dengarkanlah! Sesungguhnya segala yang kamu seru selain Allah tidak dapat
menciptakan seekor lalat pun, walaupun mereka bersatu untuk menciptakannya. Dan
jika lalat itu merampas sesuatu dari mereka, mereka tidak akan dapat merebutnya
kembali dari lalat itu. Sama lemahnya yang menyembah dan yang disembah.

Ini tentang kemampuan Allah, kita under estimate tentang kemampuan Allah.
Lalu Allah mengatakan,”Wahai manusia Saya sampaikan kepada kalian sebuah
contoh, untuk bahan analogi tentang Allah, perumpamaan orang-orang yang kalian
anggap sebagai tuhan selain Allah sesungguhnya mereka tidak bisa menciptakan
apa-apa, tidak bisa bergerak, bertahun-tahun dia hanya ada ditempatnya, dan
mereka adalah buah karya tangan kalian sendiri, bagaimana dia bisa menciptakan
kalian jika dirinya pun kalian yang membikin. Tidak bisa menciptakan apa-apa,
bahkan hanya menciptakan satu ekor lalat saja tidak bisa?” Di surat Al-Baqarah
Allah menyebutkan nyamuk, bahwa Allah tidak segan-segan menjadikan nyamuk
sebagai bukti keagungan dan kebesaran Allah di semesta alam ini.
Padahal ada galaxy, ada matahari, bintang bintang, ada beragam makhluk yang
besar, tetapi karena kita tidak paham-paham, juga ada nyamuk yang menggigit kalian,
dan kalian kejam dia hanya meminta darah sedikit tapi dibunuh oleh kalian. Padahal
kita menuntut keadilan, sementara kita tidak bisa berbuat adil
Di ayat ini Allah berbicara tentang lalat, kalian kesal kepada nyamuk, padahal
dia menghidupkan jutaan orang. Berapa banyak obat diproduksi hanya karena untuk
memprotek dari gangguan nyamuk. Berapa jumlah karyawan terserap oleh pabrik-
pabrik tersebut?
Nah sekarang disebutkan lalat, kalau lalat dikatakan makhluk yang geli, tetapi
Allah mengatakan,”Yang tuhan kalian, yang kalian anggap tuhan, yang bisa
memberikan segala macam menurut kalian bisa tidak bikin nyamuk? Kalau tidak,
bisakah mengambil kembali, merebut kembali apa yang diambil oleh lalat?” Kalau
ada semut dia mengambil gula akan kelihatan. Khusus lalat, adakah tuhan kalian bisa
merebut kembali apa yang sudah diambil oleh lalat? Tidak bisa. Lalat jika akan
memakan makanannya dia berikan cairan, setelah cair (berubah bentuk) lalu
memakannya, sehingga kalian tidak dapat lagi mengambilnya kembali.
Jadi kalau kalian menggap ada tuhan selain Allah, tuhan kalian tidak berdaya,
kalian pun tidak berdaya, lalu apa yang akan bisa kalian dapatkan dari dia di hadapan
Allah nanti, itulah tentang sebuah persepsi kedudukan Allah.
Maka ayat 74 mengatakan bahwa:

QS. Al-Hajj (22): 74. Mereka tidak mengagungkan Allah dengan sebenar-benarnya.
Sungguh, Allah Mahakuat, Mahaperkasa.

Bahwa,”Mereka tidak memiliki bayangan tentang siapa yang semestinya


dianggap tuhan.” Yang dianggap tuhan semestinya bagaimana? Yng pantas
dikategorikan sebagai Tuhan apakah yang dilahirkan? Kalau iya, berarti dia tidak
berdaya dalam fase hidupnya. Apakah yang melahirkan? Kalau iya, berarti dia
membutuhkan sesuatu yang lain. Maka Maha Suci Allah dari mereka yang keliru
mempersepsikan tentang Tuhan dan dengan mensejajarkan makhluk-Nya dengan
Tuhan.
Page |5

Begitulah, Allah itu Maha Kuat tidak selemah tuhan kalian yang tidak bisa
merebut dari lalat, Tuhan juga bukan yang seperti lalat yang tidak berdaya sehingga
tidak bisa berbuat apa-apa. Jadi persepsi kalian keliru tentang Tuhan bagaimana
caranya? Ya Al-Quran agar kita paham Allah. Di Al-Quran-lah yang menjelaskan
siapa diri-Nya dan siapa Dzat-Nya. Maka agar kita mengenali Allah ya kepada Al-
Quran, jangan jauh-jauh dahulu dengan mencari dari penjelasan sana sini. Dalam
penjelasan Al-Quran ada yang tidak perlu penjelasan, yang fiks penjelasannya dan
tidak perlu ada tambahan penjelasan, ada yang perlu penjelasan tambahan, maka cari
orang yang menulis tafsir. Ada sekian tafsir yang sudah diterjemahkan dalam bahasa
Indonesia, satu ayat yang kita paham, cari dalam tafsir, agar kita mempunyai
gambaran yang utuh pilihan-pilihan memaknainya.
Kalau masih belum, tanyakan kepada orang yang spesialis mempelajari
agama, jika kalian tidak tahu maka kemana menanyakan ahli dzikir, maka langsung
saja kepada Al-Quran, nanti kita akan diberi Quran ini adalah nur yang menerangi
hati kita dan otak kita, dia adalah hidayah dia adalah rahmat yang diberikan kepada
siapapun yang berinteraksi dengan Al-Quran dan mendekat dengan Al-Quran.
Jadi inilah di Al-Quran yang selama ini kita jadikan gepokan dokumen yang
kita simpan di rumah kita. Al-Quran kita buka kita tidak sesering membuka brankas
kita. Yang sering kita buka adalah brankas dan lembaran-lembaran uang. Quran nyaris
tidak menjadi rutinitas.
Kemudian yang ketiga tentang kebesaran, ini adalah kedigkejayaan. Jadi tidak
ada yang diluar kendali Allah, dan tidak ada yang diluar jangkauan Allah. Semuanya
bisa dijangkau dan semuanya bisa didatangkan.
Dan itu nasehat Luqman kepada anaknya,’Wahai anakku jika ada benda
sekecil apapun di angkasa sana, atau ditumpukan padang pasir, atau di kedalaman
air laut dan samudra entah di mana Allah bisa mendatangkan.” Bukan sekedar
mendeteksi lokasinya dengan GPS-nya. Banyak orang yang hanya bisa mendeteksi
keberadaannya tetapi tidak bisa menghadirkannya. Seperti benda-benda (satelit-
satelit) yang ada di luar angkasa sana yang telah rusak, karena biaya membawa pulang
ke negerinya lebih mahal, maka mereka menembaknya di tempat apa, ya hancur
berkeping-keping sehingga tidak membahayakan manusia. Demikian Luqman
mengajari anaknya.
Begitu dia membingkai cara berpikir anaknya. Lalu memerintahkan,”Untuk itu
hendaklah engkau berhablumminallah, menunaikan salat sesuai dengan waktu yang
ditetapkan, sebarkan kebaikan dan cegah kemungkaran, Bersabarlah jika ada yang
bereaksi balik dengan cara yang tidak benar.”
Ini Luqman yang dihadirkan dalam Al-Quran yang harus dicontohkan bagi
setiap mereka yang sudah menjadi bapak atau calon bapak. Jadi tidak perlu
merayakan hari bapak, tetapi baca saja surat Luqman bagaimana menjadi bapak, atau
Surat Ibrahim.
Kalau istri kita tidak usah menunggu hari ibu sedunia, baca saja Surah
Maryam, disitu dijelaskan bagaimana menjadi seorang ibu.
Jadi contoh-contoh yang dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari kita ada di
dalam Al-Quran. Nanti konsepnya mengakui kedudukan Allah dan memahami status
kita dihadapan Allah Subhanahu Wa Ta'ala.
Yang ini di surat Az-Zumar tentang kekaguman kita kepada langit dan bumi,
solar system dan galaxy. Tahu tidak langit yang ada di bumi, bumi yang kita tempati
Page |6

itu nanti pada hari kiamat saat ini pun ada di genggaman Allah. Terbayangkan tidak
kalau solar system kita itu ada di genggaman Allah? Sementara kita jangankan keluar
dari solar system, ke planet lain saja tidak.
Maka ini nanti disebutkan di dalam Al-Quran dalam ayat berikut:

QS. Az-Zumar (39): 67. Dan mereka tidak mengagungkan Allah sebagaimana
mestinya padahal bumi seluruhnya dalam genggaman-Nya pada hari Kiamat dan
langit digulung dengan tangan kanan-Nya. Mahasuci Dia dan Mahatinggi Dia dari
apa yang mereka persekutukan.

Bahwa bumi disini diartikan dalam genggaman-Nya. Seluruh isi bumi dalam
genggaman-Nya atau bumi dengan segala isinya. Dan hari kiamat nati entah langit
yang mana yang akan dilipat dan digulung dan ditenteng oleh Allah, Maka terbayang
tidak kebesaran Allah.
Kalau kita membayangkan Allahu Akbar, Allah Maha Besar, itu
membayangkan besaran langit dan bumi, galaxy yang ada, makhluk-makhluk-Nya
semuanya kecil, Allah Yang Maha Besar, lebih besar dari seluruh makhluk yang Dia
ciptakan, sementara kita tidak usah bicara galaxy, bicara solar sistem saja kita sudah
tidak bisa berbuat apa-apa, bagaimana dengan di galaksi saja, satu galaksi kita
sudahlah kita bukan apa-apa. Bagaimana dengan miliaran galaksi yang ada di semesta
ini?
Tebayangkan besarnya Allah, Allah tidak menjelaskan ukuran dan besar-Nya,
Allah mengatakan itu loh makhluk yang Saya ciptakan, Saya adalah Akbar, Saya
lebih besar dari itu semua, dari semua makhluk yang Saya ciptakan, apakah kalian
mengerti? Apakah kalian tidak segera mengambil posisi kalian dengan kedudukan
Allah di semesta alam ini? Apa sikap kita? Segeralah mendekat dan merapat kepada
Allah.
Jadi itu perintah-Nya, maka di sini Maha Suci Allah dari bayangan manusia
yang menganggap Allah setara dan sama dengan makhluk-Nya. Seluruh isi langit dan
bumi tidak ada satupun yang tidak, dia akan datang kepada Allah sebagai hamba,
sebagai makhluk, kita tidak mau. Jadi ini persoalan tentang persepsi kita terkait
tentang Allah.
Maka dalam surat Al-Mursalat ini Allah menjelaskan manajemen yang
dibangun oleh Allah untuk semesta alam, diberikan kita gambaran berawal dari
disebutkan dalam ayat berikut:

QS. Al-Mursalat (77): 1. Demi (malaikat-malaikat) yang diutus untuk membawa


kebaikan,

QS. Al-Mursalat (77): 2. dan (malaikat-malaikat) yang terbang dengan


kencangnya,

QS. Al-Mursalat (77): 3. dan (malaikat-malaikat) yang menyebarkan (rahmat


Allah) dengan seluas-luasnya,
Page |7

Para utusan, para malaikat yang ditugaskan yang memiliki kecepatan yang
tidak terhingga, makhluk-makhluk-Nya pun punya kecepatan, ini yang mengurus
benda-benda yang punya kecepatan, angin yang punya kecepatan. Yang mengatur
angin lebih cepat dari angin, peredaran matahari dan bumi, peredaran benda angkasa
yang cepat, kecepatan lebih cepat kecepatan malaikat dibandingkan dengan kecepatan
mereka.
Hujan ditebar di seluruh benua, tetapi yang menebar hujan lebih cepat lagi dri
kecepatan hujan menyebar.
Tentang besarnya malaikat, bahwa Malaikat Jibril pernah menampakan diri di
hadapan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam, beliau bercerita,”Kemana pun saya
memandang, ke angkasa, ke samping mentok ke kiri, mentok ke kanan, sampai mentok
ke belakang, saya melihat semuanya ada Jibril.” Jadi semuanya tertutupi oleh tubuh
malaikat Jibril.
Yang membedakan yang hal dan bantil, dan yang membedakan semua benda-
benda adalah malaikat. Dan kita yang mengidentifikasi perbedaan benda itu para
profesor, yang bisa mengidentifikasi suatu benda dengan benda yang lain yang tidak
dikenal oleh manusia. I
ni para Malaikat yang menjelaskan perbedaan dan membedakan dan memberi
kasih sayang Allah kepada seluruh yang ada…….. Jadi yang mampu membedakan
sampai ke dasar laut samudra yang tidak ada cahaya, sampai di permukaan bumi dan
di angkasa, disebutkan,”Tidakkah kalian lihat burung yang terbang di angkasa
bergerombol atau sendiri-sendiri, tidak ada yang membuat dia mengambang di udara
kecuali Ar-rahman.”
Jadi yang bisa membuat mereka bisa melayang di udara dan kecepatan yang
berbeda-beda, tidak ada yang bisa bikin kecuali Allah, tidak ada bisa menahan mereka
kecuali Allah, dan Dia sangat mengetahui bahwa seluruh makhluk yang ada di
angkasa Allah tahu, yang sekecil apapun dan Allah mengirim malaikat yang bisa
membedakan semuanya dan bisa memberikan karunia dan rahmat dan berkah-Nya
Allah untuk masing-masing makhluk yang ada di sana. Tidak ada yang luput dari
jangkauan dan tidak ada yang terlupakan, dan tidak ada yang terlantar. Dengan
menugaskan para malaikat. Lalu untuk kepada manusia, yang menurunkan pesan-
pesan dan wahyu.
Apakah wahyu itu hanya untuk para nabi dan Rasul? Karena dalam Al-Quran
disebutkan,”Kami wahyukan kepada ibunya Nabi Musa.” Jadi Wahyu yang untuk
dirinya sendiri itu para ulama menyepakati istilahnya ilham walaupun itu disebut
wahyu dalam Al-Quran. Tetapi wahyu yang untuk disebarkan dan dperuntukkan
kepada umatnya itu diperuntukkan untuk para nabi dan rasul adalah wahyu.
Adapun yang melalui perantara, seperti anak Nabi Adam yang membunuh
saudaranya, tidak tahu bagaimana cara mengubur jenazah saudaranya yang telah
dibunuh. Disebutkan dalam surat Al-Maidah dalam ayat berikut:

QS. Al-Ma’idah (5): 31. Kemudian Allah mengutus seekor burung gagak menggali
tanah untuk diperlihatkan kepadanya (Qabil). Bagaimana dia seharusnya
menguburkan mayat saudaranya. Qabil berkata, “Oh, celaka aku! Mengapa aku tidak
mampu berbuat seperti burung gagak ini, sehingga aku dapat menguburkan mayat
saudaraku ini?” Maka jadilah dia termasuk orang yang menyesal.
Page |8

Bahwa,”Allah mengirimkan burung gagak, yang menggali-gali lalu kemudian


setelah yang punya kemampuan menggali bertengkar dan mati salah satunya, lalu dia
menggali tanah untuk mengubur sesama burung gagak yang dia bunuh.” Maka
muncullah inspirasi,”Makanya dia mengatakan, celakalah saya kenapa Saya tidak
bisa melakukan seperti yang dilakukan oleh burung gagak itu.” Tetapi Allah
mengatakan Allah mengutus burung gagak. Lalu anak Nabi Adam menguburi
saudaranya yang telah dibunuh, setelah burung gagak. Begitu cara Allah mengajari,
karena Allah berjanji akan mengajari manusia. Disebutkan dalam ayat-ayat sebagai
berikut:

QS. Al-A’laq (96): 1. iqra` bismi rabbikallażī khalaq [Bacalah dengan (menyebut)
nama Tuhanmu yang menciptakan,]

QS. Al-A’laq (96): 3. iqra` wa rabbukal-akram [Bacalah, dan Tuhanmulah Yang


Mahamulia,]

Disebutkan Iqra, bacalah, bismi rabbikallażī khalaq, dengan (menyebut) nama


Tuhanmu yang menciptakan. Jadi di sini dipahami yang disebut membaca itu bukan
hanya membunyikan apa yang tertulis, tetapi memahami yang tampak dibalik mata
kita. Seluruh yang nampak kita lihat, dibalik itu Allahlah Yang Maha Besar.
Memahami korelasi antara apa yang nampak dengan apa yang tersembunyi, yaitu
kekuasaan Allah itulah membaca.

QS. Al-A’laq (96): 4. allażī 'allama bil-qalam [Yang mengajar (manusia) dengan
pena.]

QS. Al-A’laq (96): 5. 'allamal-insāna mā lam ya'lam [Dia mengajarkan manusia


apa yang tidak diketahuinya.]

Tetapi di dalam ayat ini disebutkan,”Allahlah yang mengajarkan kalian


dengan pena.” Berarti dikorelasikan dengan pena. Tetapi sebagian ulama
mengatakan itu Al-Qalam yang ada di lauh fahfud, dan sebagian mengatakan itu juga
ini juga, jadi ini untuk standar manusia dan itu untuk standar Allah yang mencatat
seluruh makhluk-Nya.
Yang mengajari manusia semua kalian tidak ketahui, bukan hanya Al-Quran
bukan hanya tentang tata cara beribadah. Siapa yang mengajari anak kangguru?
Bagaimana kangguru melahirkan bayinya, setelah kangguru itu lahir kan tempatnya di
bawah, bayi yang baru lahir kan dia tidak mendengar dan tidak melihat tapi dia harus
merayap naik di atas dada induk kangguru, kalau berhasil masuk ke dalam
kantongnya maka dia hidup kalau dia tidak bisa naik dan masuk ke dalam kantongnya
maka dia akanmati.
Jadi dia harus naik, siapa yang mengajarinya? Itulah Allah yang menciptakan
kalian dan menciptakan mereka semua. Kangguru bukan hanya di dalam rahim diurus
oleh Allah, setelah dia lahir diurus juga oleh bAllah. Kalau bayi kita kan kita
mandikan, kita genddong, kalau kangguru tidak, dia harus jalan sendiri tanpa bisa
melihat, tetapi dia tahu kemana dia harus pergi, masuk ke dalam kantong.
Page |9

Semua makhluk-Nya diajari oleh Allah bagaimana survival dan bagaimana


mempertahankan eksistensinya dari di lingkungannya.
Lalu kemudian disebutkan dalam Al-Quran bahwa manusia yang masih punya
banyak alasan untuk tidak mau dekat dengan Allah, tidak mau merapat kepada Allah
dengan 1001 alasan, atau peringatan jika limit waktu yang diberikan untuk kalian,
tetapi kalian tidak juga mau mendekat kepada Allah, yang dijanjikan pasti akan
terjadi, yaitu hari kiamat, yang kemudian digambarkan,”Tidakkah kalian tahu
bagaimana hari pertanggungjawaban itu hadir di depan kalian.”
Lalu di sini Allah menjelaskan tentang neraka dalam ayat berikut:

QS. Al-Mursalat (77): 29. (Akan dikatakan), “Pergilah kamu mendapatkan apa
(azab) yang dahulu kamu dustakan.

QS. Al-Mursalat (77): 30. Pergilah kamu mendapatkan naungan (asap api neraka)
yang mempunyai tiga cabang,

QS. Al-Mursalat (77): 31. yang tidak melindungi dan tidak pula menolak nyala api
neraka.”

QS. Al-Mursalat (77): 32. Sungguh, (neraka) itu menyemburkan bunga api
(sebesar dan setinggi) istana,

Di hari kiamat nanti, di ayat 29 Allah menjelaskan,”Pergilah kalian untuk


merasakan hukuman akan kalian dapatkan, dan datangilah tempat-tempat kalian
akan dihukum di sana yang selama ini kalian dustakan! Pergilah kamu untuk
mendapatkan naungan tempat bernaung yang ada tiga cabang. Tetapi tempat
bernaung itu tidak bisa memprotek kalian dari api neraka, yang menyala-nyala yang
menyambar-nyambar.” Mendidihnya api itu melemparkan bebatuan yang setinggi
istana.
Kita bisa menyaksikan bagaimana gunung berapi. Jadi dentumkan gunung
berapi yang meledak itu miniatur dari neraka, akan seperti itu neraka, yang
dilemparkan batu-batu merah menyala dan membara segede segede istana disebut,
seluas istana, sebesar istana gedung-gedung yang kalian bikin. Itulah yang akan
menimpa kalian di tempat kalian berteduh dan di tempat kalian perlindungan, api
neraka tidak bisa dibatasi hingga menyambar kalian di sana dan bebatuan pun akan
datang menimpa kalian.
Lanjut disebutkan dalam ayat berikut:

QS. Al-Mursalat (77): 33. seakan-akan iring-iringan unta yang kuning.

Bahwa,”Seolah-olah iringan onta yang kuning.” Iringan onta yang kuning itu
yang mempermudah memahami, itu kalau di kita mungkin disini adalah iring-iringan
kerbau, atau iring-iringan sapi yang kemudian menabrak orang.
Begitu kurang lebih bongkahan-bongkahan api neraka itu yang di dalam
neraka dan menabrak siapapun yang ada di depannya, tadi besarnya segede istana dan
gedung-gedung yang kalian bikin, yang ini kecil-kecil atau segede onta, atau yang
segede kerbau atau sapi yang menabrak siapa saja yang berada di depannya.
P a g e | 10

QS. Al-Mursalat (77): 34. Celakalah pada hari itu, bagi mereka yang mendustakan
(kebenaran).

QS. Al-Mursalat (77): 35. Inilah hari, saat mereka tidak dapat berbicara,

QS. Al-Mursalat (77): 36. dan tidak diizinkan kepada mereka mengemukakan
alasan agar mereka dimaafkan.

QS. Al-Mursalat (77): 37. Celakalah pada hari itu, bagi mereka yang mendustakan
(kebenaran).

QS. Al-Mursalat (77): 38. Inilah hari keputusan; (pada hari ini) Kami kumpulkan
kamu dan orang-orang yang terdahulu.

QS. Al-Mursalat (77): 39. Maka jika kamu punya tipu daya, maka lakukanlah
(tipu daya) itu terhadap-Ku.

QS. Al-Mursalat (77): 40. Celakalah pada hari itu, bagi mereka yang mendustakan
(kebenaran).

Bahwa,”Celakalah mereka yang masih juga mendustakan hari itu, saat


mereka dihadapkan kepada hari kiamat dan hari datangnya hukuman, mereka tidak
akan bisa berkata apa-apa.” Terperangah melihat realita dan nervous melihat
keadaan. Kata Allah,”Pergilah kesana ke temapt yang selama ini kau dustakan, dan
kamu tidak mepercayai bahwa kalian tidak akan ke sana kan lalu kemudian dia tidak
bisa ngomong dan memang tidak diizinkan satu orang pun untuk ngomong oleh
Allah!”
Kemudian hari itu kalian tidak bisa ngomong, dan memang tidak diizinkan
ngomon satu orang pun mengemukakan alasan. Sudah cukup barang bukti, sudah
lengkap. Ngomong saja di neraka, dan kalain tidak akan di dengar, karena sudah
selesai semuanya. Semua catatan telah lengkap. Maka celakalah orang-orang yang
masih juga mendustakan dahsyatnya hari kiamat.
Ini adalah hari pemisahan, yang memisahkan antara bumi dengan akhirat,
yang memisahkan antara hak dan batil, yang memisahkan antara orang yang berdosa
dan orang yang patuh kepada Allah.
Kami kumpulkan kalian semuanya lengkap dengan generasi pertama, hingga
generasi kalian. Kalau kalian masih punya trik-trik, masih memiliki cara untuk
menghindar dari hari itu, silakan berkonspirasi atau bersiasat untuk melepaskan diri
dari kepungan hari itu.
Maka celakalah orang-orang yang mendustakan hari dimana mereka sama
sekali tidak berdaya, dan tidak bisa berbuat apa-apa, bahkan berkata-kata pun tidak
bisa, dan mereka hanya digiring untuk diceburkan ke dalam neraka dan mencari
tempat berlindung, tetapi tempat perlindungan itu tidak bisa memproteksi mereka
dari api neraka, bahkan mereka akan tertimpa lontaran api neraka sebesar binatang
yang jumlahnya tidak terhingga, bahkan bongkahan-bongkahan besar sebesar istana
yang menimpa mereka.
P a g e | 11

Lihat orang-orang yang sedang mengalami tsunami di Aceh bagaimana


mereka terkena terjangan ombak, atau tsunami di Jepang. Lihat bagaimana orang
terkena longsoran dan banjir bandang, bagaimana mereka terkena terjangan longsor
dan banjir.
Begitu kita membayangkan suasana, nanti begitulah kita dan keluarga kita
akan mengalami di akhirat jika tidak kita selamatkan mereka, maka perintah-
Nya,”Jaga diri kalian wa ahlikum dan keluarga kalian.” Itu perintah yang datang dari
Allah,”Maka celakalah orang-orang yang masih juga mendustakan hari yang seperti
itu nanti terjadinya di akhirat sana.”
Walaupun sesudah orang-orang yang bertakwa dia akan berteduh di bawah
pohon-pohon dan di bawah ini cerita sendiri, yang mungkin akan kita bahas di
berikutnya, tapi kita melompati pembahasannya tentang status manusia dimata Allah.
Di sini Allah menjelaskan tentang status kalian, siapa kalian, dalam ayat berikut:

QS. Al-Mursalat (77): 20. Bukankah Kami menciptakan kamu dari air yang hina
(mani),

Bahwa,”Bukankah Saya yang menciptakan kalian hanya dari setetes air, yang
kalian kenal betul tetesan air itu, itu dipertemukan dengan ovum dan disimpan di
tempat yang aman di dalam rahim, dalam rentang waktu yang ditetapkan oleh Allah.”
Lalu Kami atur jatah kebutuhannya hingga dia tumbuh besar dan Allahlah
sebaik-baik penentu quota yang diberikan kepada bayi yang di dalam rahim. Kalau
kebanyakan suplai nanti kegedean dan kalau kekurangan suplai akan kekurangan,
nanti dia tidak berdaya. Maka dia bisa tumbuh di dalam perut, siapa yang masuk bisa
mensuplai? Siapa yang mendistribusikan ke seluruh tubuh bayi? Allah, tidak ada
diantara kita yang bisa melakukannya.
Jadi itulah kalian dihadapan Allah, itulah jati diri kalian di hadapan Allah, lalu
apa yang membuat kalian mendustakan apa yang Allah katakan kepada kalian. Kalian
sudah lahir, bukankah Kami menciptakan bumi yang kalian dilahirkan, semuanya ada
tersedia di situ, yang mati dan yang hidup.
Dan kami jadikan sungai-sungai yang mengalir yang kalian bisa menikmati air
sungai, dan kalian bisa minumnya dan bisa hidup dengan air. Maka celakalah mereka
yang belum juga mau menerima realita bahwa Allah pencipta yang Dia memberi
pesan yang Allah turunkan berupa wahyu, nabi yang diutus, yang pernah hidup
menjelaskan tata cara implementasi pesan-pesan Allah, dan kemudian isi Al-Quran
yang sampai hari ini ada di tangan kita masih juga kita tidak mau menerimanya,
celakahlah orang-orang yang………, Allah semua yang memberikan.
Baru kemudian di ayat 29 disebutkan:

QS. Al-Mursalat (77): 29. Akan dikatakan), “Pergilah kamu mendapatkan apa
(azab) yang dahulu kamu dustakan.

Ya sudahlah kalau kalian tidak mau mendekat tidak mau merapat kepada
Allah, dan tidak mau mempelajari siapa sosok nabi yang diutus dan apa pesan yang
dibawa, siapa yang mengutus? Kalau kalian tidak mau mempelajari silakan
mendatangi tempat-tempat kalian akan disiksa di neraka jahanam nanti. Datang saja
sendiri, tidak usah takut diseret malaikat dan dilemparkan. Pecah gendang telinga kita
P a g e | 12

mendengarkan suara gemuruh di dalam neraka. Setiap kali ada yang dicampakkan
sana dia menjerit dan menangis dan tidak terhingga suaranya karena derita yang dia
hadapi disana.
Lalu malaikat bertanya,”Apakah kalian tidak pernah mendapatkan penjelasan
dari Allah tentang hari ini? Apakah memang kalian tidak pernah diberitahu bahwa
hari ini akan terjadi seperti ini?” Jawab mereaka,”Benar telah datang penjelasan
kitab-Nya, ada nabi, ada orang-orang yang mewakili nabi juga, tetapi kami
mendustakan tidak mau menerimanya”. Lalu mereka mengatakan,”Andai saya mau
mendengar, andai saya mau mempertimbangkan dan mengambil sikap dan keputusan
saya tidak akan dimasukkan ke dalam neraka.” Lalu tanpa daya dia mengakui seluruh
kesalahannya dan tidak ada gunanya lagi.
Maka agar sekarang tidak terjadi pada diri kita seperti itu, maka kita
mengkalkulasi ulang masa depan kita, sehingga kita selalu merapat dan mendekat
kepada Allah. Caranya dengan jangan jauh-jauh dari Al-Quran di the life kita harus
distandarisasinya dengan Al-Quran dan kita berusaha untuk melakukan apa yang
tercantum di dalam Al-Quran.

PERTANYAAN

Pertanyaan (Bapak Dedi Handoko)

Pertama, kita makhluk yang bernyawa, pasti akan mati, kita meyakini hal itu, kita
juga percaya kepada hari kiamat, dan hari perhitungan (yaumil hisab), orang-orang
kafir menyukai dunia dan melalaikan ajaran, kita orang berikan akan dihisab, apakah
orang kafir juga akan dihisab?
Kedua, apa pintu surga itu telah dibuka, dan apakah benar Rasulullah memegang
kunci pintu surga?

Jawaban

Pertama, yang substansial, kita sudah beriman tapi konsekuensi logis dari keimanan
kita apa? Kan kalau kita sudah yakin bahwa kita diterima sebagai PNS, atau kita yakin
bahwa kita sudah akan mendapatkan remisi dan akan dipulangkan, kan kita tahu
konsekuensi logisnya apa, remisi dapat, tetapi PB tidak dapat, karena itu harus
melalui prosedur administrasi standar, yang harus kita selesaikan. Caranya ya
pahamlah buang air kecil saja harus bayar.
Jadi harus kita jalankan proses administrasinya, jika tidak ya nanti hukuman
kita akan pelek dapatnya. Konsekwesnsi logis keimanan kita tentang eksistensi Allah,
tentang keimanan kita di hari kiamat dan azab, lalu selanjutnya setelah kita beriman
bagaimana? Kalau kita tidak tahu jawabannya bahwa Al-Quran
mengatakan,”Kumpulkanlah bekal dan sebaik-baik bekal adalah Taqwa.”
Apa itu taqwa? Adalah upaya kita untuk selalu mendekatkan diri dan upaya
kita agar selalu dekat dengan Allah. Upaya kita agar tidak dijauhi Allah, apalagi
P a g e | 13

melakukan perbuatan yang membuat kita menjauh dari Allah. Jadi jangan sampai
Allah marah lalu Allah menjauh dari kita.
Jangan sampai kita menempuh jalan yang menyimpang dan menjauh dari
Allah. Jadi berusaha mendekat dan tetap dekat dengan Allah, dan tidak mau menjauh.
Apa prosedurnya agar selalu dekat dengan Allah? Disebutkan ulaika humul muttaqun,
merekalah orang-orang yang bertakwa. Itu disebutkan di dalam ayat, siapa saja yang
disebut berakwa, kita masuk dalam spek itu atau tidak? Disebutkan dalam ayat
berikut:

QS. Al-Baqarah (2): 177. Kebajikan itu bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah
timur dan ke barat, tetapi kebajikan itu ialah (kebajikan) orang yang beriman kepada
Allah, hari akhir, malaikat-malaikat, kitab-kitab, dan nabi-nabi dan memberikan
harta yang dicintainya kepada kerabat, anak yatim, orang-orang miskin, orang-orang
yang dalam perjalanan (musafir), peminta-minta, dan untuk memerdekakan hamba
sahaya, yang melaksanakan salat dan menunaikan zakat, orang-orang yang menepati
janji apabila berjanji, dan orang yang sabar dalam kemelaratan, penderitaan dan
pada masa peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar, dan mereka itulah
orang-orang yang bertakwa.

Yang dianggap sebagai perbuatan baik, perilaku yang baik, kan kita
katakan,”Saya baik.” Menurut siapa kamu baik. ,”Saya telah berbuat baik.” Menurut
siapa kamu telah berbuat baik? Menurut opini publik, kita telah berbuat baik. Maka
Allah mengatakan,”Yang disebut perbuatan baik adalah bukankah kalian
menghadapkan ke timur atau ke barat, tetapi yang melakukan hal-hal sesuai dengan
maunya kalian itu bukan perbuatan baik, kebaikan yang Allah maksudkan ya akan
menjadi bekal yang membuat kalian lolos di hari Yaumul Hisab adalah meningkatkan
kualitas keimanan kepada Allah. “
Jangan stagnan dulu kita SD dan SMP diajari, setelah sarjana S2, S3 tidak lagi
nambah tentang apa itu iman dan mengimani hari akhir? Bagaimana hari akhir itu?
Tadi sudah diuraikan, bahwa ada malaikat yang diutus Allah menemui para nabi
membawa al-kitab. Ini satu, ini tentang pekerjaan hati yang masuk dalam kategori al-
birr.
Kalau kita berbuat baik tidak dilandasi oleh pekerjaan hati, iman kepada Allah,
pada hari akhir, pada malaikat, kepada kitab, kepada nabi, maka landasannya tidak
ada. Kalau ini keranjang tempat diisi air, bukan bocor, tetapi memang tidak ada
landasannya, jadi blong semuanya. Tidak ada yang bisa disimpan.
Kita datang mengira telah berbuat banyak nanti di akhirat, padahal kita tidak
menemukan apapun amal kita, karena tidak ada landasan untuk menyimpan yang kita
amali.
Ini landasannya keimanan dan memberikan akses yang sangat dia sayangi
kepada siapa dalil qurban kepada keluarganya, kepada orang tua. Disebutkan dalam
ayat lain kepada orang tuanya, kepada istrinya, kepada anaknya, kepada saudara
kandungnya aset yang dia sayang, yang disenangi termasuk yang diberikan berbasis
keimanan, bukan berbasis kepentingan. Ini murni karena Allah dan tidak punya
interes, itulah pemberian,”Kenapa kau kasih istrimu banyak betul?” Jawabnya,”Ya
kalau tidak dia nanti meninggalkan saya, saya bisa diceraikan.” Ini tidak ada nilainya
di hadapan Allah, karena berniat bukan karena Allah.
P a g e | 14

Harusnya,”Kenapa kamu kasih? Jawabnya,”Karena diperintahkan oleh Allah.


Ada SK-nya dari Allah di Al-Quran.”
Dalil qurban ini dari anak yatim, orang miskin orang yang dalam perantauan,
orang yang memerlukan dan orang yang punya hutang. Kita utamakan anggota
keluarga kita, untuk memenuhi kualifikasi ini kita bertanggung jawab untuk ku
anfusakum wa ahlikum, jaga diri dan jaga keluarga kita. Keluarga kecil, keluarga
besar nanti tanggung jawab kita beda-beda sesuai dengan status mereka masing-
masing.
Itu satu tentang status sosial kita, itu disebut al-birr, kalau ada interest lain
berarti belum sepenuhnya mukhlisina lahuddin masih ada hidden agenda.
Kenapa kau kasih ini? Ya Karena dia baik ini. Kenapa tidak dikasih ini? Oh ini
dia payah ini maka saya tidak kasih. Tidak boleh demikian. Allah tidak
memerintahkan seperti begitu. Jadi harus apa dikatakan Allah tentang cara kita
bersikap kepada keluarga dekat.
Lalu kemudian pribadi yang harus dilaksanakan, kemudian mendirikan salat,
ini antara kita dengan Allah, dan menunaikan zakat berbasis income kita, harus kita
pastikan seluruh income dan aset kita sudah di zakati atau belum. Memenuhi
komitmen jika dia sudah mendeclare komitmennya. Kita sudah bersyahadat, lalu apa
konsekuensi logisnya?
Kita sudah mengatakan tentang diri kita dihadapan Allah, dan mengakui
kedudukan Allah lalu dipenuhi tidak konsekuensi logisnya? Kemudian dia konsisten
tidak bergeming dan tidak berubah dalam berhabluminallah, dalam melaksanakan
tugas-tugas yang Allah perintahkan meskipun diguncang dengan beragam kesulitan
dan kesempitan dan penderitaan di lapangan seperti kita sekarang, dia tetap tidak
merubah sikap kita kepada Allah dan tidak berubah. Jadi tidak berburuk sangka
kepada Allah.
Jadi ada ranah kita harus kita lakukan, ada tentang hari yang akan datang itu
ada ditangan Allah. Kita lakukan saja kewajiban kita nanti Allah yang akan…..
Jangan kendor dan jangan berubah, itulah orang-orang yang benar-benar diakui dan
diterima statemennya oleh Allah dan itulah orang-orang yang bertakwa.
Jadi ada definisi orang-orang yang di anggap itu statemennya benar dalam
syahadat dan dalam keimanan dan pengakuannya, ada yang tidak dianggap benar.
Ada yang datang kepada Rasulullah, sejumlah orang kampung Arab Badui
yang tidak well-educated datang kepada Rasulullah,”Ya Rasulullah kami telah
beriman.” Allah berkata,”Katakan Muhammad,”Kalian belum beriman, kenapa,
karena iman kalian belum mewarnai seluruh relung hati kalian, bilang saja saya baru
berserah diri kepada Allah.” Nanti Allah akan menuntun dan membimbing dengan
sikap berserah diri, itu sepanjang kalian melaksanakan urut-urutan pekerjaan yang
harus dilakukan nanti Allah akan menambahkan keimanan, ketakwaan menampakkan
keislaman terus dipupuk.
Jadi kalau kita yang datang kepada Rasulullah dan mengatakan,”Ya Rasulullah
kami tekah beriman.” Kira-kira jawaban Rasul apa? Akankah dia mengatakan,”Ya
Allah mereka ini orang yang benar-benar beriman dan orang-orang yang bertakwa
terimalah ya Allah mereka?” Nanti Allah yang menjawab,”Katakan Muhammad,
kalian belum dikategorikan beriman……..” Maka akan susah kita. Maka jangan
pernah berhenti untuk mengupgraded dan amengupdate keimanan dan keislaman kita
setiap, hari hari harus kita selalu begitu.
P a g e | 15

Sama dengan hari ini saya dapat income berapa, hari ini saya punya tambahan
pendapatan tidak, aset saya berkurang tidak? Deposito saya ini berapat? Jadi
semuanya itu yang selalu kita hitung, pada pertambahan sektor materi? Tetapi sektor
rohani apakah pernah kita tanya seperti itu atau tidak?
Rasulullah dan para sahabatnya sedang kumpul, mungkin sarapan atau
mungkin duduk-duduk di masjid. Rasulullah bertanya kepada mereka,”Bagaimana
iman kalian hari ini? Apa yang kau lakukan hari ini. Siapa di antara kalian yang
sudah menunaikan salat sunnah? Siapa yang sudah bersedekah? Siapa yang sudah
berpuasa?”
Ini semua sahabat ditanya satu persatu oleh Rasulullah. Satu-satunya seorang
sahabat nabi yang tidak pernah tidak diangkat tangannya hanya Abu Bakar, semua
yang ditanya Rasulullah dia jawab semua melaksanakan semua. Sementara sahabat
yang lain kadang tidak angkat tangannya karena tidak mengerjakan. Itulah Abu Bakar
yang kemudian diangkat menjadi khalifah dan sebagai pengganti Rasulullah dalam
menata kehidupan umat Islam.

Anda mungkin juga menyukai